KECAMATAN UJUNG BULU KABUPATEN BULUKUMBA 1M. Haris, 2Fatmawaty Mallapiang, 3Dwi Santy Damayati 1,2 Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar 3 Bagian Gizi Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar muharis420@gmail.com
ABSTRAK
Komite Nasional Keselamatan Transportasi mencatat 90% kecelakaan laut
yang terjadi di Indonesia disebabkan faktor manusia, khususnya faktor perilaku manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan determinan perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada nelayan pancing di Kelurahan Ela-Ela Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi serta penentuan informan menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek pengetahuan mengenai perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja, nelayan pancing masih mengandalkan pengetahuan lokal seperti melakukan pengamatan benda-benda angkasa dan tanda-tanda alam sebelum melaut, membawa jerigen sebagai alternatif pelampung, menggunakan celana panjang, baju lengan panjang, dan topi saraung sebagai Alat Pelindung Diri serta berniat melaut dalam keadaan selamat sebelum keluar rumah. Adapun program penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan oleh Penyuluh Kesehatan Kerja disikapi secara positif, asalkan informasi pelaksanaannya tersosialisasikan. Selain itu sikap Sipakatau, Sipakalebbi, Sipakainge membentuk kesadaran nelayan pancing untuk tolong- menolong terutama saat terjadi kecelakaan kerja. Sedangkan dari aspek tindakan, nelayan pancing mempercayai penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan tidak melanggar budaya-budaya pamali melaut, seperti pantang melaut bila seseorang mempertanyakan “mau kemana?” saat sebelum melaut, pantang berkata “tidak ada” saat tidak membawa alat keselamatan cukup menggantinya dengan kata “masempo”. Selain itu melaksanakan beberapa ritual, seperti memberikan terlebih dahulu sebagian makanan yang kita bawa ke penghuni laut, serta melaksanakan Cera’ Turungeng sebagai proses mengingat kembali penghuni laut setempat. Saat cuaca buruk, nelayan pancing juga ma’tinja-tinja untuk meminta keselamatan dari Allah swt. Oleh karena itu diperlukan penyuluhan rutin dan proses internalisasi budaya lokal setempat dengan keilmuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mewujudkan perilaku kerja yang selamat dan sehat.
Kata kunci : Perilaku Keselamatan dan Kesehatan Kerja, nelayan pancing, budaya