Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
2
Universitas Esa Unggul
Karyawan seperti ini akan sering melamun, semangat kerja yang rendah, cepat
bosan dan lelah, emosi tidak stabil, sering absen dan melakukan kesibukan yang
tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang harus dilakukan (Hasibuan Malayu
SP, 2012). Kepuasan kerja pegawai merupakan salah satu kondisi yang dapat
menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Manfaat
kepuasan kerja sebagai hasil dari penilaian prestasi kerja akan memberikan
dampak positif terhadap kepuasan kerja pegawai itu sendiri karena pegawai akan
merasa puas apabila pekerjaan yang dilakukannya dapat dihargai, sehingga
memberikan suatu motivasi terhadap pegawai untuk terus maju dan berkembang
dengan memberikan hasil pekerjaan yang lebih baik lagi. Selain itu, kepuasan
kerja pegawai akan menekan tingkat turnover pegawai, karena pegawai merasa
nyaman untuk tetap bekerja di organisasi tersebut. Apabila pegawai merasa sudah
nyaman dan dari sisi ekonomis merasa sejahtera, maka pegawai akan bekerja
dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kerja yang menantang, ganjaran yang
pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan kerja yang mendukung, kesesuaian
pribadi dengan pekerjaan (Robbin, S. P, 2012)
Beban kerja adalah sejumlah proses atau kegiatan yang harus diselesaikan
oleh pekerja dalam jangka waktu tertentu. Apabila seseorang pekerja mampu
mnyelesaikan dan menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan,
maka hal tersebut tidak menjadi suatu beban kerja. Namun, jika pekerja tidak
berhasil maka tugas dan kegiatan tersebut menjadi suatu beban kerja. Beban kerja
adalah volume dari hasil kerja atau catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat
menunjukkan volume yang dihasilkan oleh sejumlah pegawai dalam suatu bagian
tertentu (Moekijat, 2004). Usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan,
diantaranya adalah dengan memperhatikan beban kerja, baik itu beban kerja fisik
maupun beban kerja mental. Pemberian beban kerja yang efektif perusahaan dapat
mengetahui sejauh mana karyawannya dapat diberikan beban kerja yang
maksimal dan sejauh mana pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan itu sendiri,
karena beban kerja sangat penting bagi sebuah perusahaan.
Kinerja mempunyai arti penting bagi karyawan, adanya penilaian kinerja
berarti karyawan mendapat perhatian dari atasan, disamping itu akan menambah
gairah kerja karena dengan penilaian kinerja ini mungkin karyawan yang
berprestasi dipromosikan, dikembangkan dan diberi penghargaan atas prestasi,
sebaliknya karyawan yang tidak berprestasi mungkin akan didemosikan. Kinerja
adalah hasil seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam
melaksanakan tugas, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Berhasil
tidaknya pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi akan dipengaruhi oleh kinerja
para karyawan itu sendiri (Rivai, 2009). Suatu organisasi harus memiliki kinerja
yang baik untuk tetap eksis dan unggul dalam persaingan. Kinerja merupakan
indikator dari baik buruknya keputusan manajemen dalam pengambilan
keputusan. Kinerja yang baik dapat membantu organisasi mendapatkan
keuntungan, begitu juga sebaliknya jika kinerja turun maka dapat merugikan
3
Universitas Esa Unggul
organisasi. Kinerja adalah seperangkat indikator finansial dan non finansial yang
menawarkan informasi mengenai tingkat pencapaian tujuan dan hasil (Sofjan A,
2016). Kinerja suatu perusahaan sangat ditentukan oleh sumber daya manusia
yang berada di dalamnya. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan unsur
strategis dalam menentukan sehat tidaknya suatu perusahaan. Pengembangan
sumber daya manusia yang terencana dan berkelanjutan merupakan kebutuhan
mutlak bagi masa depan perusahaan. Manajemen dituntut mengembangkan cara
baru dalam mempertahankan karyawan pada produktifitasnya yang tinggi serta
mengembangkan potensinya agar memberikan kontribusi maksimal pada
perusahaan (Hasibuan Malayu SS, 2012). Rasa tanggung jawab karyawan sangat
diperlukan untuk meraih tujuan pekerjaan, dan hal itu bisa terwujud dengan
memenuhi kondisi berikut, yaitu tujuan pekerjaan harus dinyatakan dengan jelas
dan karyawan harus diberikan kebebasan sebesar mungkin melalui cara dan
metode yang dapat mereka gunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun
bukan berarti karyawan bebas melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya,
melainkan karyawan bebas merencanakan dan menggunakan cara sebanyak-
banyaknya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan masih
berada di dalam batasan yang wajar (Hasibuan Malayu SS, 2012). Kinerja
diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam kemampuan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan oleh atasan kepadanya (Mangkunegara, A. P,
2005). Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, kinerja dinyatakan baik
dan sukses apabila tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Beberapa pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu prioritas yang cukup
penting untuk diamati, dievaluasi serta menjadi perhatian utama dalam
pelaksanaan suatu tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada individu atau
kelompok karyawan, karena berkaitan dengan pencapaian kualitas, kuantitas, dan
target kerja yang diberikan oleh perusahaaan/organisasi dalam rangka pencapaian
atau perwujudan tujuan, visi dan misi (Gibson, 2002). Banyak faktor yang
mempengaruhi kinerja, faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu: faktor
kemampuan yang terdri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita
(pendidikan), dan faktor motivasi yang terbentuk dari sikap pekerja dalam
menghadapi situasi kerja. Banyak cara yang ditempuh oleh pihak Rumah Sakit
dalam meningkatkan kinerja karyawan di antaranya yaitu program pengembangan
staf dengan cara mengikutsertakan karyawan dalam berbagai pelatihan, ijin
belajar, pengarahan/evaluasi yang dilakukan oleh kepala bangsal kepada
bawahannya dan juga insentif (Mangkunegara, 2005).
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah diperlukannya upaya untuk
menilai apakah pengelolahan Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Perusahaan
sudah memadai?
4
Universitas Esa Unggul
1) Apakah motivasi kerja, kepuasan kerja dan beban kerja ada hubungan secara
parsial terhadap kinerja karyawan.
2) Apakah motivasi kerja, kepuasan kerja dan beban kerja secara bersama-sama
berhubungan terhadap kinerja karyawan.
3) Variable apakah yang berhubungan paling dominan terhadap kinerja
karyawan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan di atas, maka permasalahan ini dibatasi pada Motivasi dan Kepuasan
kerja serta beban kerja yang diterapkan pada Rumah Sakit yang belum optimal
sehingga terdapat beberapa pegawai yang kinerjanya masih rendah.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh Motivasi terhadap kinerja karyawan?
2. Apakah ada pengaruh Motivasi terhadap beban kerja?
3. Apakah ada pengaruh Motivasi terhadap kepuasan kerja?
4. Apakah ada pengaruh Kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan?
5. Apakah ada pengaruh Kepuasan kerja terhadap beban kerja?
6. Apakah ada pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan?