PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di Negara lain
yaitu perdarahan, infeksi dan eklamsi. Eklamsi dapat menjadi penyebab
kematian ibu dan bayi (Saefudin 2001).
Angka kejadian aklamsi bervariasi di berbagai Negara. makin maju suatu
Negara, tambah tinggi kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti
antenatal care, makin rendah angka kejadian Eklamsinya. Frekuensi eklamsi di
Negara-negara maju berkisar antara 0,05 – 0,1 persen, sedangkan frekuensi di
Negara-negara berkembang antara 0,3 – 0,7 persen (Depkes, 1996)
Eklamsi di Indonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang
meminta korbanbesar dari ibu dan bayi, kematian ibu berkisar antara 9,8 – 25,5
persen, sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi berkisar antara 42,2 – 48,9
persen (Saefudin, 1996 : 23)
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah 214 kelompok kami
melaksanakan studi kasus pada ibu hamil dengan eklamsi dalam makalah yang
berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A G1P0A0 HAMIL 36 MINGGU
DENGAN EKLAMPSI DI RUANG TERATAI RSUD MAJALENGKA”
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaiamana melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
eklampsi sehinggakomplikasi yang mungkin dapat teratasi.
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan eklampsi
b. Meningkatkan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan keperawatan
pada kasus eklampsi.
2. Tujuan khusus
a. Dapat mengkaji pasien dengan eklampsi
b. Dapat mengintervretasikan data ke dalam diagnosa, masalah dan kebutuhan
pada pasiern dengan eklampsi.
c. Dapat mengdentifikasian diagnosa atau masalah potensial pada pasien dengan
eklampsi
d. Dapat mengidentifikasikan dan mengatasi masalah yang meemerlukan
tindakan segera pada pasien dengan eklampsi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR
1. EKLAMPSI
a. Pengertian
1) Eklampsi adalah hipertensi disertai proteinuria dan/atau oedema patologik
dan konvulsi atau kejang dan atau koma.
2) Eklampsi adalah suatu kondisi yang ganjil pada wanita yang hamil atau
melahirkan. Eklampsi ditandai dengan kejang yang diikuti dengan koma yang
panjang dan singkat, wanita tersebut biasanya mengalami hipertensi dan
proteinuria. Kejang dapat terjadi pada masa antepartum, intrapartum atau
masa nifas.
(Modul Eklampsi, 2002 : 12)
b. Gejala dan tanda
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeklampsi
dan terjadinya gejala-gejala nyeri kepala di daerah frontal, gangguan
penglihatan, mual, nyeri di epigastrium dan hiperrefleksi. (Depkes, 1996 : 20)
Seramngan eklampsi di bagi dalam 4 tingkat :
1) Tingkat awal (invasi)
a) Berlangsung 30 – 35 detik
b) Tangan dan kelopak mata bergetar
c) Mata terbuka dengan pandangan kosong
d) Kepala di putar kekanan dan kekiri
2) Tingkat kejang tonik
a) Belangsung 30 detik
b) Seluruh tubuh kaku, wajah kaku, pernapasan berhenti dapat diikuti sianosis,
tangan menggenggam, kaki diputar ke dalam, lidah dapat tergigit.
3
BAB III
TINJAUAN KASUS
TINJAUAN KEPERAWATAN PAD ANY. A G1P0A0
HAMIL 36 MINGGU DENGAN EKLMPSI
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. A
Umur : 20 Thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : islam
Suku bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Tanggal masuk : 10 – 11 - 2004
Tanggal pengkajian : 11 – 11 - 2004
Diagnosa : G1P0A0 + Eklampsi
Alamat : Mekarwangi - Argapura
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. D
Umur : 25 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Hub dengan pasien : Suami
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Mekarwangi - Argapura
2. Status kesehatan
a. Keluhan Utama
9
5. Riwayat Fsikososial
Kehamilan ini sangat diharapkan dan jenis kelain anak tyerserah yang diberi
Tuhan.
6. Data Fisik
1. Penampilan Umur
a. Bentuk tubuh : Sedang
b. Kebersihan secara umum : agak kotor
2. Activity Daily Living (ADL)
No. ADL DI RUMAH DI RS
1. Nutrisi
a. Makan
Jenis menu : Diet biasa (nasi & lauk pauk) Test feeding
Frekuensi : 1 – 2 kali sehari -
Porsi : 1 porsi sedang -
Pantangan : Tidak ada pantangan -
Keluhan : Tidak ada masalah -
b. Makan
Jenis minuman : Air putih Test feeding
Banyaknya
:
10 gelas per hari -
Pantangan
:
Tidak ada -
b. Siang
Tidur siang : Kadang-kadang Kadang-kadang
Lamanya : 1 jam 1 jam
Waktu : Jam 13.00 WIB tidak tentu
3. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi : 6 kali / hari TerpasangDC
Warna : Kuning jernih Kuning jernih
Bau
: Pesing Pesing
Gangguan
: - -
b. BAB
Frekuensi 1 kali / hari 1 kali / hari
Warna : - -
:
Bau - -
:
Konsistensi Lunak Lunak
:
Gangguan : - -
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadan umum
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Orientasi : Waktu, tempat dan orang baik
3. Bahasa dan memori : Kemampuan bahasa dan ingatan baik
4. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 96 x / menit
- Pernapasan : 20 x / menit
- Suhu : 36, 60 C
b. Berat badan dan tinggi badan
1. Berat Badan : 68 kg
2. Tinggi Badan : 150 cm
3. BB sebelum hamil : 51 kg
4. Kenaikan BB selama hamil : 17 kg
c. Muka
Tidak ditemukan closma gravidarum dan oedema pada muka
d. Mata
Kelopak mata normal, konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik.
e. Hidung
Tidak ditemukan polip dan pengeluaran lendir
f. Mulut dan gigi
Mulut tidak baud an tidak terdapat karies pada gigi
g. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening dan pembesaran vena
jugularis.
h. Dada
Bunyi jantung murini regular, paru-paru bersih tidak ditemukan wheezing dan
ronchi, payudara normal, simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol,
colostrums belum ada, tidak terdapat benjolan dan lesi.
i. Abdomen
Ada luka operasi yang masih diperban / ditutup has
Pulpasi : TFU 3 jari bawah pusat.
j. Gental
Tidak ditemukan perisesdan oedema, ditemukan pengeluaran lender dan darah
tapi sedikit.
k. Ekstremitas bawah dan atas
Di ekstremitas atas terpasang infuse D 5% sedangkan ekstremitas bawah
ditemukan oedema
l. Pemeriksaan laboratorium
a) Darah Hb : 13.4 95 %
Leucosit : 35.650
Gol darah : A
b) Urine
(a) Protein : ( ++ )
(b) Nitrit : ( +++ )
(c) Sedimen eritrosit : + banyak
(d) Leucosit : ++ banyak
m. Therapy
1. Kalfoksin IJ 2 x 1 gram
2. Kaltofren IJ 3 x 1 Ampul
3. Infus RL. Dex.
B. ANALISA DATA
No DATA KEMUNGKINAN ETIOLOGI MASALAH
DS
1. : - klien mengeluh nyeri di daerah Operasi Secsio Caesaria Nyeri akut
luka bekas operasi, nyeri
seperti diiris-iris.
- Klien mengatakan nyeri
bertambah jika bergerak,
karena rasa nyeri tersebut klien
mengatakan tidak bisa tidur
pada malam maupun siang
hari.
- Skala nyeri 7
DO : - klien meringis saat diperiksa
keadaan fisik
- terdapat luka operasi masih Kurang
terdapat perban istirahat dan
- Tekanan darah tidur.
- Nadi
- Pernafasan
- Ekspresi wajah kesakitan
Perencanaan
No Diagnosa kepera Implementasi
Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Nyeri akut berhubungan Dalam waktu 3 hari - Lakukan teknik -Dengan Teknik - Tgl 11-11-04 jam
dengan kontinuitas ditandai diharapkan nyeri distraksi nyeri dengan distraksi nyeri WIB Melakukan
dengan : berkurang atau hilang cara mengalihkan (ngobrol dan membaca distraksi dengan
DS : - Klien mengeluh nyeri di daerah dengan kriteria : perhatian klien. ) konsentrasi tidak mengajak ngobrol kle
luka bekas operasi . nyeri - Klien tidak mengeluh terfokus terhadap rasa memberika bahan b
serasa diiris-iris. nyeri - Lakukan teknik nyeri sehingga nyeri kepada klien. A :
- Klien mengatakan nyeri - Ekspresi awjah klien relaksasi dengan cara berkurang. kooperatif dan tenang
bertambah jika bergerak, tenang latihan nafas. - Dengan relaksasi - Tgl 11-11-04 jam
karena rasa nyeri tersebut, - Klien bisa istirahat / dapat mengurangi WIB melakukan
klien mengatakan tidak bisa tidur - Ubah posisi klien ketegangan otot dan relaksasi dengan
tidur pada malam maupun - Skala nyeri turun dengan posisi yang menurunkan ambang menarik nafas panjan
siang hari. menjadi 1 nyaman. nyeri klien kooperatif.
- Skala nyeri 7 - Tanda vital normal : - Dengan mengatur - Tgl 11-11-04 jam
DO : - Klien meringis saat Tensi : 120/80 mmHg posisi tubuh yang WIB.
dilakukan pemeriksaan fisik. Nadi : 80 kali / mnt - Kolaborasi untuk nyaman dapat Membantu klien me
- Terdapat luka operasi masih Respirasi : 18 kali/mnt pemberian obat mengurangi rasa nyeri posisi semi fowler
ditutup perban analgetika parenteral. - Dengan obat kenyaman klien A :
- Tekanan daera analgetika ambang kooperatif.
130/80 mmHg nyeri akan turun - Tgl 11-11-04 jam
- Nadi : 96 kl/mnt sehingga nyeri WIB. Mela
- Pernafasan : 20 kl/mnt berkurang. pemberian kaltrofen i
- Ekspresi wajah kesakitan 1 ampul IM sesuai d
advis dokter, A :
terjadi reaksi alergi.
DAFTAR PUSTAKA