Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PATOFISIOLOGI

“KONSEP CAIRAN, ELEKTROLIT, DAN ASAM BASA”

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Nama : 1. Diana Tri Oktafiani ( P1337420418011)


2. Ummi Fatimah ( P1337420418013)
3. Fasichatul Muslimawati ( P1337420418015)
4. Leyni Rahmawati ( P1337420418017)
Tingkat : 1A
Mata Kuliah : Patofisiologi

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2018 / 2019
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar isi ..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1. Latar belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3. Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1. Konsep Cairan ...................................................................................... 4
2.2. Elektrolit............................................................................................... 5
2.3. Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit . 8
2.4 Keseimbangan Asam Basa .................................................................... 9
Bab III Penutup ........................................................................................... 19
Daftar Pustaka ............................................................................................. 20

i
ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan


luar dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa darah dan
cairan tubuh lainnya.Cairan dalam tubuh, termasuk darah meliputi lebih
kurang 60% dan total berat badan laki-laki dewasa. Dalam cairan tubuh
terlarut zat-zat makanan dan ion-ion yang diperlukan oeh sel untuk hidup,
berkembang dan mejalankan tugasnya .

Untuk dapat menajalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi


oleh lingkungan disekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk
mempertahankan keadaan normal disebut homeostasis.Homeostasis ini
bergantung pada kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan antara
substansi yang ada di milieu interior.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter


penting yaitu : Volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan
memperhatikan keseimbangan cairan.Ginjal mempertahankan keseimbangan
ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai dengan kebutuhan
untuk mengkompensasi asupa dan kehilangan abnormal dari air dan garam
tersebut.

Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan


asam basa dengan mengatur keluar ion hidrogen dan ion karbonat dalam urine
sesuai kebutuhan.Selain ginjal yang turut berperan dalam keseimbangan asam
basa adalah paru-paru dengan mengeksresikan ion hidrogen dan
karbondioksida dan sitem dapar (buffer) didalam cairan tubuh.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Konsep cairan ?
2. Apa yang dimaksud dengan elektrolit dan keseimbangan asam basa?
3. Apa saja faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep cairan
2. Untuk mengetahui pengertian elektrolit an keseimbangan asam basa
3. Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan
dan elektrolit

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Cairan


Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk yang
memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Pengaturan keseimbangan
cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu: volume cairan
ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume cairan
ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan.
Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam
dan urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut. Tubuh manusia tersusun kira-kira 50%-
60% cairan.
Prosentase cairan tubuh
Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan
tergantung beberapa hal antara lain :
1. Umur: Cairan tubuh menurun dengan bertambahnya usia.
2. Kondisi lemak tubuh: Mengandung sedikit air, air tubuh menurun dengan
peningkatan lemak tubuh.
3. Jenis Kelamin: Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih
sedikit dibanding pada pria, kerena jumlah lemak dalam tubuh wanita
dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pria.
a. Jumlah normal air pada tubuh manusia
1. Bayi (baru lahir): 75 % Berat Badan
2. Dewasa :
a) Wanita dewasa (20-40 tahun): 50 – 55% Berat Badan
b) Pria dewasa (20-40 tahun): 55 – 60% Berat Badan
c) Usia lanjut : 45-50% Berat Badan.

3
Fungsi Cairan
1. Senyawa bergerak lebih cepat dan mudah
2. Berperan dalam reaksi kimia.
3. Mampu menyerap panas dalam jumlah besar
4. Mengurangi gesekkan (sebagai pelumas)
5. Pemecahan karbohidrat
6. Membentuk protein
Komposisi Cairan Tubuh
Cairan tubuh berisikan:
a. Oksigen yang berasal dari paru-paru
b. Nutrein yang berasal dari saluran pencernaan
c. Produk metabolisme seperti karbondiokasida
d. Ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa atau molekul yang disebut
juga elektrolit,contohnya (Na+)dan(Cl–)
Cairan tubuh berada pada dua kompartemen yaitu Cairan Intraselular
(CIS) dan Cairan Ektraselular (CES)
a. Cairan Intraselular
Cairan intrasel merupakan cairan yang berada dalam sel di seluruh
tubuh. Cairan ini berfungsi sebagai media penting dalam proses kimia.
Jumlahnya sekitar 2/3 dari jumlah cairan tubuh atau 40% dari berat badan.
Elektrolit kation terbanyak adalah K+, Mg+, sedikit Na+. Elektolit anion
terbanyak adalah HPO42-, protein-protein, sedikit HCO3–, SO42-, Cl–
b. Cairan Ekstrasel
Cairan ekstrasel merupakan cairan yang berada diluar sel,
jumlahnya sekitar 1/3 dari total cairan tubuh atau sekita 20% dari berat
badan. Cairan ekstrasel berperan dalam transport nutrient, elektrolit dan
okseigen ke sel dan membersihkan hasil metabolisme untuk kemudian
dikeluluarkan dari tubuh, regulasi panas, sebagai pelumas pada persendian
dan membran mukosa, penghancuran makanan dalam proses pencernaan

4
Cairan ekstrasel terdiri dari:
1) Cairan interstisial
Cairan Interstisial merupakan cairan yang berada disekitar
sel misalnya cairan limfe, jumlahnya sekitar 10%-15% dari cairan
ekstrasel. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah
sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang
dewasa.
2) Cairan intavaskuler
Cairan Intravaskuler adalah cairan yang terkandung dalam
pembuluh darah misalnya plasma, jumlahnya sekitar 5% dari
cairan ekstrasel.
3) Cairan transelular
Cairan Transelular merupakan cairan yang berada pada
ruang khusus seperti cairan serebrospinalis, perikardium, pleura,
sinova, air mata, intaokuler dan sekresi lambung, jumlahnya
sekitar 1%-3%.
2.2 Elektrolit
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit
terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen,
nutrien, dan sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya
disebut ion. Beberpa jenis garam akan dipecah menjadi elektrolit. Contohnya
NaCl akan dipecah menjadi Na+ dan Cl–. Pecahan elektrolit tersebut
merupakan ion yang dapat mengahantarkan arus litrik. Elektrolit adalah
substansi ion-ion yang bermuatan listrik yang terdapat pada cairan. Satuan
pengukuran elektrolit menggunakan istilah milliequivalent (mEq). Satu
milliequivalent adalah aktivitass secara kimia dari 1 mg dari hidrogen.
 Ion-ion positif disebut kation: Contoh kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium
 ion-ion negatif disebut anion: Contoh anion antara lain klorida,
bikarbonat, dan fosfat.

5
a. Keseimbangan Elektrolit
Keseimbangan elektrolit sangat penting, karena total konsentrasi
elektrolit akan mempengaruhi keseimbangan cairan dan konsentrasi
elektrolit berpengaruh pada fungsi sel. Elektrolit berperan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan, regulasi asam basa, memfasilitasi
reaksi enzim dan transmisi reaksi neuromuscular. Ada 2 elektrolit yang
sangat berpengaruh terhadap konsentrasi cairan intasel dan ekstrasel yaitu
natrium dan kalium.
1. Keseimbangan Natrium/sodium (Na+)
Natrium merupakan kation paling banyak pada cairan
ekstrasel serta sangat berperan dalam keseimbangan air, hantaran
impuls saraf dan kontraksi otot. Ion natrium didapat dari saluran
pencernaan, makanan atau minuman kemudian masuk ke dalam cairan
ekstrasel melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui
ginjal, pernapasan, saluran pencernaan dan kulit. Pengaturan
konsentrasi ion natrium dilakukan oleh ginjal, jika konsentrasi natrium
serum menurun maka ginjal akan mengeluarkan cairan sehingga
konsentrasi natrium akan meningkat. Sebaliknya jika terjadi
peningkatan konsentrasi natrium serum maka akan merangsang
pelepasan ADH sehingga ginjal akan menahan air. Jumlah normal
135-148 mEq/Lt.
2. Keseimbangan kalium/potassium (K+)
Kalium adalah kation yang paling banyak pada intraseluler.
Ion kalium 98% berada pada cairan intasel, hanya 2% berada pada
cairan ekstrasel.
3. Keseimbangan Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh,
terutama berikatan dengan fosfor membentuk mineral untuk
pembentukan tulang dan gigi. Diperoleh dari reabsorpsi usus dan
reabsorpsi tulang. Dikeluarkan melalui ginjal, sedikit melalui keringat
dan disimpan dalam tulang. Pengaturan konsentrasi kalsium dilakukan

6
hormon kalsitonin yang dihasilkan oleh kelnjar tiroid dan hormon
paratiroid. Jika kadar kalsium rendah maka hormon paratiroid
dilepaskan sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi kalsium pada
tulang dan jika terjadi peningkatan kadar kalsium maka hormon
kalsitonin dilepaskan untuk menghambat reabsorpsi tulang. Jumlah
normal 4-5mEq/Lt.
4. Keseimbangan Magnesium (Mg2+)
Magnesium biasanya ditemukan pada cairan intrasel dan
tulang, berperan dalam metabolisme sel, sintesis DNA, regulasi
neuromuscular dan fungsi jantung.
5. Keseimbangan Fosfor (PO4–)
Fosfor merupakan anion utama cairan intasel, ditemukan juga
di cairan ekstrasel, tulang, otot rangka dan jaringan saraf. Fosfor
sangat berperan dalam berbagai fungsi kimia, terutama fungsi otot, sel
darah merah, metabolisme protein, lemak dan karbohidrat,
pembentukan tulang dan gigi, regulasi asam basa, regulassi kadar
kalsium. D
6. Keseimbangan Klorida (Cl–)
Klorida merupakan anion utama pada cairan ekstrasel. Klorida
berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume darah
bersama natrium, regulasi asam basa, berperan dalam buffer
pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam sel darah merah.
Disekresi dan direabsorpsi bersama natrium diginjal. Pengaturan
klorida oleh hormon aldosteron. Kadar klorida yang normal dalam
darah orang dewasa adalah 95-108mEq/Lt.
7. Keseimbangan Bikarbonat
Bikarbonat berada di dalam cairan intrasel maupun di dalam
ekstrasel dengan fungsi utama yaitu regulasi keseimbangan asam basa.
Disekresi dan direabsorpsi oleh ginjal. Bereaksi dengan asam kuat
untuk membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk
menurunkan PH. Nilai normal sekitar 25-29mEq/Lt.

7
Jenis Cairan Elektrolit
Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat
bertegangan tetap. Cairan saline terdiri atas cairan isotonik, hipotonik, dan
hipertonik. Konsentrasi isotonik disebut juga normal saline yang banyak
dipergunakan. Contohnya:
a. Cairan Ringer’s, terdiri atas: Na+, K+, Cl–, dan Ca2+
b. Cairan Ringer’s Laktat, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, Ca2+, dan HCO3–
c. Cairan Buffer’s, terdiri atas: Na+, K+, Mg2+, Cl–, dan HCO3–
2.3 Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh antara lain :
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena
usia akan berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan
berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi
ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembaban udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan
tubuh dan elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai
dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit.
Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein
dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan
menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan
cairan sehingga hal ini akan menyebabkan edema.

8
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium
dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume
darah
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh. Misalnya :
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulator
 keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
f. Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g. Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi
mengalami gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh,
dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

2.4 Keseimbangan Asam Basa


Disamping air dan elektrolit cairan tubuh juga mengandung asam-
basa, seperti asam karbonat . Keadaan asam dan basa ditentukan oleh adanya
pH cairan tubuh. pH adalah sImbol dari adanya ion hydrogen dalam larutan
pH netral adalah 7, jika dibawah 7 maka disebut asam dan diatas 7 disebut
basa. Sedangkan pH plasma normal aldalah 7,35-7,45. Untuk memperthankan
pH plasma normal dalam tubuh terdapat buffer asam-basa yaitu larutan yang

9
terdiri dari dua atau lebih zat kimia untuk mencegah terjadinya perubahan ion
hydrogen.
Keseimbangan asam-basa ditentukan oleh pengaturan buffer
pernafasan dan ginjal.
1. Sistem Buffer
Buffer membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa
dengan menetralisir kelebihan asam melalui pemindahan atau pelepasan
ion hydrogen. Jika terjadi kelebihan ion hydrogen pada cairan tubuh maka
buffer akan meningkat ion hydrogen sehingga perubahan pH dapat
diminimalisir. Sistem buffer utama pada cairan ekstraseluler adalah
bikarbonat ) dan asam karbonat. Selain itu untuk mempertahankan
keseimbangan pH juga berperan plasma protein,hemoglobin,dan posfat.
2. Pengaturan pernapasan
Paru-paru membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan
cara mengeluarkan karbondioksida. Karbondioksida secara kuat
menstimulasi pusat pernapasan. Ketika karbondioksida dan asam
bikarbonat dalam darah meningkat pusat pernapasan distimulasi sehingga
menjadi meningkat. Karbondioksida dikeluarkan dan asam karbonat
menjadi turun. Apabila bikarbonat berlabihan maka jumlah pernapasan
akan diturunkan.
Pengaturan pernapasan dan ginjal saling bekerja sama dalam
mempertahankan keseimbangan asam basa. Di paru-paru karbondioksida
bereaksi dengan air membentuk asam karbonat, yang kemudian asam
karbonat akan dipecah di ginjal menjadi hidrogen dan bikarbonat.
Paru-Paru Ginjal

CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H + HCO3

(asam karbonat)

10
3. Pengaturan oleh Ginjal
Pengaturan keseimbangan asam-basa oleh ginjal relative lebih
lama dibandingkan dengan pernapasan dan sistem buffer yaitu beberapa
jam atau beberapa hari stelah adanya ketidak-seimbangan asam-basa.
Ginjal mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan pengeluaran
selektif bikarbonat dan ion hydrogen. Ketika kelebihan hydrogen terjadi
dan pH menjadi turun (asidosis) maka ginjal mereabsorpsi bikarbonat dan
mengeluarkan ion hydrogen. Pada keadaaan alkalosis atau pH
tinggi,maka ginjal akan mengeluarkan bikarbonat dan menahan ion
hydrogen. Normalnya kadar serum bikarbonat 22-26 mEq/L.
1. Keseimbangan Asam dan Basa dalam darah
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena
perubahan pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius
terhadap beberapa organ.Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk
mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal,
sebagian besar dalam bentuk amonia.Ginjal memiliki
kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang
biasanya berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer)
Dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi
secara tiba-tiba dalam pH darah.Suatu penyangga pH bekerja secara
kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan.Penyangga
pH yang paling penting dalam darah menggunakan bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida
Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme
oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel.Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru dan di paru-paru karbondioksida tersebut
dikeluarkan (dihembuskan).Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah
karbondioksida yang dihembuskan dengan mengendalikan kecepatan
dan kedalaman pernafasan.

11
Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksidadarah menurun
dan darah menjadi lebih basa. Jika pernafasan menurun, kadar
karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi lebih asam.Dengan
mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan
dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH
tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam
keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis.
1. Asidosis, adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering
menyebabkan menurunnya pH darah.
2. Alkalosis, adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan
kadang menyebabkan meningkatnya pH darah. .Asidosis dan
alkalosis dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik,
tergantung kepada penyebab utamanya.Asidosis metabolik dan
alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal.Asidosis
respiratorik atau alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh
penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.

2. Gangguan keseimbangan asam dan basa


A. Asidosis Respiratorik
1. Pengertian
Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah yang berlebihan karena
penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari fungsi
paru-paru yang buruk atau pernafasan yang lambat.Kecepatan dan
kedalaman pernafasan mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, pH
darah akan turun dan darah menjadi asam.Tingginya kadar

12
karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur
pernafasan, sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam.
2. Penyebab
Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan
karbondioksida secara adekuat. Hal ini dapat terjadi pada penyakit-
penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru, seperti :
a. Emfisema
b. Bronkitis kronis
c. Pneumonia berat
d. Edema pulmoner
e. Asma.
Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis respiratorik akibat
narkotika dan obat tidur yang kuat, yang menekan pernafasan
Asidosis respiratorik dapat juga terjadi bila penyakit-penyakit dari
saraf atau otot dada menyebabkan gangguan terhadap mekanisme
pernafasan.
3. Gejala
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk. Jika
keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut menjadi
stupor (penurunan kesadaran) dan koma. Stupor dan koma dapat
terjadi dalam beberapa saat jika pernafasan terhenti atau jika
pernafasan sangat terganggu; atau setelah berjam-jam jika pernafasan
tidak terlalu terganggu. Ginjal berusaha untuk mengkompensasi
asidosis dengan menahan bikarbonat, namun proses ini memerlukan
waktu beberapa jam bahkan beberapa hari.
4. Diagnose
Biasanya diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan pH
darah dan pengukuran karbondioksida dari darah arteri.

13
5. Pengobatan
Pengobatan asidosis respiratorik bertujuan untuk meningkatkan
fungsi dari paru-paru. Obat-obatan untuk memperbaiki pernafasan
bisa diberikan kepada penderita penyakit paru-paru seperti asma dan
emfisema.Pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan yang
berat, mungkin perlu diberikan pernafasan buatan dengan bantuan
ventilator mekanik.
B. Asidosis Metabolik
1. Pengertian
Asidosis Metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah. Bila
peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH, darah akan
benar-benar menjadi asam.Seiring dengan menurunnya pH darah,
pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat sebagai usaha tubuh
untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan
tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih.Tetapi kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh
terus menerus menghasilkan terlalu banyak asam, sehingga terjadi
asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
2. Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3
kelompok utama adalah :
 Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi
suatu asam atau suatu bahan yang diubah menjadi asam.Sebagian
besar bahan yang menyebabkan asidosis bila dimakan dianggap
beracun.
Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku
(etilen glikol).Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak
mampu untuk membuang asam dalam jumlah yang semestinya.

14
Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis
jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini
dikenal sebagai asidosis tubulus renalis, yang bisa terjadi pada
penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang mempengaruhi
kemampuan ginjal untuk membuang asam.

a. Penyebab utama dari asidois metabolik : Gagal ginjal


b. Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
c. Ketoasidosis diabetikum
d. Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
e. Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol,
paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
f. Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran
pencernaan karena diare, leostomi atau kolostomi.

3. Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala,
namun biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.
Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat, namun
kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini.
Sejalan dengan memburuknya asidosis, penderita mulai
merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa mengantuk, semakin mual
dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk,
tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.
4. Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran
pH darah yang diambil dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan
tangan). Darah arteri digunakan sebagai contoh karena darah vena
tidak akurat untuk mengukur pH darah.

15
Untuk mengetahui penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar
karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah. Mungkin diperlukan
pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton
dalam urin biasanya menunjukkan suatu diabetes yang tak terkendali.
Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa asidosis
metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis.
Kadang-kadang dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis
dan pengukuran pH air kemih.
5. Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada
penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes dikendalikan dengan insulin
atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut dari
dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk
mengobati overdosis atau keracunan yang berat.
Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung.Bila
terjadi asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan
pengobatan terhadap penyebabnya.
Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin
secara intravena; tetapi bikarbonat hanya memberikan kesembuhan
sementara dan dapat membahayakan.
C. Alkalosis Respiratorik
1. Pengertian
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga
menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah
2. Penyebab
Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab hiperventilasi yang paling

16
sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis
respiratorik adalah :
a. Rasa nyeri
b. Sirosis hati
c. Kadar oksigen darah yang rendah
d. Demam
e. Overdosis aspirin.
3. Gejala
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan
dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah. Jika
keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan
kesadaran.
4. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar
karbondioksida dalam darah arteri. pH darah juga sering meningkat.
5. Pengobatan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah
memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan,
memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika
penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung
plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah
penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan
nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan
menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan
berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar
karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasi akan membaik,
sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan
serangan alkalosis respiratorik.

17
D. Alkalosis Metabolic
1. Pengertian
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam
keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
2. Penyebab
Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan terlalu banyak
asam. Sebagai contoh adalah kehilangan sejumlah asam lambung
selama periode muntah yang berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung (seperti yang kadang-kadang
dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan
perut).Penyebab utama akalosis metabolik :
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat
penggunaan kortikosteroid).
3. Gejala
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah
tersinggung), otot berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama
sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi
(pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
4. Diagnosa
Dilakukan pemeriksaan darah arteri untuk menunjukkan darah
dalam keadaan basa.
5. Pengobatan
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan
dan elektrolit (natrium dan kalium) . Pada kasus yang berat, diberikan
amonium klorida secara intravena.

18
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut ) dan zat tertentu (zat
terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada di dalam larutan.
2. Saran
Dari makalah ini kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca
untuk selalu memenuhi kebutuhan dan keseimbangan cairan dalam tubuh.

19
DAFTAR PUSTAKA

Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA/MA. Jakarta:
Ganeca Exact.

Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta:
EGC

http://choled.wordpress.com/2008/02/17/

http://ayosz.wordpress.com/2008/02/21/keseimbangan-asam-basa//

http://nininkarengga.blogspot.com/2013/12/makalah-cairan-elektrolit-dan-asam-
basa.html?m=1

20

Anda mungkin juga menyukai