Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP KERJA LOOP TERTUTUP

Mengenal Cara Kerja Smoke Detector

Kebakaran merupakan kejadian negatif yang dapat menyebabkan


kerugian baik secara materi maupun non materi. Akibat dari
kebakaran adalah asap yang dapat menyebabkan kematian. Oleh
sebab itu, perlu adanya sistem kontrol yang digunakan secara
otomatif untuk mengaktifkan alarm agar kebakaran dapat segera
ditangani. Salah satunya adalah dengan detektor asap.
Cara kerja smoke detector adalah mendeteksi kebakaran dengan
variabel yang ditinjau yaitu asap. Secara umum, ada dua jenis
detektor asap yaitu ionisasi dan fotoelektrik. Alarm asap dapat
menggunakan satu atau dua jenis detektor asap, kadangkala
ditambahkan dengan detektor panas untuk mencegah adanya
api. Alat-alat yang digunakan bertenaga baterai litium 9 volt.
Cara kerja smoke detector : Ionization Detectors

Detektor jenis ini merupakan detektor paling murah namun sangat


berisiko. Cara kerja smoke detector dari ion ini adalah adanya
ionisasi udara yang mengandung oksigen dan nitrogen dengan
bahan radioaktif berupa americium-24. Bahan ini merupakan
sumber partikel alfa. Ruang ionisasi terdiri dari 2 plat yang
terpisah sejauh beberapa centimeter. Baterai akan
menghantarkan tegangan pada plat yang menjadikannya bersifat
positif dan negatif. Partikel alfa akan dilepaskan secara steady
oleh radioaktif americium bertumbukan dengan atom-atom pada
udara, sehingga terjadi ionisasi terhadap oksigen dan nitrogen.
Oksigen nitrogen akan tertarik pada pelat bermuatan negatif , dan
elektron akan ditarik ke plat posotof, menghasilkan listrik yang
sangat kecil dan searah. Ketika asap masuk ke dalam ruang
ionisasi maka partikel-partikel pada asap akan menghalangi
terjadinya ionisasi. Kejadian ini dapat memicu alarm kebakran

Cara kerja smoke detector : Photoelectric Detectors

Jenis lain dari detektor asap adalah detektor fotoelektrik .


Cara kerja smoke detector ini bekerja berdasarkan kepekatan
asap. Penghamburan cahaya yang dihasilkan oleh detektor ini
akan pudar sehingga dapat memicu alarm. Alarm akan berbunyi
jika bias cahaya dari sistem sangat pudar artinya asap yang
menutupi cahaya sangat pekat, berbeda apabila penghamburan
cahaya yang dihasilkan masih pekat, hal ini menandakan asap
yang menghalangi sistem kecil.
Cara kerja smoke detector : light-emitting diode (LED)

Adapaun tipe lain adalah light-emitting diode (LED) detector


dengan prinsip memantulkan cahaya cahaya akan memantul
dengan LED. Fungsi dari fotodida adalah mendeteksikan cahaya
yang dipantulkan dan berada di bagian pembatas. Jika adap tidak
ada, dengan kata lain cahaya akan melewati depan pendeteksi
secara garis lurus. Namun, jika asap masuk dalam ruangan
deteksi. Cahaya akan dipantulkan menuju fotodida oleh partikel-
partikel asap. adanya tambahan sejumlah cahaya yang masuk
akan memicu alarm

Kedua detektor (ionisasi dan fotoelektik) ini sangat efektif


digunakan sebagai sensor atau kedua jenis detektor asap ini
harus melewati tes bersetifikat UL. Detektor jenis ionisasi memiliki
respon yang cepat terhadap nyala api walaupun partikel
pembakaranya telah dikurangi. Detektor jenis fotoelektrik memiliki
respon yang cepat terhadap api yang membara. Disisi lain, uap
dan kelembaban yang tinggi pada udara akan bertanggung jawab
terjadinya pengembunanan pada sirkuit menyebabkan alarm
berbunyi

Detektor ionisasi sedikit lebih murah dibandingkan dengan


fotoelektrik, namun sensitifitas terhadap asap sangatlah tinggi,
misalnya dalam keadaan memasak, detektor ionisaisi akan
mengeluarkan suara. Kelemahan dari detektor ini adalah bahan
yang digunakan adalah jenis radioaktif yang dapat melumpuhkan
ingatan dan tingkat keamanannya masih rendah. Baterai yang
digunakan harus diganti sebelum detektor bekerja tidak efektif.
Radioaktif merupakan bahan kimia yang berbahaya oleh sebab
itu, detektor jenis ini sudah jarang digunakan. Bahaya yang dapat
ditunggalkan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai