TRIGEMINAL NEURALGIA
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
1
BAB I
LAPORAN KASUS
Nama : Nn. SK
Usia : 22 tahun
Agama : Islam
1.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang ke poli umum tanggal 5 Juli 2019 dengan keluhan nyeri pada wajah,
tepatnya di sekitar mata kanan dan pipi kanan atas setelah menggosok gigi pagi ini.
Nyeri muncul mendadak, awalnya wajah terasa seperti ditarik, lalu terasa seperti
tersengat listrik, kemudian menghilang. Pasien tidak ingat durasi nyeri, namun dirasa
terjadinya cepat.
2
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat sinusitis dan berobat ke RS Buah Hati 2 bulan yang lalu,
saat itu pasien memiliki keluhan nyeri seperti ditusuk pada dahi dan pipi kanan disertai
batuk pilek yang tidak kunjung sembuh. Pasien rutin berobat dan kontrol, sinusitisnya
telah dinyatakan sembuh, namun wajah masih sering nyeri. Kemudian dokter spesialis
THT RS Buah Hati menganjurkan pasien memeriksakan diri ke spesialis saraf jika
wajah masih terasa nyeri. Riwayat demam, kelemahan pada tubuh, stroke, tumor,
trauma wajah dan operasi di bagian kepala disangkal pasien.
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan seperti pasien.
Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5 ᵒC
Status Generalis
3
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Thorax :
Abdomen :
Perkusi : timpani
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), capillary refill time < 2 detik.
4
1.3.2 Status Neurologis
Kanan Kiri
Buta warna -
Nistagmus - -
Diplopia -
5
Motorik orbicularis Baik Baik
okuli
Tes keseimbangan
Refleks menelan
Refleks muntah
Menoleh
Disartria (-)
Atrofi - - - -
Gerakan - - - -
involunter
6
Refleks Bicep & tricep Patella & achilles
fisiologis + + + +
Refleks Babinski - -
patologis Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
1.4 Diagnosis
1.5 Penatalaksanaan
1.6 Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
1.7 Edukasi
7
Edukasi mengenai penyakit bersifat kronik, membawa obat kemanapun pasien pergi
dan kontrol jika obat akan habis, serta mencatat gejala atau sensasi nyeri saat muncul,
beserta pemicunya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Nervus trigeminus terdiri dari dua bagian yaitu bagian sensorik (yang
besar/porsio mayor), dan bagian motorik (yang kecil/porsio minor).
Bila pasien disuruh menggigit kuat-kuat, kita dapat meraba serta menilai
trofik m. masseter. Bila m. pterigoideus lateralis kanan lumpuh, penderitanya tidak
dapat menggerakkan rahang bawahnya ke lateral kiri. Bila rahang-bawah berdeviasi
ke kanan ketika membuka mulut, hal ini disebabkan karena kelemahan m.
pterigoideus lateralis kanan.
9
Bagian sensorik nervus trigeminus mengurus sensibilitas dari muka melalui
ketiga cabangnya, yaitu:
Ramus maksilaris : yang mengurus sensibilitas rahang atas, gigi atas, bibir
atas, pipi, palatum durum, sinus maksilaris, dan mukosa hidung.
10
IV. Kedua cabang nervus V ini dapat terlibat bila terjadi kelainan di sinus
kavernosus.
Keluhan yang dapat terjadi sebagai akibat gangguan nervus trigeminus ialah:
hipestesi atau anestesi di muka, parestesi, rasa nyeri yang kadang-kadang dapat
hebat sekali dan datang dalam bentuk serangan, gangguan mengunyah, dan mulut
tidak dapat dibuka lebar (trismus).1
2.2 Definisi
Trigeminal neuralgia (TN) atau tic douloureux adalah penyakit kronik pada
nervus trigeminus, ditandai dengan nyeri wajah yang bersifat rekuren, unilateral,
mendadak, sensasi nyeri berat seperti tersengat listrik/tertampar/ditusuk. Durasi
nyeri singkat yaitu beberapa detik hingga dua menit. Nyeri dirasakan di satu atau
lebih daerah yang dipersarafi percabangan nervus trigeminus, dan diawali stimulus
ringan seperti menggosok gigi atau menyentuh wajah. Literatur mengenai
trigeminal neuralgia sudah ditemukan sejak abad ke-11 oleh Avicenna, namun
deskripsi lengkap mengenai penyakit ini dijelaskan oleh John Fothergill pada karya
tulisnya yang dipublikasikan tahun 1773. Awalnya patofisiologi trigeminal neuralgia
masih belum jelas, namun seiring dengan perkembangan kedokteran modern,
patofisiologi, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan trigeminal neuralgia sudah
lebih jelas dan adekuat.2,7
2.3 Klasifikasi
11
Simptomatik/Sekunder : penyebab trigeminal neuralgia diketahui dari
pemeriksaan penunjang tertentu atau dari eksplorasi fossa posterior
2.4 Epidemiologi
2.5 Etiologi
Proses penuaan/aging
Stroke
Trauma wajah
12
2.6 Patofisiologi
Episode nyeri berkarakteristik berat seperti ditusuk/disetrum/ditampar yang
muncul mendadak
Nyeri dipicu oleh stimulus ringan seperti menyentuh wajah, mengunyah,
berbicara, menggosok gigi, bercukur, makan/minum, mengenakan make up,
terpapar udara dingin, tersenyum dan mencuci wajah
Durasi beberapa detik hingga 2 menit, lalu menghilang dan menyisakan rasa
nyeri ringan atau terbakar. Namun pada kasus langka dapat berlangsung
beberapa jam hingga beberapa hari atau minggu, bahkan menahun
Dapat diselingi periode bebas nyeri
Nyeri dapat berevolusi menjadi rasa kaku
Nyeri terjadi pada daerah yang dipersarafi nervus trigeminus, yaitu pipi,
rahang, gigi, gusi, bibir, mata dan dahi, dengan persentase sebagai berikut:6
13
Presentasi lokasi nyeri terbanyak pada trigeminal neuralgia berdasarkan
percabangan serabut sensorik nervus trigeminus
Nyeri unilateral, namun ada pula nyeri bilateral pada kasus langka, yang
dapat muncul di trigeminal neuralgia simptomatik/sekunder
Nyeri terfokus di satu titik dan dapat meluas
Serangan akan semakin sering dan semakin intens
2.8 Diagnosis
Anamnesis
14
atau multiple sclerosis dapat diperoleh keluhan khasnya jika kondisi tersebut
yang mendasari terjadinya trigeminal neuralgia.2,3,8
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
15
Perbandingan MRI pada TN idiopatik (kiri) dan TN sekunder (kanan)
A. Serangan berlangsung atau bertahan selama beberapa detik hingga dua menit,
mengenai satu atau lebih daerah yang dipersarafi nervus trigeminus
B. Nyeri harus memiliki minimal satu karakteristik sebagai berikut: (1) intens,
tajam, superfisial, sensasi seperti ditusuk (2) muncul akibat stimulus ringan
seperti menyentuh wajah, berbicara atau menggosok gigi
16
Neuralgia post herpetik: pasien memiliki riwayat infeksi herpes zoster,
karakteristik nyeri berupa nyeri hebat dan lokasinya di sepanjang dermatom,
ada lesi bekas infeksi herpes zoster
Caries dentis, pulpitis: nyeri muncul pasca makan makanan manis, pedas,
panas atau dingin. Durasi 10 menit hingga beberapa jam
Multiple sclerosis: adanya rasa baal, nyeri pada wajah khas trigeminal
neuralgia, kelemahan yang dominan dirasakan pada kedua ekstremitas,
diplopia
Stroke
Trauma wajah
17
2.10 Penatalaksanaan
Medikamentosa
Gabapentin
Dosis inisial dimulai dari 300 mg/hari, lalu ditingkatkan perlahan hingga
dosis maksimal 3600 mg/hari.
Baclofen (antispasmodik)
18
Injeksi Botox
Pembedahan
Microvascular Decompression
19
Brain stereotactic surgery (gamma knife)
Rhizotomy
2.11 Prognosis
20
2.12 Edukasi
Pasien harus kontrol jika obat akan habis, membawa obat kemanapun pasien
pergi, dan memiliki obat anti nyeri darurat
Tulis gejala atau sensasi nyeri saat muncul, dan tulis pula apa pemicunya
karena sensasi dan pemicu dapat berubah-ubah, dan agar lebih berhati-hati
di kemudian hari
21
BAB III
KESIMPULAN
Pasien datang ke poli umum tanggal 5 Juli 2019 dengan keluhan nyeri wajah
tepatnya pada sekitar mata kanan pipi kanan atas setelah menggosok gigi pagi ini.
Nyeri muncul mendadak dengan rasa awalnya seperti tertarik, lalu terasa seperti
tersengat listrik, kemudian menghilang. Pasien tidak ingat durasi nyeri, namun
dirasa terjadinya cepat.
Pasien memiliki riwayat sinusitis dan berobat ke RS Buah Hati 2 bulan yang
lalu, saat itu pasien memiliki keluhan nyeri seperti ditusuk pada dahi dan pipi kanan
disertai batuk pilek yang tidak kunjung sembuh. Pasien rutin berobat dan kontrol,
sinusitisnya telah dinyatakan sembuh, namun wajah masih sering nyeri. Kemudian
dokter spesialis THT RS Buah Hati menganjurkan pasien memeriksakan diri ke
spesialis saraf jika wajah masih terasa nyeri.
22
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
2. Mayoclinic. Trigeminal Neuralgia. July 26, 2017 [cited 2019 July 28].
Available: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/trigeminal-
neuralgia/symptoms-causes/syc-20353344.
4. Singh MK, Campbell GH, Lutsep HL, Egan RA, Chan JW, Couch JR, et al.
Trigeminal Neuralgia. Medscape. July 11, 2019 [cited 2017 July 26]. Available:
https://emedicine.medscape.com/article/1145144-overview.
6. Bennetto L, Patel NK, Fuller G. Clinical Review – Trigeminal Neuralgia and its
Management. BMJ 2007; 334: 2-5.
7. Majeed MH, Arooj S, Khokhar M, Mirza T, Ali AA, Bajwa ZH. Trigeminal
Neuralgia: A Clinical Review for General Physician. Cureus 2018; 10(12): 1-8
8. Huang WJ, Chen WW, Zhang X. Multiple sclerosis: Pathology, Diagnosis and
Treatment (Review). Experimental and Therapeutic Medicine 2017; 13: 1-4.
23
9. Sabalys G, Juodzbalys G, Wang HL. Aetiology and Pathogenesis of Trigeminal
Neuralgia: a Comprehensive Review. Journal of Oral and Maxillofacial
Research 2012; 3(4): 1-8.
10. Svensson P, Cruccu G, Finnerup NB, Jensen TS, Nurmikko T, Treede RD, et al.
Trigeminal Neuralgia – New Classification and Diagnostic Grading for Practice
and Research. Neurology 2016; 87: 2-7.
24