Instrumen Teaching Industry
Instrumen Teaching Industry
1. MANAJEMEN 4. Marketing-Promosi
1.1 Administrasi Keuangan 4.1 Marketing & Promotion Plan
1.2 Struktur Organisasi + Jobdes 4.2 Media komunikasi untuk Teaching Industry
1.3 S O P Kinerja dan Alur kerja 4.3 Brosur/leaflet/sarana lain (website, CD, dll.)
1.4 Leadership 4.4 Jangkauan pasar
1.5 Dampak TI terhadap institusi 4.5 Penanggung jawab
1.6 Lingkungan 5. Produk-Jasa
2. Lab 5.1 Produk untuk kebutuhan Internal
2.1 Peralatan 5.2 Keberterimaan pasar
2.2 Tata kelola penggunaan alat 5.3 Delivery
2.3 Ruang 5.4 Quality
2.4 Manajemen Maintenance, Repair 5.5 Quality Control
2.5 Lab Layout 6. SDM
3. Pola Pembelajaran-Training 6.1 Kompetensi TI
3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS 6.2 Jumlah dan kesesuaian SDM untuk menjalankan TI
(Job Sheet)
3.2 Bahan Praktik 6.3 Motivasi
3.3 Basis Praktik 6.4 Inovasi (benefit untuk "user")
3.4 Pelaksanaan Diklat 6.5 Team work
3.5 Kewirausahaan 7. Hubungan Industri
3.6 Kegiatan pengajar/ instruktur 7.1 Bentuk kerja sama
3.7 Berbasis corporate culture 7.2 Project work
7.3 Transfer teknologi
1. Manajemen TI Pengelolaan Teaching Industry
No. Aspek Penilaian Skoring Angka Indikator Penilaian
Pencatatan transaksi dalam pengelolaan (4-5) Ada pencatatan transaksi sesuai prosedur akuntansi yang
Administrasi Keuangan Teaching Industry menggunakan standar (pencatatan transaksi harian sampai dengan
Teaching Industry prosedur akuntansi standar laporan keuangan)
Pencatatan transaksi tidak sesuai (2-3) Pencatatan transaksi keuangan hanya menggunakan kas
1.1 prosedur standar akuntansi berjalan.
Tidak ada pencatatan transaksi keuangan (0-1) Transaksi keuangan tidak tercatat / terdokumentasi dengan
baik
Struktur organisasi Teaching Industry (4-5) Organigram dengan SK Kepala Sekolah telah memenuhi
Struktur Organisasi + Jobdes
sudah formal (melalui SK Kepala Sekolah) unsur Teaching Industry (penanggung jawab utama,
sesuai standar industri (QC, Logistic, marketing, hubungan dengan industri, dst.). Organisasi
Marketing) disertai dengan Jobdes. berjalan efektif.
1.2
Struktur organisasi Teaching Industry (2-3) Organigram masih berupa draft namun sudah dijalankan
masih informal secara pragmatis.
Belum ada struktur organisasi Teaching (0-1) Pelaksana Teaching Industry bekerja tanpa struktur
Industry organisasi yang jelas
Unit/sub unit kegiatan bekerja sesuai (4-5) S O P setiap unit/ sub unit kegiatan Teaching Industry sudah
dengan SOP yang jelas, SOP telah tersusun dan sudah dilaksanakan dengan konsisten. Alur
disahkan oleh Pimpinan, diumumkan dan proses (flow chart), mis. Order masuk sampai billing jelas
S O P Kinerja dan Alur kerja
ditempel di tempat yang strategis. siapa yang menangani dan bertanggung jawab.
1.3
Unit/sub unit kegaiatan Teaching Industry (2-3) Sudah ada konsep SOP tapi belum dilaksanakan dengan
bekerja belum sepenuhnya mengacu konsisten. Atau sudah ada pelaksanaannya tapi belum
SOP dibakukan sebagai SOP.
Unit/sub unit kegiatan Teaching Industry (0-1) Belum ada sistem kerja yang dibakukan, pelaksana Teaching
bekerja tanpa SOP Industry bekerja mengalir apa adanya.
Masih dibutuhkan pemahaman tentang (2-3) Pimpinan dan Manajemen masih memiliki persepsi konsep
Teaching Industry, komitmen belum Teaching Industry yang sangat bervariasi. Disini masih
Leadership
Belum mengenal Teaching Industry / (0-1) Teaching Industry hanya diartikan sebagai kegiatan unit
pemahaman yang keliru / tidak ada produksi untuk menghasilkan tambahan pemasukan bagi
komitmen institusi pendidikan vokasi
Kegiatan Teaching Industry berdampak (4-5) Sarpras lengkap dan standar, peningkatan kualitas proses
positif terhadap kelengkapan sarana dan diklat, seluruh PTK menikmati peningkatan pendapatan /
Dampak TI terhadap institusi
Sarana dan prasarana semakin lengkap (2-3) Sarpras lengkap dan stantar, peningkatan kualitas proses
1.5 dan berdampak langsung ke proses diklat
edukasi / training
Tidak ada dampak yang dirasakan, baik (0-1) Keberadaan Teaching Industry tidak menimbulkan dampak
dalam hal prasarana, sarana maupun apapun terhadap institusi
kenyamanan dan kesejahteraan
2.1 Jumlah dan jenis peralatan (2-3) Peralatan yang diperlukan baik untuk kompetensi maupun Teaching
memadai, alat bantu Industry proporsional dengan jumlah siswa/rombel. Alat bantu proses
tidak/kurang lengkap, dan hanya minimal baik jumlah maupun jenisnya. Standarisasi alat termasuk
beberapa tidak standar. kalibrasi (jika diperlukan) kurang diperhatikan sehingga ada beberapa alat
yang tidak siap pakai.
Jumlah dan jenis peralatan (0-1) jumlah dan jenis peralatan kurang memadai, peralatan tidak standar,
kurang memadai, tidak alat bantu proses tidak lengkap.
lengkap dan tidak standar
SOP Pemakaian dan (4-5) Tata kelola pemakaian dan peminjaman alat dikelola dengan SOP yang
Peminjaman, invetarisasi jelas. Inventarisasi peralatan dilaksanakan dengan konsisten.
dijalankan secara konsisten
Tata kelola penggunaan alat
SOP Pemakaian dan (2-3) SOP Pemakaian dan peminjaman alat ada tapi belum konsisten
Peminjaman maupun dijalankan. Masih terjadi kehilangan peralatan / alat bantu / tools
2.2 invetarisasi tidak jelas/
belum ada
SOP Pemakaian dan (0-1) SOP pemakaian dan peminjaman alat tidak jelas, alat banyak yang hilang.
Peminjaman, invetarisasi
dijalankan secara konsisten
luas kurang memadai, layout (2-3) Ruang sempit , tidak sebanding dengan jumlah alat yang ada, ruang
Ruang
2.3 baik dan rapi. Alat yang rusak workshop tertata rapi dan bersih, sinar dan sirkulasi udara kurang baik
berat masih belum dihapus
bukukan.
Kondisi ruang tidak (0-1) Ruang workshop tidak tertata, tidak memperhatikan faktor keselamatan
terpelihara dan tidak ada kerja, kotor, arena kerja tidak diperhatikan, sinar dan sirkulasi udara tidak
penataan peralatan baik
Terencana dan dijalankan (4-5) Ada rekam jejak Manajemen MRC yang dijalankan dengan baik,
Manajemen Maintenance, Repair & Kalibrasi
dengan baik sehingga Penanggungjawab jelas?, Fasilitas dalam keadaan bersih, standar, dan
fasilitas selalu siap pakai dan siap pakai. Ada kartu maintenance di mesin, ada data histori MRC.
sesuai dengan standar presisi
Terencana dan belum (2-3) Manajemen MRC sudah ada tapi belum dijalankan dengan konsisten
dijalankan sepenuhnya sehingga masih dijumpai fasilitas yang rusak/tidak standar dan tidak
(MRC)
Tidak terencana dan tidak (0-1) Fasilitas peralatan banyak yang dibiarkan rusak dan tidak ada tidakan
dijalankan apapun dari pengelola.
Lab layout belum mengikuti (2-3) Ada penataan (layout) Lab tetapi kurang memenuhi standar baik
sepenuhnya standar yang terhadap fungsi, aspek K3, maupun prosedur pengoperasian peralatan
Bengkel Layout
Lab layout tidak disesuaikan (0-1) Lab dalam kondisi berantakan. Peralatan tidak tertata dengan baik dan
dengan standard yang tidak memenuhi aspek K3.
diterapkan industri.
Penandaan dan petunjuk
(nama & nomor mesin,
tanda area kerja/ jalan dsb.)
tidak ada.
materi praktik dirancang hanya (2-3) Model digunakan untuk praktik dan untuk tujuan
sebagai sebuah "model" . pencapaian kompetensi tuntutan kurikulum. Model
"Rancangan Production Based hanya untuk keperluan internal dan masih belum
Education and Training mempunyai nilai jual.
Sheet)
3.1 (PBET)".
materi praktik dirancang (0-1) Materi praktik dirancang berdasarkan urutan SK/KD
berdasarkan urutan SK/KD dalam kurikulum, dan sebatas hanya untuk pencapaian
sesuai kurikulum. kompetensi. Hasilnya tidak digunakan sebagai
"Rancangan Competence- produk/bagian dari produk.
Based Training (CBT)".
Bahan praktik merupakan (4-5) Bahan praktik menggunakan bahan baku proses
bagian dari bahan baku proses produksi untuk tujuan menghasilkan produk (produk jadi
produksi. atau setengah jadi) sesuai permintaan konsumen.
Bahan Praktik
Bahan praktik merupakan (2-3) Bahan praktik menggunakan suatu produk "model",
3.2 bagian dari pembuatan namun produk yang dapat digunakan untuk kebutuhan
"model" yang dibutuhkan. internal sekolah.
Bahan praktik merupakan (0-1) Hasil praktik hanya sekedar untuk pencapaian
bagian dari cost / hasil praktik kompetensi saja, tanpa mempertimbangkan
tidak bermanfaat. kegunaannya.
Laboratory produksi/jasa (2-3) Hasil praktik siswa merupakan produk/jasa yang hanya
internal (Hasil praktik masih digunakan untuk kebutuhan internal sekolah
Basis Praktik
Menyatu dengan proses (4-5) Aktivitas pembelajaran praktik merupakan unit kerja /
produksi/jasa di Teaching sub con dari Teaching Industry
Industry (integrated process
planning, Quality Control)
Pelaksanaan Diklat
Proses produksi/jasa terpisah (2-3) Aktivitas produksi/jasa di Teaching Industry masih secara
dengan proses diklat. parsial (berorientasi produksi) dan belum diintegrasikan
3.4
untuk pembelajaran praktik siswa.
Murni pencapaian SK/KD secara (0-1) Aktivitas pembelajaran praktik mengerjakan benda-
parsial benda per kompetensi dan tidak terkait sama sekali
dengan proses produksi di Teaching Industry
tupoksi plus menyelesaikan (4-5) Selain melaksanakan tugas-tugas sebagai guru, juga
"job order" industri dan berlaku melaksanakan pekerjaan produksi/jasa dari pelanggan
"standar industri" yang tidak bisa terselesaikan oleh siswa akibat
Kegiatan pengajar/ instruktur
3.6 tupoksi plus inovasi (2-3) Selain melaksanakan tugas-tugas sebagai guru, juga
produk/jasa untuk materi melakukan inovasi produk/jasa untuk pengembangan
praktik berguna untuk bahan ajar yang lebih bermanfaat.
kebutuhan sekolah.
hanya melaksanakan sesuai (0-1) hanya murni melaksanakan tugas-tugas sebagai guru.
tupoksi pengajar.
praktik dikemas dengan (4-5) Siswa melaksanakan praktik dalam suasana sebagaimana
pendidikan karakter/etos kerja etos kerja yang dituntut oleh industri.
Berbasis corporate culture
industri.
praktik dikemas dengan (2-3) Siswa melaksanakan praktik dalam suasana pendidikan
pendidikan karakter secara yang kental, dan masih banyak toleransi.
3.7 normatif.
Marketing & Promotion plan sudah (2-3) Marketing & Promotion plan sudah ada, namun
4.1 ada tapi implementasinya masih tidak didukung dana yang cukup, sehingga
sporadis (mis. Tidak ada dana) implementasinya masih terkendala.
Tidak Memiliki Marketing & (0-1) Kegiatan promosi & marketing yang tidak terarah.
Promotion plan
Pemanfaatan pemasaran sudah (4-5) Media komunikasi yang dipakai telah optimal
ideal, dimana permintaan dari dunia menjangkau pasar. Kemampuan Teaching Industry
industri atas kerjasama dengan dari sekolah telah dikenal baik oleh industri,
sekolah dalam pengembangan sehingga tawaran produk/jasa berupa "job oder"
Media komunikasi untuk Teaching Industry
Teaching Industry sudah mampu tidak mampu lagi dikelola oleh sumber daya dari
memenuhi kebutuhan praktik siswa sekolah.
dan telah mencapai kapasitas dari
kemampuan sekolah
4.2 Masih diperlukan pemasaran yang (2-3) Sudah ada job order dari industri, tapi belum
lebih profesional untuk mencukupi potensi / kapasitas dari sekolah.
memperkenalkan kemampuan Kerjasama dengan industri dalam bidang Teaching
sekolah dalam pelaksanaan Teaching Industry masih sangat dibutuhkan.
Industry.
Dunia industri hanya mengenal (0-1) Belum ada job order yang konkrit dari dunia
sekolah hanya sebagai institusi untuk industri. Kerjasama masih sebatas MoU, prakerin
pencetak sumber daya manusia atau kerjasama lainnya dalam konteks masih
(SDM) formal.
Brosur/leaflet/sarana lain
berhasil (angka maksimal sudah tercapai).
Belum ada atau belum informatif (0-1) Materi informasi sangat terbatas, baru sebatas
informasi dasar
Internasional (4-5) Sudah ada job order dari industri berskala
internasional
Jangkauan pasar
4.4
Nasional (2-3) Job order masih terbatas industri di pasar dalam
negeri
Lokal (0-1) Job order masih sebatas industri lokal
ada penggungjawab resmi (ada SK), (4-5) Diterbitkan SK, terjalin relasi dengan industri, ada
job desc jelas dan dilaksanakan omzet penjualan/order yang masuk
Penanggung jawab TI
ada penggungjawab resmi (ada SK), (2-3) Diterbitkan SK , Job desc tidak jelas, marketing
4.5 job desc tidak jelas hanya asal jalan dan kurang optimal.
belum ada penanggungjawab resmi (0-1) Tidak ada penganggung jawab marketing untuk
dan atau hanya ditunjuk secara lisan Teaching Industry
kebutuhan Internal
baik/standar dan delivery time sesuai.
Produk untuk kebutuhan internal bersifat (2-3) Produk hasil praktik belum terstandar tetapi masih
5.1 insidental, kualitas belum layak pakai/jual. Kandungan kompetensi dalam
standar proses produksi sesuai kompetensi siswa.
dari industri/masyarakat.
5.2 marketable, nilai tawar rendah (2-3) Produk/jasa dapat diterima pasar, namun belum
mampu menampilkan keunggulan yang dapat
memberikan nilai tambah dari produk/jasa tersebut.
5.3 ada delivery time tetapi longgar (2-3) Produksi/jasa sering terlambat memenuhi pesanan
pelanggan, dan masih banyak complain.
5.4
Kurang standar dan masih dapat (2-3) produk kurang terstandar, harga lebih murah dari
digunakan biaya produksi.
ditentukan oleh standar (0-1) Tidak bermanfaat dan tidak laku jual.
kompetensi
Quality Control
Hasil produk/jasa belum (2-3) reject > 5%
5.5 konsisten dalam hal kualitas
Hasil produk/jasa belum sesuai (0-1) banyak reject
dengan standar toleransi pasar
6.1 memiliki pengalaman produksi/jasa dari (2-3) Pernah magang produksi atau bekerja di industri milik sendiri.
industri Terdapat produk hasil kerjanya, baik untuk melayani kebutuhan
internal atau customer yang terbatas.
hanya memiliki pengalaman (0-1) Tidak pernah terlibat aktivitas produksi/jasa, hanya praktik
memberikan pelatihan pendidikan
Jumlah SDM yang mampu (4-5) Jabatan-jabatan dalam struktur organisasi pengelolaan Teaching
Jumlah dan kesesuaian SDM untuk menjalankan
melaksanakan Teaching Industry sudah Industry sudah ditempatkan orang-orang yang sesuai (the right
cukup, distribusi pekerjaan dan man on the right place) Seperti mis.: Teaching Industry-Manajer,
kewenangan sudah berjalan dengan Marketing, Keuangan, Kurikulum dsb., disesuaikan dengan kondisi
lancar dan sesuai dengan SOP. Teaching Industry di masing-masing institusi.
Jumlah SDM yang mampu (2-3) Sebagian besar jabatan dalam struktur organisasi diisi oleh orang
melaksanakan cukup namun distribusi yang kurang tepat. Kegiatan TI dijalankan oleh beberapa personal
6.2 pekerjaan dan kewenangan tidak yang tugas dan wewenangnya masih belum sesuai
TI
Jumlah SDM yang mampu (0-1) Tidak ada yang diberikan tugas dan wewenang khusus untuk
melaksanakan masih sedikit, distribusi pengembangan Teaching Industry
pekerjaan dan kewenangan tidak
berjalan dengan lancar.
Motivasi untuk menjalankan Teaching (4-5) Kegiatan Teaching Industry berlangsung relatif lancar. Kendala
Industry sudah sesuai dengan ekspektasi (dana, waktu, resources dll.) yang muncul dapat diatasi dengan
baik.
Kegiatan Teaching Industry masih (2-3) Kegiatan Teaching Industry masih terkendala, masalah-masalah
Motivasi
terkendala karena motivasi yang masih yang muncul ditanggapi apatis karena motivasi yang masih belum
6.3 belum cukup cukup
Motivasi untuk menjalankan Teaching (0-1) Kegiatan Teaching Industry seperti mati suri karena berbagai hal
Industry sangat kecil, sehingga Teaching dijadikan alasan sebagai masalah (lebih banyak mencari masalah
Industry masih sebatas wacana dari pada solusi).
Inovasi belum ada atau masih sebatas (0-1) Inovasi masih sebatas "Inovasi bentuk" namun belum mengarah
"Inovasi bentuk" namun belum kepada "kegunaan (user's benefit)" suatu produk/jasa. Terjadi
mengarah kepada "kegunaan" suatu banyak masalah dari peralatan, keuangan, personal dsb., dan
produk/jasa. masih menunggu solusi dari pihak lain.
Team work saling mendukung (4-5) Team work sangat bagus dan mereka bekerja saling membantu dan
menguatkan sehingga pekerjaan berlangsung dengan efektif dan
efisien.
Team work
6.5 Team work belum optimal (2-3) Team work bagus tetapi masih belum optimal mendukung
kemajuan penerapan Teaching Industry.
Team work masih lemah (0-1) Team work masih banyak hambatan, bahkan mereka lebih banyak
bekerja secara individual.
sebatas pelaksanaan prakerin/ (0-1) Hanya mengirimkan siswa prakerin atau mensuplai
MoU/ rekrutmen lulusan ke industri.
7.2 dalam bentuk tugas akhir (2-3) Tugas akhir siswa dengan jurusan dan produk yang
sekolah dibuat ditentukan oleh pengajar.
institusi, industri).
7.3
Kerjasama pembelajaran (2-3) Kerjasama masih "on-off", dan belum tersistem
masih berupa MoU, masih sehingga hubungan kerjasama sangat tergantung
sporadis belum tersistem pribadi kedua belah pihak.
Belum ada bentuk tranfer (0-1) Belum ada kerja sama dengan industri atau pernah
teknologi dari industri ada tapi hanya 1-2 kali saja.