Anda di halaman 1dari 2

Mufti Agung Al Azhar Ahmed Al Tayyeb Pimpin Sholat Tanpa Bersedekap, Kok?

Pahami
Dulu Sebelum Berkomentar ...

Pasca penghinaan Mufti Agung Al Azhar Dr. Ahmed Al Tayyeb oleh seorang netizen
yang memiliki nama kunyah Abu Aqila dunia maya kembali diramaikan dengan
beredarnya video Dr. Al Tayyeb tengah menjadi imam sholat namun dengan tanpa
bersedekap.

Weitss nanti dulu! Jangan asal main kasih cap aneh aneh kepada Dr. Al Tayyeb yang
memiliki ilmu yang sangat mendalam tentang Islam dan telah mendapat pengakuan dunia
akan komitmen beliau terhadap persatuan umat.

Mufti Agung Al Azhar Dr. Ahmed Al Tayyeb adalah seorang Muslim bermazhab Maliki,
yang merupakan salah satu dari empat mazhab Islam Sunni. Perbedaan hal hal yang
bersifat furu’ pada mazhab mazhab yang ada merupakan khazanah yang memperkaya
Islam itu sendiri.

Apa sih Furu’ itu?

Furu’ dalam bahasa Arab berarti cabang, dahan, ranting atau bagian. Dalam ilmu ushul
fiqih furu’ diartikan hukum keagamaan yang tidak pokok, yang berdasarkan hukum dasar.

Dikaitkan dengan persoalan keagamaan, masalah furu’ berarti persoalan-persoalan rincian


dari masalah pokok keagamaan. Misalnya, Zakat adalah masalah pokok, tetapi masalah
apa-apa yang wajib dizakatkan adalah hal-hal yang sudah termasuk ke dalam furu’.
Shalat adalah masalah pokok, tetapi rincian pelasanaannya, waktu, syarat, dan rukunnya
adalah masalah furu’.

Wilayah furu’ adalah wilayah ijtihad para ulama’, karena tidak terperincinya suatu hukum
atau ketentuan dari al-Qur’an tentang status hukum suatu amaliyah. Pada umumnya, teks
Qur’an dan Hadits hanya memberikan masalah-masalah pokok yang kemudian
dikembangkan oleh para ulama’ dalam koridor furu’iyah.

Pada kesempatan berbeda foto Mukti Agung Al Azhar Ahmed Al Tayyeb sedang menjadi
imam sholat ketika berkunjung di Jakarta, dan jelas terlihat belaiu menjadi imam sholat
dengan bersedekap. Ini menunjukan beliau sangat menghargai makmum yang
dipimpinnya. Ketika berada di lingkungan mazhab Maliki beliau menjadi imam dengan
tanpa bersedekap. Ketika beliau menjadi imam di lingkungan Syafi’i, beliau
melakukannya dengan bersedekap.

Islam itu penuh dinamika dan khazanah…, dan itu lah yang membuat Islam selalu
relevan dalam setiap perubahan jaman dan menjadi agung dengan akhlak dan budi pekerti
luhur kaum muslimin di seluruh penjuru dunia, kecuali penganut faham ekstrem
fundamentalis yang telah mati nalar.

Anda mungkin juga menyukai