Segala Puji syukur kepada TUHAN yang Maha Esa karena atas rahmat dan tuntunannya saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul “ INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT (ISPA) “ . ini disusun dengan sistematis untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah KEPERAWATAN KOMUNITAS II, program studi keperawatan, fakultas
ilmu kesehatan, Universitas Pembangunan Indonesia Manado.
Dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis
penulisan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk
rekan-rekan pembaca terkait dengan Penyakit ISPA.
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....
BAB I…………………………………………………………………………………………
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………
Latar Belakang…………………………………………………………………………...
Rumusan Masalah………………………………………………………….……….........
Tujuan Penulisan………………………………………………………………................
Manfaat Penulisan……………………………………………………………….……….
BAB II……………………………………………………………………………………..…
PEMBAHASAN………………………………………………………………………….…..
Patofisiologi ISPA………………………………………………………………………
Komplikasi ISPA……………………………………………………...………………...
BAB III………………………………………………………………………………..........
PENUTUP……………………………………………………………………………..…...
Kesimpulan……………………………………………………………………………..
Saran……………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah ISPA
(Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya
bersifat ringan seperti batuk-pilek, disebabkan oleh virus, dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik.Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang
disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan
musim dingin.
ISPA, diare dan kurang gizi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas
pada anak di negara maju dan berkembang. ISPA merupakan penyebab morbiditas utama
pada negara maju sedangkan di negara berkembang morbiditasnya relatif lebih kecil
tetapi mortalitasnya lebih tinggi terutama disebabkan oleh ISPA bagian bawah atau
pneumonia. Menurut penelitian Djaja, dkk (2001) didapatkan bahwaprevalensi ISPA di
perkotaan (11,2%), sementara di pedesaan (8,4%); di Jawa-Bali (10,7%), sementara di
luar Jawa-bali (7,8%).6 Berdasarkan klasifikasi daerah prevalensi ISPA untuk daerah
tidak tertinggal (9,7%), sementara di daerah tertinggal (8,4%).
C. Tujuan Penulisan
- Mengetahui bahaya ISPA bagi kesehatan manusia
- Mengetahui tanda dan gejala ISPA
- Mengetahui cara pengobatan dan pencegahan ISPA
D. Manfaat Penulisan
1. Agar kita dapat mengetahui tentang penyakit ISPA, penyebabnya, media atau
perantara timbulnya penyakit ISPA, dan factor resiko penyakit ISPA.
2. Memberikan kita informasi tentang penyakit ISPA sehingga kita bisa melakukan
pencegahan lebih awal tentang penyakit tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ISPA
ISPA adalah penyakit infeksi yang sangat umum dijumpai pada anak-anak dengan
gejala batuk, pilek, panas atau ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan
(Meadow, Sir Roy. 2002:153).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang
menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14
hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti
sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003).
Jadi disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi
yang terjadi disetiap bagian saluran pernafasan atau struktur yang berhubungan
dengan pernafasan yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Akut) yang diadaptasi dari bahasa Inggris Acute
Respiratory hfection (ARl) mempunyai pengertian sebagai berikut:
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta organ
secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil
untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang
digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14 hari (Suryana, 2005:57).
B. Etiologi ISPA
Penyebab ISPA terdiri dari 300 lebih jenis bakteri, virus dan richetsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus, Staphylococcus,
Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab
ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus,
Picornavirus, Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Etiologi Pneumonia pada Balita sukar untuk ditetapkan karena dahak biasanya sukar
diperoleh. Penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih didasarkan pada hasil
penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO, penelitian di berbagai negara
menunjukkan bahwa di negara berkembang streptococcus pneumonia dan
haemophylus influenza merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada dua per tiga
dari hasil isolasi, yakni
73, 9% aspirat paru dan 69, 1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di
negara maju, dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus
(Suriadi,Yuliani R,2001)
c. Pengobatan
Pengobatan meliputi pengobatan penunjang dan antibiotika. Penyebab ISPA
atas yang terbanyak adalah infeksi virus maka pemberian antibiotika pada
infeksi ini tidaklah rasional kecuali pada sinusitis, tonsilitis eksudatif, faringitis
eksudatif dan radang telinga tengah.
Pengobatan penderita penyakit ISPA dimaksud untuk mencegah
berlanjutnya ISPA ringan menjadi ISPA sedang dan ISPA sedang menjadi
ISPA berat serta mengurangi angka kematian ISPA berat. Adapun jenis
pengobatannya :
a. Pneumonia berat: dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral,
oksigendan sebagainya.
b. Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita
tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian
kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik
pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
c. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan
dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat
batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti
kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat
penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat)
disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai
radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
(penisilin) selama 10 hari.
PENUTUP
G. Kesimpulan
Penyakit ISPA adalah salah satu penyakit yang banyak diderita bayi dan anak-anak
penyakit kematian dari ISPA yang terbanyak karena pneumonia. Klasifikasi penyakit
ISPA tergantung kepada pemeriksaan dan tanda-tanda bahaya yang diperlihatkan
penderita, penatalaksanaan dan pemberantasan kasus ISPA diperlukan kerja sama
semua pihak, yaitu peran serta masyarakat terutama ibu-ibu, dokter, dan para medis
untuk menunjang keberhasilan menurunkan angka kematian dan angka kesakitan
sesuai harapan harapan pembangunan nasional.
H. Saran
Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah karena pneumonia,
maka diharapkan penyakit saluran pernafasan penanganannya dapat di prioritaskan.
Di samping itu penyuluhan kepada ibu-ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan
dan dilaksanakan secara berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan
pemberantasan kasus ISPA yang sudah di laksanakan sekarang ini, diharapkan lebih
ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Catzel, Pincus & Ian robets. (1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II. alih
bahasa oleh Dr. yohanes gunawan. Jakarta: EGC
Materi pelatihan kader dan penyegara kader (2004), PSIK UMJ, Jakarta
Naning R,2002,Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Handout kuliah Ilmu
Kesehatan Anak)PSIK FK UGM tidak dipublikasikan