Pelayan Tuhan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

PELAYAN TUHAN

By: Yuels
Pendahuluan
•Dalam lingkungan aktivitas gereja, sering kita
mendengar kata “pelayanan”.
•Kata ini lebih populer di kalangan gereja-gereja
Pentakosta/kharismatik.
•Banyak orang yang tidak memahami dengan
benar apa yang dimaksud dengan “pelayanan”.
Pendahuluan
• Banyak orang yang mewarisi konsep pelayanan yang belum
tentu benar dari pendahulu-pendahulunya.
• Pada umumnya yang dimengerti sebagai melayani adalah
melakukan pekerjaan gerejani, seperti berkhotbah,
memimpin puji-pujian, mengajar sekolah Minggu,
mengorganisir kegiatan pemuda-remaja, bermain musik dan
aktivitas lain yang ada di lingkungan gereja atau yang sering
disebut sebagai kegiatan rohani.
• Karena konsep tersebut, maka banyak orang belajar
tentang “teknik-teknik pelayanan” yang berkenaan
dengan kegiatan gereja tersebut, kemudian merasa
layak melayani pekerjaan Tuhan atau menjadi pelayan
Tuhan.
• Kalau pelayanan hanya dipahami sebatas itu, maka itu
tidak tepat.
• Kegiatan-kegiatan tersebut hanyalah bagian dari
sebuah bangunan pelayanan besar dan luas.
•Sebagai akibat dari pandangan yang salah,
banyak orang berpikir bahwa kegiatan yang tidak
bersangkut paut dengan program kegiatan
gereja bukanlah pelayanan.
•Hanya orang yang disahkan oleh sinode sebagai
pejabat gereja yang dapat diakui sebagai pelayan
Tuhan dan melayani pekerjaan-Nya.
Pengertian Pelayan Tuhan
• Pelayan Tuhan (Servant of God), disebut juga Hamba
Tuhan atau Hamba Allah, adalah gelar yang diberikan
kepada seorang individu dalam berbagai agama; dan
secara umum adalah orang yang diyakini memiliki kesalehan
dalam imannya.
• Pada Gereja Katolik, secara khusus, gelar tersebut menunjuk
kepada seseorang yang memasuki tahap penyelidikan
oleh Gereja untuk kemungkinan kesucian.
• Di gereja-gereja Ortodoks Timur, istilah ini mengacu pada
setiap orang Kristen Orthodoks Timur.
Pengertian yang Kurang tepat
• Pada umumnya pelayanan dipahami sebagai kegiatan di lingkungan
gereja, yaitu keterlibatan seseorang dalam kegiatan liturgi (sebagai
pembicara, pemimpin puji-pujian, pemain musik dan lain sebagainya),
kegiatan diakonia (yaitu pelayanan kepada orang yang membutuhkan
bantuan masalah ekonomi dan kunjungan-kunjungan kepada mereka
yang sakit), pastoral (yaitu pelayanan konseling atau pembinaan
pribadi bagi yang bermasalah) serta kegiatan misi (yaitu pelayanan ke
tempat-tempat di mana Injil belum diberitakan).
• Pengertian yang salah ini memicu beberapa dampak
antara lain:
Pertama, seseorang tidak terpacu untuk secara serius dan
terus menerus mengubah pola berpikirnya agar memiliki pikiran dan
perasaan Kristus (Flp. 2:5-7).
• Seseorang yang tidak memiliki pikiran dan perasaan Kristus, tidak
akan dapat mengenakan kodrat Ilahi.
• Ia tidak mungkin dapat menyenangkan hati Bapa (Mat. 7:21-23).
Standar dapat menyenangkan hati Bapa adalah serupa dengan Tuhan
Yesus atau memiliki gaya dan cara hidup-Nya.
• Jadi, sehebat apa pun gelar kesarjanaan teologi seseorang tidak ada
artinya tanpa kehidupan yang terus diubah untuk dapat sepikiran dan
seperasaan dengan Kristus.
Kedua, seseorang gagal menemukan panggilannya yang khusus
bagi kepentingan Kerajaan Allah, sebab mereka berpikir bahwa
panggilan Tuhan selalu berorientasi pada kegiatan di lingkungan
gereja.
• Padahal profesi pedagang, tenaga medis, praktisi hukum dan lain
sebagainya di lingkungan di luar gereja pun merupakan panggilan
yang sejajar dengan panggilan sebagai pejabat gereja. Dalam profesi
masing-masing seseorang memerankan panggilannya untuk melayani
Tuhan sebagai utusan atau misionaris-Nya (1Kor 6:19-20; 10:31).
• Hidup sebagai misionaris Tuhan adalah mutlak, adapun tempat
masing-masing dalam menggelar misi tersebut berbeda-beda.
•Dalam hal ini, seharusnya setiap orang percaya
adalah misionaris di tempat dan bidangnya.
Ketiga, terbangunnya strata dalam gereja.
• Sehingga ada orang-orang yang dikategorikan imam dan
yang lain bukan (biasanya disebut awam).
• Ada yang dikategorikan pelayan Tuhan dan yang lain bukan.
Padahal, semua orang yang telah ditebus oleh
darah Yesus adalah pelayan Tuhan.
• Ada kelompok rohaniwan dan bukan kelompok rohaniwan.
Kalau seseorang tidak menjadi rohaniwan, berarti duniawan.
Duniawan sama dengan mengasihi dunia, tidak mendapat
bagian dalam Kerajaan Surga (1 Yoh. 2:15-17)
Keempat, penyalahgunaan pelayanan pekerjaan di lingkungan
gereja untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu serta
lembaganya.
• Potensi terjadinya penyalahgunaan wewenang seorang yang
mengaku pelayan Tuhan atau wakil Tuhan sangat besar. Dalam
hal ini terjadi pemanfaatan nama Tuhan bukan untuk
kepentingan Kerajaan Allah.
• Faktanya hal ini semakin marak dewasa ini. Ciri mereka adalah
sering mengemukakan visi-visi atau mendengar suara Tuhan,
daripada mengajar jemaat untuk hidup kudus dan fokus
menghentar umat kepada kerajaan-Nya.
• Biasanya mereka mengajarkan teologi kemakmuran
(kemakmuran dunia). Dari hal ini, lahir nabi-nabi dan pengajar
palsu yang tidak mengajarkan Injil yang murni (Gal. 1:6-10).
Sebagai Pelayan Tuhan :
•Hal utama yang harus kita terima dan yakini
segenap hati yaitu Tuhan adalah pribadi yang
memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Kita
harus memahami bahwa Allah memiliki
kehendak yang harus dilakukan setiap saat dan
dalam segala hal.
Selain itu, Allah juga memiliki rencana. Rencana itu bisa
meliputi dua area.
•Pertama rencana Allah secara umum, yaitu rencana Allah
sejak semula membangun Kerajaan dan keluarga Allah. Setiap
anak Allah harus terlibat di dalam rencana besar Allah ini.
•Kedua, rencana Allah secara khusus, yaitu rencana atas setiap
individu anak Allah yang sangat spesifik. Dalam hal ini setiap
orang percaya menanggung rencana Allah yang khusus dan
istimewa bagi dirinya sendiri.
• Masing-masing orang memiliki rencana khusus yang tidak sama
dengan orang lain. Tidak ada orang yang memiliki rencana yang
sama dari Allah.
• Memperlakukan Allah sebagai Pribadi yang hidup dan
berperasaan sekilas kelihatannya sederhana, tetapi
sebenarnya sangat kompleks, sebab orang percaya tidak
boleh memiliki area atau wilayah sendiri.
• Semua wilayah adalah wilayah di mana umat pilihan Allah
berurusan dengan Allah.
• Roma 8:28 mengindikasikan hal ini dengan sangat jelas,
bahwa Allah berurusan dengan orang percaya secara pribadi
dalam segala hal.
• Banyak orang-orang Kristen yang aktif bergereja, aktivis
bahkan pendeta, menganggap Tuhan hanya sekadar wacana
percakapan, tetapi tidak menjadi Pribadi yang hidup dan
yang mencengkeram hidupnya.
• Tanpa disadari Tuhan sering dianggap seperti sebuah sistim yang
hanya dipercakapkan, tetapi tidak dihadapi dan diperlakukan secara
riil.
• Kalau orang beragama, sistim yang dimaksud adalah hukum-hukum-
Nya. Bagi mereka yang penting sudah melakukan hukum-hukum
Tuhan. Di luar melakukan hukum-hukum-Nya, maka mereka tidak
berurusan dengan Tuhan lagi.
• Berbeda dengan orang percaya yang harus berurusan
dengan Tuhan dalam segala hal. Jika tidak demikian,
berarti memperlakukan Tuhan secara tidak pantas.
• Ini juga berarti, tidak memperlakukan Tuhan sebagai Pribadi yang
hidup karena tidak membiasakan diri setiap hari Sebagai akibatnya
mereka tidak mampu memperlakukan Tuhan secara benar.
• Jika hal ini terjadi berlarut-larut, maka seseorang tidak akan pernah
bisa memperlakukan Tuhan secara benar. Orang seperti ini hanya bisa
melayani diri sendiri, artinya mencari kepuasan bagi diri sendiri. Ia
tidak berusaha untuk dengan sungguh-sungguh menyenangkan
perasaan Tuhan.
•Sesungguhnya pelayanan kepada
Tuhan adalah semua tindakan,
baik yang dipikiran, diucapkan
dan dilakukan selalu sesuai
dengan pikiran dan perasaan
Allah.
• Dalam hal ini inti pelayanan adalah melayani
perasaan Bapa dan Tuhan Yesus Kristus.
• Dengan demikian pelayanan bukan dimulai dari kegiatan dalam
lingkungan gereja. Pelayanan tidak dimulai dari Sekolah Tinggi Teologi
atau sekolah Alkitab. Pelayanan juga tidak dimulai dari kursus-kursus
pelayanan, tetapi pelayanan dimulai dari sikap hati dan
cara berpikir serta gaya hidup atau perilaku yang
selalu sesuai dengan keinginan Allah setiap hari,
sehingga sungguh-sungguh dapat memuaskan atau
menyenangkan hati Bapa dan Tuhan Yesus Kristus.
• Itulah sebabnya seorang yang bertobat dan rindu melayani Tuhan,
tidak harus ditarik di dalam lingkungan kegiatan gereja.
• Tetapi ia harus terus mengembangkan cara berpikir yang
sesuai dengan kebenaran Alkitab atau memiliki pikiran dan
perasaan Kristus, sehingga gaya hidupnya diubah terus
menerus, sampai pada level kehidupan di mana segala
sesuatu yang dipikiran, diucapkan dan dilakukan selalu
sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah.
• Di banyak gereja, kalau seseorang sudah rajin dalam kegiatan gereja,
biasanya ia kemudian ditarik dalam kegiatan pelayanan sebagai aktivis
atau pelayan jemaat. Padahal sebenarnya mereka belum siap untuk
itu.
Kesimpulan
• Seperti yang telah disinggung bahwa panggilan
sebagai pelayan Tuhan itu berkenaan dengan respon
kita terhadap tanggung jawab hidup kita kepada
Tuhan untuk hidup dalam misi-Nya atau dalam
pelayanan, oleh sebab itu kita harus menemukan
tempat di mana kita harus melayani Tuhan.
Kesimpulan
• Dalam 1 Korintus 12:12, dikatakan bahwa kita semua satu
tubuh, tetapi memiliki anggota yang berbeda. Untuk
menggenapi rencana-Nya, Tuhan menempatkan kita masing-
masing pada tempat kita yang khusus. Masing-masing orang
percaya pasti memiliki panggilan yang khas, khusus dan
benar-benar spesifik. Apakah itu sebagai pendeta, pegawai,
insinyur, dokter, akuntan, aparat keamanan, pejabat
pemerintah, pengacara dan lain sebagainya.
• Dalam proyek penyelamatan umat manusia Tuhan
mempunyai banyak pekerjaan yang harus ditangani. Tuhan
mencari orang-orang yang memiliki hati yang mengasihi
Tuhan dan rela berbuat segala sesuatu demi kepentingan-
Nya. Ketika seseorang masuk dalam proyek pelayanan yang
benar, maka tidak ada hal besar dalam hidupnya kecuali
pelayanan itu. Keindahan dunia pasti tidak akan dapat
menjatuhkannya lagi.
•Seorang Kristen yang benar pasti melayani Tuhan
dengan segenap hidup yang dipersembahkan
bagi Dia.
2 Timotius 2:3-4
•2:3 Ikutlah menderita sebagai seorang
prajurit yang baik dari Kristus Yesus.
•2:4 Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak
memusingkan dirinya dengan soal-soal
penghidupannya, supaya dengan demikian ia
berkenan kepada komandannya
•GOD BLESS

Anda mungkin juga menyukai