Anda di halaman 1dari 18

KANKER MULUT

Disusun untuk memenuhi tugas dalam menempuh


Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Non Menular

Dosen pengampu : Widya Hary Cahyati, S.KM, M.Kes

Oleh:
Aurel Trifonia Christy (6411413123)
Al Ashar Wahyu Azadi (6411413124)
Fitria Retno Pangesti (6411413137)
Herdianti Tri Yulinda (6411413148)

Rombel 5

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya, makalah epidemiologi yang berjudul “Kanker Mulut” ini
dapat disusun dengan sebaik mungkin.

Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai penjelasan secara umum.


Adapun tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah epidemiologi
penyakit non menular Universitas Negeri Semarang. Di sisi lain, kami menulis
makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai kanker mulut.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah
kami untuk ke depannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
pengelolaan sampah ini.

Semarang, 10 Maret 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3. Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi .......................................................................................... 3
2.2. Klasifikasi ..................................................................................... 3
2.3. Epidemiologi ................................................................................. 5
2.4. Gejala dan Tanda........................................................................... 5
2.5. Faktor Risiko ................................................................................. 6
2.6. Prognosis ....................................................................................... 9
2.7. Pencegahan .................................................................................... 10
2.8. Penata Laksanaan dan Pengobatan ...............................................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................................... 11
3.2. Saran .............................................................................................. 14
Daftar Pustaka ........................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kanker rongga mulut ialah keganasan yang terjadi di dalam rongga yang
dibatasi oleh vermilion bibir di bagian depan dan arkus faringeus anterior di bagian
belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker bibir, gingival, lidah, bukal, dasar
mulut, palatum, dan arkus faringeus anterior (William, 1990).
Kebanyakan kanker rongga mulut adalah tipe karsinoma epidermoid (hampir
97%), 2-3% adenokarsinoma dan 1% adalah keganasan yang jarang seperti limforma,
melanoma maligna dan fibrosarkoma (Sciubba, 2001).
Insidensi kanker rongga mulut pada laki-laki yang tertinggi terdapat di
Perancis yaitu 13 per 100.000 dan yang terendah di Jepang yaitu 0,5 per 100.000,
sedangkan pada perempuan yang tertinggi ada di India yaitu 5,8 per 100.000 dan yang
terendah di Yugoslavia yaitu 0,4 per 100.000. Angka kejadian kanker rongga mulut
di India sebesar 20-25 per 100.000 atau 40% dari seluruh kanker, sedangkan di
Amerika dan Eropa sebesar 3-5 per 100.000 atau 3-5% dari seluruh kanker. Kanker
rongga mulut paling sering mengenai lidah (40%), kemudian dasar mulut (15%) dan
bibir (13%). Di indonesia sendiri kasus kanker rongga mulut dikisaran 3-4% dari
seluruh kasus kanker yang terjadi. Angka kematian nya 2-3% dari seluruh kematian
akibat kanker. Prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan tertinggi
terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,3%.
Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk mengulas mengenai
kanker mulut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kanker mulut ?
2. Bagaimana klasifikasi kanker mulut ?
3. Bagaimana epidemiologi kanker mulut di dunia dan di Indonesia ?
4. Bagaimana gejala dan tanda kanker mulut ?
5. Apa saja yang menjadi faktor risiko terkena kanker mulut ?

1
6. Bagaimana prognosis kanker mulut ?
7. Bagaimana pencegahan kanker mulut ?
8. Bagaimana peñata laksanaan dan pengobatan kanker mulut ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi kanker mulut
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi kanker mulut
3. Mengetahui dan memahami epidemiologi kanker mulut
4. Mengetahui dan memahami gejala dan tanda kanker mulut
5. Mengetahui dan memahami faktor risiko kanker mulut
6. Mengetahui dan memahami prognosis kanker mulut
7. Mengetahui dan memahami pencegahan kanker mulut
8. Mengetahui dan memahami piñata laksanaan dan pengobatan kanker mulut

2
BAB II

KANKER MULUT

2.1.Definisi
Kanker rongga mulut ialah keganasan yang terjadi di dalam rongga yang
dibatasi oleh vermilion bibir di bagian depan dan arkus faringeus anterior di bagian
belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker bibir, gingival, lidah, bukal, dasar
mulut, palatum, dan arkus faringeus anterior (William, 1990).
Sedangkan menurut Lippincot dan Wilkins (2012). Pengertian kanker rongga
mulut adalah tumor ganas yang mulai muncul pada mulut yang melibatkan beberapa
jenis jaringan dan sel sehingga mengakibatkan berbagai jenis kanker.
Kebanyakan kanker rongga mulut adalah tipe karsinoma epidermoid (hampir
97%), 2-3% adenokarsinoma dan 1% adalah keganasan yang jarang seperti limforma,
melanoma maligna dan fibrosarkoma (Sciubba, 2001).
Karsinoma sel skuamosa mempunyai sifat seperti kanker pada umumnya
yakni mampu menyerang jaringan ikat di bawahnya dan melakukan metastasis ke
lokasi yang lebih jauh. Secara histologist, tumor terdiri atas sel-sel karsinoma
berkeratin yang menginvasi sekeliling jaringan. Sejumlah besar sel inflamasi terlihat
pada stroma tumor. Berdasarkan evaluasi histopatologi dari berbagai tingkat
diferensiasi, karsinoma sel skuamosa rongga mulut dibagi menjadi grade I-IV. Pada
zona membran basal, karsinoma sel skuamosa rongga mulut terdapat berbagai pola
akspresi abnormal (Daftari, 1992).

2.2.Klasifikasi
Menurut American Joint Committee on Cancer (AJCC), klasifikasi kanker
rongga mulut menggunakan sistem TNM. Sistem TNM ini terdiri atas T (Tumor) atau
gambaran dari level pembesaran tumor, N (Nodus) atau sejauh mana keterlibatan
nodus limfe sebagai sistem imun tubuh dan M (Metastasis) yaitu kondisi yang
menggambarkan keterlibatan organ lain pada bagian distal (Morrow, 2009). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

3
Tabel 1. Sistem TNM dalam menilai klasifikasi stadium kanker rongga mulut

Stadium T Stadium N Stadium M


T0 Tidak ada tampilan N0 Tidak ada keterlibatan nodus limfe M0 Tidak ada
tumor penyebar
Tis Carcinoma in situ. N1 Terdapat keterlibatanlimfatik an.
Terdapat massa pada regional, tetapi ukuran nodus ≤ 3cm
jaringan
T1 Ukuran tumor ≤ 2 cm N2 Keterlibatan pembesaran nodus
T2 Ukuran tumor ≤ 4cm limfe satu atau lebih dengan ukuran M1 Kanker
T3 Ukuran tumor lebihdari ≤ 6 cm menyebar
4cm ke organ
T4 Ukuran tumor lebih dari N3 Keterlibatan homolateral atau bagian
4 cm, dan tertanam kuat bilateral nodus limfe dengan ukuran distal
pada otot atau struktur lebih dari 6 cm.
lainnya.

Tabel 2. Stadium kanker rongga mulut

Stadium TNM Keterangan


Stage I T1, N0, M0 Pada stadium ini pembesaran pada jaringan masih
belum dianggap kanker dan tumor tidak melebihi 2 cm.
Stage II T2, N0, M0 Pada stadium ini tumor tidak melebihi 4 cm.
Stage IIIA T3, N0, M0 Pada stadium ini pembesaran melebihi 4 cm, tetapi tidak
didapatkan pembesaran limfe dan tidakada metastasis ke
organ lain.
Stage IIIB T1, T2, T3, Pada stadium ini tumor dapat berukuran kurang 2 cm,
N1, M0 dibawah 4 cm atau lebih, tetapi kanker belum
memengaruhi nodus homolateral limfatik.
Stage IVA T4, N0, M0 Pada stadium ini tumor melebihi 4 cm, dan tertanam
dalam pada otot, tulang, atau struktur jaringan

4
dibawahnya.
Stage IVB Any T, N2 or Pada stadium ini tumor bias berbagai ukuran, tetapi
N3, M0 tertanam dalam pada otot, tulang atau struktur jaringan
dibawahnya, serta terdapat keterlibatan dari nodus
homolateral atau bilateral limfatik.
Stage IVC Any T, any Pada stadium ini, terjadi berbagai situasi berat baik
N, any M ukuran tumor, keterlibatan nodus limfatik dan
metastasis ke organ lain.

2.3.Epidemiologi

Insidensi kanker rongga mulut pada laki-laki yang tertinggi terdapat di


Perancis yaitu 13 per 100.000 dan yang terendah di Jepang yaitu 0,5 per 100.000,
sedangkan pada perempuan yang tertinggi ada di India yaitu 5,8 per 100.000 dan yang
terendah di Yugoslavia yaitu 0,4 per 100.000. Angka kejadian kanker rongga mulut
di India sebesar 20-25 per 100.000 atau 40% dari seluruh kanker, sedangkan di
Amerika dan Eropa sebesar 3-5 per 100.000 atau 3-5% dari seluruh kanker. Kanker
rongga mulut paling sering mengenai lidah (40%), kemudian dasar mulut (15%) dan
bibir (13%). Di indonesia sendiri kasus kanker rongga mulut dikisaran 3-4% dari
seluruh kasus kanker yang terjadi. Angka kematian nya 2-3% dari seluruh kematian
akibat kanker. Prevalensi tumor/kanker rongga mulut dan tenggorokan tertinggi
terdapat di Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,3%.

2.4.Gejala dan Tanda

Gejala kanker pada mulut dapat terlihat dari sejumlah ketidak normalan yang
terjadi pada mulut. Seperti pembengkakan pada mulut, perdarahan yang tidak jelas
sebabnya, timbulnya rasa nyeri di bagian yang ditumbuhi sel kanker, suara jadi serak
berkepanjangan, dan mengalami kesulitan untuk mengunyah, menelan, dan bahkan
berbicara. Selain itu tanda lainnya juga berupa:

 Adanya luka atau sakit pada wajah, leher, serta ulcus atau sariawan dalam
mulut yg tidak hilang dalam waktu 2 minggu.

5
 Pembengkakan, perbesaran maupun benjolan pada gusi, bibir dan bagian
lain di dalam mulut.
 Bercak putih, merah atau gelap di dalam mulut.
 Perdarahan yg berulang dari gusi atau luka dalam mulut.
 Rasa kebal di sekitar wajah dan mulut dan leher.
 Gigi-gigi yang goyang tanpa penyebab yang jelas.

Beberapa tanda dan gejala yang sering dijumpai pada penderita kanker mulut,
antara lain :

 Sariawan pada bibir yang lama tidak sembuh


 Bercak di dalam mulut atau bibir berwarna putih, merah, atau campuran
merah dan putih
 Nyeri pada bibir atau mulut
 Pendarahan di mulut
 Kehilangan gigi
 Sulit atau nyeri saat menelan
 Sulit memakai gigi palsu
 Benjolan di leher
 Nyeri pada telinga

Tidak semua gejala diatas merupakan gejala kanker. Terkadang infeksi juga
dapat menyebabkan gejala seperti di atas.

2.5.Faktor Risiko

Berikut faktor risiko terkena kanker mulut:


1. Pengguna alkohol
Pengguna alkohol berat merupakan faktor risiko terkena kanker mulut.
Pengguna alkohol terbukti mengalami peningkatan risiko terkena karsinoma
sel skuamosa rongga mulut karena alkohol mengandung karsinogen atau
prokarsinogen, termasuk kontaminan dari nitrosamine dan uretan selain etanol.
Etanol dimetabolisme oleh alkohol-dehidrogenase da oleh sitokrom P450
mejadi asetaldehid yang bersifat karsinogen.

6
Enzim metabolisme karsinogen berperan pada individu tertentu.
Alkohol dehidrogenase mengoksidasi etanol menjadi asetaldehid yang
sitotoksik dan menghasilkan radikal bebas serta basa DNA hidroksilasi.
Alkohol dehidrogenase tipe 3 mungkin merupakan faktor predisposisi
karsinoma sel skuamosa rongga mulut. Sitokrom P450 dapat mengaktivasi
prokarsinogen lingkungan. Etanol juga dimetabolisme oleh sitokrom P450
IIEI (CYP2EI) menjadi asetaldehid.
2. Pengguna tembakau dan alkohol
Tembakau dan alkohol merupakan faktor risiko yang independen untuk
kanker mulut dan lidah. Efek kombinasi pengguna alkohol dan tembakau
menjadi berlipat ganda, lebih besar dari kumulatif efek masing-masing bahan,
sehingga risiko berkembangnya karsinoma sel skuamosa pada pasien
pengguna alkohol dan perokok meningkat 80 kali lebih tinggi.
Alkohol memudahkan kerja tembakau dengan berfungsi sebagai
pelarut sehingga memudahkan bahan karsinogen untuk berpenetrasi ke dalam
jaringan mulut.
3. Pengguna tembakau
Aktivitas Glutation S-transferase (GST) menjadi rusak sehingga
mengurangi kapasitas detoksifikasi karsinogen tembakau. Hal ini merupakan
faktor predisposisi karsinoma sel skuamosa rongga mulut.
Merokok dan cara pemakaian tembakau lainnya berhubungan dengan
70-80% kasus kanker mulut. Merokok, panas yang ditimbulkan, kandungan
bahan, dan pipa merupakan faktor yang mengiritasi mukosa mulut.
Mengunyah atau mengisap tembakau menyebabkan iritasi dari kontak
langsung bahan karsinogen tembakau dengan membrane mukosa.Mengunyah
dan mengisap sirih pinang serta mengunyah tembakau merupakan faktor risiko
yang penting pada populasi daerah geografi tertentu missal Asia Tenggara,
terutama bila kebiasaan ini dimulai sejak usia muda dan sering, serta
berlangsung untuk periode yang lama. Penelitian di India membuktikan
adanya hubungan antara pengunyahan tembakau dengan terjadinya karsinoma
sel skuamosa terutama di mukosa labial dan bukal.
Risiko kanker mulut pada populasi yang merokok dengan kandungan
tar sigaret yang rendah atau sedang dan tinggi dibandingkan dengan yang
tidak merokok secara berurutan adalah 8 dan 16 kali lebih tinggi. Sigaret

7
diklasifikasi sebagai kadungan tar rendah atau sedang bila <22 mg dan tinggi
bila >22 mg.
4. Pengguna obat kumur
Pengguna obat kumur dapat merupakan faktor risiko pada kelompok
populasi yang tidak merokok dan pada wanita yang bukan pengguna alkohol.
Efek penggunaan obat kumur terhadap terjadinya kanker sama dengan efek
pengguna alkohol tetapi dengan kontribusi yang lebih rendah.
5. Umur
Kanker mulut biasanya menyerang orang yang berusia di atas 40
tahun.
6. Paparan sinar matahari
Paparan sinar matahari yang mengandung komponen ultraviolet
merupakan risiko terjadinya kanker pada bibir. Kira-kira 30 % pasien yang
menderita kanker bibir merupakan pekerja yang banyak terpapar pada sinar
matahari, misalnya petani dan nelayan.
7. Kurangnya kebersihan gigi dan mulut
Kurangnya menjaga kebersihan gigi dan mulut yang berakibat pada
gigi berlubang dan busuk dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker mulut.
Selain itu, penggunaan gigi palsu dan kawat gigi yang tidak diiringi dengan
menjaga kebersihan gigi dan mulut juga meningkatkan risiko terkena kanker
mulut.
8. Malnutrisi
Secara epidemiologi, kurang mengkonsumsi vitamin A dapat
berhubungan dengan terjadinya kanker rongga mulut, tetapi kekurangan β-
karoten masih belum terbukti keterkaitannya dengan risiko terjadinya kanker
rongga mulut. Kurang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran, dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker di rongga mulut. Mengkonsumsi buah-
buahan dan sayur-sayuran dapat mencegah terjadinya kanker.
9. Riwayat kanker kepala dan leher
Seseorang dengan riwayat kanker kepala dan leher memiliki risiko
lebih besar tekena kanker mulut, terutama jika ia merupakan pengonsumsi
alcohol dan perokok.

8
10. Terinfeksi virus HPV (Human Papiloma Virus)
Jika penyebab kanker mulut bukanlah dari infeksi virus HPV, maka
kanker mulut tidak akan menular. Berbeda halnya jika kanker mulut tersebut
disebabkan oleh infeksi virus HPV. Karena lapisan dinding mulut sangat tipis,
maka mudah terbentuk luka meskipun kecil. Dengan berciuman misalnya,
virus HPV dari penderita dapat mudah masuk ke tubuh orang lain. Seseorang
tidak akan mengira kalau pasangan menderita penyakit ini karena gejala
kanker mulut awal biasanya tidak terlalu berat dirasakan. Penderita pun
cenderung terlihat sehat, namun tetap membawa virus yang berbahaya ini
dimanapun ia berada.

2.6.Prognosis

Pemeriksaan intra oral dilakukan untuk mengamati secara klinis adanya kelainan atau
anomali pada daerah mulut. Biopsi dilakukan bila ditemukan lesi yang dicurigai, maka
dapat dilakukan biopsi untuk melihat gambaran secara mikroskopis. Gambaran
histopatologis pada karsinoma sel skuamosa telah dijelaskan pada sub bab histopatologis
karsinoma sel skuamosa

Kanker yang berlokasi di daerah bibir bawah mempunyai prognosis yang baik, sebab
mudah terlihat dan dapat dikenali pada tahap awal. Kebalikannya kanker yang sulit dilihat
secara klinis dan sulit dalam pemeriksaan langsung atau mempunyai gejala yang lambat
mempunyai prognosis yang kurang baik. Contohnya kanker yang berada pada dasar lidah
atau dinding tonsil. Terjadi maupun tidak terjadinya metastase, derajat diferensiasi, dan
tingkatan diferensiasi menentukan prognosis dari kanker mulut. Kanker yang berlokasi
pada dasar mulut atau palatum lunak sering bermetastase secara bilateral di daerah leher
dan lebih sulit dalam perawatannya dibandingkan dengan kanker yang berlokasi di depan
dasar mulut, yang cenderung hanya bermetastase secara unilateral di daerah leher.
Karsinoma sel skuamosa pada bibir bawah mempunyai prognosis yang paling baik dari
seluruh kanker yang ada di dalam rongga mulut. Karsinoma yang berada dipermukaan
samping dari lidah mempunyai prognosis yang lebih baik dari pada yang berlokasi pada
permukaan belakang lidah. Pada intinya prognosis penderita karsinoma rongga mulut
tergantung dari beberapa faktor, yaitu ukuran kanker, daerah/lokasi dari kanker primer,
ada/tidaknya keterlibatan jaringan limfa, ada/tidaknya metastase jauh dari kanker primer.

9
2.7.Pencegahan

a. Selalu sikat dan flossing secara teratur


Risiko berkembangnya sel kanker pada mulut dapat dikurangi dengan menjaga
kesehatan mulut. Kondisi mulut yang tidak sehat mengurangi sistem kekebalan tubuh
dan menghambat kemampuan tubuh untuk melawan kanker. Gosoklah gigi Anda
secara teratur minimal 2 kali sehari dan bersihkan gigi dengan benang khusus
(flossing).
b. Jangan merokok atau mengunyah produk tembakau
Nikotin yang terkandung dalam produk tembakau bukan hanya dapat merusak
paru-paru tetapi juga mulut. Nikotin akan membuat kondisi mulut menjadi asam dan
tidak sehat, sehingga dapat meningkatkan risiko kanker mulut. Berhentilah merokok
atau mengunyah produk tembakau seperti bersirih menggunakan tembakau.
c. Hindari minum minuman beralkohol
Risiko mengembangkan kanker mulut akan meningkat seiring meningkatnya
kuantitas dan lamanya seseorang mengonsumsi alkohol.
d. Batasi ekspos terhadap sinar matahari
Gunakan perlindungan terhadap sinar matahari pada bibir Anda ketika berada
di bawah sinar matahari. Paparan sinar matahari yang berulang dapat meningkatkan
risiko kanker pada bibir, terutama bibir bagian bawah. Pilihlah produk lipstik atau
pelembab bibir yang mengandung tabir surya untuk penggunaan sehari-hari.
e. Berolahraga secara teratur
Gaya hidup yang aktif dan sehat diketahui dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan membantu mencegah kanker di seluruh tubuh, termasuk kanker
mulut.
f. Makan sayur-sayuran dan buah-buahan
The American Institute for Cancer Research merekomendasikan untuk makan
banyak kacang-kacangan, buah, sayuran berdaun hijau gelap, biji rami, bawang putih,
anggur, teh hijau, kedelai dan tomat untuk mencegah kanker. Diet dan pemenuhan
nutrisi telah menjadi metode pencegahan kanker yang tepat.

10
g. Kurangi mengolah makanan dengan menggoreng
Ganti cara pengolahan makanan dengan menggoreng dan memanggang
menjadi merebus atau mengukus. Gunakan bumbu sehat seperti bubuk bawang putih,
jahe dan kunyit untuk menambah rasa.
h. Rutin memeriksa gigi
Periksakan kondisi gigi dan mulut Anda ke dokter gigi secara rutin setidaknya
setiap enam bulan sekali dan meminta untuk dilakukan skrining kanker mulut agar
dapat mendeteksi kanker sejak dini.
i. Melakukan pemeriksaan sendiri
Sama seperti memeriksa kemungkinan kanker payudara, kemungkinan kanker
mulut juga dapat diperiksa sendiri di rumah. Caranya adalah dengan membuka mulut
lebar-lebar di depan cermin dan memeriksa seluruh bagian mulut, termasuk bagian
belakang dan sisi-sisi lidah.
Jika Anda melihat atau merasakan sesuatu yang mencurigakan seperti
benjolan, benjolan putih, bercak merah atau abu-abu, segera periksa ke dokter gigi
untuk mendapatkan diagnosa yang tepat.

2.8.Penata Laksanaan dan Pengobatan

A. Penata Laksanaan
a. Untuk kanker yang margin lateral lidah terdapat dua pengobatan mayor, yaitu
 Terapi radiasi
 Bedah
b. Untuk kanker pada bibir, lesi biasanya di eksisi secara bebas
c. Untuk kanker pada dasar lidah, lebih sering dilakukan terapi radiasi yang menjadi
pengobatan primer, untuk lesi yang besar digunakan terapi sinar eksternal
d. Tindakan Bedah
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat sel-
sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
e. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di
bedah. Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor. Terapi
juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang mungkin
tertinggal didaerah tersebut.

11
f. Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk
membunuh sel kanker.

B. Pengobatan

a. Operasi

Kanker mulut stadium awal (yang nantinya terjadi penyebaran pada kelenjar
getah bening leher), dapat menggunakan metode operasi, tentu saja, perpaduan
metode operasi dan radioterapi lebih baik daripada penggunaan metode tunggal.

b. Radioterapi

Radioterapi, baik digunakan secara tunggal ataupun dipadukan dengan


operasi, memiliki peran penting dalam pengobatan kanker mulut. Dapat dikontrol
berdasarkan anatomi lokasi lesi, ruang lingkup invasif, tahap penyebaran pada
kelenjar limfa leher dan kondisi keseluruhan tubuh

c. Kemoterapi

Kanker pada bagian kepala-leher sebagian besar adalah kanker mulut, dan
kepekaannya terhadap kemoterapi lebih rendah. Pada pengobatan kanker di bagian
kepala-leher, sangat sedikit yang hanya menggunakan kemoterapi, umumnya
dipaduka dengan radioterapi atau operasi, yang dapat membantu proses pengobatan.

d. Minimal Invasif

Untuk tumor yang berukuran lebih besar atau terjadi metastasis pada kelenjar
limfa, efek samping dari operasi, radioterapi dan kemoterapi lebih besar, dengan
menggunakan teknologi modern saat ini, menjalani metode pembedahan minimal
invasif, yang dapat membunuh sel kanker langsung pada pusatnya, luka yang
ditinggalkan kecil, pemulihannya cepat, efek pengobatannya cepat terlihat, dan
kelebihan lainnya, yang semakin hari semakin diakui di dunia medis.

12
e. Pola makan

Asupan vitamin A dapat mencegah terjadinya kekambuhan pada kanker mulut,


tetapi kelebihan vitamin A juga dapat menyebabkan keracunan, karena itu, harus
berada di bawah pengawasan dokter.

f. Terapi di rumah

Pada masa pengobatan, misalnya membuka mulut, bagi yang kesulitan


mempertahankan sekresi kelenjar dan menyikat gigi, perlu melakukan pelatihan
peregangan mulut dengan lembut, dan seringlah berkumur (sebaiknya menggunakan
cairan pencuci mulut yang mengandung acidophilus, serta lebih banyak
mengkonsumsi makanan sehat, dan gunakanlah obat kumur beberapa kali sehari).
Selain itu, dapat menggunakan jus aloe vera untuk meningkatkan sekresi kelenjar dan
menghilangkan gejala kering pada mulut

Ahli dari Modern Cancer Hospital menghimbau : Metode apapun yang anda
jalani, selain tergantung pada kondisi penyakit, juga harus dilihat dari sisi dokter yang
memiliki pengalaman klinis, teknologi dan peralatan yang ada di rumah sakit. Karena
itu, di Modern Cancer Hospital Guangzhou, saat anda terdiagnosa suatu penyakit,
dokter secara objektif akan memilih pengobatan terbaik untuk anda berdasarkan
kondisi pasien.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kanker rongga mulut ialah keganasan yang terjadi di dalam rongga
yang dibatasi oleh vermilion bibir di bagian depan dan arkus faringeus anterior
di bagian belakang. Kanker rongga mulut meliputi kanker bibir, gingival,
lidah, bukal, dasar mulut, palatum, dan arkus faringeus anterior (William,
1990).
Gejala kanker mulut ini meliputi adanya luka atau sakit pada wajah,
leher, serta ulcus atau sariawan dalam mulut yang tidak hilang dalam waktu 2
minggu, pembengkakan, perbesaran maupun benjolan pada gusi, bibir dan
bagian lain dai dalam mulut, bercak putih, merah gelap di dalam mulut,
perdarahan yang berulang dari gusi atau luka dalam mulut, rasa kebal di
sekitar wajah, mulut, dan leher serta gigi-gigi yang goyang tanpa peyebab
yang jelas.
Pengobatan kanker terdiri atas operasi, radioterapi, kemoterapi,minimal
invasif, pengaturan pola makan, dan terapi.

3.2. Saran
1. Menghindari rokok dan penggunaan tembakau lainnya
2. Menghindari konsumsi alkohol
3. Memakan buah-buhan dan sayur-sayuran
4. Rutin memeriksa gigi

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2012. Pengobatan Kanker Mulut. Diakses pada tanggal 7 Maret 2015.
http://www.asiancancer.com/indonesian/cancer-treatment/oral-cancer-treatment/.

Arfani, Asnul. 2011. Karsinoma Sel Skuamosa (Squamosa Cell Carsinoma). Diakses pada
tanggal 7 Maret 2015. http://asnuldentist.blogspot.com/2011/01/karsinoma-sel-
skuamosa-squamous-cell.html.

Gilang Rahmadhan, Ardyan. 2010. Serba-Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Penerbit
Bukune

Harjana, Dadan. 2013. Gejala Kanker Mulut, Penyebab, dan Faktor Risiko. Diakses pada
tanggal 4 Maret 2015, http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/04/gejala-kanker-
mulut-penyabab-dan- faktor.html.

Hidayatullah, Sari. 2014. ASKEP CA MULUT. Diakses pada tanggal 7 Maret 2015.
http://sarihd.blogspot.com/2014/01/askep-ca-mulut.html .

Mayasari, Linda. 2012. 9 Cara Mencegah Kanker Mulut. Diakses pada tanggal 7 Maret 2015.
http://health.detik.com/read/2012/10/02/175755/2052888/766/9-cara-mencegah-
kanker-mulut.

Reksoprawiro, Sunarto. 2003. Protokol Pelaksanaan Kanker Rongga Mulut. Diakses pada
tanggal 7 Maret 2015. http://www.scribd.com/doc/49759264/Kanker-Rongga-
Mulut#scribd.

Sudiono, Janti. 2007. Pemeriksaan Patologi Untuk Diagnosis Neoplasma Mulut. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC

15

Anda mungkin juga menyukai