KKI Ners
KKI Ners
KKI Ners
Disusun Oleh :
1. Juad
2. Melia Dwi Kupitasari
3. Rizka Anis K
4. Tyas Gita Lestari
5. Dwikoro Prihantini
6. Sarah Wendi
1. Latar Belakang
HIV / Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang
menyerang system kekebalan tubuh manusia dan biasanya menyerang
CD4 sehingga menyebabkan penurunan system kekebalan tubuh dan
pertahanan tubuh. Kecepatan produksi HIV berkaitan dengan status orang
yang terjangkit infesksi terebut ( Bunner and Suddart, 2012) Sedangkan
AIDS merupakan kumpulan gejala klinis yang merupakan hasil akhir dari
infeksi HIV dan menandakan bahwa virus HIV sudah berlangsung cukup
lama. HIV AIDS merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui
hubungan sexual, jarum suntik dan sering dikaikan dengan masalah
reproduksi. Kerentanan terkenanya penyakit HIIV dikarenakan minimnya
pengetahuan dan informasi tentang HIV AIDS ataupun minimnya akses
layanan pencegahan HIV AIDS (Kementrian Negara Pemberdayaan
Perempuan RI, 2008).
Secara global penderita HIV AIDS didunia terus meningkat sejak
pertana kali dilaporkan pada tahun 1981 hingga pada tahun 2013 mencapai
34 juta yang sebagian besar hidup dalam kemiskinan dan juga Negara
berkembang. Pada tahun 2012 tercatat 9,7 juta orang yang meningkat pada
tahun 2013 sebesar 300.000 lebih anyak dibandingkan satu decade
sebelumnya (WHO,2013). Berdasarkan data Ditjen PP dan PL, kemenkes
RI tahun 2014, kasus HIV diIndonesia dalam triwulan Juli sampe
sepember Sedangkan pada juni 2018, telah dilaporkan penderita HIV
diIndonesia mencapai 433 (84,2% ) dari 514 Kabupaten/Kota di 34
Provinsi di Indonesia.
Individu yang menderita AIDS cenderung akan mengalami gejala
dalam beberapa tahap seperti, pertama tahap infeksi akut dan terjadi pada
beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV dan pada umumnya
penderita tidak menyadari telah terinfeksi HIV karena gejala awal mirip
dengan flu biasa sehingga dapat hilang sendiri. Gejala infeksi akut ringan
hingga berat berlangsung beberapa minggu meliputi demam hingga
menggigil, muncul ruam dikulit, mutah, nyeri sendi dan otot,
perkembangan kelennjar getah bening, akit kepala, sakit perut, sakit
tenggorokan dan sariawan. Setelah melalui tahap infeksi, barulah
memasuki tahap laten yang erlangsung hingga beberapa tahun dan virus
semakin berkembang dan merusak kekebelan tubuh yang tandanya berat
badan turun, diareterus menerus, berkeringat malam hari, mual mutah,
herpes zoozter, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, dan
tubuh terasa lemah. Pasien dengan virus HIV akan beresiko tinggi dan
berulang yang mencakup komplikasi saluran cerna. Diare merupakan salah
satu komplikasi yang paling sering ditemukan pada penderita HIV yang
cirri cirri diarenya berangsung sering dengan konsistensi tinja berupa
cairan minimal 14 hari dan dalam sebulan biasnya berangsung 2 sampe 3
kali, diare disertai dengan kram perut atau kembung, diare disertai demam,
diare disertai turunya berat badan, dehidrasi, malnutrisi dan juga pengaruh
dari obat ARV.
Upaya dalam menurunkan angka HIV lah satunya dengan memberikan
penyuluhan pendidikan dan informasi tentang HIV sehingga masyarakat
lebih paham dan waspada terhadap perilakunya untuk melakukan
pencegahan sepeti hindari sex bebas, tidak menggunakan jarum secara
bergantian, menggunakan kondom, perhatikan luka yang terbuka, lakukan
vaksin (Astutik,2012)
Di beberapa Negara pernikahan sesama jenis tidak lagi di anggap
tabu, bahkan mereka memperkuat pernikahan tersebut dengan adanya
undang-undang yang mengesahkan pernikahan sejenis di Negara mereka.
Lain halnya di Indonesia, pernikahan sejenis memang tidak sesuai dengan
hukum di Indonesia dan tak ada yang mengesahkannya, tetapi perilaku
seks bebas yang tidak terikat hukum pun menjadi marak di kalangan
masyarakat kita, baik lawan jenis maupun sesama jenis, hal ini tercermin
pada masa Nabi Luth As, yang sesuai pada firman Allah SWT:“Dan(kami
telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa
kamu melakukan perbuatan keji?”, sungguh, kamu telah melampiaskan
syahwatmu kepada sesama laki-laki bukan kepada perempuan. Kamu
merupakan kaum yang melampaui batas. “usir mereka (Luth dan
pengikutnya) dari negeri ini. kemudian kami selamatkan dan pengikutnya
kecuali istrinya. Dan kami hujani mereka dengan hujan batu.” (surah al-
A’raf ayat:80-84)
“Sebenarnya Allah telah memperlihatkan bekas-bekas tentang peristiwa kejadian
sebagai contoh teladan bagi mereka yang suka memikirkan. Karena kaum
Luth adalah orang yang bergelimang dengan kejahatan dan
kemungkaran. Mereka suka melakukan perbuatan yang keji yaitu laki-laki
kawin dengan laki-laki dan mereka tidak suka kawin dengan perempuan.
Sehingga Allah melaknat kaum tersebut dengan menghancurkan negeri
tersebut. Negeri tersebut dihancurkan dikarenakan perbuatan kaum Luth
itu” firman Allah dalam Al-Qur’anLagi diberi tanda pada sisi tuhan
engkau. Tiadalah siksa itu terjadi kecuali untuk orang yang aniaya. (surah
Hud ayat:83).
Seperti Firman Allah, dapat kita ambil kesimpulan bahwa AIDS
pun terjadi karena ulah manusia sendiri, tetapi bagaimanapun Allah tidak
akan memutus rahmatnya kepada hambanya yang mau bertaubat, begitu
indahnya Islam ketika kita mau mengikuti jalan yang benar. Dengan
adanya penyakit AIDS, kita sebagai hambanya diingatkan untuk selalu
memikirkan apa yang akan kita lakukan, “Bertaubatlah hai hamba Allah,
karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula
obatnya, kecuali penyakit satu (pikun)”. Islam memberikan tuntunan
dalam pengobatan HIV /AIDS secara fisik, psikis dan sosial. Secara fisik
melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih dalam tahap vaksin bukan
obat penyembuh hanya penghambat, untuk melambatkan virus tersebut,
teknologi saat ini yaitu ARU (Anti Retro Viral) dan secara psikis melalui
kesabaran, taubat, tagarrubilallah (dzikirullah dan berdo’a). Sedangkan
secara sosial melalui penerimaan dan dukungan penuh yaitu dari
masyarakat terutama keluarganya. Jadi, jelaslah bahwa Islam telah
mengatur semuanya dalam AL-Qur’an sebagai petunjuk agar kita tetap
selalu dijalan Allah SWT. Karena telah banyak kejadian dan peristiwa
yang di kisahkan oleh AL-Qur’an lewat Nabi-nabi dan Rasul-rasul Allah.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang sholeh. Amin
2. Rumusan Masalah
Bagaimana pandangan islam tentang hukum beribadah seseorang dengan keadaan
penurunan kesadaran pada pasien HIV ?
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana padangan islam tentang beribadah
seseorang dengan keadaan penurunan kesadara pada pasien HIV
b. Tujuan Khusus
b.1 Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam tentang hukum beribadah
seseorang dengan penurunan kesadaran
b.2 Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam tentang hukum beribadah
seseorang dengan HIV
BAB II
TINJAUAN KASUS
Kasus !
Ny. M datang ke ruang perawatan Bougenvile iso tanggal 29/07/2019 jam 23.15 dalam
keadaan penurunan kesadaran. kesadaran somnolen. GCS E4 M4 V2 Klien
mengalami penurunan kesadaran sejak 2 hari ysng lalu di rumah. Klien memiliki
riwayat penyakit HIV sejak 1,5 tahun yang lalu. Saat diperiksa didapatkan hasil :
TD : 150/108 mmHg, N : 80 x/mnt, RR : 32 x/mnt, kelemahan ekstemitas,
kesadaran somnolen, sesak nafas, suara nafas gargling, terpasang bed side monitor
dan pasien terpasang NGT. Oral hygiene pasien buruk, pasien tidak mau
berkomunikasi. Pasien sudah berulang ulang masuk RSMS dengan keluhan yang
sama dan suami mengatakan sudah cukup lama merawat istrinya dengan keadaan
yang seperti.
BAB III
TINJAUAN HUKUM / KAIDAH / TEORI
A. Kesimpulan
HIV/AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang
dan atau merusak system kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human
Immune Virus). Penyebab HIV/AIDS adalah penyimpangan agama yaitu
melakukan hubungan seksual secara bebas (Zina) juga mengkonsumsi
alkohol dan narkotika. HIV/AIDS dapat menular melalui; hubungan
seksual, ibu pada anaknya, darah dan produk darah yang tercemar HIV,
pemakaian alat kesehatan yang tidak steril, alat-alat untuk menorah kulit,
menggunakan jarum suntik secara bergantian.
HIV AIDS dalam sudut pandang islam ada dua alasan yaitu
pertama atas perilaku yang meyimpang dalam melakukan sek
bebas(perzinahan dan sodomi), juga mengkonsumsi alkohol dan narkotika.
Yang kedua sebagai musibah atau cobaan bagi pengidap HIV AIDS yang
tidak melakukan penyimpangan agama.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Alwi, Islam Inklusif Menuju Sikap Terbuka Dalam Beragama, (Bandung, Mizan,
1999).
Nursalam, dkk, Asuhan keperawatan Pada Pasien Terinfeksi HIV AIDS, (Jakarta,
Salemba Medika, 2007).
Zul General Agency, Pandangan Islam Terhadap HIV dan AIDS Oleh zulmaidi
,(www.google. Pandangan Islam Terhadap HIV AIDS.com).