Anda di halaman 1dari 22

MODUL PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
PERATURAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA 2019

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Teknik Pengolahan Air, Labtek IX C Lt. 5.
2. Praktikum dilaksanakan selama 90 menit, sudah termasuk tes di akhir praktikum.
3. Praktikan diharapkan hadir tepat waktu dengan toleransi keterlambatan maksimal 10
menit.
a. 5-10 menit (jam di Lab. TPA) dikenakan sanksi perorangan (-10) dan kelompok
(-5) dari nilai laporan.
b. Sedangkan lebih dari 10 menit, praktikan tidak diperbolehkan mengikuti
praktikum shift tersebut (harus mengikuti praktikum shift lain) dengan sanksi
perorangan dan kelompok tetap diberlakukan.
4. Tes akhir dilaksanakan selama 15 menit pada akhir praktikum.
5. Mahasiswa tidak diperkenankan bercanda ketika sedang melaksanakan praktikum.
6. Bagi praktikan yang memecahkan properti laboratorium, segera lapor ke koordinator
asisten dan mengganti item tersebut setelah kejadian berlangsung.
7. Praktikan tidak boleh menggunakan fasilitas apapun di laboratorium tanpa izin dari
asisten yang bertugas.

B. Kelengkapan Praktikum
1. Hardcopy modul praktikum wajib dibawa selama kegiatan praktikum dan menjadi
salah satu syarat mengikuti praktikum.
2. Seluruh praktikan yang mengikuti praktikum wajib mengisi daftar hadir yang
tersedia di laboratorium.
3. Selama praktikum, mahasiswa diwajibkan memakai jas laboratorium lengan
panjang, name tag, sepatu tertutup, pakaian rapi dan sopan, bagi yang
berponi/berambut panjang harap diikat/dijepit agar tidak mengganggu aktivitas
selama praktikum. Jika kelengkapan tidak terpenuhi, praktikan tidak diizinkan
mengikuti praktikum = nilai praktikum 0
4. Mahasiswa harus sudah memakai jas lab dan nametag ketika memasuki ruangan
laboratorium dan dibuka setelah praktikum selesai (diluar lab/ruang asisten).
5. Nametag mengikuti format pada bagian lampiran dibawah ini.
6. Peralatan pribadi yang diperlukan untuk praktikum, meliputi stopwatch/ HP
berstopwatch (1 per kelompok), penggaris 30 cm (2 per kelompok), kalkulator (1 per
kelompok), alat tulis (perorangan), kertas reuse ½ halaman A4 (perorangan), dan
laptop (1 per kelompok). Peralatan tersebut harap disiapkan sebelum memasuki
laboratorium.
7. Tas praktikan disusun rapi di tempat (lemari) yang telah disediakan di Laboratorium.
8. Praktikan tidak diperbolehkan menggunakan aksesoris di tangan yang mengganggu
keberjalanan praktikum.

C. Izin Praktikum
1. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum hanya diperkenankan oleh 2 alasan:
a. Sakit, dengan melampirkan surat sakit (hanya menerima surat sakit dari dokter)
paling lambat 1 minggu setelah praktikum, diberikan pada asisten yang bertugas
saat praktikum. Pemberitahuan bahwa praktikan sakit harus disampaikan oleh
teman satu kelompok ke asisten yang bertugas pada saat praktikum
dilaksanakan.
b. Izin, dengan melampirkan surat izin (yang dibuat oleh wali/orangtua) pada hari
praktikum dilaksanakan, diberikan pada asisten praktikum. Pemberitahuan
bahwa praktikan izin harus disampaikan oleh teman satu kelompok ke asisten
yang bertugas pada saat praktikum dilaksanakan.
2. Bagi praktikan yang tidak hadir dan memenuhi poin 1, diharapkan mengikuti seluruh
rangkaian praktikum modul tersebut di shift lain (boleh kelas yang sama atau
berbeda) dan mengumpulkan laporan sesuai shift yang diikutinya. Jika praktikan
sama sekali tidak dapat mengikuti praktikum modul tersebut, maka diharapkan
mengumpulkan :
a. Tugas berupa resume dua buah jurnal/paper yang berkaitan atau di dalamnya
ada pembahasan tentang fenomena hidrolika (mekanika fluida). Resume
sebanyak 1-2 halaman (tidak mengandung tabel/gambar) tulis tangan. Print out
paper asli harap disertakan (menggunakan kertas reuse/ bolak-balik).
b. Laporan praktikum menggunakan data kelompok praktikan.
3. Bagi praktikan yang tidak mengikuti praktikum tanpa keterangan tidak berhak
mendapatkan nilai laporan praktikum modul yang dipraktikumkan.
D. Jurnal Praktikum
1. Jurnal praktikum berupa hardcopy modul praktikum. Diharapkan praktikan dapat
memahami terlebih dahulu isi modul yang akan dipraktikumkan.
2. Jurnal praktikum wajib dibawa oleh masing-masing praktikan.
3. Jurnal harus tersedia sebelum praktikum dimulai dan digunakan untuk menulis data
selama praktikum berlangsung.
4. Isi jurnal (print-out modul) pada setiap praktikum:
a. Judul Modul & Tanggal Praktikum
b. Tujuan Praktikum
c. Prinsip Praktikum (diisi saat praktikum)
d. Cara Kerja
e. Tabel Data (Data Awal & Data Hasil)
f. Rumus
g. Grafik

E. Laporan Praktikum
1. Laporan praktikum merupakan laporan perorangan dan diketik.
2. Pengumpulan laporan 1 minggu setela praktikum terakhir berlangsung.
3. Laporan diserahkan pada asisten yang bertugas sesuai dengan jam praktikum secara
berkelompok.
4. Laporan yang dikumpulkan setelah jam praktikum shift kelompoknya dianggap
terlambat 1 (satu) hari. Keterlambatan pengumpulan laporan dikenai sanksi
perorangan -5 (minus lima) nilai laporan/hari.
5. Jika praktikan tidak mampu menyelesaikan laporan tepat waktu dikarenakan sakit,
harap memberikan surat sakit pada waktu pengumpulan laporan yang ditentukan.
Ketentuan perizinan sesuai dengan poin 1a pada subbab C.
6. Susunan dan penilaian laporan praktikum adalah sebagai berikut:
a. Cover laporan (Wajib ada, apabila tidak ada akan mendapatkan sanksi individu)
b. Tujuan Praktikum (poin 5)
c. Prinsip Percobaan (poin 10)
d. Teori Dasar (poin 15)
e. Data Awal (poin 4)
f. Pengolahan Data (poin 10)
g. Data Akhir (poin 4)
h. Analisis A (poin 30)
i. Analisis B (poin 10)
j. Kesimpulan (poin 10)
k. Daftar Pustaka (poin 2)
7. Ketentuan isi laporan:
a. Cover laporan: mengikuti format yang telah diberikan (font Times New Roman),
terdapat pada Gambar A.2 pada bagian lampiran.
b. Tujuan Praktikum: berisi tujuan praktikum bukan sasaran praktikum dan
diharapkan jumlahnya lebih banyak dari yang tercantum di modul (sasaran)
berdasarkan hal-hal yang praktikan temukan saat praktikum.
c. Prinsip Praktikum: dijelaskan dalam bentuk paragraf, merupakan prinsip
praktikum (metoda yang dilakukan saat praktikum hingga tercapai tujuan
praktikum).
d. Teori Dasar: dikerjakan secara perorangan (satu kelompok boleh sama) 1-4
halaman serta dapat melampirkan gambar terkait bahasan modul beserta
sumbernya.
e. Data Awal: berupa data hasil pengamatan di laboratorium.
f. Pengolahan data: berupa tahapan-tahapan perhitungan lengkap untuk 1 variasi
debit.
g. Data Akhir: merupakan data hasil pengolahan dari data awal.
h. Analisis A meliputi:
i. Analisis B: meliputi contoh aplikasi dalam bidang keilmuan yang dipelajari dan
disertai penjelasannya. Minimal dicantumkan 2 contoh aplikasi
j. Kesimpulan: diharapkan menjawab seluruh poin yang dituliskan di bagian
Tujuan.
k. Daftar Pustaka: minimal mencantumkan 1 sumber textbook dan 1 sumber lain
yang terpercaya.
l. Jika mengutip kalimat yang merupakan hasil pemikiran orang lain dari buku,
jurnal, internet, pada semua bagian laporan, maka harus mencantumkan sumber-
sumber tersebut pada kalimat (Contoh : Ekaputri, 2011) dan sumber tersebut
dicantumkan pada daftar pustaka.
m. Apabila diketahui adanya penjiplakan laporan praktikum sesama mahasiswa
maka nilai laporan sumber dan pihak yang menjiplak akan disamakan dan
dibagi 2.
n. Apabila diketahui menggunakan data yang tidak sesuai dengan yang didapat
saat praktikum maka diberi sanksi individu (-50 nilai laporan praktikum modul
tersebut).

F. Nilai Praktikum
Tabel 1. Aspek penilaian praktikum
Parameter Penilaian Bobot Penilaian
Kehadiran dan Ketepatan Waktu 15%
Kedisiplinan dan Keaktifan 15%
Nilai Tes Akhir 35%
Laporan Akhir 35%

Tim Asisten berharap para praktikan dapat memahami dan menjalankan peraturan ini
dengan sebaik-baiknya. Aturan-aturan ini diberlakukan dengan maksud agar praktikum
dapat berjalan dengan baik sehingga tujuan awal dari praktikum Mekanika Fluida dapat
tercapai. Akhir kata Tim Asisten mengucapkan terima kasih atas kerjasamanya dan
selamat praktikum.
MODUL 01
HYDRAULIC BENCH

A. SASARAN
Menentukan debit aktual (Qaktual)

B. TEORI
Massa air = ρ air x volume air (1.1)
Volume air = Qaktual x trata-rata (1.2)

C. CARA KERJA

1. Hubungkan bench ke sumber listrik 110V!


2. Ukur suhu fluida sebelum percobaan.
3. Tutup valve bench, lalu nyalakan pompa.
4. Periksa apakan terjadi kebocoran di perpompaan, perpipaan, atau bagian lain.
5. Tutup drain di bak dalam weight tank dengan memutar cam lever.
6. Buka valve di bench (air akan mengalir ke alat percobaan dan kembali ke bench).
7. Jalankan stopwatch tepat saat lengan (yang menghubungkan bak dan tempat beban)
bergerak ke atas.
8. Pasang beban segera, maka lengan akan turun ke bawah. Setelah beberapa saat
lengan akan naik kembali ke atas.
9. Matikan stopwatch tepat saat lengan bergerak ke atas. Catat berat beban yang
digunakan (berat air adalah 3 kali berat beban yang digunakan). Catat waktu yang
tertera pada stopwatch.
10. Ulangi percobaan sesuai kebutuhan, dengan membuang air dalam bak melalui
pengaturan cam lever. Catatan : untuk Standar Praktikum, percobaan dengan
beban yang sama diulang sebanyak 3 kali (3 kali pencatatan waktu tiap satu jenis
beban). Beban yang sama dapat digunakan, asalkan besar pembukaan valve
bervariasi (variasi debit).
11. Khusus untuk 3 variasi debit terakhir, lakukan pengukuran volume air disetiap
variasinya dengan mengalirkan air (selama waktu rerata yang diperoleh dari
pengukuran sebelumnya) melalui selang pada alat kemudian air ditampung pada
ember, lalu ukur volume air menggunakan gelas ukur.
12. Tutup valve di bench. Matikan pompa. Cabut fitting stop kontak sumber listrik.
13. Ukur suhu fluida sesudah percobaan.

D. TABEL DATA
Massa beban = kg
o
Suhu awal = C
o
Suhu akhir = C
Tabel 1.1 Data Awal Pengukuran Waktu dengan Hydraulic Bench
t (s)
Variasi
t1 t2 t3

Tabel 1.2 Data Awal Pengukuran Waktu dengan Ember

Variasi t rata-rata (s) Volume Air (l)

5
E. TABEL HASIL
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Debit Aktual dengan Hydraulic Bench

Variasi Massa Air (kg) t rata-rata (s) Q aktual hydraulic bench (m3/s)

Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Debit Aktual dengan Ember

Variasi Volume Air (l) t rata-rata (s) Q aktual ember (m3/s)

F. ILUSTRASI

Gambar 1.1 Ilustrasi hydraulic bench


MODUL 02
ALAT UKUR DEBIT SALURAN TERTUTUP

Venturimeter
A. Sasaran
1. Menentukan debit teoritis (Qteoritis) dari venturimeter
2. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) dari venturimeter

B. Teori
1. Qteoritis = AB x vB (2.1)

(2.2)
a. Data-data yang tersedia yaitu dA = 26 mm dan dB =16mm
b. Data – data yang dicari adalah :

(2.3)
Yang merupakan beda tinggi (Δh) muka air di tabung piezometrik A dan B

2. Perhitungan koefisien discharge (Cd)

(2.4)
Dari grafik Qaktual (absis) terhadap Qteoritis (ordinat) tentukan nilai gradien (m) dari
persamaan yang di dapat
Qaktual = Cd x Qteoritis dan y = m x+c,
maka Cd = 1/m
(2.5)

C. Cara Kerja
1. Ukur temperatur fluida di awal percobaan
2. Aktifkan hydraulic bench
3.Keluarkan udara yang terjebak di dalam piezometer dan posisi muka air di
piezometer berada pada ketinggian kira-kira 280 mm
4. Pengukuran debit dilakukan dalam 5 variasi dengan cara mengatur valve di hydraulic
bench. Untuk satu variasi debit dilakukan dengan pengukuran waktu 3 kali
5. Catat pembacaan tinggi muka air di tabung piezometer A dan B
6. Ukur temperatur fluida di akhir percobaan

D. Tabel Awal
o
Tawal = C
o
Takhir = C
Massa beban = kg
Tabel 2.1 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Venturimeter
Variasi ha (cm) hb (cm) Δhab (cm) t (detik)

E. Tabel Hasil
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Venturimeter
Δhab rata-rata Qhitung (m3/s)
Variasi Qaktual (m3/s) Vb (m/s)
(mm)
1

2
3

F. Grafik-grafik
1. Qaktual (absis) terhadap Δh (ordinat)
2. Qaktual (absis) terhadap Qteoritis (ordinat)

Keterangan :
 Untuk grafik linear digunakan regresi linear dengan set intercept = 0
 Tampilkan nilai persamaan garisnya dan nilai koefisen korelasi (R2)

Orificemeter
A. Sasaran
1. Menentukan debit teoritis (Qteoritis) dari orificemeter
2. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) dari orificemeter

B. Teori
Qteoritis = AF x VF (2.6)

(2.7)
 Data-data yang tersedia yaitu dA = 51 mm dan dB = 20 mm
 Data – data yang dicari adalah :

(2.8)
 Yang merupakan beda tinggi (Δh) muka air di tabung piezometer E dan F

(2.9)

 Dari garik Qaktual (absis) terhadap Qteoritis (ordinat) tentukan nilai gradien (m) dari
persamaan yang di dapat
Qaktual = Cd x Qteoritis dan y = m x +c,
maka Cd = 1/m
(2.10)

C. Cara Kerja
1. Ukur temperatur fluida di awal percobaan
2. Aktifkan hydraulic bench
3. Keluarkan udara yang terjebak di dalam piezometer dan posisi muka air di
piezometer berada pada ketinggian kira-kira 280 mm
4. Pengukuran debit dilakukan dalam 5 variasi dengan cara mengatur valve di
hydraulic bench . Untuk satu variasi debit dilakukan pengukuran waktu 3 kali.
5. Catat pembacaan tinggi muka air di tabung piezometer E dan F
6. Ukur temperatur fluida di akhir percobaan

D. Tabel Data
Tabel 2.3 Data Pengukuran Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Orificemeter
Variasi he (cm) hf (cm) Δhef (cm) t (detik)

E. Tabel Hasil
Tabel 2.4 Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Orificemeter
Δhef rata-rata Qhitung (m3/s)
Variasi Qaktual (m3/s) Vb (m/s)
(mm)
1

F. Grafik-grafik
1. Qaktual (absis) terhadap Δh (ordinat)
Qaktual (absis) terhadap Qteoritis (ordinat)
MODUL 03
ALIRAN DALAM PIPA

A. SASARAN
1. Mengukur perbedaan tinggi tekan pada pipa Piezometer Water Manometer dan U-
tube Mercury Manometer.
2. Menghitung koefisien friksi (f), koefisien Hazen-Williams (C), dan koefisien
kekasaran Chezy (C) dalam perpipaan.
3. Mengetahui pengaruh perubahan debit terhadap koefisien friksi (f).

B. TEORI

(3.1)

(3.2)
(3.3)

C. CARA KERJA
1. Ukur suhu fluida sebelum percobaan.
2. Hubungkan outlet hydraulic bench ke alat dan outlet alat ke gelas ukur.
3. Alirkan air ke alat dan atur debitnya dengan needle valve.
4. Catat tinggi piezometer (titik A dan B) dan U-tube manometer (titik X dan Y)
5. Ukur waktu dari air pertama kali masuk ke gelas ukur sampai volume yang ditentukan.
6. Langkah 1-5 dilakukan dengan 6 variasi debit dan tiap debit yang sama dilakukan 5
kali pengukuran waktu. Volume pada gelas ukur harus selalu sama dan selama
percobaan valve pada hydraulic bench jangan diubah-ubah.
7. Ukur suhu fluida sesudah percobaan.
8. Ukur diameter dan panjang pipa yang digunakan sebagai saluran air.

D. TABEL DATA

Suhu awal =
Suhu akhir =
Panjang pipa =
Diameter pipa =
Volume gelas ukur =
Massa jenis air =
Kekentalan kinematis air =

Tabel 3.1 Data Pengukuran Ketinggian dan Waktu pada Peizometer dan Manometer

h Piezometer h U-tube
t (s)
Variasi (mm) Manometer (mm)

A B X Y t1 t2 t3 t4 t5
1
2
3
4
5
6

E. TABEL HASIL
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Debit Aktual dan Kecepatan
h Piezometer h U-tube Manometer Q aktual
Variasi t (s) v (m/s)
(mm) (mm) (m3/s)
1
2
3
4
5
6

Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Koefisien Friksi


Variasi Q aktual (m3/s) Koefisien friksi (f) Persentase (%)
1
2
3
4
5
6
F. GRAFIK
1. Kecepatan (v2) – headloss (hL) [untuk piezometer dan U-Tube]
2. Debit aktual (Qaktual) – S0.54 [untuk piezometer dan U-Tube]
0.5
3. Kecepatan (v) – akar gradient hidrolis (S ) [untuk piezometer dan U-Tube]
Keterangan:
 Untuk semua grafik gunakan regresi linear dengan set intercept = 0.
 Tampilkan nilai persamaan garisnya dan nilai koefisien korelasi (R 2)

G. ILUSTRASI

Gambar 2.1 Ilustrasi Piezometer Water Manometer

Gambar 2.2 Ilustrasi U-tube Mercury Manometer


MODUL 04
KEHILANGAN ENERGI DALAM SISTEM PERPIPAAN

A. SASARAN
1. Menghitung headloss pada sistem perpipaan
2. Menghitung debit aktual yang melalui sistem perpipaan

B. TEORI
Headloss pada aliran terutup dapat dibedakan menjadi headloss mayor,
headloss minor, dan headloss total. Headloss total merupakan gabungan headloss
mayor dan headloss minor. Headloss mayor adalah kehilangan energi akibat gesekan
fluida dengan dinding pipa. Headloss mayor biasa terjadi pada pipa lurus berdiameter
konstan. Sedangkan headloss minor adalah kehilangan energi yang disebabkan oleh
aksesoris-aksesoris pada sistem perpipaan seperti valve, belokan, penyempitan/
pelebaran pipa, dan lain-lain.

 Persamaan Darcy-Weisbach

(4.1)

Dimana f = koefisien friksi


f = 64/Re (untuk aliran laminar, Re<2000)
Re = vD/v
L = panjang pipa (m)
D = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

 Persamaan Hazen-Williams
Q = 0,2785 C D2,63 S0,54 (4.2)
Dimana Q = debit aktual (m3/s)
C = koefisien Hazen-Williams
D = diameter pipa (m)
S = slope
 Persamaan headloss minor

(4.3)

Dimana hl = headloss (m)


k = koefisien kehilangan energi akibat aksesoris
2
v /2g = head kecepatan (m)

 Persamaan headloss sistem perpipaan biru tua


a. Headloss gate valve
(4.4)

b. Headloss standar elbow


(4.5)

c. Headloss 90° sharp bend


(4.6)

 Persamaan headloss pada sistem perpipaan biru muda


a. Headloss globe valve
(4.7)

b. Headloss aksesoris pada perpipaan biru muda


(4.8)

 Slope
(4.9)

C. CARA KERJA
1. Masukkan outlet hydraulic bench ke inlet alat, sedangkan outlet alat ke hydraulic
bench.
2. Ukur suhu fluida sebelum percobaan.
3. Tutup globe valve, buka gate valve.
4. Nyalakan pompa (ingat valve di hydraulic bench harus ditutup sebelum pompa
dinyalakan, seperti prosedur praktikum sebleumnya), buka valve di hydraulic
bench.
5. Biarkan air mengalir 2-3 menit.
6. Tutup gate valve, keluarkan udara yang terjebak dalam piezometer, perhatikan
bahwa piezometer di sistem tidak menunjukkan kehilangan energi.
7. Buka gate valve, keluarkan udara yang terjebak dalam U-tube (seluruh tabung
tidak boleh ada udara).
8. Tutup gate valve, dan ulangi cara di atas dengan mengatur globe valve. Setelah
selesai, tutup kembali globe valve.
9. Buka penuh valve di hydraulic bench.
10. Buka gate valve penuh akan didapatkan debit maksimum melalui sistem perpipaan
biru tua.
11. Ukur debit yang mengalir sebanyak 3 kali perhitungan waktu untuk satu variasi
debit yang sama (triplo).
12. Catat pembacaan piezometer dan U-Tube Manometer di setiap aksesoris pada pipa
biru tua.
13. Masih pada debit yang sama. Tutup gate valve. Buka globe valve, ulangi cara
diatas untuk percobaan pada pipa biru muda melalui pengaturan globe valve.
14. Ulangi langkah-langkah diatas dengan besar debit yang berbeda.
15. Percobaan dilakukan sebanyak 5 variasi debit, dengan pengukuran tiap debit
minimum 3 kali perhitungan waktu.
16. Tutup globe valve.
17. Tutup valve di hydraulic bench.
18. Ukur suhu fluida di akhir percobaan.
19. Matikan pompa hydraulic bench.

D. TABEL DATA
1. Data yang diketahui
a. Diameter pipa besar = 26,4 mm; Diameter pipa kecil = 13,7 mm
b. Jarak antar tapping
1-2 (standar elbow) = 79 cm
3-4 (pipa lurus biru tua) = 88 cm
5-6 (90o sharp bend) = 81 cm
7-8 (pelebaran) = 18,5 cm
8-9 (pipa lurus biru muda) = 85 cm
9-10 (penyempitan) = 8,5 cm
11-12 (bend 4”) = 81 cm
13-14 (bend 6”) = 93 cm
15-16 (bend 2”) = 91 cm

2. Data yang diukur


Massa beban = Suhu awal =
Massa air = Suhu akhir =
ρ air =

a. Perpipaan biru tua


Tabel 4.1 Data Pengukuran Waktu dan Tinggi Kolom Air pada Perpipaan Biru Tua
Waktu (t) Tinggi Kolom air (mm)
No Standard 90o Sharp
t1 t2 t3 tr Pipa lurus Gate valve
elbow bend
1
2
3
4
5
b. Perpipaan biru muda
Tabel 4.2 Data Pengukuran Waktu dan Tinggi Kolom Air pada Perpipaan Biru Muda
Waktu (s) Tinggi Kolom air (mm)
No Pipa Globe Pelebaran Penyempitan
t1 t2 t3 tr Bend 2” Bend 4" Bend 6"
lurus Valve tiba-tiba tiba-tiba
1
2
3
4
5

E. TABEL HASIL
1. Sistem perpipaan biru tua
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan pada Perpipaan Biru Tua
Headloss 0,54
Headloss minor (m) S
Q aktual A pipa v pipa mayor (m)
No tr (s) 3 2 Pipa lurus
(m /s) (m ) (m/s) Gate Standard 90o
Pipa lurus biru tua
valve elbow Sharp
1
2
3
4
5
2. Sistem perpipaan biru muda
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan pada Perpipaan Biru Muda
Headloss
Headloss minor (m)
tr Q aktual A pipa v pipa mayor (m) S0,54 Pipa lurus
No
(s) (m3/s) (m2) (m/s) Pelebaran Penyempitan biru muda
Pipa lurus Globe Valve Bend 2” Bend 4” Bend 6"
tiba-tiba tiba-tiba

1
2
3
4
5

F. GRAFIK
1. Q-Hlossgate valve dan Q-Hlossglobe valve
2.
v2-Hlossgate valve dan v2-Hlossglobe valve
3. v2-Hloss bend
4. (Vk-Vb)2-Hloss pelebaran dan (Vk-Vb)2-Hloss penyempitan
5. S0,54-v pipa lurus biru tua dan S0,54-v pipa lurus biru muda
Keterangan : grafik linier intercept di (0,0), sertakan persamaan garis dan nilai
koefisien korelasinya.

Anda mungkin juga menyukai