Anda di halaman 1dari 8

BUPATI SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI SEMARANG

NOMOR 72 TAHUN 2018

TENTANG

ANALISIS STANDAR BELANJA


DI KABUPATEN SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG,

Menimbang : a. bahwa agar belanja kegiatan di semua Perangkat


Daerah (PD) di lingkungan Pemerintah Daerah dapat
terukur, serta penyetaraan kegiatan dapat berlaku
sama untuk seluruh Perangkat Daerah (PD) di
lingkungan Pemerintah Kabupaten Semarang maka
perlu disusun Pedoman yang mengatur tentang
Analisis Standar Belanja;

b. bahwa agar dalam proses penganggaran dapat lebih


efisien, efektif, maka perlu meninjau kembali
Peraturan Bupati Semarang Nomor 90 Tahun 2013
tentang Analisis Standar Belanja (ASB) di Kabupaten
Semarang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu
ditetapkan dengan Peraturan Bupati Tentang Analisis
Standar Belanja di Kabupaten Semarang;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 67 Tahun 1958 tentang
Perubahan Batas-batas Wilayah Kotapraja Salatiga Dan
Daerah Swatantra Tingkat II Semarang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958


Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1652);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang


Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang


Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang


Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3079);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992 tentang
Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II
Salatiga Dan Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3500);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Menteri Dalam Nomor 13 Tahun 2006


tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 14


Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2008 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Nomor 13);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG ANALISIS STANDAR


BELANJA DI KABUPATEN SEMARANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Semarang.

2. Bupati Semarang yang selanjutnya disebut Bupati adalah Kepala Daerah


Kabupaten Semarang.
3. Perangkat Daerah selanjutnya disingkat PD adalah perangkat daerah
pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.

4. Analisis Standar Belanja yang selanjutnya disingkat ASB adalah suatu


rumusan untuk menilai kewajaran atas beban kerja dan biaya yang
digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

5. Penyetaraan kegiatan adalah pengelompokan kegiatan yang mempunyai


ciri dan jenis yang sama atau hampir sama dalam rangka penyusunan
rencana belanja.

6. Pengendali Belanja adalah faktor yang mempengaruhi besaran belanja


suatu kegiatan.

7. Total Belanja adalah besaran belanja yang dibutuhkan untuk


melaksanakan suatu kegiatan.

8. Formula perhitungan belanja total adalah rumus untuk menghitung


besaran total belanja dari suatu kegiatan, yang merupakan penjumlahan
antara belanja tetap dan belanja variabel.

9. Belanja tetap adalah besaran belanja yang tidak dipengaruhi oleh


perubahan output kegiatan.

10. Satuan pengendali belanja tetap adalah satuan yang menunjukkan


besaran belanja tetap dari suatu kegiatan.

11. Belanja Variabel adalah besaran belanja yang dipengaruhi oleh


perubahan output kegiatan.

12. Satuan pengendali belanja variabel, adalah satuan yang menunjukkan


besaran perubahan belanja variabel untuk masing-masing kegiatan.

13. Keluaran yang selanjutnya disebut Output adalah barang atau jasa yang
dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung
pencapaian sasaran atau tujuan program dan kebijakan.

14. Batasan Rincian Obyek Belanja adalah rincian obyek belanja yang
dibutuhkan untuk untuk menghasilkan output kegiatan.

Pasal 2

Maksud disusunnya ASB ini adalah sebagai pedoman yang digunakan untuk
menganalisis kewajaran beban belanja suatu kegiatan, yang akan
dilaksanakan oleh SKPD dalam 1 (satu) tahun anggaran.
Pasal 3

Tujuan dilaksanakannya ASB adalah tersusunnya standar rincian obyek


belanja yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan secara obyektif, menghindari
perbedaan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, serta tersusunnya
rencana anggaran kegiatan dengan tolok ukur kinerja yang jelas.

BAB II

PRINSIP DASAR PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA

Pasal 4

Penyusunan ASB dalam Peraturan Bupati ini memperhatikan prinsip-prinsip


dasar sebagai berikut :

a. penyederhanaan, bahwa ASB disusun untuk menentukan kebutuhan


belanja pada kegiatan yang menghasilkan output yang sama; dan

b. mudah diaplikasikan, bahwa setiap perencana kegiatan dapat menghitung


kebutuhan belanja dengan melihat rumusan ASB yang tersedia.

BAB III

TATA CARA PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA

Bagian Kesatu
Penyetaraan Kegiatan
Pasal 5

(1) Penyetaraan kegiatan dilakukan dengan cara pemetaan, penafsiran,


penelaahan, terhadap rencana kegiatan dan output yang direncanakan
untuk mencari rumusan ASB yang tepat.
(2) Kegiatan yang telah dilakukan penyetaraan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didefinisikan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(3) Penyetaraan kegiatan dapat dikembangkan sesuai dengan perkembangan
program dan kegiatan PD.
(4) Dalam hal terdapat pengembangan penyetaraan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), maka harus dilakukan perumusan terhadap ASB.
Bagian Kedua
Perumusan Faktor Pengendali Belanja
Pasal 6

Perumusan Faktor Pengendali Belanja dilakukan dengan cara menetapkan


komponen untuk menghasilkan suatu output kegiatan yang bersifat
mempengaruhi belanja.

Bagian Ketiga

Perumusan Batasan Rincian Obyek Belanja

Pasal 7

(1) Batasan Rincian Obyek Belanja dirumuskan untuk menentukan standar


belanja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
menghasilkan suatu output kegiatan.

(2) Batasan Rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
digunakan untuk menyusun rumusan satuan pengendali belanja.

Bagian Keempat
Perumusan Satuan Pengendali Belanja
Pasal 8

(1) Satuan Pengendali Belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
terdiri dari satuan pengendali belanja tetap dan satuan pengendali
belanja variabel.

(2) Satuan pengendali belanja tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dirumuskan berdasarkan analisis biaya yang wajar masing-masing rincian
obyek belanja pada tabel Batasan Rincian Obyek Belanja.

(3) Analisis biaya yang wajar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
memperhatikan efisiensi dan efektifitas serta berpedoman pada Standar
Satuan Harga.

(4) Satuan pengendali belanja variabel sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dirumuskan berdasarkan analis biaya masing-masing rincian obyek
belanja dengan berpedoman pada Standar Satuan Harga.

(5) Satuan harga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) adalah
Standar Satuan Harga yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati setiap
tahunnya.
Bagian Kelima
Perumusan Total Belanja
Pasal 9

Total belanja yang dibutuhkan suatu kegiatan, ditentukan berdasarkan


rumusan ASB sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Bagian Keenam
Perhitungan Rumusan ASB
Pasal 10

Perhitungan Rumusan ASB yang terdiri atas rumusan satuan pengendali


belanja tetap, satuan pengendali belanja variabel, dan rumusan belanja total
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 11

Dalam hal terdapat rincian obyek belanja selain yang tercantum pada tabel
batasan rincian obyek belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2),
maka Kepala PD menyampaikan kepada Ketua TAPD disertai penjelasan
secara tertulis, dengan memperhatikan kewajaran dengan target kinerja yang
direncanakan.

BAB V
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 12
Kegiatan yang tidak dapat dilakukan penyetaraan dengan rumusan ASB
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini, dapat direncanakan dengan
mempertimbangkan prioritas daerah, efisiensi dan efektifitas.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Semarang
Nomor 162 Tahun 2012 Tentang Analisis Standar Belanja di Kabupaten
Semarang (Berita Daerah Tahun 2012 Nomor 162) Sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Semarang Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Semarang Nomor 162 Tahun 2012 Tentang
Analisis Standar Belanja (ASB) di Kabupaten Semarang (Berita Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 90) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 14

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Semarang.

Ditetapkan di Ungaran
pada tanggal 18-10-2018

BUPATI SEMARANG,

ttd

MUNDJIRIN

Diundangkan di Ungaran
pada tanggal 18-10-2018

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN SEMARANG

ttd

GUNAWAN WIBISONO

BERITA DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2018 NOMOR 72

Salinan
Sesuai Dengan Aslinya
KEPALA BAGIAN HUKUM
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG,

WENNY MAYA KARTIKA


NIP. 19690113 199303 2 005

Anda mungkin juga menyukai