Anda di halaman 1dari 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI

MEDIA GAMBAR BERSERI

La Ode Muhammad Idrus Hamid B.


Universitas Negeri Jakarta idrusaldiano@,yahoo,co.id

Abstrak
Tujuan daripenelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris
siswa melalui media gambar berseri. Penelitian ini merupakan penelitian campuran dengan
metode penelitian tindakan di SMA Negeri 5 Kendari, Sulawesi Tenggara. Data penelitian ini
diambil pada semester kedua di kelas XI IA 2 yang beranggotan 42 orang siswa dan dianalisis
secara kualitadf dan kuantitatif. Secara kuantitatif, ditemukan bahwa kemampuan berbicara
siswa meningkat dengan signifikan dari siklus pertama hingga siklus ketiga. Oleh sebab itu,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan dengan
menggunakan media gambar berseri. Bagi guru sangat disarankan agar menggunakan media
gambar berseri sebagai salah satu teknik dalam mengajarkan kemampuan berbicara bahasa
Inggris. Selain itu, juga direkomendasikan kepada peneliti lain agar menggunakan penelitian ini
untuk penelitian selanjutnya.

Kata Kunci: kemampuan berbicara, gambar berseri, penelitian tindakan

Abstract
The ocjetive of this research was to improve the students' speaking ability in English language
through sequence picture media. It was a mixed research with action research method in SMA
Negeri 5 Kendari, Sulawesi Tenggara. The research data were taken in the second semester of
XI IA 2 class with 42 students and analyzed qualitatively and quantitatively. The data were
collected through observation and test. The data analysis and interpretation indicated that
there is an improvement in students' spealdng ability. Quantitavely, it was found that the
students' speaking ability increased significantly from the first until third cycles. Therefore, it
concluded that the students' speaking ability can be improved by using sequence picture
media. The finding lead to the recomendation for the teachers to use sequence picture as an
alternative technique in teaching speaking English ability. It also recomended to other
researcher for continue research.

Keywords: speaking ability, sequence picture, action research

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 88
PENDAHULUAN lisan dan tulis. Berkomunikasi yang kita
Bahasa merupakan alat komunikasi lisan ketahui adalah memahami dan
manusia yang sangat penting dan lisan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan
merupakan media utama, demikian halnya dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
dengan bahasa Inggris. Bahasa Inggris teknologi, dan budaya. Kemampuan
dijadikan sebagai bahasa kedua baik dalam berkomuniasi disini dalam artian kemampuan
proses kegiatan formal maupun nonformal. berwacana yakni mampu memahami dan
Penggunaan bahasa asing sebagai alat menghasilkan teks lisan atau tulisan yang
komunikasi lisan sering dijumpai dalam direalisasikan dalam dua keterampilan
komunikasi sehari-hari. Jack C. Richard berbahasa, yaitu keterampilan reseptif dan
(2002:201) menyatakan bahwa presentasi keterampilan produkdf. Keterampilan reseptif
terbesar bagi siswa yang belajar bahasa meliputi keterampilan menyimak (listening) dan
didunia, mereka belajar bahasa Inggris adalah keterampilan membaca (reading, sedangkan
untuk mengembangkan kecakapan keterampilan produktif meliputi keterampilan
berbicaranya. Oleh karena itu, berbicara tidak berbicara (speaking dan keterampilan menulis
cukup mengandalkan kemampuan (speaking. Oleh karena itu, mata pelajaran
penguasaan kosa kata, tetapi juga harus bahasa Inggris diarahkan untuk
memiliki pengetahuan gramatika yang mengembangkan keterampilan-keterampilan
memadai. tersebut agar lulusannya mampu
Sebagai salah satu aspek berbahasa, berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa
berbicara menduduki peran penting dalam Inggris pada tingkat literasi tertentu. Tingkat
kehidupan sosial sehingga kemampuan literasi dalam pembelajaran bahasa Inggris
berbicara mudak harus dikuasai oleh siapa khususnya siswa sekolah Menengah Atas
pun. Thomrnbury (2006:1) menyatakan (SMA) adalah tingkat di mana siswa
bahwa berbicara adalah suatu hal yang diharapkan mampu mengakses pengetahuan
alamiah dan integral sehingga kita lupa dengan kemampuan berbahasa.
bagaimana pertama kali memperoleh dan Dalam lingkunganpendidikan, siswa
mampu berbicara, karena itu ketika kita ingin dituntut mampu berbicara dalam proses
menguasai bahasa asiing kita harus belajar pembelajaran. Siswa harus mampu
kembali. mengutarakan gagasannya. Mereka juga harus
Bahasa Inggris merupakan salah satu dapat menjawab pertanyaan atau mengajukan
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah - pertanyaan dengan baik selama pembelajaran
sekolah di Indonesia sejak dari sekolah dasar berlangsung. Para siswa dituntut mampu
sampai perguruan tinggi. Bahasa Inggris juga mengemukakan pendapat, mempertahankan
merupakan bahasa kedua atau bahasa asing pendapat, menyanggah pendapat siswa lain,
yang diajarkan disekolah setelah bahasa atau mempengaruhi siswa lain agar mengikuti
pertama atau bahasa Indonesia. Oleh alur pemikirannya. Siswa boleh jadi sudah
karenanya penguasaan bahasa baik lisan, menguasai tata cara berbicara, tetapi
tulisan dan isyarat merupakan hal yang ddak kemampuan yang dikuasai itu terutama hanya
dapat dihindari termasuk bahasa Inggris berupa kemampuan berbicara dalam keadaan
sebagai bahasa internasional, membuka bertatap muka atau dalam kelompok kecil.
cakrawala dunia dan komunikasi masyarakat Dalam kenyataannya, banyak siswa yang
global. berbicara secara resmi di depan umum
Di samping itu, bahasa Inggris kebanyakan hanya berupa pengajuan
merupakan alat untuk berkomunikasi secara pertanyaan saja. Dalam aplikasi didalam kelas

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 89
hampir tidak ada siswa yang mampu berbicara guru selainbertugas sebagai pengajar juga
didepan kelas atau sekedar mengajukan berperan sebagai pembimbing siswa dalam
pertanyaan. Kalaupun ada hanya satu atau dua proses belajar mengajar. Tugas guru juga
orang saja yang mampu dan berani berbicara mendorong siswa untuk berpikir serius dan
didepan kelas. Kelas terkesan mati karena kreatif dalam menghadapi segala
tidak terjadi interaksi seperti yang seharusnya permasalahan belajar. Dengan kata lain,
terjadi dalam proses pembelajaran. Padahal seorang guru harus dapat mengoprimalkan
keberhasilan suatu pembelajaran dipengaruhi perannya sebagai fasilitator, sehingga guru
juga oleh keaktifan para siswa dalam perlu memahami hal-hal yang berhubungan
mengikuti pembelajaran tersebut. dengan berbagai media dan sumber belajar.
Banyak faktor yang mengakibatkan siswa Oleh karena itu, sangat jelas bahwa untuk
susah dalam berkomunikasi diantaranya mewujudkan dirinya sebagai fasilitator, guru
adalah kurangnya peran guru dalam mutlak perlu menyediakan sumber dan media
memfasilitasi siswa dengan model dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap
pembelajaran yang tepat. Selain faktor kegiatan pembelajaran, dan tidak menjadikan
tersebut, ada faktor lain yang mempengaruhi dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar
kemampuan berbicara siswa diantaranya bagi para siswanya. Oleh karena itu, seorang
adalah rendahnya penguasaan kosakata, guru wajib mencari sumber belajar lain yang
sulitnya siswa dalam menyusun kalimat yang dapat merangsang dalam proses belajar
baik, dan ketidak mampuan siswa mengajar yaitu salah satunya dengan bantuan
mengembangkan gagasan, kebiasaan media pengajaran seperti media gambar
menggunakan bahasa ibu dalam berseri.
berkomunikasi, baik di lingkungan sekolah, Dina Indriana (2011:65) menjelaskan bahwa
keluarga, dan masyarakat, dan juga seringnya media gambar mampu memberikan detail
para guru menggunakan teknikceramah untuk dalam bentuk gambar apa adanya, sehingga
menjelaskan bahan ajar. anak didik mampu untuk mengingatnya
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang dengan lebih baik dibanding dengan media
peneliti lakukan disekolah tersebut, masih verbal dan juga media gambar dapat
banyak siswa kelas XI jurusan Ilmu Alam (IA) memecahkan masalah yang ada dalam media
yang sangat susah untuk berkomunikasi oral atau verbal, yakni dalam keterbatasan
dalam hal ini untuk mengeluarkan apa yang daya ingat dalam bercerita atau menjelaskan
mereka ingin utarakan. Siswa terlihat sangat sesuatu.
ragu-ragu untuk mengeluarkan ide ataupun Dalam proses belajar mengajar kehadiran
untuk mengeluarkan pendapat. Di samping media mempunyai arti yang sangat penting,
itu, metode pengajaran yang diterapkan karena dapat mewakili apa yang kurang
dikelas khususnya dalam mata pelajaran mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
bahasa Inggris membuat siswa kurang tertarik kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan
dalam mata pelajaran tersebut. Guru dapat dikongkritkan dengan kehadiran media
cenderung menggunakan metode ceramah Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara
dalam proses pembelajaran di kelas. mendalam mengenai penerapan media
Bertolak dari fenomena tersebut seorang gambar berseri dalam meningkatkan
guru haruslah mampu mengerti apa yang kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa.
terjadi terhadap perserta didiknya. Seorang Kemampuan berbicara yang diukur dalam
guru juga haruslah berperan sebagai penelitian ini berdasarkan 5 aspek menurut
fasilitator. Fasilitator dapat diartikan bahwa Jack C. Richard dan Willi Renandya

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 90
(2002:222-224) yaitu pelafalan, tata bahasa, hakikat siklus proses penelitian tindakan yang
kosa kata, kelancaran dan pemahaman. setiap siklus mempunyai empat tahapan yaitu
(1) perencanaan; (2) tindakan; (3) observasi;
(4) refleksi. Keempat konsep tersebut dalam
METODE
pengkajiannya dilakukan secara berbaur,
Penelitian ini merupakan penelitian bertahap, dan sistematis. Model Kemmis bila
tindakan {action research). Emzir (2013:223) dicermati hakekatnya berupa perangkat-
mendeskripsikan penelitian tindakan perangkat atau untaian—untaian dengan satu
merupakan suatu penelitian informal, perangkat terdiri dari empat komponen yaitu
kualitatif, formatif, subjektif, interpretif, perencanaan, tindakan, pengamatan dan
reflektif, dan suatu model penelitian refleksi, karena dalam model ini menyatukan
pengalaman, di mana individu dilibatkan dua komponen antara implementasi acting dan
dalam studi sebagai peserta yang mengetahui observing karena dua kesatuan tersebut tidak
dan menyokong. dapat dipisahkan. Dalam hal ini kedua
Senada dengan Emzir, Hopkins (2002:42) kegiatan tersebut harus harus dilakukan dalam
juga menjelaskan bahwa penelitian tindakan kesatuan waktu yang sama, ketika
mengkombinasikan prosedur penelitian berlangsungnya suatu tindakan maka begitu
dengan tindakan substantif, suatu tindakan pula observasi harus dilaksanakan
yang dilakukan dalam disiplin ingkuiri, atau Penelitian tindakan ini merupakan
suatu usaha seseorang untuk memahami apa rangkaian penelitian yang dilakukan secara
yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam siklik yang masing-masing siklus terdiri dari 4
sebuah proses perbaikan dan perubahan. kegiatan utama yaitu pembuatan rencana
Dengan kata lain penelitian tindakan berarti (plan), pelaksanaan tindakan {action),
mengujicobakan gagasan dalam praktek pemantauan (observation), dan refleksi (reflection)
sebagai sarana perbaikan dan peningkatan dalam rangka memecahkan masalah hingga
pemahaman mengenai kurikulum, metode masalah itu terpecahkan.
dan strategi pembelajaran, proses Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5
pembelajaran yang hasilnya berupa perbaikan Kendari, Sulawesi Tenggara dari bulan Januari
terhadap apa yang terjadi dalam pelaksanaan hingga Maret. Data diperoleh dari siswa kelas
proses pembelajaran tersebut, khususnya yang XI IA 2 pada semester kedua dengan jumlah
terjadi dikelas. siswa 42 orang. Data hasil penelitian
Disamping itu L.R. Gay (2011:508) juga kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan
memberikan pengertian bahwa penelitian cara hasil setiap tes yang dilakukan setiap
tindakan adalah penyelidikan sistemaris yang akhir pertemuan ditiap siklusnya dan juga
dilakukan oleh guru, kepalasa sekolah, secara kualitatif yaitu dengan cara
konselor sekolah, atau stakholder lainnya mendeskripsikan hasil observasi. Tes
dalam lingkungan belajar mengajar dan juga percakapan dilakukan sebanyak 3 kali di
melibatkan pengumpulan informasi tentang setiap akhir siklus. Tes ini berupa gambar
tata cara guru dan siswa dalam proses belajar berseri yang diberikan kepada siswa yang
mengajar. Sehingga penelitian tindakan dipersiapkan oleh peneliti dan
merupakan penelitian dimana semua dipresentasekan di depan kelas.
partisipan terlibat dalam penelitian tersebut Adapun instrument penelitian yang
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil digunakan diadaptasi berdasarkan tingkat
model penelitian tindakan Kemmis. Kemmis kemampuan berbicara menurut Jack C.
dalam Emzir (2013:239) model sederhana Richard dan Willy A. Renandya (2002:222-

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 91
224). Aspek-aspek yang diukur dalam kemudian validasi data diperiksa melalui
penelitian ini adalah pelafalan, tata bahasa, teknik triangulasi.
kosa kata, kelancaran, dan pemahaman. Patokan penilaian siswa menurut Richard
Sebelumnya, instrumen telah diperiksa dan willy dikelompokkan sebagai berikut
validitasnya melalui penilaian para ahli dan

Tabel 1
CONVERSATIONAL ENGLISH PROFICIENCY RATING
Rating Sheet :
Name :
Rate :
Date :

Conversational English Proficiency Weighting Table


Proficiency Description 1 2 3 4 5 6 Total
Accent
Conversational English Proficiency Weighting Table
Grammar
Vocabulary
Fluency
Comprehension
Total
Total Level
16-25 0+
26-32 1
33 - 42 1+
43-52 2
53-62 2+
63-72 3
73 - 82 3+
83-92 4
93-99 4+

Keberhasilan dari tindakan ini terlihat berlangsung, percaya diri dalam bertanya dan
dari adanya peningkatan atau kemajuan pada mengeluarkan pendapat.
proses pembelajaran yaitu hasil peningkatan
HASIL
kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa.
Kemampuan berbicara siswa menunjukkan Tindakan yang dilakukan penelid pada
peningkatan dalam hal pelafalan, kosakata, siklus pertama menghasilkan peningkatan
tata bahasa, kelancaran, dan pemahaman. terhadap kemampuan berbicara berdasarkan
Selain itu adalah sikap perubahan siswa yang rerata skor yang meningkat yaitu sebanyak
menunjukkan antusias yang baik dan 53,21 dari skor tes awal yaitu 41,60. Pada
berpartisipasi aktif selama kegiatan akhir siklus pertama terlihat skor tertinggi

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 92
yaitu 64,5 dan skor terendah adalah 49,5. Peneliti kemudian melakukan revisi
Pada akhir siklus pertama ini terlihat ada rencana dan pelaksanaan tindakan pada siklus
beberapa aspek yang terlihat masih rendah. ketiga. Tindakan yang dilakukan adalah masih
Oleh karena itu dilakukan siklus kedua untuk sama seperti siklus-siklus sebelumnya yaitu
melihat hasil peningkatan dari dari siklus II. dengan memberikan gambar berseri kepada
Tindakan pada siklus kedua ini penelid siswa, yaitu dengan melihat hasil yang kurang
memberikan kembali gambar berseri kepada pada siklus kedua seperti pelafalan,
siswa. Pemberian gambar berseri ini tatabahasa, dan kosa kata siswa. Pada siklus
dimaksudkan untuk memperkuat peningkatan ketiga ini terjadi peningkatan rerata dari siklus
kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa kedua yaitu 74,64. Adapun peningkatan
pada siklus I. Pada siklus kedua ini sudah kemampuan siswa dilihat dari tahap pre tes
terlihat peningkatan dari beberapa aspek samapi dengan akhir siklus ketiga dapat
kemampuan tetapi belum sesuai dengan hasil dilihat pada gambar berikut:
yang diharapkan. Pada siklus kedua ini terlihat
peningkatan rerata dari siklus I yaitu menjadi
66,56. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan
penelitian peneliti melaksanakan siklus ketiga.

Gambar 1. Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Pretes sampai Siklus III

Gambar diatas menunjukkan bahwa ada baik untuk meningkatkan kemampuan


peningkatan kemampuan berbicara dari tahap berbicara bahasa Inggris siswa kelas XI IA 2
pre tes sampai dengan siklus ketiga. Jadi, SMA Negeri 5 Kendari. Pada awal penerapan
dapat disimpulkan bahwa media gambar media gambar berseri ini ditemukan kendala
berseri efetif dalam meningkatkan dalam mengajak siswa. Siswa masih merasa
kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa. baru dalam penerapan media gambar berseri
ini. Namun, secara bertahap penerapan media
gambar berseri ini menunjukkan peningkatan
PEMBAHASAN
yang signifikan. Penerapan media gambar
Hasil penelitian selama tiga siklus ini berseri ini juga sangat membantu dalam
membuktikan bahwa penggunaan media menumbuhkan kepercayaan diri kepada siswa
gambar berseri merupakan alternatif yang

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 93
dalam mengungkapkan atau mengeluarkan Bahasa Inggris sebagai sarana berkomunikasi
pendapat dalam bahasa Inggris. merupakn suatu bentuk kinerja dan
Selain itu, pemanfaatan media gambar performasi yang bagi orang Indonesia perlu
berseri bisa membuat siswa kreatif dalam dilatih secara terus menerus baik dalam
mengungkapkan apa yang mereka akan berkomunkasi secara lisan maupun tertulis.
ungkapkan. Pada mulanya, peneliti juga Sebagai konsekuensinya, pembelajaran bahasa
melihat masih banyak siswa yang malu-malu Inggris disekolah harus lebih menekankan
dan raguragu dalam berbicara di depan kelas, pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
terlebih karena belum terbiasa berbicara di ketimbang pembelajaran tentang sistem
depan kelas dan disaksikan oleh teman bahasa. Pada aspek berbicara yang merupakan
sekelasnya. Hal ini diakibatkan kurangnya rasa bagian dari empat keterampilan bahasa yang
percaya diri dan keberanian siswa untuk perlu dikuasai siswa untuk dapat dikatakan
berbiara bahasa Inggris. Akan tetapi setelah bahwa siswa tersebut terampil. Maka
diberi motivasi dari peneliti dan kolaborator semestinya pembelajaran bahasa dapat
kepercaya dirian siswa meningkat sehingga ditekankan pada praktek dab ladhan.
pada umumnya di siklus ketiga siswa tidak Kemudian selain itu juga pembelajaran
mengalami masalah dalam berbicara di depan haruslah terprogram dan terencana demi
kelas. kebermaknaan kegiatan dan keberhasilan
Kemudian, penggunaan media gambar mencapai tujuan kegiatan tersebut.
berseri ini menunjukkan adanya peningkatan Berbicara merupakan salah satu
kemampuan berbicara bahasa Inggris siwa kemampuan yang harus diberikan dan
secara bertahap. Kemampuan berbicara siswa dilatihkan pada siswa SMA kelas XI pada
dalam tes awal menunjukkan hasil yang pada usia ini siswa seharusnya telah memiliki
kurang maksimal dibandingkan kemampuan kemampuan untuk berbicara. Namun dalam
berbicara bahasa Inggris mereka pada akhir kenyataannya, siswa SMA kelas XI masih
siklus I. Dari hasil pengamatan diketahui mengalami kesulitan dalam hal berbicara.
bahwa rasa malu-malu dan ragu-ragu serta Disamping banyak faktor ketidakpastian dan
kurangnya rasa percaya diri siswa adalah ketidak berhasilan siswa dalam berbicara
merupakan salah satu faktor yang bahasa Inggris; waktu yang terbatas, minat
menghambat peningkatan kemampuan siswa siswa terhadap berbicara rendah ataupun
dalam berbicara bahasa Inggris. kurangnya kreadvitas serta inovasi dari guru.
Disamping itu, dengan penggunaan Maka dalam penelitian ini penulis
media gambar berseri membuat menawarkan media gambar berseri sebagai
kekompakkan siswa semakin erat, karena alternatif teknik mengajar kemampuan
peneliti di setiap pelaksanaan dndakan berbicara bahasa Inggris. Pembelajaran
membagi siswa dalam kelompok-kelompok berbicara bahasa Inggris dengan
diskusi. Selain itu, peneliti juga melihat siswa menggunakan media gambar berseri ternyata
juga lebih terampil dan berani dalam mampu meningkatkan kemampuan berbicara
mengajukan pertanyaan, menyampaikan siswa kelas XI IA 2, SMA Negeri 5 Kendari.
jawaban serta mengajukan komentar dalam Kekuatan dari media gambar berseri adalah
bahasa Inggris. mampu merangsang minat dan kemampuan
siswa dalam proses pembelajaran berbicara
bahasa Inggris.
KESIMPULAN
Pembelajaran berbicara bahasa Inggris
dengan menggunakan media gambar berseri

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 94
juga memberi kreatifitas yang sangat tinggi
kepada siswa. Siswa menjadi senang belajar
dan mereka merasa bahwa dengan belajar DAFTAR PUSTAKA
berbicara dengan media gambar berseri siswa Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan
merasa senang dan tidak tertekan. Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: PT. Raja
Diharapkan dengan adanya penelitian Grafmdo Persada, 2013
tindakan kelas ini, siswa termotivasi untuk
dapat meningkatkan kemampuan dalam hal Hopkins, David. A Teacher's Guide to Classroom
berbicara bahasa Inggris. Research, Third Edition. Philadelphia:
Proses kegiatan belajar-mengajar yang Buckingham, 2002
diberikan adalah menggunakan aspek-aspek
Indriana, Dina. Ragam Alat Bantu Media
peningkatan kemampuan berbicara bahasa
Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press, 2011
Inggris yaitu tata bahasa, pelafalan, dan
kosakata. Adapun tahapan dalam kegiatannya Gay, L.R. dkk. Educational Research,
secaara umum yaitu; (1) tahap persiapan; Competencies for Analysis and Applications
peneliti mempersiapkan semua materi gambar Tenth Edition. USA:Pearson Education,
yang akan digunakan, menentukan Inc 2011
kompetensi dan lain-lain (2) tahap presentasi
atau penyajian, (3) tahap latihan dan (4) tahap Richard, Jack C. And Willy Renandya.
evaluasi. Methodology in Language Teaching. UK:
Penelitian tindakan ini menggunakan tiga Cambridge University Press, 2002
siklus dengan langkah-langkah sebaga berikut Thornbury, Scott. How to Teach Speaking. UK:
: (1) observasi awal (2) perencanaan (3) Pearson Education, 2008.
tindakan (4) observasi dan refleksi.
IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh


dari penelitian ini, dapat dikemukakan
implikasi sebagai berikut:
1. Guru perlu memberikan teknik
pembelajaran yang bervariasi sehingga
siswa merasa tertantang untuk berbicara
bahasa Inggris.
2. Guru yang mengampu mata pelajaran
bahasa Inggris di SMA Negeri 5 Kendari,
sebelum menerapkan teknik bercerita,
terlebih dahulu harus mengetahui tingkat
kemampuan siswa khususnya yang
berkaitan dengan kemampuan berbicara.
3. Dengan menggunakan media gambar
berseri dapat memberikan peningkatan
bukan hanya kemampuan berbicara saja
namun dapat meningkatkan keterampilan
membaca, menulis, mendengar atau
menyimak.

BAHTERA : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 13, No. 1, Januari 2014 95

Anda mungkin juga menyukai