Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PEMANASAN GLOBAL

Disusun Oleh :

Nama Anggota : 1. NI KADEK EMA PUTRI DARMAYANTI (14)

2. NI LUH WAYAN DESI PRIASTINI (08)

3. NI PUTU DESY SUSANTI (09)

4. ELLYS LUS FITRIA (13)

Kelas : XI IPA 1

SMA N 1 MARGA

TAHUN AJARAN 2018/2019


Kata Pengantar

Puji dan syukur saya ucapkan ke hadiran Tuhan Yang Maha


Esa, yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada
kami , sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Pemanasan Global” tapat pada waktunya.

Makalah ini menjelaskan tentang pemanasan global dan


efek pemanasan global terhadap manusia, sehingga makalah ini
berguna bagi semua pembacanya.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak


kekurangan dan kelemahan , baik dalam isi maupun
sistematiknya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan wawasan kami. Oleh sebab itu , kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat


memberikan manfaat, khususnya bagi kami dan pembaca

Marga,2019
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………………ii

Peta Konsep …………………………………………………………………..iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang………………………………………............1


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………..3
1.4 Manfaat……………………………………………………………4

Bab II Pembahasan

A. Radiasi Termal, Hukum Stefan, Pergeseran Wien…2


B. Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global……………..3
1. Efek Rumah Kaca………………………………………………4
2. Akibat Emisi Karbon Yang Berlebihan: Pemansan
Global……………………………………………………………….5
C. Dampak Pemanasan Global…………………………………6
1. Perubahan Temperatur Rata-Rata Bumi……………7
2. Peningkatan Curah Hujan…………………………………8
3. Melelehnya Es Bumi…………………………………………9
4. Peningkatan Tinggi Rata-Rata Air Laut…………….10
5. Banjir ……………………………………………………………11
6. Badai ……………………………………………………………12
7. Dampak Biologis……………………………………………13
8. Dampak Siklus CO2 dan CH4……………………………
9. Dampak Terhadap Manusia
10. Perubahan Iklim Yang Mendadak
D. Alternatif Solusi……………………………………………………4
1. Efiesiensi Pengguanaan Energi
2. Pencarian Dan Pemanfaatan Sumber-sumber
Energi Alternatif
E. Hasil Kesepakatan Dunia Internasional………………..5
1. Intergovernmental Panel on Climate Change
(IPCC)
2. Protocol Kyoto (Kyoto Protocol).
3. Asia-Pacifik Partnership On Clean Development
and Climatem (APPCDC)
Bab III Rangkuman, Kesimpulan dan Saran

Rangkuman……………………………………………………………………..6
Kesimpulan ……………………………………………………………………..7
Saran ………………………………………………………………………………8
Peta Konsep
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akhir-akhir muncul berbagai pemberitaan melalui media
massa, baik cetak maupun elektronik tentang peristiwa alam
yang sering terjadi. Peristiwa alam itu terjadi hampir di
seluruh wilayah tanah air kita, mulai dari badai topan, air laut
pasang yang menyebabkan banjir di daerah-daerah yang
dekat dengan pantai, curah hujan yang tinggi hingga
menyebabkan banjir, angin puting beliung yang merobohkan
rumah-rumah warga, dan masih benyak peristiwa-peristiwa
alam lainnya yang menyebabkan sebagian besar warga
merasa resah. Oleh karena itu, pemerintah menyebutnya
sebagai bencana nasional dan juga merupakan bencana
internasional, karena peristiwa tersebut tidak hanya terjadi
di Indonesia melainkan juga terjadi di mancanegara.
Peristiwa-peristiwa alam tersebut diyakini sebagai dampak
dari adanya pemanasan global yang mengakibatkan
perubahan iklim dunia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan beberapa
masalah, antara lain:
1. Apakah penyebab dari pemanasan global yang sedang terjadi
di permukaan bumi ini?
2 Apakah dampak akibat pemanasan global bagi kehidupan di
bumi?
3. Bagaimana cara mengurangi pemanasan global di muka
bumi ini?

1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut : Makalah
Pemanasan Global
1. Mengungkap hal-hal yang menyebabkan pemanasan global
di muka bumi.
2. Mengungkap dampak negatif akibat pemanasan global
bagi kehidupn di bumi.
3. Memaparkan cara-cara untuk mengurangi terjadinya
pemanasan global di muka bumi.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui dan memahami penyebab terjadinya pemanasan
global, dampak negatif yang ditimbulkan bagi kehidupan di
bumi serta hal-hal yang harus dilakukan untuk mengurangi
terjadinya pemanasan global di muka bumi.

2. Manfaat Praktis
Makalah Pemanasan Global
BAB II

PEMBAHASAN

A. Radiasi Termal, Hukum Stefan, dan Pergeseran Wien

Fisika klasik, yakni fisika sebelum abad keduapuluh,


didominasi oleh mekanika Newton dan elektromagnetika
klasik yang digambarkan oleh persamaan Maxwell. Hal
ini tidak mengherankan karena gejala-gejala alamiah yang
teramati oleh manusia pada waktu itu dapat dijelaskankan
secara memuaskan dan diprediksi (diramalkan) secara akurat
oleh kedua teori itu. Keteraturan gerakan planet-planet
mengelilingi pusat suatu tatasurya (matahari untuk sistem tata
surya kita) dirumuskan secara empiris oleh Kepler melalui
hukum-hukumnya. Ketiga hukum Kepler itu dibangun dengan
berdasarkan pada data-data yang telah dikumpulkan oleh
Brahe. Hukum-hukum Kepler itu ternyata secara
mendasar dapat dijelaskan oleh hukum Newton tentang gerak
dan gravitasi. Ketiga hukum Kepler itu berhasil diturunkan
dari hukum-hukum Newton. Sementara itu, gejala-gejala
alamiah seperti pemantulan dan pembiasan cahaya, defraksi
(pelenturan) cahaya, interferensi cahaya, polarisasi cahaya dan
lain sebagainya dapat dijelaskan dengan baik
oleh elektromagnetika klasik berdasarkan keyakinan bahwa
cahaya sesungguhnya merupakan gelombang
elektromagnetik. Keyakinan manusia akan kebenaran kedua
teori tersebut meningkatkan status kedua teori itu menjadi
hukum-hukum dasar ilmu fisika, lalu membangun anggapan
bahwa semua gejala-gejala alamih sudah semestinya dapat
dijelaskan berdasarkan kedua teori itu. Lalu, benarkah
anggapan semacam itu? Sejarah mencatat kejadian yang lain.
Keyakinan kita bahwa fisika klasik (mekanika Newton dan
elektromagnetika Maxwell) dapat menjelaskan semua gejala
alamiah itu agaknya mulai menyusut ketika
para eksperimentator berhasil mencapai kemampuan yang
mengagumkan dalam menjelajahi dunia mikroskopis,
sehingga mampu mendapatkan data-data baru dalam ranah itu.
Mereka banyak menyadari adanya gejala-gejala alamiah yang
sukar bahkan sama sekali tidak dapat dijelaskan oleh kedua
teori klasik itu. Beberapa eksperimen memaksa orang mulai
ragu terhadap kebenaran mekanika Newton. Beberapa yang
lain membawa kita kepada kesangsian akan elektromagnetik
klasik. Dalam bab ini kita hendak membicarakan beberapa
eksperimen tersebut dan bagaimana orang keluar dari
permasalahan yang dihadapi oleh fisika klasik itu.
(Catatan: Mekanika Newton dan elektromagnetika
Maxwell lazim disebut teori klasik atau fisika klasik untuk
membedakannya dari pandangan-pandangan baru
yang seringkali tampak radikal dari sudut pandang teori klasik.
Pandangan-pandangan baru ini dikenal sebagai teori
kuantum.)

Radiasi Benda Hitam

Radiasi Termal, Hukum Stefan dan Pergeseran Wien


Gejala alamiah paling awal yang gagal dijelaskan oleh
elektromagnetika klasik adalah radiasi termal. Radiasi, seperti
telah anda ketahui, adalah pemindahan tenaga melalui

pancaran gelombang elektromagnetik. Jadi, radiasi termal adalah


pemancaran gelombang elektromagnetik oleh suatu benda semata-mata
karena suhunya. Semakin tinggi temperatur itu semakin banyak
tenaga yang dipancarkan dalam bentuk radiasi. Untuk benda-
benda yang memiliki temperatur kurang dari kira-kira 700° C,
radiasi cahaya tampak (yaitu gelombanng elektromagnetik pada
daerah panjang gelombang 4000 Å < λ < 7000 Å)
sebegitu lemahnya sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang. Radiasi pada panjang gelombang tersebut baru dapat
dilihat dengan mata telanjang pada temperatur di atas 700° C.
Pada saat itu benda yang bersangkutan berpijar. Spektrum
pancarannya bersifat kontinyu (malar) dan semua padatan
menampakkan kecenderungan untuk mempunyai spektrum
pancaran yang sama pada suhu yang sama. Semuanya
mendekati spektrum pancaran benda hitam sempurna. Apa yang
dimaksud dengan benda hitam sempuran? Kita akan uraikan di
belakang.
Gambar 6.1 memperlihatkan susunan peralatan guna
mengukur spektrum radiasi termal. Benda bersuhu T1 yang akan
diukur spektrumnya diletakkan dibelakang kolimator. Benda itu
memancarkan radiasi elektromagnetik ke segala arah. Adanya
kolimator memungkinkan kita hanya memilih pancaran-pancaran
ke arah tertentu saja. Radiasi yang berhasil melalui kolimator
kemudian dilewatkan prisma atau peranti-peranti
dispersif (pengurai) yang lain. Radiasi-radiasi dengan panjang
gelombang berbeda akan terlihat pada sudut yang berbeda.
Oleh karena itu dengan menggerakkan detektor dari satu sudut
ke sudut yang lain kita dapat mengukur intensitas pada masing-
masing sudut, yakni intensitas masing-masing panjang
gelombang yang bersesuaian dengan sudut-sudut itu.
Tetapi penampang detektor bukanlah titik geometris, sehingga
yang terukur bukan intensitas radiasi pada sudut tunggal,
melainkan intensitas radiasi pada selang sudut d di
sekitar yakni bersesuaian dengan intensitas radiasi pada
selang panjang gelombang d di sekitar Besaran yang terukur
ini disebut rapat intensitas radiasi atau intensitas radiasi spektral dan
dilambangkan dengan I. Hasil-hasil pengukuran itu kemudian
diplot sebagaiman grafik yang ditunjukkan pada gambar 6.2
untuk dua suhu yang berbeda T2 > T1.
Dari hasil-hasil eksperimen yang telah dilakukan didapatkan
bahwa intensitas radiasi keseluruhan yang dipancarkan oleh
sebuah benda, yakni intensitas radiasi yang menyangkut
keseluruhan panjang gelombang berbanding lurus dengan
pangkat empat dari suhu mutlak benda. Jika W(T) intensitas
radiasi keseluruhan yang dimaksud, maka
W(T) = e 4,

dengan dikenal sebagai tetapan Stefan-Bolztmann yang besarnya


5,6703 × 10-8watt/m2.K4 dan e adalah emisivitas yang nilainya
antara 0 sampai 1. Emisivitas tergantung dari sifat-sifat
permukaan benda yang ditinjau. Tetang konsep emisivitas ini
akan dijelaskan pada subbagian mendatang. Persamaan (6.1)
dikenal sebagai hukum Stefan. W(T) tidak lain adalah luas wilayah
di bawah kurva Ipada suhu T.

Contoh 1 : Suhu normal badan anda berkisar dari 36 samapai


37 berapakah intensitas radiasi total yang dipancarkan oleh
badan anda, jika emisivitas permukaan badan anda 0,2?

Jawab : Dalam skala kelvin suhu badan anda berkisar dari


309 K sampai 310 K. Oleh karena itu berdasarkan hukum
stefan, badan anda memancarkan radiasi dengan intensitas
berkisar dari
W(309 K) = (0,2)(5,6703 × 10-8 watt/m2.K4)( 309 K)4
= 103,39 watt/m
sampai

W(310 K) = (0,2)(5,6703 × 10-8 watt/m2.K4)(310K)4


= 104,73 watt/m2.

Anggaplah luas permukaan badan sama dengan lingkar badan


dikalikan tinggi badan. Jika lingkar badan anda rata-rata 1,0
meter dan tinggi badan anda 1,6 meter, maka luas permukaan
badan anda kira-kira 1,6 m2. Dengan demikian, maka anda
memancarkan tenaga antara 165,42 Joule sampai 167,57 Joule
perdetik. Untuk dibayangkan saja, tenaga sebesar 165,42 joule
sama dengan tenaga yang kita gunakan untuk mengangkat
beban 16,542 kg setinggi satu meter.
Pada gambar 6.2 terlihat puncak-puncak kurva rapat intensitas.
Puncak-puncak itu bertepatan dengan panjang gelombang mak.
Jadi, yang dimaksud dengan mak adalah panjang gelombang
yang dimiliki oleh komponen radiasi dengan intensitas paling
tinggi. Oleh karena itu, mak bukanlah panjang gelombang
maksimum. Pada grafik gambar 6.2 tampak bahwa semakin
tinggi suhu benda, semakin kekiri puncaknya. Hal ini
bersesuaian dengan pergeseran mak. Wien menemukan kaitan
antara pergeseran mak dengan suhu benda. Hukum pergeseran
Wien diungkapkan melalui persamaan :

contoh 2. Hukum pergeseran Wien dapat digunakan untuk


mengukur temperatur permukaan sebuah bintang. Dengan
melakukan pengukuran rapat intensitas radiasi yang dipancarkan
oleh bintang itu untuk berbagai panjang gelombang, maka anda
bisa memperoleh grafik seperti pada gambar 6.2 untuk bintang
yang anda amati. Dari grafik ituanda mendapatkan mak, yakni
panjang gelombang yang dimiliki oleh komponen radiasi yang
intensitasnya paling tinggi. Dengan memanfaatkan persamaan
(6.2) anda dapat menghitung suhu permukaan bintang itu.
Andaikan spektrum sebuah bintang memiliki mak = 5,0 × 10-7
meter. (a) Berapakah suhu pada permukaan bintang itu? (b)
Berapakah intensitas radiasi keseluruhan yang dipancarkan oleh
bintang itu bila emisivitasnya 1? (c) Dapatkah anda perkirakan
jaraknya dari bumi bila I merupakan intensitas bintang itu
diukur di permukaan bumi?
Jawab :
(a) Dengan mak = 5,0 × 10-7 meter, maka dari persamaan (6.2)
diperoleh

(b) Dari persamaan (6.1)


W(5796 K) = e4 = (1)( 5,6703 × 10-8 watt/m2.K4)( 5796 K)2 =
6,399 × 107 watt/m2.

(c) Bintang itu memancarkan radiasi ke segala penjuru. Oleh


karena itu bila Rbb jarak bumi dari bintang itu, maka bumi terletak
pada permukaan bola raksasa yang berpusat pada bintang itu.
Karena di bumi intensitas cahaya bintang itu I, maka tenaga
keseluruhan radiasi yang dipancarkan tiap satu satuan waktu
melalui permukaan bola raksasa itu adalah 4phiRbb2I. Tenaga
radiasi sebesar inilah yang dipancarkan dari permukaan bintang
itu tiap Satu-satuan waktu. Bila jejari bintang itu Rb, maka
4Rbb2I =
4phiRb2 W(5796 K).

Jadi, jarak bintang itu dapat dihitung bilamana kita mengetahui


jejari bintang itu. Sedangkan, jejari bintang dapat diukur
melalui fasilitas yang disediakan teleskop.
B. Efek Rumah Kaca Dan Pemanasan Global
Pemanasan global yang teramati dibumi merupakan
perwujudan hokum kedua termodinamika yang telah anda
bicarakan. Bumi berperan sebagaimana mesin kalor. Kalor
masukan berupa radiasi matahari dan kalor keluaran berupa
radiasi termal oleh permukaan bumi. Keduanya menentukan
temperature kerja mesin ( temperature permukaan global)
pada masa yang lalau, pertukaran kalor ini mencapai
kestimbangan dan terjadi kestabilan temperatur. Jika kalor
masukkan meningkat atau kalor keluaran menurun maka
temperature kerja mesin naik dan sebaliknya. Proses alamiah
yang terjadi pada zaman berikutnya telah mengubah kalor
masukan dan berdampak pada perubahan kalor keluaran dan
temperature. Saat ini , besarnya kalor keluaran secara cepat
dibatasi oleh efek rumah laca. Hal ini berakibat adanya
perubahan kesetimbanagn sehingga dicapai temperature
kesetimbangan yang lebih tinggi dipermukaan bumi. Seberapa
besar peningkatan temperature tersebut bergantung pada
perilaku manusia dan beberapa faktor yang lain. Kalor
masukan dari energi matahari yang diterima bergantung pada
aktifitas matahari dan perubahan secara periodic watak orbit
bumi. Besarnya kalor keluaran , yakni radiasi bumi sepenuhnya
bergantung pada keberadaan gas-gas diatmosfir yang
menyerap radiasi inframerah seperti karbondioksia ( CO2) ,
metana ( CH4) uap air ( H20) dan lain-lain.

1. Efek Rumah Kaca


C. Dampak Pemanasan Global
Aktivitas manusia dan faktor alamiah yang menimbulkan
pemanasan global membuat sejumplah masyarakat
menjadi sangat risau. Kerisauaan ini bukan tanpa alas an
karna kenyataan bahwa aktivitas manusia tak terkendali
menjadi salah satu faktor terbesar terjadinya pemanasan
global. Pemanasan global terkait dengan usikan atau
gangguan adanya kesetimbangan temperature yang
optimum bagi kelangsungan hidup dimuka bumi.
Gangguan bagi kesetimbangan temperature tersebut
mengakibat berbagai kejadian alam yang tak diharapkan.
Sebagai contoh kejadian alam yang diakibatkan oleh
dampak pemanasan global adalah peningkatan rata-rata
tinggi air laut (rob),curah hujan yang sangat tinggi di suatu
daerah dan sangat di daerah lain , seringnya terjadi cuaca
extrim dibeberapa wilayah banjir, dan lain-lain. Dalam
bagian ini , hendak dibicarakan dampak pemanasam global
secara lebih rinci.

Anda mungkin juga menyukai