Anda di halaman 1dari 21

Kewarganegaraan

21

WAWASAN KEBANGSAAN
Oleh :
Saudah 2710100113

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2014
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara pada umumnya memiliki wawasan kebangsaan, demikian juga dengan
bangsa Indonesia tentunya memiliki wawasan kebangsaannya sendiri. Secara singkat wawasan
kebangsaan merupakan cara pandang bangsa tentang diri dan lingkungannya berdasarkan cita-
cita dan tujuan nasionalnya, atau dengan kata lain wawasan kebangsaan merupakan pokok-pokok
pikiran tentang cita-cita dan tujuan nasional suatu bangsa.
Wawasan kebangsaan Indonesia lahir dari kesadaran segenap masyarakat untuk bersatu
memperjuangkan kemerdekaan, kesejahteraan, dan kedamaian bangsa Indonesia. Sesuai dengan
ciri khas bangsa Indonesia yang majemuk dan wilayahnya berupa kepulauan yang terletak di
wilayah Asia Tenggara. Wawasan kebangsaan Indonesia merupakan pedoman yang sifatnya
filosofis dan normatif, wawasan kebangsaan Indonesia perlu digalakkan dengan maksud agar
warga negara menyadari pentingnya hidup besama sebagai bangsa atas dasar kesamaan hak dan
kewajiban di depan hukum. Wawasan kebangsaan bertujuan menghidupkan kembali semangat
kebangsaan, mendorong terwujudnya hidup yang harmonis, menjaga keutuhan bangsa serta
mendorong pencapaian cita-cita tujuan nasional.
Namun saat ini kesadaran berbangsa kian memudar, gerakan reformasi 1998 disatu sisi
memberikan perubahan pada beberapa dimensi, tetapi disisi yang lain gerakan reformasi belum
bisa memperbaiki krisis akan nasionalisme dan komitmen kebangsaan yang semakin hari
mengarah kepada jurang degradasi. Akibatnya banyak hal yang dilakukan oleh rakyat Indonesia
dengan maksud dan tujuan memperbaiki sosial ekonomi mereaka tanpa memperhatikan nilai,
norma dan konsepsi dan semangat wawasan kebangsaan yang berdasarkan pada Pancasila dan
UUD 1945. Disamping itu, degradasi sangat berdampak pada krisis kesatuan dan persatuan, oleh
karena itu banyak terjadi berbagai konflik yang berdimensi agama, etnis, ras dan yang lainnya
yang secara nyata mengangncam keutuhan wilayah NKRI. Hal itu terjadi karena wawasan
kebangsaan yang tidak dijadikan spirit utuk membangun dan memajukan bangsa saat ini,
sehingga krisis tersebut belum menunjukan tanda-tanda kapan akan berakhir.
Menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi, maka dibentuklah makalah Wawasan
Kebangsaan ini yang mempunyai maksud dan tujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan
semangat wawasan kebangsaan khususnya bagi anggota Satuan Resimen Mahasiswa dan seluruh
rakyat Indonesia pada umunya.

B. Ruang Lingkup
Di dalam makalah ini meliputi pembahasan sebagai berikut:
a. Pengertian Wawasan Kebangsaan
b. Landasan Wawasan Kebangsaan
c. Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan
d. Hakekat Wawasan Kebangsaan
e. Asas Wawasan Kebangsaan
f. Arah Pandang Wawasan Kebangsaan
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Kebangsaan
h. Kedudukan Wawasan Kebangsaan
i. Fungsi Wawasan Kebangsaan
j. Implementasi Wawasan Kebangsaan
k. Keberhasilan Implementasi Wawasan Kebangsaan
l. Tantangan kedepan Wawasan Kebangsaan
m. Sosialisasi Wawasan Kebangsaan
n. Wawasan Kebangsaan Indonesia dalam Mencapai Cita-cita Nasional
o. Apa sih Cita-cita Bangsa Indonesia?
p. Hubungan Wawasan Kebangsaan dengan Ketahanan Nasional
HAKIKAT BANGSA DAN NEGARA

A. Teori Pembentukan Bangsa


Manusia adalah makhluk yang mencari kesempurnaan dirinya dalam tata hidup bersama.
Manusia lahir, tumbuh, berkembang, dan menjadi insan dewasa bersama manusia lain. Hanya
dalam lingkup tata hidup bersama kesempurnaan manusia akan menemukan pemenuhannya.
Nilai kehidupan manusia hanya mungkin terjadi dalam hal kebersamaan dengan manusia lain.
Makna nilai hidup bersama akan tertuang secara nyata jika manusia mengakui keberadaan
sesamanya. Selain itu, perkembangan sebuah kepribadian akan mencapai pemenuhannya jika
manusia mampu menerima kehadiran sesamanya. Dari hal inilah proses awal terbentuknya
sebuah kelompok masyarakat yang dikenal dengan nama bangsa, mulai berlangsung.

1. Hakikat Bangsa
Tidak ada rumusan ilmiah yang bisa dirancang untuk mengartikan istilah bangsa secara
objektif. Akan tetapi, fenomena kebangsaan tetap ada hingga saat ini. Lantas, apakah hakikat
dari sebuah bangsa? Sebelumnya, Anda perlu mengetahui bahwa istilah bangsa, yaitu natie
(nation). Artinya, masyarakat yang diwujudkan bentuknya oleh sejarah yang memiliki unsur
yaitu adanya satu kesatuan bahasa, daerah, ekonomi, dan satu kesatuan jiwa serta unsur-unsur
tersebut terlukis dalam kesatuan budaya.

a. Pengertian Bangsa
Istilah natie (nation) atau bangsa mulai populer sekitar tahun 1835. Pada saat itu istilah
bangsa mulai sering diperdebatkan dan dipertanyakan. Hal ini menimbulkan munculnya
berbagai teori tentang pengertian bangsa. Pengertian bangsa disampaikan oleh tokoh-tokoh
berikut:

1) Lothrop Stoddard
Bangsa, nation, natie adalah suatu kepercayaan yang dimiliki oleh sejumlah orang yang cukup
banyak, bahwa mereka merupakan suatu bangsa. Ia merupakan suatu perasaan memiliki secara
bersama sebagai suatu bangsa.
2) Otto Bauer
Suatu bangsa terbentuk karena adanya suatu persamaan, satu persatuan karakter, watak, di mana
karakter atau watak ini tumbuh dan lahir serta terjadi karena adanya persatuan pengalaman.
3) Ernest Renan
Ia berpendapat bahwa kelompok yang membentuk suatu bangsa itu memiliki kemauan untuk
berada dalam satu himpunan (le desir d’etre ensemble).
4) Ir. Soekarno
Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia mem- punyai keinginan bersatu, le
desir d’etre ensemble, keras ia mempunyai character gemeinschaft, persamaan watak, tetapi
yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit.
Pengertian bangsa juga dapat dikaji secara sosiologis dan antropologis, hukum, serta politis.
Secara sosiologis dan antropologis, bangsa diartikan sebagai persekutuan hidup masyarakat
yang berdiri sendiri. Setiap anggota persekutuan
Secara hukum, bangsa adalah rakyat (orang-orang) yang berada di suatu masyarakat
hukum yang terorganisasi. Bangsa pada umumnya menempati wilayah tertentu, mempunyai
bahasa tersendiri, sejarah, kebiasaan, dan kebudayaan yang sama dalam pemerintahan yang
berdaulat.
Bangsa dalam pengertian politis adalah suatu masyarakat dalam daerah yang sama.
Mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke
dalam. Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah bernegara dan mengaku serta
tunduk pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan.
Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang- orang yang
bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri. Bangsa
adalah kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka
bumi.

b. Dasar Pembentukan Bangsa


Sebuah bangsa akan terbentuk jika terdapat persamaan- persamaan yang menyatukan
sebuah kelompok masyarakat. Sebuah bangsa pada zaman modern selalu mengacu pada empat
persamaan sebagai berikut.
1) Persamaan wilayah tempat tinggal.
2) Persamaan bahasa atau alat komunikasi yang diterima semua anggota.
3) Persamaan kondisi sosial ekonomi.
4) Persamaan kondisi sosial psikologis yang terbentuk pada masa proses pembentukan bangsa
itu. Hal ini ditandai oleh represi atau tantangan bersama untuk bertahan hidup.

Pada umumnya bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor objektif tertentu yang
membedakannya dengan bangsa lain. Faktor- faktor tersebut adalah:
1) kesamaan keturunan,
2) wilayah,
3) bahasa,
4) adat istiadat,
5) kesamaan politik,
6) perasaan, dan
7) agama.

Menurut Ernest Renan dasar dari suatu paham kebangsaan yang menjadi bekal bagi
berdirinya suatu bangsa adalah suatu kejayaan bersama pada masa lampau. Kejayaan itu dimiliki
orang-orang besar dan akibat memperoleh kemenangan, tetapi dapat juga karena penderitaan.
Penderitaan itu menimbulkan kewajiban-kewajiban yang selanjutnya mendorong ke arah
adanya usaha bersama.
Lebih lanjut Ernest Renan mengatakan bahwa syarat mutlak adanya bangsa adalah
plebisit. Plebisit adalah suatu hal yang memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang,
yang mengandung hasrat untuk mau hidup bersama dengan kesediaan memberikan
pengorbanan-pengorbanan. Jika warga bangsa bersedia memberikan pengorbanan bagi eksistensi
bangsanya, bangsa tersebut tetap bersatu dalam kelangsungan hidupnya (Rustam E. Tamburaka,
1999:82)
Titik pangkal dari teori Ernest Renan adalah pada kesadaran moral (conscience morale).
Teori ini dapat digolongkan pada Teori Kehendak. Menurut teori Ernest Renan, jiwa, rasa, dan
kehendak merupakan suatu faktor subjektif, tidak dapat diukur dengan faktor-faktor objektif.
Faktor agama, bahasa, dan sejenisnya hanya dapat dianggap sebagai faktor pendorong dan bukan
merupakan faktor pembentuk (consttuief element) dari sebuah bangsa. Oleh karena merupakan
plebisit yang diulangi terus-menerus, bangsa dan rasa kebangsaan tidak dapat dibatasi secara
teritorial. Daerah suatu bangsa bukan merupakan sesuatu yang statis, akan tetapi dapat berubah-
ubah secara dinamis, sesuai dengan jalan sejarah bangsa itu sendiri.

c. Bangsa dan Nasionalisme


Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan
mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan sejarah. Bahkan bangsa umumnya
dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama. Konsep bahwa semua manusia dibagi
menjadi kelompok-kelompok bangsa ini merupakan salah satu doktrin paling berpengaruh
dalam sejarah. Doktrin ini merupakan doktrin etika dan filsafat, dan menjadi awal dari
nasionalisme. Persatuan bahasa mempermudah perkembangan nasionalisme tetapi tidak mutlak
diperlukan untuk kebangkitan nasionalisme. Dalam hal nasionalisme, syarat yang mutlak dan
utama adalah adanya kemauan dan tekad bersama.

B. Pengertian Negara
Negara memiliki pengertian yang berbeda dengan bangsa. Apabila bangsa merujuk pada
kelompok manusia atas persekutuan hidup (masyarakat), negara merujuk pada sebuah organisasi
sekelompok manusia yang berada di dalamnya. Negara berasal dari bahasa Latin yaitu status atau
status yang berarti keadaan yang tegak, atau bisa diartikan sebagai sesuatu yang memiliki sifat-
sifat yang tegak dan tetap. Di Inggris negara disebut dengan istilah state, di Perancis etat, di
Italia lo state, di Belanda dan Jerman disebut staat.

Ada dua definisi tentang negara yaitu :


a. Negara dalam arti formal, yaitu negara diartikan sebagai organisasi kekuasaan dengan
satu pemerintahan pusat.
b. Negara dalam arti materiel, yaitu negara diartikan sebagai organisasi masyarakat
(staat gemenschaap) atau persekutuan hidup.

Secara umum negara dapat diartikan sebagai organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia
yang berada dalam suatu wilayah dan tunduk pada suatu kedaulatan tertentu. negara mempunyai
tiga sifat utama yaitu :
a. Memaksa : negara mempunyai kekuasaan agar peraturan perundang-undangan ditaati
untuk mencapai tujuan.
b. Memonopoli : negara mempunyai kekuasaan atau hak untuk menetapkan tujuan
bersama.
c. Mencakup semua atau menyeluruh : peraturan yang dibuat negara ditujukan untuk
semua orang tanpa terkecuali.
C. Unsur-unsur Terbentuknya Nergara
Suatu negara hanya ada karena adanya kemauan bersama. Kemauan bersama diperlukan
supaya semua daerah dari satu negara akan mempunyai pengaruh dalam komunitas dunia.
Negara diartikan sebagai asosiasi terpenting dalam masyarakat. Negara didirikan untuk
melindungi hak dan kewajiban manusia serta mengatur sistem hukum dan politik. Ada empat
unsur yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu negara. Keempat unsur tersebut sebagai
berikut:
a. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional. Di dalamnya termuat keseragaman sosial,
ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas.
b. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan nasional bebas dari dominasi dan campur tangan
bangsa asing.
c. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, keaslian atau kekhasan.
d. Keinginan untuk menonjol di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan pengaruh
dan prestis

Setiap negara memiliki unsur-unsur pembentuknya. Unsur-unsur negara berarti bagian-


bagian terkecil yang membentuk negara. Unsur- unsur negara tertuang dalam Konvensi
Montevideo sebagai hasil konferensi antarnegara-negara Amerika (Pan-Amerika) di
Montevideo (ibu kota Uruguay) pada tahun 1933. Pada pasal 1 Konvensi Montevideo disebutkan
bahwa negara sebagai bagian dari dunia internasional harus memiliki syarat-syarat sebagai
berikut.
a. Penduduk yang tetap.
b. Wilayah tertentu.
c. Pemerintahan.
d. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.

Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh
organisasi apa pun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum, unsur negara ada yang bersifat
konstitutif dan ada pula yang bersifat deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak
atau harus ada di dalam suatu negara. Adapun unsur deklaratif hanya menerangkan adanya
negara.
Unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat, wilayah tertentu,
dan pemerintahan yang berdaulat. Adapun unsur deklaratif adalah harus ada pengakuan dari
negara lain. Unsur deklaratif ini penting sebagai wujud kepercayaan negara lain untuk
mengadakan hubungan, baik hubungan bilateral maupun multilateral. Unsur-unsur terbentuknya
negara akan diuraikan lebih lanjut dalam pembahasan berikut:

a. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur terpenting dari
terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama keberadaan sebuah negara. Hal ini
karena rakyatlah yang merencanakan, mengendalikan, dan menyelenggarakan sebuah negara.
Dalam hal ini rakyat adalah semua orang yang berada di wilayah suatu negara serta tunduk
pada kekuasaan negara tersebut.
Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat,
mustahil negara akan terbentuk. Plato, seorang filsuf Yunani pernah mengatakan bahwa
untuk membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk.
Pendapat ini tentu saja tidak berlaku pada zaman modern ini. Hal ini karena semakin
banyaknya jumlah populasi di setiap negara, terutama di Cina, India, Amerika Serikat, dan
Indonesia yang memiliki ratusan juta penduduk.
Rakyat terdiri atas penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang
yang bertujuan menetap dalam wilayah negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah
suatu negara tetapi tidak bertujuan menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya,
orang yang berkunjung untuk wisata.
Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga
negara. Warga negara adalah mereka yang me- nurut hukum menjadi warga dari suatu
negara. Kelompok yang tidak termasuk warga negara adalah orang asing atau disebut juga
warna negara asing (WNA).

b. Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah tempat bangsa
atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang dimaksud dalam hal ini
meliputi daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas wilayah negara.Wilayah
merupakan unsur kedua setelah rakyat. Dengan adanya wilayah yang didiami oleh manusia,
negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara permanen oleh
manusia, mustahil untuk membentuk suatu negara. Bangsa Yahudi misalnya, mereka tidak
mendiami suatu tempat secara permanen. Akibatnya, mereka tidak memiliki tanah yang
jelas untuk didiami, sehingga berupaya merebut wilayah Palestina. Wilayah memiliki
batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku. Wilayah suatu negara sebagai berikut:

1) Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas- batas tertentu dengan
negara lain.
2) Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas yang
ditentukan menurut hukum internasional. Batas- batas wilayah laut sebagai berikut:
a) Batas laut teritorial, yaitu garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah
laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu
kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing
negara tersebut. Laut yang terletak antara garis dengan garis batas teritorial disebut laut
teritorial. Laut yang terletak di sebelah dalam garis dasar disebut laut internal.
b) Batas zona bersebelahan, ditentukan sejauh 12 mil laut di luar batas laut teritorial, atau
24 mil laut jika diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai titik terluar.
c) Batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yaitu laut yang diukur dari garis lurus yang ditarik
dari pantai titik terluar sejauh 200 mil laut. Di dalam wilayah ini, negara yang
bersangkutan memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan yang ada di
dalamnya. Akan tetapi, wilayah ini bebas untuk dilayari oleh kapal-kapal asing yang
sekadar melintasi saja.
d) Batas landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih dari 200 mil
laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, batas
negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing- masing negara. Dalam wilayah
laut ini negara yang bersangkutan dapat mengelola dan memanfaatkan wilayah laut tetapi
wajib membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.

3) Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan lautan negara yang
bersangkutan. Sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia, telah meratifikasi
Konvensi Jenewa 1944. Berdasarkan Konvensi Jenewa 1944, setiap negara memiliki
kedaulatan yang lengkap dan eksklusif terhadap ruang udara di atas wilayahnya. Dalam
Konvensi Jenewa 1944 juga tidak dikenal adanya hak lintas damai. Dengan demikian tiap-
tiap negara me- miliki hak dan bertanggung jawab terhadap kedaulatan udara masing-
masing. Dapat dibayangkan betapa berat tugas dan tanggung jawab TNI Angkatan Udara
Indonesia, yang harus menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia di udara.
Batas-batas suatu wilayah negara pada umumnya ditentu- kan melalui traktat (treaty), yaitu
perjanjian antara dua atau lebih dari dua negara yang ber- batasan. Dengan bantuan ilmu
pengetahuan serta teknologi, misalnya pemotretan udara dan penggunaan citra satelit, batas-
batas wilayah negara dapat ditentukan secara tepat. Selain itu, alam juga dapat membantu
menentukan batas negara, misalnya dengan pegunungan, sungai, dan danau.

c. Pemerintahan yang Berdaulat


Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan, sebuah negara
tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyatnya
sendiri, terlebih mempertahankan diri dari negara lain. Oleh karena itu, kedaulatan
merupakan unsur penting berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang berdaulat berarti
pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk memerintah baik ke dalam maupun
ke luar.
Kedaulatan ke dalam (intern) adalah kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk
mengatur fungsinya. Kedaulatan ke luar (ekstern) adalah kekuasaan negara untuk
mengadakan hubungan dengan negara- negara lain dan mempertahankan diri dari serangan-
serangan negara lain.

Kedaulatan suatu negara mempunyai empat sifat sebagai berikut:


1) Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu tetap ada
(berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan organisasinya.
2) Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi, tetapi
asli dari negara itu sendiri.
3) Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satu- satunya kekuasaan
yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi, dalam negara hanya ada satu
kedaulatan.
4) Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun sebab apabila
bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan kekuasaan tertinggi akan hilang.

d. Pengakuan dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain diperlukan sebagai suatu pernyataan dalam hubungan
internasional. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman dari dalam (kudeta)
atau campur tangan negara lain. Selain itu, pengakuan dari negara lain diperlukan untuk
menjalin hubungan terutama dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan.
Pengakuan dari negara lain bukan merupakan suatu faktor mutlak berdirinya
negara. Kita ambil contoh, negara Indonesia yang sudah merdeka pada tanggal 17 Agustus
1945 baru diakui oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Meskipun demikian,
pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang bersangkutan
untuk diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Seorang sarjana hukum internasional berkebangsaan Belgia yang bernama De Visser,
mengatakan bahwa pengakuan negara lain memenuhi dua kebutuhan sosial dalam
kehidupan bernegara. Pertama, untuk tidak meng- asingkan suatu kumpulan manu- sia
(negara) dalam hubungan internasional. Kedua, untuk men- jamin keberlangsungan hubung-
an internasional dengan jalan mencegah tindakan-tindakan yang merugikan, baik bagi
kepentingan-kepentingan indi- vidu, maupun bagi hubungan antarbangsa.

Pengakuan dari negara lain ada dua macam sebagai berikut.


1) Pengakuan de Facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan (fakta) yang ada. Pengakuan de
facto menurut sifatnya dapat dibagi menjadi dua yaitu pengakuan de facto yang bersifat
tetap dan bersifat sementara.
a) Pengakuan de facto yang bersifat tetap adalah pengakuan dari negara lain terhadap suatu
negara hanya menimbulkan hubungan di lapangan perdagangan dan ekonomi (konsul).
Adapun untuk tingkat duta belum dapat dilaksanakan.
b) Pengakuan de facto bersifat sementara adalah pengakuan yang diberikan oleh negara
lain dengan tidak melihat jauh pada hari ke depan, apakah negara itu akan mati atau akan
jalan terus. Apabila negara baru tersebut jatuh atau hancur, maka negara lain akan menarik
kembali pengakuannya.

2) Pengakuan de Jure
Pengakuan secara de jure adalah pengakuan secara resmi berdasarkan hukum oleh negara
lain dengan segala konsekuensi- nya. Menurut sifatnya, pengakuan secara de jure dapat
dibedakan sebagai berikut.
a) Pengakuan de jure bersifat tetap. Artinya, pengakuan dari negara lain berlaku untuk
selama-lamanya setelah melihat kenyataan bahwa negara baru dalam beberapa waktu
lamanya menunjukkan pemerintahan yang stabil.
b) Pengakuan de jure bersifat penuh. Artinya, terjadi hubungan antara negara yang
mengakui dan diakui, yang meliputi hubungan dagang, ekonomi, dan diplomatik.

Pada kenyataannya, setiap negara mempunyai pandangan yang berbeda mengenai


pengakuan de facto dan de jure. Misalnya, Indonesia memandang pengakuan dari negara
lain hanya merupakan unsur deklaratif. Meskipun negara Republik Indonesia belum ada
yang mengakui pada saat kemerdekaannya, Indonesia tetap berdiri sebagai negara baru
dengan hak dan martabat yang sama dengan negara lain. Negara Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945 dan baru diakui oleh negara lain beberapa tahun kemudian (Mesir
tahun 1947, Belanda tahun 1949, dan PBB tahun 1950). yang hidup merasa satu kesatu- an
ras, bahasa, agama, dan adat istiadat.
WAWASAN KEBANGSAAN

A. Pengertian Wawasan Kebangsaan


Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu mawas yang artinya melihat atau
memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang atau cara melihat.Wawasan
Kebangsaan adalah cara pandang mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dan sikap bangsa Indonesia diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.1
Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan sebuah
pedoman yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat
kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan
yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke
waktu. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat
menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.
Memahami serta mempedomani secara baik ajaran yang terkandung di dalam
konsepsi Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia akan menumbuhkan
keyakinan dan kepercayaan dari setiap warga bangsa tentang posisi dan peran masing-
masing ditengah-tengah masyarakat yang serba majemuk. Hal ini berarti suasana kondisi
yang mendorong perkembangan setiap individu sehingga terwujud ketahanan pribadi dapat
menciptakan suatu ketahanan nasional Indonesia.

Mengapa Wawasan Kebangsaan Harus Ada?


Wawasan Kebangsaan adalah konsep politik bangsa Indonesia yang memandang
Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah, meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar
laut dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan
bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional
yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
Wawasan Kebangsaan sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan
manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan,
secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang
disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif. Sedangkan geostrategi
Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada
perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

B. Landasan Wawasan Kebangsaan


 Idiil => Pancasila
 Konstitusional => UUD 1945

C. Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan


 Wadah (Contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan
yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra struktur politik
dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam wujud
infra struktur politik.
 Isi (Content)
Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan
nasional.
 Tata laku (Conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :
 Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia.
 Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku dari
bangsa Indonesia.
Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang tinggi
dalam semua aspek kehidupan nasional.

D. Hakekat Wawasan Kebangsaan


Adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian cara pandang yang selalu
utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.2
Berarti setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan
bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa termasuk
produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

E. Asas Wawasan Kebangsaan


Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara dan
diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur pembentuk bangsa
Indonesia(suku/golongan) terhadap kesepakatan (commitment) bersama. Asas wasantara
terdiri dari:
1. Kepentingan/Tujuan yang sama
2. Keadilan
3. Kejujuran
4. Solidaritas
5. Kerjasama
6. Kesetiaan terhadap kesepakatan

F. Arah Pandang Wawasan Kebangsaan


Dengan latar belakang budaya, sejarah serta kondisi dan konstelasi geografi serta
memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka arah pandang wawasan
kebangsaan meliputi:
 Arah Pandang Kedalam
Bangsa Indonesia harus peka dan berusaha mencegah dan mengatasi sedini
mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan mengupayakan
tetap terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan.
Tujuannya adalah menjamin terwujudnya persatuan kesatuan segenap aspek
kehidupan nasional baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
 Arah Pandang Ke luar
Bangsa Indonesia dalam semua aspek kehidupan internasional harus berusaha
untuk mengamankan kepentingan nasional dalam semua aspek kehidupan baik
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan
nasional.
Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba
berubah dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia.

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi Wawasan Kebangsaan


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Wawasan Kebangsaan yaitu
1. Wilayah.
2. Geopolitik dan Geostrategi.
3. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.

1. Wilayah ( Geografi )
a. Asas Kepulauan ( Archipelago )
Kata ‘Archipelago’ dan ‘Archipelagic’ berasal dari italia yaitu ‘Archipelagos’, kata
‘archi’ yakni terpenting dan kata ‘pelagos’ berarti laut atau wilayah lautan. jadi dapat
disimpulkan bahwa archipelago adalah lautan terpenting. Lahirnya asas archipelago
mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam kesatuan utuh semaentara
tempat perairanatau lautan antara pulau-pulau berfungsi sebagai penghubung dan bukan
sebagai unsur pemisah.

b. Kepulauan Indonesia
Wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederandsch
OostIndishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi
wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan ini sudah
banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh Multatuli,
‘Nusantara’,‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda (Nederlandsch-indie)’ pada masa penjajahan
Belanda. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu kepulauan India. Dalam
bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti pulau.
Sebutan ‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of The
Indian Archipelago And East Asia (1850). Maka pada awal abad ke-20 perkumpulan
mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai ‘Perhimpunan Indonesia’.
Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-10-1928 kata Indonesia di pakai
sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada
proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi
negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.

c. Konsep Tentang Wilayah Lautan


Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsep mengenai
kepemilikan dan kepemilikan wilayah laut, yaitu Res Cimmunis menyatakan bahwa laut itu
adalah milik masyarakat dunia karena tidak dapat dimiliki oleh masing – masing Negara.
Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan
dan dapat mencakup pulau – pulau yang lain. Kepulauan adalah suatu gugusan pulau,
termasuk bagian pulau, perairan diantaranya. LautTeritorial adalah satu wilayah laut yang
lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal, sedangkan garis pangkal
adalah garis air surutterendah sepanjangpantai.

d. Karakteristik Wilayah Nusantara


Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sebagai berikut:
Utara : ± 6°08’LU
Selatan : ± 11°15’LS
Barat : ± 94°45’BT
Timur : ± 141°05’ BT
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km², yang terdiri dari daratan
seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas 3.166.163 km².

2. Geopolitik dan Geostrategi


a. Geopolitik
Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan geopolitik
mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Geopolitik menjelaskan dasar
pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan
tertentu.
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilaiKetuhanan dan
Kemanusiaan yang luhur dengan jelas dan tegas tertuang di dalamPembukaan UUD 1945.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebihcinta kemerdekaan. Bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penjajahan karena penjajahan tidak sesuai dengan
prikemanusiaan dan prikeadilan. Bangsa yang berfalsafah dan berideologi Pancasila
menganut faham perang dan damai : ” BangsaIndonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta
kemerdekaan”.

b. Geostrategi
Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana mencapaitujuan
atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan politik.Sebagai contoh
pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa.
 Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia; serta
diantara samudra Pasifik dan samudra Hindia.
 Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di selatan
(Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)
 Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di selatan(
Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara ( RRC, Vietnam dan KoreaUtara).
 Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan dan
demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara.
 Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis dan selatan Sosialis
di utara.
 Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme di selatan
dan masyarakat sosialisme di utara.
 Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan danbudaya Timur
di utara.

3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

Wilayah Indonesia adalah wilayah bekas jajahan Belanda atau wilayah eks Hindia Belanda.
Wilayah ini merupakan wilayah kepulauan dengan yang terpisahkan oleh laut bebas. Ordonansi
1939 yang digunakan oleh Hindia Belanda untuk mengatur wilayah territorial laut. Ordonansi
1939 yang merupakan singkatan dari Territiriale, Zee en Maritime Kringen Ordonantie. Di
dalam ketentuan ini disebutkan wilayah laut sepanjang 3 mil dari garis pantai, lebih dari itu
merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai wilayah internasional. Hal ini sangat sebuah
ancaman bagi bangsa yang ingin mewujudkan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat dan
untuk menuju bangsa yang adil dan makmur sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945. 12 tahun setelah merdeka ada upaya untuk mengganti Territoriale Zee en Martitime
Kringen Ordonanntie 1939 oleh perdana menteri juanda pada 13 Desember 1957. Yang sekarang
dikenal sebagai Deklarasi Juanda 1957.Pernyataan (deklarasi) mengenai Wilayah Perairan
Indonesia itu berbunyi sebagai berikut: “bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang
menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas
atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan
dengan demikian bagian daripada perairan pedalamanatau nasional yang berada di bawah
kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi
kapal-kapal asing dijamin selama dan sekadar tidak bertentangan dengan/mengganggu
kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas landas lautan territorial (yang
lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang yan terluar pada
pulau-pulau Negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan di atas akan diatur selekas-lekasnya dengan
undang-undang.” Isi pokok Deklarasi Juanda adalah menyatakan laut territorial Indonesia
sebesar 12 mil, tidak lagi 3 mil berdasarkan point to point theory. Deklarasi juanda dinyatakan
sebagai pengganti Teritorriale Zee en Maritime Kringen Ordonantie tahun 1939 dengan tujuan :
a. Perwujudan bentuk wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat.
b. Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asa Negara
kepulauan
c. Pengaturan lalu lintas damau pelayaran yang lebih menjamun keselamatan dan
keamanan Negara kesatuan Republik Indonesia

Deklarasi Juanda dikukuhkan dalam Undang-Undang Nomor 4/ Prp Tahun 1960 tentang
Perairan Indonesia yang berisi:
a. Perariran Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta perairan pedalaman
Indonesia
b. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
c. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam
dari garis dasar.

Hal ini diperjuangkan panjang untuk dikukuhkan di mata dunia di konferensi PBB yang
akhirnya pada tanggal 30 April 1982 menerima The United Nations Convention on the Law of
the Seea (UNCLOS). Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut diakui asas Negara
Kepulauan (Archipelago State). Berdasarkan Undang-Undang no 17 tahun 1985, Indonesia
meratifikasi UNCLOS tersebut.

H. Kedudukan Wawasan Kebangsaan


Wawasan Kebangsaan merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
rakyat dengan tujuan agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka
mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.
Wawasan Kebangsaan dalam paradigma nasional dapat dilihat dari hirarkhi paradigma
nasional sbb:
 Pancasila (dasar negara) => Landasan Idiil
 UUD 1945 (Konstitusi negara) => Landasan Konstitusional
 Wasantara (Visi bangsa) => Landasan Visional
 Ketahanan Nasional (KonsepsiBangsa) => Landasan Konsepsional
 GBHN (Kebijaksanaan Dasar Bangsa) => Landasan Operasional

I. Fungsi Wawasan Kebangsaan


Sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan segala
kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,
bernegara dan berbangsa.
Tujuan Wawasan Kebangsaan adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dari
pada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa/daerah.3

J. Implementasi Wawasan Kebangsaan


Penerapan Wawasan Kebangsaan harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan
pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
 Wawasan Kebangsaan sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Wawasan kebangsaan menjadi pedoman bagi upayamewujudkan kesatuan aspek
kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuandan keutuhan bangsa, serta
upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
 Wawasan Kebangsaan dalam Pembangunan Nasional
o Implementasi dalam kehidupan politik
Adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis,
mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
o Implementasi dalam kehidupan Ekonomi
Adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
o Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya
Adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan
menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup disekitarnya
dan merupakan karunia sang pencipta.
o Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan
Adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan membentuk sikap bela negara
pada setiap WNI

K. Keberhasilan Implementasi Wawasan Kebangsaan


Diperlukan kesadaran Warga Negara Indonesia untuk :
 Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta
hubungan warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
 Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang telah menegara, bahwa dalam
menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan kebangsaan sehingga sadar
sebagai warga negara yang memiliki cara pandang.
Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur,
terjadwal dan terarah.

L. Tantangan Kedepan Bangsa Indonesia


Menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme
dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Disamping itu yang patut diwaspadai adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang
kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak
kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga oleh pandangan terhadap KeTuhanan
Yang Maha Esa.

Pemahaman Nasionalisme yang berkurang


Di saat negara membutuhkan soliditas dan persatuan hingga sikap gotong royong,
sebagian kecil masyarakat terutama justru yang ada di perkotaan justru lebih mengutamakan
kelompoknya, golongannya bahkan negara lain dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk
itu sebaiknya setiap komponen masyarakat saling berinterospeksi diri untuk dikemudian
bersatu bahu membahu membawa bangsa ini dari keterpurukan dan krisis multidimensi.

M. Sosialisasi Wawasan Kebangsaan


a. Menurut sifat/cara penyampaian
 langsung => ceramah,diskusi,tatap muka
 tidak langsung => media massa
b. Menurut metode penyampaian
 Ketauladanan
 Edukasi
 Komunikasi dan integrasi
Materi Wasasan Kebangsaan disesuaikan dengan tingkat dan macam pendidikan
serta lingkungannya supaya bisa dimengerti dan dipahami.

N. Wawasan Kebangsaan Bangsa Indonesia Dalam Mencapai Cita-Cita Nasional


Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman
(pendapat,kepercayaan,dsb) memerlukan suatu perekat agar bangsa yang bersangkutan dapat
bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa dalam menyelengarakan
kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan
timbal balik antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada
kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman
sejarah.4Upaya pemerintah dan rakyat menyelengarakan kehidupannya, memerlukan suatu
konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan
hidup, keutuhan wilayah serta jati diri.
Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan strategik
sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan dalam mengejar kejayaanya. Dalam
mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor penentu utama yang harus diperhatikan
oleh suatu bangsa :
1. Bumi atau ruang dimana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad dan semangat manusia / rakyat
3. Lingkungan

O. Apa sih Cita-Cita Bangsa Indonesia?


Cita-cita bangsa Indonesia sangat sederhana. Bangsa Indonesia hanya ingin
mewujudkan suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Cita-cita
bangsa Indonesia itu diformulasikan dengan baik dalam alinea ke-2 Pembukaan Undang-
Undang Dasar tahun 1945.5 Formulasi itu berbunyi : ” Dan perjuangan pergerakan
Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat
sentausa mengantarkan Rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur “.
Selain itu, Tujuan Nasional Bangsa Indonesia Dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 :
 Membentuk suatu pemerintahan Negara Republike Indonesia yang melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum / bersama
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut berperan aktif dan ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dunia yang
berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi dan kedilan sosial.

P. Hubungan Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional


Dalam penyelenggaraan kehidupan nasional agar tetap mengarah padapencapaian
tujuan nasional diperlukan suatu landasan dan pedoman yang kokohberupa konsepsi
wawasan kebangsaan untuk mewujudkan aspirasi bangsa sertakepentingan dan tujuan
nasional.
Wawasan nasional bangsa Indonesia adalah wawasan nusantara yang merupakan
pedoman bagi proses pembangunan nasionalmenuju tujuan nasional. sedangkan ketahanan
nasional merupakan kondisi yang harusdiwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional
tersebut dapat berjalan dengansukses. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa wawasan
kebangsaan dan Ketahanan Nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling mendukung
sebagai pedomanbagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara agar tetap jaya
danberkembang seterusnya.
KESIMPULAN

Dari uraian makalah di atas, dapat disimpiulkan bahwa semangat perjuangan bangsa
yang merupakan kekuatan mental spiritual yang melahirkan kekuatan yang luar biasa dalam
masa Perjuangan Fisik. Dalam menghadapi globalisasi dan menatap masa depan untuk
mengisi kemerdekaan diperlukan Perjuangan Non Fisik sesuai dengan bidang tugas dan
profesi masing-masing yang dilandasi nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia, sehingga
memiliki wawasan dan kesadaran bernegara, sikap dan perilaku yang cinta tanah air dan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi tetap utuh
dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Atas dasar pemikiran dari perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai semangat perjuangan yang dilaksanakan dengan perjuangan Fisik
dan wawasan kebangsaan yang merupakan pancaran nilai dari ideoiogi Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga dalam mengisi kemerdekaan diperlukan
Perjuangan Non Fisik sesuai bidang tugas dan profesi masing-masing dj dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai cita-cila dan tujuan nasional.
Dengan demikian anak-anak bangsa sebagai generasi penerus akan memiliki pola
pikir, pola sikap dan pola tindak yang tercermin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta tidak akan mengarah ke disintegrasi bangsa, karena hanya ada satu
Indonesia yaitu NKRI adalah SATU INDONESIA SATU.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.sinarharapan.co.id/detail/article/wujud-nasionalisme-bangsa-indonesia/
Kurniawan, Fajar.Pendidikan Dasar Kewrganegaraan. (Sri Gunting: Jakarta.2009).
hal:52
Materi dari Kasilisainfo Pendam XII/Tpr Kapten Inf Drs. Umar Affandi, MHA. dalam
Sumber: http://www.suaramedia.com/nasional/detail/wawasan-kebangsaan-sosbud-
masyarakat-perbatasan.html
Swasono, dkk. Mohammad Hatta; beberapa pokok pikiran, Jakarta : UI-Press, 1992.
UUD 1945

Anda mungkin juga menyukai