Anda di halaman 1dari 5

Faidah Farihatul Fajriyah

2018730034

REUMATOID ARTRITIS

Penyakit peradangan system kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan manifestasi
pada sendi perifer dengan pola simetris. Konstitusi gejala yaitu kelelahan, malaise, dan kekakuan
pada pagi hari. Pada AR sering melibatkan organ ekstra-artikular seperti kulit, jantung, paru-paru,
dan mata. AR menyebabkan kerusakan sendi dan sering menyebabkan morbiditas dan kematian
yang cukup besar.

 Anamnesis
1. Lokasi nyeri dimana ? (kedua tangan dan lengan, kedua lutut)
2. Apa ada keluhan lain selain nyeri ? (demam, rambut rontok, nyeri mulut, sariawan, lemas,
bercak merah dikulit akibat sinar matahari, bengkak dikelopak mata, gangguan menstruasi)
3. Nyeri nya sudah berapa lama ? (sejak 5 minggu yang lalu)
4. Nyeri nya hilang timbul atau terus menerus ?
5. Apakah sebelumnya pernah sakit seperti ini ?
6. Apakah keluarga mempunyai riwayat yang sama seperti anda ?
7. Apakah sudah berobat ? obat apa yang sudah diminum ? apakah sekarang masih
mengkonsumsi obat tersebut ?
8. Awalnya gejala nyeri nya seperti apa ?
 Gambaran klinis

Demam, lelah, berat badan menurun, anoreksia, poliartritis simetris terutama pada sendi
perifer, kekakuan di pagi hari, artritis erosive, nodul rematoid, manifestasi ekstra articular (AR
dapat menyerang organ-organ lain di luar sendi. Jantung (1iagnostic1s), paru-paru (pleuritis),
mata, dan pembuluh darah dapat rusak)

 Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Sendi menunjukan peradangan dengan pembengkakan, kelembutan, kehangatan, dan
penurunan rentan gerak. Tenosinositis pada daerah ekstensor pergelangan tangan dan
fleksor jari-jari. Pada kulit akan tampak nodul subkutan dan lesi vasculitis.
Kesadaran : Kompos mentis (sadar penuh)
Kulit : Perlu diperhatikan apakah ada parut luka (scar), perubahan warna, dan
lipatan kulit abnormal.
Bentuk : Apakah terdapat bengkak, benjolan, bentuk tulang bengkok.
Posisi : Berbagai kelainan sendi dan lesi saraf mengakibatkan deformitas (carilah
deformitas dalam 3 bidang).
2. Palpasi
Nyeri dan efusi sendi.
Kulit : Teraba hangat/dingin, lembab/kering, sensoris normal/abnormal
Jaringan lunak : Benjolan, pulsasi.
Tulang dan sendi : Bentuk luar, penebalan synovial, cairan sendi (menekan lembut di
sekitar sendi MCP)
Nyeri tekan : Sering kali 2iagnostic bila terlokalisir.
 Pemeriksaan Penunjang
1. Analisis cairan senovilia
2. MRI
3. Ultrasonografi
4. Bone scanning
5. Densitometri
6. Radiografi
7. Uji laboratorium (LED, CRP, WBC, RF, dan Parameter imunologi)
8. Darah tepi
9. Sero – Imunologi
 Tatalaksana

Farmakologi

1. NSAID : untuk menghambat enzim COX dan mengurangi pembengkakan.


a. Asam mefenamat : 500mg/hari, yang akan ditingkatkan 250mg/hari. Diminum
6jam/hari.
ES : mual, mulut kering, gatal, ruam, pusing, gugup, dan diare.
b. Indometasin : 25-200mg/hari. Diminum 2-3x/hari.
ES : sakit kepala, depresi, Lelah, mual, nafsu makan turun, konstipasi, diare, dan tukak
lambung.
c. Diclofenat : 100mg/hari. Diminum 1x/hari.
ES : nyeri dada, sesak napas, memar, nyeri, batuk darah, dan kelemahan otot.
2. Glukokortikoid : untuk penghubung ke obat DMARD
a. Prednison : 10mg/hari.
ES : sakit perut, mual, infeksi jamur, susah tidur, berat badan meningkat, lemah,
menstruasi tidak teratur, luka tidak cepat sembuh.
3. Analgesik : untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri.
a. Asetaminofen : 2 x 500mg/hari. Diminum 4-6jam/hari.
ES : mual, urin gelap, feses pucat, mata dan kulit kuning, gatal
b. Tramadol : 25mg/hari. Diminum 4x/hari.
ES : pusing, ngantuk, cemas, lemah, ruam kulit, kejang, napas dangkal, agitasi,
halusinasi, demam, diare, hilang kesadaran.
4. DMARD : untuk mencegah pembengkakan, kerusakan, dan hilangnya fungsi sendi.
a. Sulfasalazine : 500mg/hari, yang akan ditingkatkan 4 x 500mg/hari setiap minggu.
Obat lini pertama.
ES : sulit tidur, rasa gatal, nyeri, pusing, diare, demam.
b. Metotreksat (MTX) : 7,5-10mg/hari setiap minggu atau 12,5-17,5mg/hari setiap 8-12
minggu. Untuk kasus lanjut dan berat.
ES : rentan infeksi, intoleransi GIT, hematologic, gangguan fungsi hati.
c. Hidroksiklorokuin : 400mg/hari.
ES : penglihatan menurun, mual, diare, anemia hemolitik.
d. Azatioprina : 50-150mg/hari.
ES : gangguan hati, gejala GIT, peningkatan TFH.
e. D-Penisilamin : 250-750mg/hari.
ES : stomatitis, proteinuria, rash.
Non – Farmakologi

1. Istirahat
2. Diet
3. Terapi okupasi
4. Tindakan bedah rekonstruksi
5. Fisioterapi dan terpi fisik
6. Pendidikan kesehatan
7. Terapi dingin
8. Aktivitas kegiatan sehari-hari
9. Ortorik
10. Keseimbangan rest-aktivitas

 Prognosis
Untuk kehidupan penderita tidak membahayakan, akan tetapi kesembuhan penyakit sukar
tercapai. Tingkat kematian 2,5 x lebih dari populasi umum dengan penyakir articular dan ekstra
articular yang berat.

Noor, Zairin. 2016. Buku Ajar GANGGUAN MUSKULOSKELETAL. Jakarta : Salemba


Medika
Gleadle J. At A Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Penerbit Erlangga;
2007.h.215-16.
Putra,T.R., Suega,K., Artana,I.G.N.B. (2013). Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Dalam. Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP
Sanglah
Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia. (2014). Diagnosis dan Pengelolaan
Artritis Reumatoid. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. ISBN
Suarjana I N. Arthritis rheumatoid. Dalam: Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata
M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Ed. V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.2495-
2511.
Baughman D C, Hackley J C. Keperawatan medical bedah. Jakarta : EGC; 2000.h.49.
Prout B J, Cooper J G. Pedoman praktis diagnosis klinik. Edisi ke-2. Jakarta: Binarupa Aksara;
2002.h.228-31
Carter MA. Rheumatoid arthritis, ostoearthritis dalam Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Ed 6. Jakarta. ECG; 2006.h.1380-9.
Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Ilmu penyakit dalam. Edisi kelima. Jakarta: Interna
Publishing; 2009.h.78-90.
Anderson, Price S, McCarty, Lorraine W. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi ke-6 (2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.90-7.
Utomo, Prayogo. Apresiasi penyakit pengobatan secara tradisional dan modern. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta; 2005.h.180-90.
Winoto P. Pengobatan Alternatif. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2003.h.200-12.

Anda mungkin juga menyukai