Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENGANGGARAN PERUSAHAAN

“Penganggaran Biaya Bahan Baku”

Dosen Pengampu :

Swarmilah Hariani, SE, M.Acc

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Rifka Khoiruriza (43217010007)


2. Laila Choirun Nisa (43217010008)
3. Amalia Syavira (43217010009)
4. Aisyah Indriasari (43217010010)
5. Siti Kirana Rachma (43217010011)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan ridha-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul Penulisan Karangan Ilmiah dengan baik. Pembuatan
makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang harus kami penuhi untuk
mendapatkan nilai tugas.
Makalah ini kami telah selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama tim yang baik. Selain
itu, dalam proses pembuatannya kami mendapatkan bantuan dari berbagai sumber. Oleh
karenanya kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
menyelesaikan laporan.
Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi.

Jakarta, 28 September 2018

Seluruh Anggota Kelompok

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................. 2
BAB II Pembahasan.......................................................................................................... 3

1
2.1 Pengertian Anggaran Bahan Baku ...................................................................... 3
2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku ........................................................ 4
2.3 Budget Pembelian Bahan Baku .......................................................................... 4
2.4 Budget Biaya Bahan Baku .................................................................................. 6
2.5 Penyusunan Anggaran Bahan Baku .................................................................... 7
BAB III Penutup................................................................................................................. 14
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 18
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakinbanyaknyamasalahmenyebabkanbanyakkegiatanharusdilakukan berdasarkan
perencanaan yang cermat. Anggaran salah satu bentuk dari berbagai rencanayang mungkin
disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran.Anggaran
perusahaan mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dansaling
mempengaruhi satu sama lainnya. Perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi perlumemiliki
program yang tepat. Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejarkeuntungan, dan
karenannya menggunakan kriteria efisiensi sebagai alat pengukurnya.Karena itulah
perusahaan membutuhkan alat perencana dan pengendali keuntungan. Dalamhal ini anggaran
perusahaan berfungsi sebagaimana RAPBN bagi pemerintah dalammerencanakan dan
mengendalikan program pembangunan ekonomi.

Dalam suatu perusahaan, bahan baku merupakan salah satu elemen yang penting
karenabahan baku menjadi dasar berlangsungnya suatu produksi. Perusahaan harus
selalumempertimbangkan secara masak tentang berapa besarnya jumlah bahan baku yang harus
adasebelum memulai suatu kegiatan produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu
melakukanpengendalian terhadap bahan baku maupun biaya yang ditimbulkan. Untuk
menjagakelancaran produksi harus dipertimbangkan secara matang mengenai tersediannya
bahanbaku agar dapat memenuhi keperluan produksi jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaanadalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat
dianggarkandalam satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas
bahanbaku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus
dilakukansecara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka laporan ini akan mencakup :

1. Apa arti penting penyusunan bahan baku?

2. Bagaimana cara menyusun anggaran kebutuhan bahan baku?

3. Bagaimana cara menyusun anggaran pembelian bahan baku?

4. Bagaimana cara menyusun anggaran persediaan bahan baku?

5. Bagaimana cara menyusun anggaran biaya bahan baku?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui pengertian anggaran bahan baku dan arti penting penyusunan anggaran
bahan baku

2. Dapat memahami cara menyusun anggaran kebutuhan bahan baku

3. Dapat memahami cara menyusun anggaran pembelian bahan baku

4. Dapat memahami cara menyusun anggaran persediaan bahan baku

5. Dapat memahami cara menyusun anggaran biaya bahan baku

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anggaran Bahan Baku

Anggaran Bahan Baku (Direct Materials Budget) merupakan anggaran yang


merencanakan secara lebih terperinci jumlah unit bahan mentah yang diperlukan untuk
penyelenggaraan proses produksi secara periode yang akan datang, sebagai dasar untuk
penyusunan budget pembelian bahan mentah dan budget biaya bahan mentah.

Adapun bahan baku yang dipakai dalam suatu pabrik secara tradisional dibagi menjadi
bahan langsung dan bahan tak langsung (bahan pembantu). Bahan langsung pada umumnya
menyatakan semua bahan baku yang menjadi bagian terpadu dari produksi jadi dan dapat
ditetapkan langsung pada harga pokok produk barang jadi.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunannya, yaitu:


1. Budget unit yang diproduksi, khususnya tentang kualitas, kuantitas barang yang akan
diproduksi dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang.
2. Berbagai standar pemakaian bahan dari masing-masing jenis bahan mentah untuk proses
produksi yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu :
o Berdasarkan data historis (pengalaman masa lalu), dengan cara
membandingkan jumlah produk pada suatu periode dengan jumlah bahan mentah yang
dipergunakan pada periode yang sama. Tetapi apabila pengalaman yang lalu merupakan
pengalaman yang kurang menguntungkan (terjadi pemborosan bahan mentah) maka
standar pemakaian bahan mentah untuk periode yang akan datang merupakan standar
yang paling ideal.
o Berdasarkan pada penelitian khusus, yang dilakukan dengan mengukur serta
meneliti beberapa produk barang jadi yang dihasilkan perusahaan, mengadakan penelitian

3
laboratoris seperti produk obat-obatan, kosmetik dan minuman, dan mengadakan
percobaan proses produksi sambil mengukur serta menghitung jumlah unit bahan mentah
yang digunakan selama percobaan tersebut berlangung.
o
o

2.2 Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Adapun tujuan penyusunan anggaran bahan baku adalah sebagai berikut :


a. Dapat diketahui kuantitas bahan baku dipakai maupun kuantitas bahan baku yang akan
dibeli selama periode tertentu
b. Dapat diketahui harga bahan baku
c. Jumlah satuan uang bahan baku yang akan dibeli terdapat pada anggaran bahan baku,
sehingga dapat diketahui kas yang disediakan untuk membeli bahan baku.
d. Dalam penyusunan anggaran bahan baku terdapat biaya bahan baku yang merupakan
salah satu unsure biaya pabrik, sehingga dapat menentukan besarnya biaya pabrik dan biaya
produksi.
e. Secara keseluruhan, dengan anggaran bahan baku dimaksudkan untuk menjaga
kelancaran produksi.

2.3 Budget Pembelian Bahan Baku

Budget Pembelian Bahan Baku adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang pembelian- pembelian bahan mentah selama periode yang akan datang, yang berguna
secara khusus sebagai dasar untuk penyusunan budget biaya bahan mentah, penyusunan budget
utang dan budget kas.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan budget pembelian bahan mentah
ialah :

 Budget unit kebutuhan bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan
jumlah (kuantitas) bahan mentah yang dibutuhkan dari waktu ke waktu selama periode
yang akan datang.

4
 Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan pada setiap melakukan pembelian
bahan mentah (set up cost). Bila setiap kali melakukan pembelian bahan mentah,
biayanya terlalu besar, akan mendorong perusahaan untuk tidak sering melakukan
transaksi pembelian bahan mentah, begitu juga sebaliknya sehingga perusahaan akan
melakukan pembelian dalam jumlah yang kecil.

 Biaya yang dianggap oleh perusahaan sehubungan penyimpanan barang di gudang. Bila
biaya-biaya dan resiko penyimpanan yang harus ditanggung cukup mahal maka akan
mendorong perusahaan untuk mempunyai persediaan bahan mentah dalam jumlah yang
kecil dan apabila biayanya kecil akan mendorong perusahaan melakukan penyimpanan
dalam jumlah yang besar.

 Fluktuasi harga bahan mentah dari waktu-waktu yang akan datang. Bila ada
kecendrungan harga bahan mentah naik akan mendorong perusahaan melakukan
pembelian dalam jumlah yang besar dan bila harga cenderung murah maka perusahaan
akan mengurangi pembelian.

 Tersedianya bahan mentah di pasar. Bilamana bahan mentah tidak selalu tersedia dalam
jumlah yang tidak banyak di pasar maka cenderung akan mendorong pembelian yang
besar, dan jika persediaan bahan mentah sedikit maka perusahaan akan melakukan
pembelian dalam jumlah yang kecil.

 Modal kerja yang tersedia. Bilamana perusahaan mempunyai modal yang cukup akan
memberikan kemungkinan untuk melakukan pembelian-pembelian bahan mentah dalam
jumlah yang sangat besar, begitu juga sebaliknya.

 Kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan bahan mentah (inventory policy). Bila


persediaan bahan mentah yang ditetapkan oleh perusahaan besar akan mendorong
pembelian bahan mentah juga dalam jumlah yang besar.

Kebijaksanaan di bidang persediaan bahan mentah dipengaruhi oleh beberapa faktor


pertimbangan:
1. Fluktuasi Produksi

5
2. Fasilitas tempat penyimpanan
3. Biaya-biaya yang timbul selama masa penyimpanan
4. Tingkat perputaran persediaan bahan mentah
5. Lamanya lead time (waktu tunggu)
6. Modal kerja

Pendekatan yang terkenal untuk menghitung kuantitas pesanan ekonomi (EOQ)


menggunakan rumus berikut ini:

√2 A 0
EOQ=
C

Dimana;
A = Kuantitas yang dipergunakan dalam setahun (unit)
O = Biaya rata-rata tahunan untuk menempatkan pesanan
C = Biaya penyimpanan tahunan untuk menyimpan satu unit dalam persediaan selama satu tahun
(misalnya, penyimpanan, asuransi, laba atas investasi dalam persediaan)

6
2.4 Budget Biaya Bahan Baku

Budget biaya bahan baku adalah budget yang merencanakan secara lebih terperinci
tentang biaya bahan mentah untuk produksi selama periode yang akan datang, meliputi rencana
kualitas, kuantitas, harga, waktu, bahan mentah dikaitkan dengan jenis barang jadi yang
membutuhkan bahan mentah tersebut.
Budget biaya bahan mentah berguna sebagai dasar penyusunan budget harga pokok
produksi, budget harga pokok penjualan yang tercantum dalam master income statement budget
bersama dengan budget upah tenaga kerja langsung dan budget biaya pabrik tidak langsung.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan budget biaya bahan mentah
antara lain:

 Budget unit kebutuhan bahan mentah

 Budget pembelian bahan mentah

 Metode Akuntansi (pembukuan bahan mentah) yang dipakai oleh perusahaan, khususnya
yang berhubungan dengan masalah penilaian bahan mentah yang diolah dalam proses
produksi. Adapun metode pembukuan bahan mentah itu ialah:

1. Metode FIFO (First In First Out)


Dalam metode ini, nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan
pada nilai (harga) bahan mentah yang dibeli lebih awal, begitu juga sebaliknya.

2. Metode LIFO (Last In First out)


Nilai (harga) dan bahan mentah yang diolah lebih awal didasarkan pada nilai (harga)
bahan mentah yang dibeli lebih akhir, demikianjuga sebaliknya.

7
3. Moving Average
Metode yang menganggap nilai (harga) bahan mentah yang diolah berdasarkan nilai
(harga) rata-rata pembelian bahan mentah yang pernah dilakukan oleh perusahaan
sejak awal sampai dengan yang terakhir.

2.5 Penyusunan Anggaran Bahan Baku

Dalam menyusun anggaran bahan baku yang akan dibeli diperlukan kerjasama yang erat
antara bagian produksi yang akan memakai bahan, bagian pembelian yang akan melaksanakan
pembelian bahan dan mengetahui harga bahan, bagian penerima dan gudang bahan yang akan
mengelola bahan yang dibeli sampai dengan dipakai, bagian keuangan yang mengatur dana
untuk pembelian bahan, serta bagian akuntansi biaya (Supriyono, 2010:27). Dasar penyusunan
anggaran bahan baku bersumber dari anggaran produk, sediaan bahan baku, dan harga standar
bahan baku. Rumus yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran bahan baku sebagai
berikut.
Belian bahan baku xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Sedian bahan baku awal xx unit @ Rp xx = Rp xxx +
Bahan baku tersedia xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Sediaan bahan baku akhir xx unit @ Rp xx = Rp xxx -
Bahan baku dipakai (BBB) xx unit @ Rp xx = Rp xxx
Dalam penyusunan anggaran bahan baku tidak diperlukan metode penilaian sediaan
seperti metode FIFO atau MPKP, metode rata-rata, dan metode LIFO atau MTKP. Hal ini karena
metode penilaian sediaan berkaitan dengan penentuan harga pokok bahan baku per unit,
sedangkan penyusunan anggaran sudah ditentukan harga pokok standar bahan baku per unit.
Umumnya harga pokok bahan baku per unit yang dibeli pada kenyataannya berbeda pada saat
beli yang satu dengan saat beli yang lain, sehingga dalam pencatatan perlu menentukan harga
bahan baku per unit. Pada penyusunan anggaran, harga bahan baku per unit dianggap tidak
berubah pada periode anggaran yaitu sesuai dengan harga standar bahan baku per unit (HSt).
Anggaran bahan baku terdiri dari anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran bahan baku
dipakai, anggaran sediaan bahan baku, dan anggaran belian bahan baku. Anggaran belian bahan
baku disusun untuk keperlian penyusunan anggaran yaitu untuk menentukan anggaran kas keluar
untuk beli bahan baku dan untuk menentukan anggaran utang. Anggaran belian bahan baku
disusun berdasarkan anggaran sediaan bahan baku dan anggaran bahan baku dipakai. Anggaran
bahan dipakai disusun berdasarkan anggaran produk, dan biaya bahan baku standar per unit
produk.
8
1. Biaya Bahan Baku Standar per unit Produk

Biaya bahan baku standar per unit produk (BBBSP) terdiri dari kuantitas standar bahan baku
dan harga standar bahan baku. Kuantitas standar bahan baku (KSBB) adalah taksiran sejumlah
unit bahan baku diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Penentuan kuantitas
standar bahan baku dimulai dari penetapan spesifikasi produk, baik mengenai ukuran,
bentuk,warna, karakteristik pengelolahan produk, maupun mutunya. Kuantitas standar bahan
baku dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis, analisis catatan masa lalu
dalam bentuk menghitung rata-rata bahan baku dipakai untuk produk atau pekerjaan yang sama
dalam periode tertentu di masa lalu, menghitung rata-rata bahan baku dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk di masa lalu, menghitung rata-rata bahan baku
dipakai dalam pelaksaan pekerjaan yang paling baik.
Misalkan dalam memproduksi kecap diperlukan bahan baku berupa kedelai dan gula merah.
Untuk memproduksi per botol kecap diperlukan kuantitas standar bahan baku berupa kedelai dan
gula merah sebagai berikut.

Jenis Kecap Kedelai Gula Merah

Kecap Sedang 2 ons 2 ons

Kecap Manis 1 ons 3 ons

Kecap Asin 2 ons 1 ons

Harga standar bahan baku adalah taksiran harga per unit bahan baku. Harga standar bahan
baku umumnya ditentukan dari daftar harga pemasok, katalog, atau informasi yang sejenis dan
informasi lain yang tersedia yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa
akan datang. Harga pokok bahan baku meliputi harga beli bahan baku dan ongkos untuk
memperoleh bahan baku berupa ongkos perjalanan dan angkut bahan baku, ongkos dokumen
bahan baku, ongkos bongkar muat bahan baku, dan ongkos bahan baku lainnya.
Biaya bahan baku standar (BBBSP) adalah kuantitas standar bahan baku (KSBB) dikali
harga standar bahan baku (HSt), atau dinyatakan dengan rumus :
BBBSP = KSBB x HSt

9
Kedelai Gula Merah
Jenis BBBSP per
Kecap KSBB HSt KSBB HSt
BBBSP BBBSP Botol Kecap
(Ons) (Ons) (Ons) (Ons)

Sedang 2 Rp 100 Rp 200 2 Rp 60 Rp 120 Rp 320

Manis 1 Rp 100 Rp 100 3 Rp 60 Rp 180 Rp 280

Asin 2 Rp 100 Rp 200 1 Rp 60 Rp 60 Rp 260

2. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku


Anggaran kebutuhan bahan baku adalah perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan
untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuham bahan baku diperinci
berdasarkan jenis bahan baku, macam barang jadi yang akan dihasilkan, dan bagian-bagian
dalam pabrik yang menggunakan bahan baku tersebut. Besar kecilnya anggaran bahan baku
tergantung kebijakan produksi apakah produksi stabil, persediaan stabil, atau mengamang, dan
standar penggunaan bahan baku adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk menghasilkan satu
unit produk yang dapat diketahui dengan observasi proses produksi, pengalaman masa lalu, dan
pengalaman industri lain sejenis. Anggaran kebutuhan bahan baku menggunakan formula rumus
sebagai berikut.
Kebutuhan Bahan Baku = SPB x Produksi

3. Anggaran Bahan Baku dipakai


Anggaran bahan baku dipakai data disusun dalam satuan barang dan dalam satuan uang.
Anggaran bahan baku dipakai yang disusun berdasarkan rupiah disebut anggaran biaya bahan
baku, sedangkan anggaran biaya bahan baku disusun berdasarkan anggaran bahan baku dipakai
dalam unit atau kuantitas standar bahan baku dipakai.
a. Kuantitas Standar Bahan Baku Dipakai
Kuantitas standar bahan baku dipakai disusun berdasarkan anggaran produk ditambah dengan
data kuantitas standar bahan baku per unit produk (KSBB). Misalkan pada anggaran produk

10
perusahaan kecap cap ayam selama tahun 2015 memproduksi kecap setiap triwulan sebagai
berikut.
Triwulan
Jenis Kecap
I II III IV

Sedang 22 botol 23 botol 24 botol 26 botol

Manis 13 botol 13 botol 14 botol 14 botol

Asin 9 botol 10 botol 9 botol 10 botol

Jumlah 44 botol 46 botol 47 botol 50 botol

Total = I + II + III + IV = 187 botol

Berdasarkan data pada tabel tersebut, dapat disusun kuantitas standar bahan baku dipakai
sebagai berikut.

Kecap Sedang Kecap Manis Kecap Asin Jumlah


Triwulan Gula Gula Gula Gula
Kedelai Kedelai Kedelai Kedelai
Merah Merah Merah Merah

I 44 44 13 39 18 9 75 92

II 46 46 13 39 20 10 59 95

III 48 48 14 42 18 9 80 99

IV 52 52 14 42 20 10 86 104

Setahun 190 190 54 162 76 38 320 390

b. Anggaran Biaya Bahan Baku

Dalam menyusun anggaran biaya bahan baku digunakan ilustrasi tabel berikut ini.

Triwulan Kedelai Gula Merah Jumlah

11
Biaya Biaya Biaya
KSt HSt KSt HSt
Bahan Bahan Bahan
(Ons) (Ons) (Ons) (Ons)
Baku Baku Baku

I Rp.
75 Rp 100 Rp 7.500 92 Rp 60 Rp 8.520
13.020

II Rp
79 Rp 100 Rp 7.900 95 Rp 60 Rp 8.700
13.600

III Rp
80 Rp 100 Rp 8.000 99 Rp 60 Rp 8.940
13.900

IV Rp
86 Rp 100 Rp 8.600 104 Rp 60 Rp 6.240
14.840

Setahun Rp Rp. Rp
320 Rp 100 390 Rp 60
32.000 23.400 58.400

c. Anggaran Sediaan Bahan Baku

Sediaan bahan baku awal periode akan datang merupakan sediaan bahan baku akhir periode
sekarang. Masalah dalam anggaran sediaan bahan baku adalah menentukan sediaan bahan baku
akhir. Misalkan berdasarkan data sediaan bahan baku awal tahun 2016 sebagai berikut.
Kedelai 10 ons @ Rp 100 = Rp 1.000
Gula Merah 15 ons @ Rp 60 = Rp 900 +
Jumlah = Rp 1.900
Diketahui KSt adalah 75 dan menetapkan putaran sediaan bahan baku 8 kali.
Untuk menentukan besarnya sediaan bahan baku akhir dapat digunakan rumus sebagai berikut.
SBBX dalam Rp = BBB x 2 – SBBA
TPSBB

Keterangan :
SBBX = Sedian bahan baku akhir
BBB = Biaya bahan baku
SBBA = Sediaan bahan baku awal
TPSBB = Tingkat putaran sediaan bahan baku
Sediaan bahan baku akhir (SBBX) dalam kuantitas (ons) diperoleh dari perhitungan
sebagai berikut.
SBBX dalam Rp : Hst
Misalkan :kuantitas sediaan bahan baku akhir gula merah pada triwulan II = Rp 875 : Rp 100 =
8,75 ons, atau menggunakan rumus berikut.
SBBX dalam Rp = BBB x 2 – SBBA

12
TPSBB
Maka,
SBBX dalam Kualitas = 75 x 2 – 108,75 ons
=8

d. Anggaran Belian Bahan Baku


Dalam menyusun anggaran belian bahan baku diperlukan data anggaran biaya bahan baku
dan anggaran sediaan bahan baku dengan rumus sebagai berikut.

Belian Bahan Baku = Sedian bahan baku akhir + Biaya bahan baku - Sediaan
bahan baku awal

e. Anggaran Kas Keluaran untuk Beli Bahan Baku


Dalam perusahaan, membeli bahan baku yang semuana dibayar tunai maka anggaran kas
keluar untuk beli bahan baku sama dengan anggaran belian bahan baku sehingga tidak perlu lagi
membuat anggaran kas keluar untuk beli bahan baku. Akan tetapi bila syarat beli bahan baku
sebagaian tunai dan sebagaian lagi kredit atau seluruhnya kredit, maka dibuat lagi anggaran kas
keluar untuk beli bahan baku dan juga dibuat anggaran utang usaha.

13
Contoh soal

Pada bulan Oktober perusahaan merencanakan menyusun anggaran operasional dengan rincian
sebagai berikut :

A. Data Produksi
JENIS PRODUKSI
KECAP
BOTOL 78926,000
BESAR
BOTOL 161505
KECIL
PLASTIK 857564
BESAR
PLASTIK 1660516
KECIL
B. Standart Kebutuhan Bahan Baku
JENIS BAHAN BOTOL BOTOL PLASTIK PLASTIK
BAKU BESAR KECIL BESAR KECIL
KEDELAI 0,3 0,15 0,04 0,03
GULA MERAH 0,9 0,45 0,12 0,09
GARAM 0,06 0,03 0,008 0,006
BUMBU LAIN 0,075 0,0375 0,01 0,0075

C. Harga Standart Bahan Baku (Rp)


JENIS BAHAN HARGA
BAKU

14
KEDELAI 2000
GULA MERAH 2100
GARAM 800
BUMBU LAIN 1500
D. Persediaan Bahan Baku (Kg)
JENIS BAHAN BAKU PERSEDIAAN BB PERSEDIAAN BB
AWAL AKHIR
KEDELAI 5376 4825
GULA MERAH 25400 20100
GARAM 1525 1430
BUMBU LAIN 1100 925

Berdasarkan data diatas susunlah :


Anggaran pemakaian bahan baku
Anggaran persediaan bahan baku
Anggaran pembelian bahan baku
Jawaban

1. Anggaran Pemakaian Bahan Baku

Keterangan Perhitungan :
Botol Besar (78,926)
∙ Kedelai = 0,3 kg X 78,926 = 23.677,80
∙ Gula Merah = 0,9 kg X 78,926 = 71.033,40
∙ Garam = 0,06 kg X 78,926 = 4.735,56
∙ Bumbu Lainnya = 0,075 kg X 78,926 = 5.919,45

Botol Kecil (161.505)


∙ Kedelai = 0,15 kg X 161.505 = 24.225,75
∙ Gula Merah = 0,45 kg X 161.505 = 72.677,25
∙ Garam = 0,03 kg X 161.505 = 4.845,15
∙ Bumbu Lainnya = 0,00375 kg X 161.505 = 6.056,44

Plastik Besar (857.564)


∙ Kedelai = 0,04 kg X 857.564 = 34.302,56
∙ Gula Merah = 0,12 kg X 857.564 = 102.907,68
∙ Garam = 0,008 kg X 857.564 = 6.860,51
∙ Bumbu Lainnya = 0,01 kg X 857.564 = 8.575,64

Plastik Kecil (1.660.516)


∙ Kedelai = 0,03 kg X 1.660.516 = 49.815,48
∙ Gula Merah = 0,09 kg X 1.660.516 = 149.446,44
∙ Garam = 0,006 kg X 1.660.516 = 9.963,10
∙ Bumbu Lainnya = 0,0075 kg X 1.660.516 = 12.453,87

Anggaran Kuantitas Standart Pemakaian Bahan Baku :

15
JENIS KECAP KEDELAI GULA GARAM BUMBU TOTAL
MERAH LAIN
BOTOL 23.677,80 71.033,40 4.735,56 5.919,45 105.366,21
BESAR
BOTOL 24.225,75 72.677,25 4.845,15 6.065,44 107.804,59
KECIL
PLASTIK 34.320,56 102.907,68 6.860,51 8.575,64 152.646,39
BESAR
PLASTIK 49.815,48 149.446,44 9.936,10 12.453,87 221.678,89
KECIL
TOTAL 132.021,59 396.064 26.404,20 33.005,40 587.496,08

Anggaran Biaya Bahan Baku

BAHAN BAKU KS (Kg) HSBB (Rp) Biaya BB (Rp)


KEDELAI 132.021,59 2000 264.043.180
GULA MERAH 296.064,77 2100 831.736.071
GARAM 26.404,20 800 21.123.360
BUMBU LAIN 33.005,40 1500 49.508.100
2. Anggaran Persediaan Bahan Baku
Anggaran Persediaan Bahan Baku Awal
BAHAN BAKU PSBB HSBB PBBA (Rp)
(Kg) (Rp)
KEDELAI 5.376 2.000 10.725.000
GULA MERAH 25.400 2.100 53.340.000
GARAM 1.525 800 1.220.000
BUMBU LAIN 1.100 1.500 1.650.000
Anggaran Persediaan Bahan Baku Awal
BAHAN BAKU PSBB HSBB PBBA (Rp)
(Kg) (Rp)
KEDELAI 4.825 2.000 9.650.000
GULA MERAH 20.100 2.100 42.210.000
GARAM 1.430 800 1.144.000
BUMBU LAIN 925 1.500 1.387.500
3. Anggaran Pembelian Bahan Baku

16
Anggaran Pembelian Bahan Baku
KETERANGAN Kg Rp
BIAYA BB
KEDELAI 132.021,59 264.043.180
GULA MERAH 396.064,77 831.736.017
GARAM 26.404,20 21.123.360
BUMBU LAIN 33.005,40 49.508.100
TOTAL 587.495,96 1.166.410.657
PERSEDIAAN BB AKHIR
KEDELAI 258.667,18 517.334.360
GULA MERAH 766.729,59 1.610.132.034
GARAM 51.283,40 41.026.720
BUMBU LAIN 88.514,72 97.366.200
TOTAL 1.165.194,89 2.265.859.314
BAHAN BAKU TERSEDIA
KEDELAI 390.688,77 781.377.540
GULA MERAH 1.162.794,36 2.441.868.051
GARAM 77.687,60 62.150.080
BUMBU LAIN 21.520,12 146.874.300
TOTAL 1.652.690,85 3.285.395.671
PERSEDIAAN BB AWAL
KEDELAI 5.376 2.000
GULA MERAH 25.400 2.100
GARAM 1.525 800
BUMBU LAIN 1.100 1.500
TOTAL 33.401 6.400
PEMBELIAN BB
KEDELAI 385.312,77 781.375.540
GULA MERAH 1.137.394,36 2.441.865.951
GARAM 76.162,60 62.149.280
BUMBU LAIN 20.420,12 146.872.800
TOTAL 1.619.289,85 3.432.263.571

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

18
Dalam pengendalian bahan baku, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan
adalah dengan membuat anggaran pembelian bahan baku. Bahan baku dapat dianggarkan dalam
satuan (unit) uang. Anggaran pembelian bahan baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang
harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-
hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan baku
langsungyang diperlukan, bukan nilainya dalam rupiah. Anggaran Pembelian Bahan Baku berisi
rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu
mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Anggaran Pembelian Bahan Baku berisi rencana kuantitas bahan baku yang harus dibeli
oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus dilakukan secara hati-hati terutama
dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Dalam penyusunan anggaran kebutuhan bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku
dimuka, tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku selalu
diperhitungkan

DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/makalah-anggaran-bab-4-bahan-baku.html

19
Nayyira, Denta Kalla. 2017. Apa yang dimaksud dengan anggaran bahan baku direct materials budget.
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-anggaran-bahan-baku-direct-materials-
budget/13616/2 . Diakses pada 1 oktober 2017.

Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 1998. Anggaran Perusahaan Edisi 3 Buku 1.
Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

20

Anda mungkin juga menyukai