Oleh :
Dosen Pengampu :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2019
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami tentang pengolahan air pada pabrik kelapa
sawit.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada umumnya pabrik minyak kelapa sawit memerlukan air bersih untuk
kepentingan pengolahan, air pendingin, air umpan boiler, pencucian dan untuk
keperluan domestik. Sumber air yang digunakan umumnya berasal dari sungai
atau anak sungai, karena air tersebut tidak dapat langsung digunakan maka
diperlukan suatu proses pengolahan air agar air yang dihasilkan dapat memenuhi
syarat sesuai kriteria yang ditetapkan. Kebijakan yang ditetapkan bahwa air yang
digunakan untuk keperluan pabrik dan domestik sebelumnya harus melalui
perlakuan tertentu untuk mengurangi atau menghilangkan zat yang tidak
diperlukan sehingga diperoleh mutu air yang memenuhi syarat. Air yang
digunakan untuk kebutuhan manusia, kebutuhan boiler, kebutuhan proses yang
lain mempunyai spesifikasi tertentu sehingga air tersebut tidak merusak
kesehatan, tidak merusak mesin, tidak merusak turbin dan spesifikasi lainnya yang
diwajibkan bagi air yang akan digunakan. Sistem pengelolaan air ini dikenal
dengan istilah water treatment. Water treatment (pengolahan air) diperlukan pada
pabrik kelapa sawit dikarenakan air yang digunakan pada proses pengolahan dan
air umpan boiler harus memenuhi standar (Sulistiono, 2012)
Ada beberapa tahap pengelolaan air yang harus dilakukan sehingga air
tersebut bisa dikatakan layak untuk dipakai. Namun, tidak semua tahap ini
diterapkan oleh masing-masing pengelola air, tergantung dari kualitas sumber
airnya. Sebagai contoh, jika sumber airnya berasal dari dalam tanah (ground
water), sistem pengelolaan airnya akan lebih sederhana dari pada yang sumber
airnya berasal dari sumber air permukaan, seperti air sungai, danau atau laut.
Karena air yang berasal dari dalam tanah telah melalui penyaringan secara alami
oleh struktur tanah itu sendiri dan tidak terkontak langsung dengan udara bebas
yang mengandung banyak zat-zat pencemaran air. Berbeda halnya dengan sumber
air permukaan yang mudah sekali tercemar. Namun demikian air yang berasal dari
dalam tanah pun akan jadi tercemar juga jika sistem penampungan dan
penyalurannya tidak bagus (Sulistiono, 2012)
Dengan kata lain proses water treatment sesungguhnya adalah proses
pengolahan air untuk mengurangi dan menghilangkan pengotor atau impurities
5
yang terdapat dalam air sehingga air dapat memenuhi syarat-syarat mutu air yang
diperlukan dalam penggunaannya. Pengolahan air dilakukan untuk mencapai
persyaratan mutu air, yaitu:
1. Air untuk konsumsi dan proses:
tidak berwarna (jernih).
tidak berbau (netral).
tidak mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh manusia
(bakteri).
2. Air umpan boiler
pH 10.5 – 11.5
Sulfit 30 – 80 ppm
Adapun jenis pengotor atau impurities yang terdapat dalam air dapat berupa
padatan tersuspensi (lumpur), padatan yang tidak larut (pasir, sampah), gas-gas
terlarut (O2, CO2, H2S), mikroorganisme (bakteri, ganggang) dan garam-garam
yang terionisasi (Anon., 2012)
Pada dasarnya proses water treatment untuk kepeluan pabrik kelapa sawit
dapat dipisahkan menjadi external treatment dan internal treatment. External
treatment terdiri dari proses penjernihan, proses penyaringan dan proses
demineralisasi. Sedangkan proses internal treatment terdiri dari aerasi dan
penambahan bahan-bahan kimia lainnya. Proses pengolahan di mulai dari
pemompaan air bahan baku dari sungai yang kemudian dialirkan ke kolam
sedimentasi atau ke clarifier tank, namun sebelumnya diinjeksikan bahan kimia
berupa alum dan soda ash oleh chemical dosing pump. Bahan chemical tersebut
akan mempercepat terjadinya pengendapan dan juga untuk mendapatkan pH air
yang sesuai. Dalam kolam sedimen maupun dalam clarifier tank terjadi
6
pemisahan secara gravitasi, partikel-partikel besar, lumpur, pasir akan mengendap
di dasar kolam, tangki. Sedangkan air yang berada pada bagian atas dialirkan
secara secara overflow ke kolam clarifier. Dalam clarifier tank terjadi
pengendapan partikel-partikel yang lebih halus dan lolos dari proses pertama
(Anon., 2012)
Air yang telah dilakukan pengendapan di clarifier pond dipompakan ke sand
filter menuju tower filtered water tank. Melalui sand filter kotoran halus akan
tersaring, sehingga air yang keluar sudah memenuhi standar air minum dan
digunakan juga sebagai air proses pengolahan seperti klarifikasi, cleaning, dan
boiler. Namun untuk boiler akan dilakukan pengolahan lebih lanjut (Anon., 2012)
7
Didalam external treatment juga terdapat beberapa bagian yang terbagi dalam
beberapa bagian sebagai berikut :
b. Sedimentation Pond
Sedimentation pond berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel berat
seperti pasir, tanah dan lumpur dari air baku. Prinsip kerja dari sedimentation
pond ialah pengendapan secara alami (gravitasi), dengan demikian proses
pemisahan ini sangat tergantung dari retention time selama berada di dalam
kolam. Air jenih dialirkan secara overflow ke clarifier pond (Anon., 2012)
c. Clarifier Tank
Clarifier tank berfungsi untuk melakukan pengendapan partikel halus yang
tidak dapat diendapkan pada bak sedimentasi. Kolam ini bekerja memisahkan
partikel berat dengan prinsip sentrifugal. Dengan adanya gaya sentrifugal tersebut
partikel dengan berat jenis yang lebih berat akan bergerak mengendap didasar
tangki sedangkan yang lebih ringan akan bergerak ke permukaan, yang kemudian
ditangkap secara overflow untuk dialirkan pada proses selanjutnya (Anon., 2012)
8
e. Filtered Water Tower Tank
Filtered water tower tank berfungsi sebagai tempat penampungan
sementara air yang telah dilakukan penyaringan untuk kemudian dialirkan ke
masing-masing keperluan. Filtered water tank dibuat dengan ketinggian, yang
memadai untuk menjangkau ke semua lokasi yang menggunakan air dari filtered
water tank tersebut (Anon., 2012)
f. Demineralizing Process
Proses demineralisasi merupakan proses pertukaran kation dan anion yang
banyak digunakan pada sumber air yang tidak memenuhi baku mutu air industri.
Demineraliser terdiri dari dua yaitu, Cation Exchanger dan Anion Exchanger
(Anon., 2012)
9
Pengolahan air pabrik kelapa sawit melewati beberapa perlakuan atau tahapan.
Tahapan ini dilakukan satu demi satu, dan semua kelapa sawit harus melalui
tahapan ini untuk hasil yang maksimal. Ada dua tahapan yang harus dilalui, yaitu:
a. Penjernihan air.
Pengolahan air baku atau mentah ditujukan untuk menghilangkan semua
kotoran yang ada di dalam air. Metodenya sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Penjernihan (clarification). Adalah proses pengendapan semua kotoran
dan lumpur yang melayang di dalam air. Proses ini dibantu dengan
penggunaan bahan kimia. Prosesnya melalui beberapa tahap yaitu
koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi.
Penyaringan (filtrasi). Meski ada di tahap kedua, namun tahapan ini
juga dikenal sebagai tahap terakhir dari proses penjernihan air. Alat
yang digunakan adalah pressure sand filter.
Chlorinasi (disinfeksi). Adalah proses pemusnahan bakteri dan virus
yang terkandung dalam air. Prosesnya sendiri dilakukan dengan
menambahkan chlorin atau kaporit di air yang akan dikirimkan ke
water tank (PT. KHARISMAPRATAMA ABADISEJATINDO, 2018)
b. Pelunakan air.
Pada proses ini water treatment plant pabrik kelapa sawit mengalami
proses yang bertujuan menghilangkan atau justru menurunkan kesadahan air,
silica TDS dan juga kandungan O2 dalam air. Tujuannya agar air memenuhi
syarat untuk dipakai sebagai umpan boiler. Jika kandungan garam kesadahan air
tidak dihilangkan atau kadarnya menurun, maka akan menyebabkan kerak di pipa
boiler. Umumnya alat yang dipakai dalam proses ini adalah:
Softener yang merupakan mesin penukar ion yang berfungsi menurunkan
kesadahan air.
Demineralizer plant adalah resin penukar kation dan anion untuk
menurunkan kesadahan, silica dan juga total dissolved solid (TDS).
Dearator yang merupakan alat pemanas air umpan boiler. Tujuannya
adalah menghilangkan gas yang larut seperti oksigen, ammonia dan karbon
10
dioksida yang bisa menyebabkan korosi (PT. KHARISMAPRATAMA
ABADISEJATINDO, 2018)
Selanjutnya, pada tahap ini akan memasuki tahap pengolahan limbah cair
pabrik kelapa sawit yang dilakukan di dalam boiler dan bertujuan mencegah kerak
terbentuk, mencegah korosi dan juga mencegah adanya carry over. Berpacu pada
analisa kimia, semua jenis dan jumlah kandungan zat yang di dalamnya dapat
diketahui (PT. KHARISMAPRATAMA ABADISEJATINDO, 2018)
Proses ini terjadi karena masuknya uap air balik dan juga kelebihan solid
yang larut dan tidak larut. Alkanity yang tinggi dan juga kandungan minyak di air
menjadi penyebab kerusakan pipa super heater dan berimbas pada kurangnya
efisiensi turbin. Proses masuknya air dan uap sendiri terbagi menjadi dua, yaitu
priming yang terjadi karena penurunan tekanan yang tiba-tiba dan foaming yang
muncul akibat gelembung uap di permukaan air dalam drum uap (PT.
KHARISMAPRATAMA ABADISEJATINDO, 2018)
Pengolahan air pabrik kelapa sawit untuk boiler harus dilakukan dengan benar
agar layak pakai. Jika tidak, akan menimbulkan kerak di dinding pipa pemanas
atau drum. Efeknya akan menimbulkan hal-hal buruk seperti:
1. Boiler tidak bekerja secara efisien.
2. Bahan bakar untuk menaikkan steam kurang.
3. Uap yang dihasilkan kurang, mutunya jelek, dan kapasitasnya berkurang.
4. Proses pemanasan air butuh waktu lama.
5. Pemanasan lokal di pipa akan berakibat over heating (PT.
KHARISMAPRATAMA ABADISEJATINDO, 2018)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pabrik minyak kelapa sawit memerlukan air bersih untuk kepentingan
pengolahan, air pendingin, air umpan boiler, pencucian dan untuk
keperluan domestik.
2. Water treatment (pengolahan air) diperlukan dikarenakan air yang
digunakan pada proses pengolahan dan air umpan boiler harus memenuhi
standar.
3. Water treatment adalah proses pengolahan air untuk mengurangi dan
menghilangkan pengotor atau impurities yang terdapat dalam air.
4. Pengolahan air dibagi atas eksternal treatment dan internal treatment.
5. Pengolahan air melalui 2 tahapan atau perlakuan yaitu penjernihan dan
pelunakan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13