Anda di halaman 1dari 55

 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

SIFAT DAN PERUBAHAN WUJUD BENDA 4.1 BUDI WAHYONO


Di sekitar kita, tedapat banyak benda. Benda-benda tersebut memiliki beraneka macam bentuk, wujud, dan warna. Benda adalah

segala sesuatu yang berada di alam dan mempunyai wujud. Benda disebut juga barang. Benda merupakan makhluk tak hidup.

Daftar isi

[sembunyikan] 

1 A. Sifat Benda

o   1.1 1. Benda Padat

o   1.2 2. Benda Cair

o   1.3 3. Benda Gas

2 B. Perubahan Wujud Benda

o   2.1 1. Mencair (Melebur)

o
  2.2 2. Membeku

o   2.3 3. Menguap

o   2.4 4. Mengembun

o   2.5 5. Menyublim

3 C. Sifat Bahan dan Kegunaannya

o   3.1 1. Bahan Plastik dan Kegunaannya

o   3.2 2. Bahan Logam dan Kegunaannya

o   3.3 3. Bahan Karet dan Kegunaannya

o
  3.4 4. Bahan Kertas dan Kegunaannya

o  3.5 5. Bahan Kaca dan Kegunaannya

A. Sifat Benda
Coba kamu perhatikan pensil, sebotol sirup, dan sebuah balon berisi udara. Pensil, sirup dalam botol, dan udara dalam balon

adalah contoh benda yang berbeda sifat. Pensil merupakan benda padat, sirup merupakan benda cair, dan udara dalam botol

merupakan benda gas.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 1/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Di kelas 3, kamu telah mempelajari sifat-sifat benda padat dan benda cair. Masih ingatkah kamu, jika tidak coba kamu buka lagi

buku tersebut. Benda padat umumnya keras bila dipegang. Apakah perbedaannya dengan benda cair? Perhatikan segelas air

sirup! Sentuhlah dengan ujung jari tanganmu! Keras atau tidak? Bagaimana dengan benda berwujud gas? Perhatikan balon yang

berisi udara! Lepaskan ikatan di mulut balon dan dekatkan telapak tanganmu di mulut balon tersebut! Terasakah udara yang keluar

dari dalam balon? Terlihatkah olehmu udara yang keluar itu? Tidak bukan? Sekarang kita akan mengidentifikasikan wujud benda.

Berdasarkan wujudnya, benda dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu benda padat, benda cair, dan gas.

1. Benda Padat

Adakah meja, almari, papan tulis, dan kursi di kelasmu? Adakah pensil, buku, dan penggaris di mejamu? Termasuk benda apakah

semua itu? Bagaimana sifat benda tersebut? Benda-benda yang telah disebutkan di atas termasuk benda padat. Sekarang, kita

akan belajar tentang sifat-sifat benda padat. Sifat ini dimiliki semua benda padat. Lakukan kegiatan berikut!

2. Benda Cair

Perhatikan lingkungan di sekitarmu! Adakah air? Termasuk benda apakah air? Ibumu di rumah menggoreng dengan apa?

Termasuk benda apakah

minyak goreng itu? Air dan minyak termasuk benda cair. Coba sebutkan contoh benda cair lainnya! Perhatikan minyak goreng yang

digunakan ayah

atau ibumu memasak. Saat di dalam botol, minyak goreng bentuknya seperti botol. Saat di dalam wajan, minyak goreng bentuknya

seperti wajan. Begitu juga saat kamu menyiram tanaman. air berubah bentuknya menyesuaikan wadahnya. Bagaimanakah sifat

benda cair itu? Sifat-sifat benda cair, antara lain:

a. Bentuknya tidak tetap, selalu mengikuti bentuk wadahnya;

b. Bentuk permukaan benda cair yang tenang selalu datar;

c. Benda cair mengalir ke tempat yang lebih rendah;

d. Benda cair menekan ke segala arah;

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 2/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

e. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil.

3. Benda Gas

Berbeda dengan benda padat dan cair, benda gas lebih sulit untuk diamati. Kalau kamu meniup balon, apakah yang kamu

masukkan ke dalam balon? Benda yang kamu masukkan ke dalam balon adalah udara. Apakah udara dapat kita rasakan?
Meskipun udara tidak dapat kita lihat, keberadaannya dapat kita rasakan. Hal ini terbukti saat kita berada di dekat balon yang

terbuka. Kita dapat merasakan hembusan udara keluar dari mulut balon. Benda yang tidak dapat kita lihat, tetapi dapat kita rasakan

itu disebut benda gas. Benda gas biasanya tidak berwarna, ada yang berbau, dan ada yang tidak berbau. Sifat-sifat benda gas,

antara lain, bentuknya tidak tetap karena selalu mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya dan menekas ke segala arah. Untuk

lebih memahaminya lakukanlah kegiatan berikut!

B. Perubahan Wujud Benda

Kita telah mengenal benda padat, cair, dan gas. Benda-benda tersebut mengalami perubahan wujud. Perubahan wujud yang

dipelajari disini adalah

perubahan wujud yang dapat kembali. Perhatikan Gambar 5.5! Beberapa peristiwa perubahan wujud benda, antara lain, mencair

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 3/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

(melebur), membeku, menguap, mengembun, dan menyublim.

1. Mencair (Melebur)

Pernahkan kamu minum es sirup atau es teh? Coba perhatikan baik-baik! Mengapa es dalam sirup lamakelamaan berubah menjadi

air? Pernahkah kamu memasak dengan menggunakan mentega? Mengapa mentega berubah menjadi cair saat berada di

penggorengan? Es dan mentega berubah wujud dari padat menjadi cair karena adanya kenaikan suhu (panas). Peristiwa

perubahan zat padat menjadi zat cair dinamakan mencair atau melebur.

2. Membeku

Perubahan wujud benda cair menjadi benda padat disebut membeku. Es adalah wujud air dalam bentuk padat. Air dapat membeku

 jika mengalami penurunan suhu yang sangat dingin. Puncak gunung yang tinggi selalu diselimuti oleh salju. Salju tersebut adalah

uap air yang membeku. Apakah nama alat rumah tangga yang dapat mengubah air menjadi es? Dapatkah kamu membuat es?

3. Menguap

Pernahkan kamu merebus air di dalam cerek (ketel)? Jika pernah, bagaimanakah jika air dalam cerek tersebut dipanaskan terus-

menerus? Air dalam cerek (ketel) lama-kelamaan akan habis. Ke manakah uap air panas yang keluar dari mulut cerek (ketel) itu?

Uap air panas yang keluar dari mulut cerek tersebut berada di udara, hanya saja mata kita tidak mampu untuk melihat titik-titik uap

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 4/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

air yang berada di udara. Peristiwa berubahnya zat cair menjadi gas disebut penguapan. Penguapan terjadi jika ada kenaikan suhu

yang besar. Ada empat cara untuk mempercepat terjadinya penguapan, yaitu memanaskan, memperluas permukaan, meniupkan

udara di atas permukaan, dan mengurangi tekanan di atas permukaan. Prinsip penguapan dapat digunakan sebagai dasar

membuat mesin pendingin, seperti lemari es dan AC.

4. Mengembun

Mengembun adalah peristiwa perubahan wujud gas menjadi cair. Jadi, mengembun merupakan kebalikan dari menguap. Pada

waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor. Pernahkan kamu membuat minuman dingin, seperti es teh atau es jeruk? Bila kamu

amati, bagian luar gelas tempat kamu membuat es teh atau es jeruk menjadi basah. Mengapa? Karena uap air dalam udara yang

menyentuh gelas mengembun. Hal ini disebabkan suhu gelas lebih rendah daripada suhu uap air di sekitar gelas.

5. Menyublim

Menyublim adalah peristiwa perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya. Untuk membedakannya, kamu bisa menggunakan

istilah melenyap dan mengkristal. Melenyap adalah peristiwa perubahan wujud padat menjadi gas. Mengkristal adalah perubahan

wujud gas menjadi padat. Contoh melenyap dan m engkristal adalah kapur barus ataupun kamfer.

C. Sifat Bahan dan Kegunaannya

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 5/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Perhatikanlah berbagai benda-benda yang ada di lingkunganmu! Benda-benda tersebut dibuat dari bahan yang disesuaikan dengan

kegunaannya. Sifat-sifat benda yang biasanya dipertimbangkan, antara lain, kekuatan menahan beban, daya serap terhadap air,

daya serap terhadap panas dan listrik, kelenturan, berat dan ringan, mudah dan sukarnya proses pembuatan, sampai keawetan.

Berbagai jenis bahan yang biasanya digunakan untuk membuat benda, antara lain, plastik, kayu, logam, karet, kaca, dan kertas.

Berikut contoh penggunaan beberapa bahan tersebut.

1. Bahan Plastik dan Kegunaannya

Plastik banyak digunakan sebagai bahan pembuat benda-benda yang kita gunakan seharihari, antara lain, jas hujan, kemasan air

mineral, dan ember. Mengapa jas hujan terbuat dari bahan plastik? Plastik memiliki sifat tidak tembus air atau kedap air. Oleh

karena itu, plastik digunakan sebagai bahan pembuat jas hujan. Plastik ada yang tidak memiliki warna atau tembus pandang

sehingga kita dapat melihat dan menilai kebersihan air yang dikemas di dalamnya. Namun, ada pula plastik yang memiliki warna.

Penggunaan plastik yang berlebihan dapat menimbulkan pencemaran atau polusi lingkungan. Mengapa? Karena bahan ini sulit

membusuk. Di negara-negara maju penggunaan bahan plastik diminimalisir untuk mengurangi pencemaran.

2. Bahan Logam dan Kegunaannya

Logam merupakan bahan yang kuat dan kokoh. Logam bersifat penghantar listrik dan tidak tembus cahaya meskipun memiliki

permukaan yang mengkilap. Umumnya, logam dapat dibentuk dengan mudah bila dipanaskan. Jenis logam yang banyak digunakan

adalah aluminium, besi, dan baja. Aluminium banyak dimanfaatkan untuk membuat bahan bangunan (atap, pintu, dan jendela) dan

perabotan rumah tangga. Logam aluminium mudah dibentuk dan tahan karat. Selain itu, logam ini dapat didaur ulang sehingga

tidak mencemari lingkungan. Benda yang terbuat dari besi cepat berkarat jika basah atau diletakkan di luar rum ah. Pisau dan garpu

banyak terbuat dari baja yang mengandung besi. Namun, benda tersebut tidak mudah berkarat karena bagian luarnya dilapisi

kromium.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 6/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

 
3. Bahan Karet dan Kegunaannya

Karet ada dua jenis , yaitu alam dan buatan. Karet alam berasal dari getah pohon karet yang disadap, sedangkan karet buatan dari

unsur-unsur kimia. Bahan ini kemudian diolah menjadi berbagai benda keperluan manusia. Keuntungan bahan karet, antara lain,

bersifat lentur (elastis), tidak menyerap air, serta tidak mudah robek dan patah. Karet menjadi bahan baku utama pembuatan ban

seperti mobil, sepeda motor, dan sepeda. Karet cenderung tidak tahan panas (mudah meleleh) serta tidak mudah membusuk

sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan.

4. Bahan Kertas dan Kegunaannya

Kertas berbentuk lembaran yang dibuat dari serat kayu atau bambu. Kegunaan kertas, antara lain, untuk menulis, menggambar,

dan sebagai pembungkus makanan. Kertas juga dapat digunakan sebagai media untuk membuat koran, majalah, dan buku tulis.

Kertas memiliki jenis yang bermacam-macam, mulai dari kertas yang lembut hingga kertas karton yang keras. Kertas sangat praktis

karena dapat dibuang setelah digunakan. Selain itu, kertas yang tipis dapat menyerap cairan sehingga digunakan untuk membuat

tisu. Kertas termasuk bahan yang mudah didaur ulang. Kertas daur ulang merupakan kertas yang terbuat dari kertas bekas. Kertas

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 7/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

memiliki kelemahan, yaitu mudah terbakar, mudah robek, dan tidak tahan air.

5. Bahan Kaca dan Kegunaannya

Bahan kaca tembus pandang, dapat dilalui cahaya. Artinya, kita dapat melihat keadaan dibalik kaca tersebut. Kaca dapat digunakan

sebagai bahan jendela dan spion kendaraan. Selain itu, kaca dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lensa kacamata. Kaca

 jenis ini dapat membantu penglihatan saudara-saudara kita yang matanya terganggu mengalami gangguan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 8/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 9/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 10/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

http://www.crayonpedia.org/mw/SIFAT_DAN_PERUBAHAN_WUJUD_BENDA_4.1_BUDI_WAHYONO

Zat tersusun dari partikel-partikel yang disebut atom . Beberapa atom membentuk molekul. Molekul adalah bagian terkecil dari suatu zat
yang masih mempunyai sifat zat itu. Molekul di dalam zat selalu bergerak sehingga memiliki energi. Berikut sifat -sifat zat padat , c air dan
gas
a. Sifat-sifat zat padat 
Letak molekulnya sangat berdekatan
Susunan molekulnya teratur
Gerak molekul tidak bebas
b. Sifat-sifat zat cair 
Letak molekulnya berdekatan
Susunan molekulnya tidak teratur
Gerak molekulnya lebih bebas

c. Sifat-sifat gas 
Letak molekulnya sangat berjauhan
Susunan molekulnya tidak teratur
Gerak molekulnya sangat bebas sehingga dapat memenuhi ruangan.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2123649-sifat-sifat-zat-padat-cair/#ixzz1fpBCzaOC

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2123649-sifat-sifat-zat-padat-cair/

Dari Wikipedia, ensiklopedi gratis

Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dantekanan tetap; dan, bentuknya ditentukan oleh wadah
penampungnya. Cairan juga melakukan tekanan kepada sisi wadahnya dan juga kepada benda yang terdapat dalam cairan tersebut; tekanan ini
disalurkan ke seluruh arah.

 Viskositas, laminar dan turbulent flow

 Viskositas adalah suatu besaran yang menggambarkan sifat kelekatan dari zat cair atau pun gas. Contohnya minyak mempunyai viskositas yang besar.
Sebagai standard air diberikan viskositas 1.Darah mempunyai nilai viskositas tertentu;bilamana nilai viskositasnya sangat tinggi dapat menimbulkan
bahaya trombose. 

Gaya antarmolekul, tegangan permukaan dan Kapillaritas


Gaya antarmolekul atau Ikatan Van der Waals

Ikatan Van der Waals adalah istilah umum untuk gaya yang terjadi di antara molekul baik pada zat padat, zat cair, ataupun gas. Pada zat padat dan
zat cair gaya ini menentukan besarnya volume Dari tipe efeknya dapat dibedakan menjadi= Kohesi, jika gaya tarik terjadi di antara molekul suatu
benda yang sejenis. Akibat dari Kohesi adalah yang dinamakan tegangan permukaaan. Adhesiadalah gaya tarik menarik yang timbul di antara
molekul2 yang berbeda. Daya serap adalah gaya adhesi yang timbul antara molekul zat padat dengan zat cair atau zat padat dan gas.

http://id-id.facebook.com/pages/Zat-cair/114690728556187

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 11/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Zat dan Wujudnya 

PENGERTIAN MASSA JENIS 

Jika kamu melihat kapas yang bermassa 1 kg dan batu bermassa 1 kg, apa ada di
benakmu? pertanyaanmu mungkin, mengapa volume kapas lebih besar dari volume batu?
kalau kita telusuri perbandingan massa dan volume benda adalah tetap.  

Massa Jenis adalah perbandingan antara massa benda dengan volume benda Secara matematis dapat dirumuskan :

dimana p = massa jenis zat (kg/m3)


m = massa zat (kg)
V = Volume zat (m3)
Satuan massa jenis berdasarkan Sistem
Internasional(SI) adalah kg/m3 
1000 kg/m3 = 1 g/cm3 

Zat dan Wujudnya 

KARAKTERISTIK ZAT 

Tabel. Massa jenis beberapa zat  

No Nama Zat Massa Jenis (Kg/m3)


1 Emas 19.300
2 Raksa 13.600
3 Tembaga 8.920
4 Aluminium 2.700
5 Air 1.000
6 Es 920
7 Alkohol 810
8 Gas Oksigen 1,43
9 Udara (suhu 270C) 1,29

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 12/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

10 Gas Hidrogen 0,0899

Massa jenis zat tidak bergantung pada jumlah zat, sedikit atau banyak jumlah zat, massa jenisnya tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat.

Jika satu liter air , satu liter minyak tanah, dan satu liter oli masing-masing di timbang akan diperoleh massa yang
berbeda.

Zat dan Wujudnya 

MENGUKUR MASSA JENIS 

Massa jenis benda dapat kita tentukan dengan cara mengukur volume benda dan massa benda. Sebagai contoh apabila
kalian ingin mengukur massa jenis sebuah batu. Timbanglah massa batu dengan menggunakan neraca, kemudian
mencari volume batu dengan menggunakan gelas ukur yang sudah berisi air. Seperti pada contoh di atas.

Zat dan Wujudnya 

PERUBAHAN WUJUD ZAT 

Wujud zat terbagi menjadi tiga yaitu padat, cair dan gas. Pada saat tertentu umumnya zat hanya berada dalam satu wujud
saja, tetapi zat dapat berubah dari wujud yang satu ke wujud yang lain.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 13/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Pernahkah kamu memperhatikan ibumu memasak air ? Jika air sudah mendidih dan dibiarkan dalam selang waktu
tertentu, maka air akan berkurang dan lama kelamaan akan habis. Kemanakah air itu ? Air itu menguap menjadi gas.

Perubahan wujud zat cair menjadi padat disebut membeku, contohnya adalah air menjadi es ketika didalam kulkas dan
coran besi yang dimasukkan ke dalam cetakan menjadi keras. Zat dapat mengalami perubahan wujud karena energi.

Perubahan wujud padat menjadi cair disebut melebur atau meleleh, contohnya adalah es mencair dan mentega berubah
menjadi minyak ketika dimasukkan kedalam penggorengan yang panas.

Perubahan wujud cair menjadi gas disebut menguap contohnya adalah air menjadi uap dan spiritus menjadi gas.
Perubahan dari gas menjadi cair disebut mengembun, contohnya adalah embun di pagi hari.

Perubahan gas ke padat, contohnya jelaga yang merupakan hasil pembakaran pada lampu minyak. Perubahan padat
menjadi gas disebut menyublim, contohnya penguapan kapur barus.

Zat dan Wujudnya 

SUSUNAN PARTIKEL 

Susunan partikel zat padat, cair dan gas memiliki susunan yang berbeda satu dengan yang lain.

Zat padat memiliki parikel-partikel yang menempati posisi yang tetap, gaya tarik-menarik yang kuat, dan gerak partikel
hanya berupa getaran.

Zat cair memiliki jarak antar partikel tetap dan agak berjauhan,gaya tarik menarik antar partikel lemah, gerakan partikel
lebih lincah dan partikel dapat berpindah tempat.

Gas memiliki jarak partikel yang berubah ubah, hampir tidak ada gaya tarik-menarik, dan gerakan partikel sangat bebas.

Zat dan Wujudnya 

ZAT PADAT 

Pertikel-partikel zat padat memiliki sifat sebgai berikut :

1. Parikel-partikel yang menempati posisi yang tetap, jika artikel zat padat menempati posisi yang teratur maka disebut krista
dan Jika partikel zat padat menempati posisi yang tidak teratur, maka disebut amorf.
2. Gaya tarik-menarik antar partikel sangat kuat, dan
3. Gerakan partikel hanya berupa getaran di sekitar posisi tetapnya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 14/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Posisi partikel yang relaif tetap menyebabkan zat padat memiliki bentuk dan volume tetap. Gerakan partikel yang hanya
  bergetar menyebabkan zat padat tidak dapat mengalir. Contoh zat padat diantaranya adalah batu, kayu,gelas, dan
sebagainya.

Zat dan Wujudnya 

ZAT CAIR  

Pertikel-partikel zat cair memiliki sifat sebgai berikut :

1. Jarak antar partikel tetap dan agak berjauhan.


2. Gaya tarik menarik antar partikel lemah dibandingkan zat padat.
3. Gerakan partikel lebih lincah dari pada zat padat dan partikel dapat berpindah tempat.

Jarak antar partikel yang tetap menyebabkan zat cair mempunyai volume yang tetap Gerakan partikel yang lincah dan
dapat berpindah posisi menyebabkan zat cair dapat mengalir yang menyebabkan bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk
wadahnya. Contoh zat cair antara lain adalah air, dan air raksa.

Zat dan Wujudnya 

ZAT GAS 

Pertikel-partikel zat gas memiliki sifat sebagai berikut :

1. Memiliki jarak partikel yang berubah ubah.


2. Hampir tidak ada gaya tarik-menarik.
3. Gerakan partikel sangat bebas dibandingkan zat padat dan cair.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 15/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Jarak antar partikel yang tetap menyebabkan zat cair mempunyai volume yang tetap Gerakan partikel yang lincah dan
dapat berpindah posisi menyebabkan zat cair dapat mengalir yang menyebabkan bentuk zat cair selalu mengikuti bentuk
wadahnya. Contoh zat cair antara lain adalah air, dan air raksa.

Definisi zat. Zat merupakan materi. Zat adalah sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Zat menunjukkan sifat inersia dan
kekenyalan. Dua zat tidak dapat menempai ruang yang sama pada saat yang bersamaan.
Kita mengenal 3 macam zat, yaitu zat ga, zat cair, dan zat padat. Keadaan molekul dan wujud zat-zat itu dibedakan menjadi sebagai berikut
:
1. Zat gas
a. Letak molekulnya sangat berjauhan
b. Jarak antar molekul sangat jauh bila dibandingkan dengan molekul itu sendiri
c. Bergerak sangat bebas
d. Gaya tarik menarik-menarik antar molekul hamper tidak ada
e. Baik volum maupun bentuknya mudah berubah
f. Zat gas dapat mengisi seluruh ruang yang ada.

2. Zat cair
a. Letak molekulnya relative berdekatan dibanding gas, tetap lebih jauh dari pada zat padat
b. Gerakan molekul cukup bebas
c. Molekul zat cair berpindah tempat, tetapi tidak mudah meninggalkan kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik menarik
d. Bentuknya mudah berubah, tetapi volumnya tetap.

3. Zat padat
a. Letak molekulnya sangat berdekatan dan teratur
b. Gaya tarik menarik antarmolekul sangat kuat sehingga gerakan molekul tidak bebas
c. Gerakan molekul zat padat hanya terbatas, bergetar dan berputar di tempat saja
d. Molekul-molekulnya tidak mudah dipisahkan sehingga bentuknya selalu tetap, tidak berubah.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2112607-pengertian-zat/#ixzz1fpFRsIwu 

http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2112607-pengertian-zat/

Zat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Maksud dari menempati
ruang disini adalah memiliki volume. Zat secara umum dibagi menjadi tiga antara lain zat padat, zat gas dan zat cair.

Tetapi karena didunianya ini sebenarnya pembagian tersebut tidak cukup untuk menggolongkan macam-macam zat.

Pembahasan selanjutnya akan dibahas lebih detail pada pelajaran kimia. Pelajaran kimia sendiri akan dibahas di

kelas 10 sampai dengan kelas 13.

Zat Padat  

Benda dikatakan termasuk zat padat bila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

- Jarak antar partikelnya sangat rapat

- Gaya tarik antar partikelnya sangat kuat

- Bentuknya tetap

- Volumenya tetap

- Karena gaya tarik antar partikel pada zat padat sangat kuat maka bentuk zat padat cenderung tetap bila tidak ada

gaya atau reaksinya yang mempengaruhinya. Contoh zat padat adalah batu, kayu, besi dll.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 16/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Zat Cair  

Ciri-ciri zat cair adalah sebagai berikut :

- Jarak antar partikelnya agak renggang

- Gaya tarik antar partikelnya agak kuat

- Volumenya tetap

- Bentuknya berubah

- Gaya tarik antar partikel zat cair agak kuat artinya lebih lemah dibanding dengan gaya tarik pada partikel zat padat.

Agak lemahnya gaya tarik ini mengakibatkan bentuk zat cair dapat berubah-ubah sesuai dengan tempatnya

(wadahnya).

Zat Gas  

Zat gas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

- Jarak antar partikelnya sangat renggang

- Gaya tarik antar partikelnya sangat lemah

- Volumenya berubah

- Bentuknya berubah

- Lemahnya gaya tarik menarik antar partikel pada zat gas menyababkan bentuk dan volume zat gas selalu berubah

sesuai dengan ruang yang ditempatinya. Yang menjadi ciri khas suatu zat sehinggaa dapat membedakan dari satu

zat dengan zat lain adalah massa jenis.

Massa jenis adalah perbandingan antara besarnya massa suatu zat dengan volume zat tersebut. Setiap
zat mempunyai massa jenis yang berbeda-beda. Massa jenis zat tidak dipengaruhi oleh bentuk benda. Walaupun
bentuk benda berbeda-beda selama terbuat dari jenis bahan yang sama maka massa jenis zat tersebut adalah

sama. Kadang-kadang massa jenis juga disebut dengan rapat massa.

Untuk menentukan besar massa jenis suatu zat dipergunakan persamaan sebagai berikut :

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 17/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Gaya Kohesi dan Adhesi  

Gaya kohesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang sejenis, sebagai contoh partikel raksa dengan partikel

raksa, partikel air dengan partikel air, dll.

Gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tak sejenis, sebagai contoh gaya tarik menarik antar

partikel kapur dengan partikel papan tulis, partikel tinta dengan partikel kertas, dll.

Kapilaritas  

Adalah peristiwa merembesnya zat cair melalui celah-celah kecil. Kapilaritas disebabkan karena adanya gaya Adhesi

antaraa partikel zat cair dengan partikel zat yang lain.

Contoh kapilaritas adalah naiknya minyak pada sumbu kompor, basahnya baju ketika dicuci, dan lain-lain.

Apabila raksa dimasukkan kedalam pipa kapiler maka raksa yang ada pada pipa yang lebih besar akan lebih tinggi

dari pada pipa yang lebih kecil, ini disebabkan karena gaya kohesi raksa lebih besar dari pada gaya adhesi raksa

dengan partikel pipa kapiler.

Sedangkan apabila air dimasukkan kedalam pipa kapiler maka air yang berada pada pipa yang lebih besar akan

lebih rendah dari pada pada pipa yang lebih kecil, hal ini disebabkan karena gaya adhesi partikel air dengan partikel

pipa kapiler lebih besar dari pada gaya kohesinya. Peristiwa yang terjadi pada raksa tersebut disebut dengan

miniskus cembung, dan yang terjadi pada air disebut dengan miniskus cekung.

sumber : http://www.akujagoan.com/2010/10/pengertian-zat-dan-wujudnya.html  

http://www.gudangmateri.com/2010/10/pengertian-zat-dan-wujudnya.html

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 18/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

MATERI 

A. PENGERTIAN MATERI 
Materi didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa yang menempati ruang.
1. Wujud Materi 
Ada tiga wujud materi, yakni padat, cair dan gas.

2. Massa dan Berat 


Massa suatu benda menyatakan jumlah materi yang ada pada benda tersebut. Massa suatu benda tetap
disegala tempat. Massa merupakan sifat dasar materi yang paling. Massa dan berat suatu benda yang
tidak identik tetapi sering dianggap sama; berat menyatakan gaya gravitasi bumi terhadap benda itu dan
bergantung pada letak benda dari pusat bumi.

3. Klasifikasi Materi 
Suatu bahan dapat dikatakan homogen atau heterogen. Larutan memang suatu campuran yang serba
sama, sedangkan tanah dan campuran minyak dengan air merupakan campuran heterogen.

Suatu bahan yang tersusun dari dua atau lebih zat-zat yang sifatnya berbeda disebut campuran.
Komposisi campuran tidak tetap, melainkan bervariasi. Oleh sebab itu, akan kita kenal campuran
homogen dan campuran heterogen.

Setiap materi yang homogen dan susunan kimianya tetap disebut zat atau subtansi. Setiap zat memiliki
sifat fisika dan sifat kimia tertentu. Dikenal dua macam zat, yakni unsur dan senyawa. Zat yang dengan
reaksi kimia biasa dapat diuraikan menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana disebut senyawa. Jadi
air adalah senyawa. Zat yang dengan reaksi kimia tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain disebut
unsur. Jadi Oksigen (O) dan hidrogen (H) adalah unsur. Menurut sifat-sifat, dikenal unsur logam dan
nonlogam, Besi, tembaga, dan seng, misalnya adalah unsur logam, sedangkan Arang, Belerang dan
fosfor adalah unsur nonlogam

4. Atom dan Molekul 


Atom adalah satuan yang amat kecil dalam setiap bahan yang ada di sekitar kita. Struktur zat
discountinue dan bahwa semua materi terdiri atas partikel-partikel yang amat kecil yang disebut atom (a
= tidak, tomos = dibagi ). Hal ini bertentangan dengan pendapat aristoteles yang menyatakan bahwa zat
yang bersifat continue (dapat dibagi terus), kedua pendapat itu bersifat sangat spekulatif dan tidak
dapat ditunjang oleh eksperimen.

Pada masa Robert Boyle, yakni pada abad ke 17, para ahli fisika mengembangkan sebuah teori baru
tentang struktur materi, yakni teori molekul. Menurut pendapat ini partikel terkecil zat disebut molekul
dan molekul-molekul zat yang sama akan sama semua sifatnya. Teori ini dapat menerangkan antara lain
peristiwa diferensiasi zat, perubahan wujud gas dan sifat-sifat gas dengan memuaskan.

Teori Atom Dalton 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 19/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Dalton, berdasarkan observasi kuantitatifnya pada awal abad ke-19 mengungkapkan teori atomnya yang
terkenal yang dapat menerangkan kejadian-kejadian kimia. Dengan teorinya, Dalton mampu
menerangkan dua buah hukum dasar ilmu kima, yakni Hukum Kekekalan Massa dari laviesier dan
Hukum Ketetapan Perbandingan dari Proust. Teori atomnya antara lain sebagai berikut :
1) Tiap-tiap unsur terdiri dari partikel-partikel kecil yang disebut atom. Atom tidak dapat dibagi-bagi.
2) Atom-atom unsur yang sama, sifatnya sama, atom dari unsur yang berbeda, sifatnya juga berbeda.
3) Atom tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
4) Reaksi kimia terjadi penggabungan atau pemisahan atom-atom.
5) Senyawa ialah hasil reaksi atom-atom penyusunnya.

5. Susunan Atom 
Pengetahuan tentang susunan atom menjadi lebih jelas setelah penelitian-penelitian dari Sir Humphry
Davy dan Michael Faraday, keduanya berasal dari inggris.

a. Penemuan Elektron Dan Proton 


Elektron merupakan partikel atom pertama yang ditemukan. Penemuan elektron berawal dari
penyelidikan tentang listrik melalui gas-gas pada tekanan rendah. Joseph John Thomson dan kawan-
kawannya telah melakukan percobaan mengenai hantaran listrik melalui berbagai gas dengan
menggunakan suatu tabung tertutup yang dapat dihampakan. Pada ujung-ujung tabung itu terdapat
kutub listrik positif atau anoda dan kutub negatif atau katoda.

Bila katoda dan anoda dihubungkan dengan sumber listrik bertegangan tinggi dan tekanan gas di dalam
tabung dikurangi menjadi sangat kecil, yaitu sekitar 10-6 atmosfer, akan terjadi pancaran sinar yang
berasal dari katoda dan menuju ke katoda. sinar itu disebut sinar katoda.

Sinar katoda mempunyai sifat cahaya, tetapi sinar itu juga mempunyai sifat-sifat lain. Antara lain, sinar
itu dapat menggerakan baling-baling yang diletakkan dalam jalannya dan di dalam medan listrik sinar itu
dibelokkan ke arah pelat elektroda positif. Sifat-sifat tersebut menunjukkan bahwa sinar katoda terdiri
dari partikel-partikel bermuatan listrik negatif. Partikel-partikel sinar katoda dilepaskan oleh atom-atom
yang terdapat pada katoda. Pada tahun 1897, Thomson (1856-1940) membuktikan dengan eksperimen
bahwa partikel sinar katoda tidak bergantung pada bahan katoda. Partikel itu disebut elektron.
berdasarkan pengamatan ini, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa tiap atom unsur tentu mengandung
elektron.

Seorang berkebangsaan Jerman bernama E. Goldstein (1886) menemukan suatu sinar lain di dalam
tabung sinar katoda. la menemukan bahwa apabila lempeng tabung katoda itu berlubang-lubang maka
gas yang terdapat di belakang katoda akan berpijar.

b. Model Atom 
Dalton menggambarkan atom sebagai bola padat yang tidak dapat dibagi lagi. dengan penemuan
elektron, maka (1) model atom dalton diganti dengan (2) model atom Thomson. Menurut Thomson,

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 20/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

atom berupa bola bermuatan positif dan pada tempat-tempat tertentu di dalam bola terdapat elektron-
elektron.

Ernest Rutherford pada tahun 1909, yang dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden menemukan
bukti-bukti baru tentang sifat-sifat atom. Bukti-bukti itu diperoleh dari eksperimen yang disebut
eksperimen penghabluran sinar alfa.

c. Model Atom Bohr 


Menurut teori mekanika klasik tentang cahaya, elektron yang bergerak harus disertai kehilangan tenaga
kinetik elektron. Dengan demikian, kecepatan elektron itu semakin lama semakin berkurang, jaraknya
terhadap inti semakin kecil, dan akhirnya elektron itu akan jatuh dan melekat pada inti. Untuk
mengatasi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengajukan pendapat yang revolusioner, yang
sebagian bertentangan dengan mekanika klasik Newton.

Menurut Bohr, di sekitar inti itu hanya mungkin terdapat lintasan-lintasan elektron yang berjumlah
terbatas; pada setiap lintasan itu bergerak sebuah elektron yang dalam gerakannya tidak memancarkan
sinar. Jadi, dalam setiap keadaan station, elektron mengandung jumlah tenaga tetap dan terdapat dalam
keadaan seimbang yang mantap.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2167769-materi-bab-ii-ilmu-
alamiah/#ixzz1fpIdhJ2R

http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2167769-materi-bab-ii-ilmu-alamiah/

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 21/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Kimia (dari bahasa Arab: ‫ء‬ ‫يا‬  ‫م‬‫ ي‬ ‫ك‬, transliterasi: kimiya = perubahan benda/zat atau bahasa Yunani: 
χημεία, transliterasi: khemeia) adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur, dan sifat zat
atau materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka
untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan
interaksi atom individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada tingkat
makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh struktur pada tingkat
atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom dan ikatan kimia. 

Pengantar
Kimia sering disebut sebagai "ilmu pusat" karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti
fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi [1]. 
Koneksi ini timbul melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari
berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan prinsip-prinsip fisika
terhadap materi pada tingkat atom dan molekul. 

Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi
dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia
tradisional melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau
lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh pertimbangan
entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti hidrogen dan oksigen elemental bereaksi
membentuk air, zat dengan entalpi lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu
katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak 
dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi elektrolisis air) atau fenomena
immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga
menangani analisis zat kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam
spektroskopi. 

Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen subatom yang membentuk 
atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk 
materi yang lebih kompleks seperti ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani
sehari-hari dan sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia dan
interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat dalam struktur
kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi cepat karena ia dapat bereaksi
secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.

Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase, atau komposisi kimianya. Materi dapat
digolongkan dalam 4 fase, urutan dari yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, 
gas, dan plasma. Dari keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa
yang berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat memiliki
struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya lemah lain yang
mencoba mengubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas, tanpa struktur, dan akan
mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan dan bertindak sebagai partikel bebas.
Sementara itu, plasma hanya terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang
berlebih mencegah ion-ion ini bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 22/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

ketiga fase pertama adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume
dan bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap, sedangkan
gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.

Air yang dipanaskan akan berubah fase menjadi uap air.

Air (H2O) berbentuk cairan dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya terikat oleh gaya
antarmolekul yang disebut ikatan Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S) berbentuk gas
pada suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya terikat dengan interaksi
dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk 
mempertahankan molekul air untuk tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang
menjadikannya berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut.
Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang lebih erat,
menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan energi akan mencairkan es
walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya
akan menyebabkannya mendidih (lihat panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi untuk 
mengatasi gaya tarik antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak 
menjauhi satu sama lain.

Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan
spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah
sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep
dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak 
konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara
teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara
reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka,
karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 23/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Ilmu kimia secara sejarah merupakan pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia
yang telah dipraktikkan selama berabad-abad di seluruh dunia.

Sejarah

Robert Boyle, perintis kimia modern dengan menggunakan eksperimen terkontrol, sebagai kontras dari
metode alkimia terdahulu.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah kimia

Akar ilmu kimia dapat dilacak hingga fenomena pembakaran. Api merupakan kekuatan mistik 
yang mengubah suatu zat menjadi zat lain dan karenanya merupakan perhatian utama umat
manusia. Adalah api yang menuntun manusia pada penemuan besi dan gelas. Setelah emas
ditemukan dan menjadi logam berharga, banyak orang yang tertarik menemukan metode yang
dapat mengubah zat lain menjadi emas. Hal ini menciptakan suatu protosains yang disebut
Alkimia. Alkimia dipraktikkan oleh banyak kebudayaan sepanjang sejarah dan sering
mengandung campuran filsafat, mistisisme, dan protosains.

Alkimiawan menemukan banyak proses kimia yang menuntun pada pengembangan kimia


modern. Seiring berjalannya sejarah, alkimiawan-alkimiawan terkemuka (terutama Abu Musa
Jabir bin Hayyan dan Paracelsus) mengembangkan alkimia menjauh dari filsafat dan mistisisme
dan mengembangkan pendekatan yang lebih sistematik dan ilmiah. Alkimiawan pertama yang
dianggap menerapkan metode ilmiah terhadap alkimia dan membedakan kimia dan alkimia
adalah Robert Boyle (1627 – 1691). Walaupun demikian, kimia seperti yang kita ketahui sekarang
diciptakan oleh Antoine Lavoisier dengan hukum kekekalan massanya pada tahun 1783.
Penemuan unsur kimia memiliki sejarah yang panjang yang mencapai puncaknya dengan
diciptakannya tabel periodik unsur kimia oleh Dmitri Mendeleyev pada tahun 1869.

Penghargaan Nobel dalam Kimia yang diciptakan pada tahun 1901 memberikan gambaran bagus
mengenai penemuan kimia selama 100 tahun terakhir. Pada bagian awal abad ke-20, sifat
subatomik atom diungkapkan dan ilmu mekanika kuantum mulai menjelaskan sifat fisik ikatan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 24/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

kimia. Pada pertengahan abad ke-20, kimia telah berkembang sampai dapat memahami dan
memprediksi aspek-aspek biologi yang melebar ke bidang biokimia. 

Industri kimia mewakili suatu aktivitas ekonomi yang penting. Pada tahun 2004, produsen bahan
kimia 50 teratas global memiliki penjualan mencapai 587 bilyun dolar AS dengan margin
[2]
keuntungan 8,1% dan pengeluaran riset dan pengembangan 2,1% dari total penjualan  . 

Konsep dasar
[sunting] Tatanama

Logo IUPAC. 

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Tatanama IUPAC

Tatanama kimia merujuk pada sistem penamaan senyawa kimia. Telah dibuat sistem penamaan
spesies kimia yang terdefinisi dengan baik. Senyawa organik diberi nama menurut sistem
tatanama organik. Senyawa anorganik dinamai menurut sistem tatanama anorganik. 

[sunting] Atom

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Atom

 Atom adalah suatu kumpulan materi yang terdiri atas inti yang bermuatan positif, yang biasanya
mengandung proton dan neutron, dan beberapa elektron di sekitarnya yang mengimbangi muatan
positif inti. Atom juga merupakan satuan terkecil yang dapat diuraikan dari suatu unsur dan
masih mempertahankan sifatnya, terbentuk dari inti yang rapat dan bermuatan positif dikelilingi
oleh suatu sistem elektron.

[sunting] Unsur

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 25/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Bijih uranium

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Unsur kimia

Unsur adalah sekelompok atom yang memiliki jumlah proton yang sama pada intinya. Jumlah ini

disebut sebagaiatom
intinya adalah nomor
dariatom unsur.
unsur Sebagai
kimia karbon,contoh, semua
dan semua atom
atom yang
yang memiliki
memiliki 926proton
protonpada
pada
intinya adalah atom unsur uranium. 

[sunting] Ion

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ion

 Ion atau spesies bermuatan, atau suatu atom atau molekul yang kehilangan atau mendapatkan
+
satu atau lebih elektron. Kation bermuatan positif (misalnya kation natrium Na ) dan anion

bermuatan negatif (misalnya klorida Cl ) dapat membentuk garam netral (misalnya natrium
klorida, NaCl). Contoh ion poliatom yang tidak terpecah sewaktu reaksi asam-basa adalah
− 3−
hidroksida (OH ) dan fosfat (PO4 ).

[sunting] Senyawa

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Senyawa kimia

Senyawa merupakan suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih unsur dengan perbandingan
tetap yang menentukan susunannya. sebagai contoh, air merupakan senyawa yang mengandung
hidrogen dan oksigen dengan perbandingan dua terhadap satu. Senyawa dibentuk dan diuraikan
oleh reaksi kimia. 

[sunting] Molekul

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Molekul

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 26/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

 Molekul adalah bagian terkecil dan tidak terpecah dari suatu senyawa kimia murni yang masih
mempertahankan sifat kimia dan fisik yang unik. Suatu molekul terdiri dari dua atau lebih atom
yang terikat satu sama lain.

[sunting] Zat kimia

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Zat kimia

Suatu 'zat kimia' dapat berupa suatu unsur, senyawa, atau campuran senyawa-senyawa, unsur-
unsur, atau senyawa dan unsur. Sebagian besar materi yang kita temukan dalam kehidupan
sehari-hari merupakan suatu bentuk campuran, misalnya air, aloy, biomassa, dll.

[sunting] Ikatan kimia

Orbital atom dan orbital molekul elektron

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ikatan kimia

 Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau
kristal. Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi dapat
digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya. Serupa dengan ini, teori-teori dari
fisika klasik dapat digunakan untuk menduga banyak dari struktur ionik. Pada senyawa yang
lebih kompleks/rumit, seperti kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena
membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basis mekanika kuantum. 

[sunting] Wujud zat

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fase zat

Fase adalah kumpulan keadaan sebuah sistem fisik makroskopis yang relatif serbasama baik itu
komposisi kimianya maupun sifat-sifat fisikanya (misalnya masa jenis, struktur kristal, indeks

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 27/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

refraksi, dan lain sebagainya). Contoh keadaan fase yang kita kenal adalah padatan, cair, dan gas.
Keadaan fase yang lain yang misalnya plasma, kondensasi Bose-Einstein, dan kondensasi
Fermion. Keadaan fase dari material magnetik adalah paramagnetik, feromagnetik dan
diamagnetik. 

[sunting] Reaksi kimia

Reaksi kimia antara hidrogen klorida dan amonia membentuk senyawa baru amonium klorida

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Reaksi kimia

 Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa

menghasilkan penggabungan
molekul menjadi molekul
dua atau lebih membentuk
molekul yang lebihmolekul yang
kecil, atau lebih besar, pembelahan
penataulangan atom-atom dalam
molekul. Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia. 

[sunting] Kimia kuantum

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kimia kuantum

Kimia kuantum secara matematis menjelaskan kelakuan dasar materi pada tingkat molekul. 
Secara prinsip, dimungkinkan untuk menjelaskan semua sistem kimia dengan menggunakan teori
ini. Dalam praktiknya, hanya sistem kimia paling sederhana yang dapat secara realistis
diinvestigasi dengan mekanika kuantum murni dan harus dilakukan hampiran untuk sebagian
besar tujuan praktis (misalnya, Hartree-Fock, pasca-Hartree-Fock, atau teori fungsi kerapatan, 
lihat kimia komputasi untuk detilnya). Karenanya, pemahaman mendalam mekanika kuantum
tidak diperlukan bagi sebagian besar bidang kimia karena implikasi penting dari teori (terutama
hampiran orbital) dapat dipahami dan diterapkan dengan lebih sederhana.

Dalam mekanika kuantum (beberapa penerapan dalam kimia komputasi dan kimia kuantum),
Hamiltonan, atau keadaan fisik, dari partikel dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dua

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 28/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

operator, satu berhubungan dengan energi kinetik dan satunya dengan energi potensial. 
Hamiltonan dalam persamaan gelombang Schrödinger yang digunakan dalam kimia kuantum
tidak memiliki terminologi bagi putaran elektron. 

Penyelesaian persamaan Schrödinger untuk atom hidrogen memberikan bentuk persamaan

gelombang untuk orbital
dapat digunakan atom, dan atom
untuk memahami energilainnya
relatif seperti
dari orbital 1s, litium,
helium, 2s, 2p, dan
dan karbon. 
3p. Hampiran orbital

[sunting] Hukum kimia

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum kimia

 Hukum-hukum kimia sebenarnya merupakan hukum fisika yang diterapkan dalam sistem kimia.
Konsep yang paling mendasar dalam kimia adalah Hukum kekekalan massa yang menyatakan
bahwa tidak ada perubahan jumlah zat yang terukur pada saat reaksi kimia biasa. Fisika modern
menunjukkan bahwa sebenarnya energilah yang kekal, dan bahwa energi dan massa saling
berkaitan. Kekekalan energi ini mengarahkan kepada pentingnya konsep kesetimbangan, 
termodinamika, dan kinetika

TRIDARMA ILMU TANAH : CITA-CITA DAN KENYATAAN


Oleh: Tejoyuwono Notohadiprawiro

Menerima 'Tridarma' sebagai doktrin yang melandasi segala kegiatan dan corak kehidupan kampus,
berarti kita sanggup memenuhi berbagai tuntutan, baik yang mengenai mutu penyelesaian tugas maupun
yang berkaitan dengan harkat pribadi. Penghayatan Tridarma secara benar dan utuh menjadi ciri khas
insan kampus yang tidak dapat ditawar oleh siapa pun.

Tuntutan mutu penyelesaian tugas dipenuhi dengan jalan:


  Secara malar (continuous) membina dan memacu pendidikan yang paut ( relevant ) guna menabur

(disseminate) kecendekiaan, ilmu dan kemahiran.


  Secara malar menjalankan dan menggairahkan penelitian sebaik-baiknya untuk menghidupkan

dan membina sumber pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  Secara malar memelihara dan meningkatkan keterbukaan kampus terhadap masyarakat untuk 

memantapkan mekanisme saling tukar, yang pada gilirannya akan melancarkan proses umpan
balik yang tertuju kepada penyuburan silang (crossfertilization) antara kampus sebagai penghasil
dan masyarakat sebagai pengguna ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tuntutan harkat pribadi dipenuhi dengan jalan:
  Teguh dalam mempertahankan kebenaran sejati, dari mana pun datangnya, akan tetapi tetap

bersikap terbuka dan dapat memaklumi pendapat yang berbeda.



Menjauhi sikap ingin maju sendiri dan mendahulukan usaha mengajak orang lain ikut maju.
 
 Tidak mementingkan diri sendiri dalam soal waktu, kesempatan dan mengembangkan bakat serta
 
bersedia bekerja keras.
  Menganut pandangan yang luas, serbacakup (comprehensive) dan terpadu.

  Memiliki dedikasi untuk memahami lingkungannya.


Di pihak lembaga pendidikan tinggi, Tridarma mengisyaratkan kewajiban memerankan pelopor dan
pemimpin dalam membina ilmu. Para pakar dan ahli yang bekerja di lembaga lain adalah hasil tempaan
lembaga pendidikan tinggi. Maka kalau negara dan bangsa mengalami keterbelakangan atau kelesuan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 29/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak ada pihak yang dapat disalahkan kecuali diri kita sendiri yang
mengasuh lembaga pendidikan tinggi.

Perspektif Sejarah Ilmu Tanah

Perspektif sejarah berguna untuk (1) membantu mengendapkan dalam pikiran kita tahapan-tahapan rumit
yang telah dilalui suatu ilmu, dalam hal ini ilmu tanah, (2) memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
kristalisasi pengkajian tanah, dan (3) meramalkan hari depan ilmu tanah.

Manusia secara berangsur mendapatkan pengetahuan sebagai hasil perjuangannya demi kemaujudannya
(existence). Inilah sebabnya mengapa kedokteran, botani dan astronomi merupakan disiplin ilmu yang
tertua, pengetahuan yang pertama-tama dimiliki manusia. Pengetahuan kedokteran dia perlukan untuk 
melawan gangguan atau penyakit tubuhnya. Botani berkembang diderita karena minatnya yang mendalam
tentang tumbuhan sebagai bahan obat atau pangan. Gejala ruang angkasa yang sukar dipahami, perubahan
tetap siang dan malam, peredaran matahari dari timur ke barat, pemunculan bintang menurut musim, dan
sebagainya membangkitkan rasa gaib dalam diri manusia. Dengan diawali penyembahan Dewa Matahari
oleh bangsa Mesir Kuno, secara bertahap pengetahuan manusia bertambah yang akhimya melahirkan
astronomi. Dari sesuatu yang dipandang gaib, dipuja dan disembah, lambat laun berganti menjadi sesuatu
yang sangat memikat untuk disingkap rahasianya, untuk dijamah. Manusia mulai menjelajahi ruang
angkasa.

Bagaimana mengenai tanah? Tanah berada di bawah telapak kaki manusia. Setiap saat dia menginjaknya,
akan tetapi dia justru mendongak ke langit untuk memperoleh pertolongan dan keselamatan dari para
Dewa. Selama manusia masih bertempat tinggal di dalam gua-gua atau di bawah tajuk lebat pepohonan,
selama dia puas dengan mencari makan secara berburu binatang dan memungut hasil tumbuhan, dan
selama dia sudah merasa senang meliliti tubuhnya dengan dedaunan, kulit kayu, atau kulit binatang untuk 
melindungi badannya dari kedinginan, kehujanan, tusukan duri, dan gigitan serangga, selama itu pula
tanah bukan sesuatu yang perlu diperhatikan.

Kelahiran pengetahuan
(domesticate tentangternak
) hewan menjadi tanahdan
masih harus menunggu
tumbuhan waktu lama
menjadi tanaman. sampaimanusia
Mulailah manusiamerasa
menjinakkan
perlu
memperhatikan tanah. Keperhatian (concern) manusia yang menempati kawasan beriklim kering tertuju
kepada pencarian padang rumput yang subur untuk menggembalakan ternak, dan yang menempati
kawasan beriklim basah keperhatiannya tertuju kepada pemilihan tanah hutan yang baik untuk dibuka dan
bercocok tanam. Manusia masih bergantung pada alam untuk memulihkan kesuburan perumputan atau
kesuburan tanah hutan. Oleh karena pemulihan ini memerlukan waktu lama, manusia hidup sebagai
peternak nomad atau petani peladang ( swidden cultivators). Penduduk kawasan tropika basah di Afrika,
Asia dan Amerika Selatan memahirkan diri dalam berladang.

Proses pengumpulan dan penghimpunan pengalaman mulai berjalan dan makin melaju setelah manusia
hidup menetap. Diperlukan pengalaman dan pengetahuan yang lebih banyak dan andal untuk dapat

memilih padanguntuk
pilihan pertama rumput atau tanahpermukiman
mendirikan yang dapat digunakan secara tetap.
dan mengusahakan Lembah-lembah
pertanian sungaiTanah
secara menetap. menjadi
lembah sungai disuburkan kembali secara berkala oleh lumpur banjir. Meskipun pemeliharaan kesuburan
tanah masih digantungkan pada alam, akan tetapi oleh karena prosesnya berjalan hanya berselang musim
dan tidak berjangka waktu tahunan seperti pada kawasan perladangan, manusia dapat menerapkan sistem
pertanian menetap di lembah-lembah sungai. Bermukim sepanjang sungai juga mempertimbangkan
kemudahan perhubungan dan perdagangan. Mereka yang kurang beruntung dengan alamnya, penyuburan
tanah harus mereka usahakan sendiri.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 30/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Orang-orang Mesir Kuno memanfaatkan kedermawanan Bengawan Nil dengan menetap di sepanjang
lembahnya. Orang-orang Babilonia yang mengusahakan lembah Sungai Eufrat dan Tigris yang beriklim
kering mengembangkan teknik irigasi yang hebat. Akan tetapi teknologi irigasi waktu itu belum
terdukung oleh pengetahuan tanah yang memadai. Maka akhimya tanah-tanah beririgasi di lembah Sungai
Eufrat dan Tigris menjadi rusak karena salinisasi. Larutan garam di dalam air sungai mengendap dalam
tanah karena evaporasi kuat di kawasan beriklim kering. Orang-orang Romawi, Yunani dan Cina
mengembangkan kemahiran memupuk tanah dengan abu, sisa tanaman atau kotoran ternak. Orang Cina
pada 4000 tahun yang lalu telah menerapkan semacam klasifikasi produktivitas tanah, a.l. untukdasar
penetapan pajak bumi (Bennett, 1939; Joffe, 1949; Russell, 1963).

Pengetahuan akan ada kalau ada kebutuhan segera. Macam pengetahuan yang timbul, atau arah
perkembangan suatu pengetahuan tertentu, tergantung pada lingkungan atau keadaan tempat yang
menimbulkan kebutuhan akan pengetahuan itu. Pengumpulan pengetahuan berdasarkan pengalaman
setempat dapat dikerjakan oleh orang awam. Akan tetapi menghimpun pengetahuan yang terpisah-pisah
sehingga menjadi suatu sistem pengertian, atau menumbuhkan ilmu pengetahuan, hanya dapat
dilaksanakan oleh para pakar atau ahli yang berminat. Oleh karena para cendekiawan sudah jauh lebih
dulu menekuni ilmu-ilmu kealaman yang lain maka kemunculan ilmu tanah masih harus menunggu lama
lagi sampai ada diversifikasi minat di kalangan para ahli pikir itu.

Saat tersebut akhimya tiba juga pada menjelang akhir abad ke-18. Tanah mendapatkan perhatian dari para
cerdik pandai yang biasa berkecimpung dalam bidang kimia, fisiologi tumbuhan, bakteriologi dan geologi
beserta bidang ikutannya petrografi dan mineralogi. Terbawa dari latar belakang disiplin ilmu masing-
masing, mereka memperlakukan tanah sebagai suatu bahan. Orang geologi menganggap tanah sebagai
bahan sisa pelapukan batuan. Mereka mengkaji tanah untuk menyidik kembali batuan asal mulanya
menurut mineral dan sibir (fragment) batuan yang tersisa dalam bahan tanah. Orang ilmu kimia dan
fisiologi tumbuhan memusatkan perhatian mereka pada unsur penyusunan tanah dan mengaitkannya
dengan keharaan tanaman. Orang bakteriologi mementingkan unsur atau senyawa penyusun tanah yang
dihasilkan oleh kegiatan biologi, khususnya oleh kegiatan jasad renik.

Berkat kemajuannya yang pesat dan berhasil, ilmu kimia untuk sementara waktu merajai pandangan
ilmiah. Ilmu ini memiliki sarana penelitian ampuh berupa pemikiran dan kegiatan analitik. Sumbangan
Boussingault di Perancis dan Liebig di Jerman kepada ilmu kimia pertanian dapat dicatat sebagai tonggak 
sejarah penting bagi perkembangan ilmu tanah. Terutama "teori mineral" dan "hukum minimum" Liebig
yang diumumkannya pada tahun 1840 telah menghidupkan ilmu kesuburan tanah, suatu cabang ilmu
tanah yang bertumbuh pesat dan menjadi cikal-bakal revolusi hijau yang terjadi pada abad ke-20. Dengan
teori dan hukum tersebut Liebig sekaligus menumbangkan "teori humus" Thaer yang diajukan 30 tahun
sebelumnya. Dapat dicatat bahwa ilmu kesuburan tanah modern menggabungkan teori humus dan teori
mineral menjadi satu kesatuan dan menjabarkan ulang hukum minimum menjadi hukum neraca hara.  

Di bawah asuhan ilmu kimia, pengkajian tanah maju dengan pesat. Ilmu tanah berhutang budi kepada
kimia atas sumbangannya berupa metode dan tatacara penelitian serta hukum dasar kimia yang diterapkan
pada tanah selaku medium produksi pertanaman. Akan tetapi di balik keberuntungan ini terdapat kerugian
yang tidak kecil. Pengaruh ilmu kimia yang begitu kuat telah menghambat perkembangan pengkajian
tanah menjadi disiplin ilmu yang hakiki dan mandiri. Pengkajian tanah menjadi bawahan ilmu kimia.
Dengan konsep kimiawi tanah hanya dapat dipandang sebagai bahan dan tidak dapat dilihat tanah sebagai
suatu tubuh alam yang khas. Geologi juga memberikan saham pada kekeliruan konsep ini. Pada waktu
menekuni tanah sebagai limbah batuan, seorang pakar geologi tidak mempedulikan hubungan tanah
dengan lingkungannya. Tanah dianggapnya hanya berkaitan langsung dengan batuan yang telah dan
sedang mengalami pelapukan, dan tidak ada faktor lain di luar batuan dan pelapukan yang ikut serta
menghadirkan tanah.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 31/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

 
Fisika juga memberikan sumbangan yang sangat berarti kepada kemajuan pengkajian tanah. Berbagai
sifat fisik dan mekanik tanah yang penting dapat di diungkapkan dengan teori dan hukum fisika. Akan
tetapi sebagaimana ilmu kimia, fisika juga memandang tanah semata-mata sebagai bahan dan bukan
sebagai tubuh

Kita tahu sekarang bahwa pengkajian dan penyelesaian persoalan tanah tidak semudah dugaan orang
sampai akhir abad ke-l9. Membawa cuplikan (sample) tanah ke laboratorium untuk dianalisis sifat-sifat
kimia, fisik, mineralogi dan/atau biologinya belum dapat memecahkan persoalan. Demikian pula halnya
membawa tanah ke rumah kaca untuk percobaan pot.

Tonggak sejarah penting berikutnya bagi perkembangan pengkajian tanah datang pada pergantian abad
ke-19 ke abad ke-20. Tonggak yang satu dipancangkan di Rusia oleh Dokuchaev dan murid-muridnya
pada tahun 1883, dan tonggak yang lain dipancangkan di Amerika Serikat oleh Hilgard pada tahun 1877.
Dokuchaev berlatarbelakang pendidikan geologi dan mineralogi, sedang Hilgard di samping
berpendidikan geologi juga kemudian menguasai zoologi, botani dan agronomi (Joffe, 1949). Oleh
kepeloporan kedua sarjana ini pandangan tentang hakekat tanah berubah dari bahan menjadi tubuh.
Konsep tanah sebagai tubuh alam merupakan pembaharuan total atas pandangan sebelumnya. Tanah
bukan sekadar bahan kimiawi atau benda fisik yang ditemukan di lapangan, bukan semata-mata substrat
yang menghidupkan dan menghidupi tumbuhan, bukan hanya dunia jasad renik yang kaya raya, dan
bukan pula sekadar limbah batuan. Tanah adalah suatu kenyataan alam yang mandiri.

Tanah mempunyai asal-usul, diujudkan di bawah kuasa faktor lingkungan tertentu melalui berbagai
proses khas dan rumit, serta terdistribusikan di muka daratan dengan pola yang dapat ditakrifkan
(distributed with definable patterns). Tanah merupakan suatu sistem terbuka menurut peredaran bahan
dan energi. Kemaujudannya bertumpu pada daya tanggap tubuh tanah terhadap kakas (forces) yang
bertanggung jawab atas pembentukan tanah. Kesudahan tanggapan ini terekam pada morfologi tubuh
tanah (profil tanah) yang terbentuk oleh berbagai proses alihrupa dan alihtempat intemal ( internal
transformations and translocations).

Pada waktu dikuasai ilmu kimia, pengkajian tanah berkonsep statika. Buah penelitiannya adalah cuplikan
tanah dari lapisan perakaran tanaman dan ruang kerjanya adalah laboratorium. Dengan konsep baru, ilmu
tanah berurusan dengan dinamika tanah, berarti waktu menjadi faktor penting secara mutlak dalam
menghadirkan sifat tanah. Tanah mernpakan perujudan suatu keseimbangan dinamik. Pada tahana tunak 
keseimbangan dinamik (steady state of dynamic equilibrium), anasir-anasir tanah berada dalam
keselarasan timbal balik (mutually adjustment ) dan tubuh tanah mencapai taraf matang. Kematangan ini
bersifat nisbi. Apabila kelakuan faktor-faktor berubah maka proses penyelarasan timbal-balik antar anasir
tanah berulang kembali menuju ke pencapaian keseimbangan dinamik baru. Dengan konsep baru ini buah
telaah adalah keseluruhan tubuh tanah dan ruang kerjanya adalah lapangan tempat tubuh tanah itu berada.
Cuplikan tanah dan laboratorium menjadi pelengkap penelitian untuk meningkatkan daya sidik dan daya
ramal. Semua hasil penetapan laboratorium atas cuplikan tanah dikorelasikan satu dengan yang lain, baik 
secara vertikal untuk memperoleh rujukan tubuh maupun secara lateral untuk memperoleh rujukan
bentangan. Dengan demikian tiap data tanah berada dalam suatu sistem informasi yang bermatra ruang.
Dengan menginferensikan ciri-ciri tubuh tanah pada sejarah bentanglahan (landscape) tempat tubuh tanah
berada, data tanah memperoleh pula matra waktu.

Setelah berhasil melahirkan konsep khusus tentang hakekat tanah dan berhasil menguraikan hukum yang
mengatur faktor pembentuk tanah, barulah pengetahuan tanah menjadi suatu disiplin ilmu yang benar-
benar mandiri. Ilmu kealaman yang lain, seperti ilmu kimia, fisika, biologi dan geologi, bukan lagi "bapak 
angkat" ilmu tanah melainkan alat. Bahkan kini matematika dan statistika sudah menjadi alat penting

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 32/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

sekali dan lazim digunakan oleh ilmu tanah, khususnya dalam pengacuan (modelling) reaksi yang
berlangsung dalam tanah dan interpolasi batas bentangan jenis tanah di medan ( geostatistics).

Ilmu tanah masih muda sekali, boleh dikatakan umurnya kini baru sekitar satu abad. Akan tetapi dengan
memiliki konsep baru maka sejak awal abad ke-20 ilmu tanah mengalami kemajuan pesat sekali. Dengan
kelincahan dan kemahiran luar biasa, ilmu tanah memanfaatkan setiap kemajuan dalam ilmu kealaman
yang lain dan dalam teknik analisis untuk memperkaya pandangan dan mencanggihkan metode
penelitiannya. Bahkan kenyataan sosial dan ekonomi secara begitu cerdik dapat diramukan ke dalam ilmu
tanah, misalnya yang dikerjakan oleh Profesor Edelman almarhum dalam bukunya "Sociale en
Economische Bodemkunde" (1949). Joffe (1949) mengatakan bahwa ilmu tanah berdiri di antara ilmu
tentang benda hidup dan tak hidup.

Ilmu tanah memperoleh matra lebih luas setelah klasifikasi dan pemetaan tanah berkembang pesat. Berkat
fakta dan bukti yang terkumpul banyak selama penjelajahan medan secara intensif di kawasan dunia yang
luas, konsep tanah sebagai sistem alam kemudian memperoleh konteks baru sebagai sumberdaya alam.
Dengan ini ilmu tanah tidak saja berada di antara alam biotik dan abiotik, akan tetapi merangkaikan kedua
alam tadi, dan bahkan memperoleh gatra sosial dan ekonomi sangat nyata. Dengan klasifikasi dan
pemetaan tanah segala informasi tentang tanah memperoleh makna "tempat" dan penyalurannya menjadi
lebih efektif karena dapat mengikuti asas ekstrapolasi atau adaptasi.

Hal ini jelas berguna sekali bagi penaburan ilmu dan teknologi tanah. Kebutuhan akan pendirian
himpunan ilmu tanah, penerbitan jurnal ilmu tanah, atau penyelenggaraan pertemuan ilmu tanah secara
berkala, menjadi bukti nyata tentang kepentingan penyaluran informasi untuk mendorong perkembangan
ilmu tanah lebih pesat lagi. Misalnya, pertemuan ilmu tanah yang pertama kali diadakan di Indonesia
berlangsung pada tahun 1930 di Yogyakarta. Salah satu jurnal ilmu tanah tertua "Soil Science" yang
sekarang menjadi medium penyiaran ilmu tanah yang disegani, mulai terbit pada tahun 1916. Soil Science
Society of America berdiri pada tahun 1936. Sebagai catatan, Himpunan Ilmu Tanah Indonesia baru
berdiri pada tahun 1961 dan itupun "hidup segan mati tak sudi".

Hakikat Tradisional Ilmu Tanah

Ilmu tanah bermula dari sekumpulan pengalaman sederhana dalam lingkungan masyarakat pedesaan yang
serba sederhana pula. Kemudian dia beruntung dipungut dan dipelihara dalam lingkungan elit ilmu
pengetahuan yang serba angker dan berwibawa di kota-kota agung Berlin, Paris, London dan Moskwa.
Akhirnya ilmu tanah menemukan jatidirinya di alam luas berupa hutan belantara, padang rumput, gurun,
rawa, pegunungan tinggi bersalju dan lembah ngarai berair bah. Berbekal kecendekiaan elit, ilmu tanah
kembali berbaur dengan masyarakat bawah.

Terbawa dari sejarah pertumbuhannya, secara tradisional ilmu tanah terikat erat pada budidaya tanaman
dan ternak. Sampai sekarang pun ilmu tanah menjadi salah satu mata ajaran pokok dalam kurikulum
pertanian. Selama tanaman dibudidayakan pada tanah, selama itu pula pertanian memerlukan ilmu tanah.

Karena ilmu
kesuburan tanah
tanah selalu diasosiasikan
menjadi dengan
bagian ilmu tanah pertumbuhan
terpenting tanaman
dari segi makamasyarakat.
kehidupan secara tradisional
Bahkan bidang
dalam
pengertian orang awam, ilmu tanah adalah ilmu kesuburan tanah. Bagian ilmu tanah yang lain, yang
bersifat "murni" seperti fisika tanah, kimia tanah, mineralogi tanah, biologi tanah dan genesis serta
klasifikasi tanah, tidak banyak dikenal orang. Orang pada umumnya beranggapan ilmu tanah adalah
bagian dari ilmu pertanian. Ilmu tanah hanya perlu bagi petani dan kegiatan yang melibatkan tanaman.
Akibatnya, ilmu tanah memperoleh ruang cerapan yang sempit. Cerapan tradisional ini masih melekat
pada banyak pihak penggaris kebijakan dan pengambil keputusan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 33/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Prospek Ilmu Tanah

Dari kenyataan yang dihadapi ilmu tanah dan latar belakang sejarahnya, timbul berbagai pertanyaan
mendasar tentang hari depan ilmu tanah. Sudahkah ilmu tanah sampai pada akhir perkembangannya?
Apakah ilmu tanah sudah menemukan tempat yang sesuai, baik dalam dunia ilmu pengetahuan maupun
dalam kehidupan masyarakat? Mungkinkah bidang pelayanan ilmu tanah diperluas, yang tidak saja
meliputi bidang pertanian akan tetapi mencakup pula bidang kegiatan lain yang berkenaan dengan
penggunaan wilayah? Seberapa siap ilmu tanah mengantisipasi pemunculan kenyataan tadi dan
bagaimana konsekuensi pembaharuan pandangan mengenai hakikat tanah dalam kehidupan manusia atas
perancangan dan pengelolaan pendidikan dan penelitian ilmu tanah? Sekelompok pakar tanah Amerika
Serikat pada tahun 1950-an berupaya menyusun suatu sistem klasifikasi tanah serbacakup
(comprehensive) agar bersifat serbaguna dan tidak hanya berguna bagi kepentingan pertanian saja.
Dengan kata lain para pakar tersebut menginginkan agar informasi tanah dapat menjangkau berbagai
pihak.

Setelah meliwati banyak tahap ujicoba (approximations) dengan kerjasama internasional luas, akhirnya
pada tahun 1975 terbit buku Soil Taxonomy yang dinyatakan sebagai "a basic system of soil classification
for making and interpreting soil surveys". Buku ini sampai sekarang masih mengalami perbaikan dan
penambahan agar dapat menampung semua fakta tanah yang ditemukan di semua bagian dunia dan dapat
melayani secara lebih baik kepentingan-kepentingan lain di luar pertanian. Soil Taxonomy disusun oleh
Soil Survey dari Soil Conservation Service USDA dan diterbitkan sebagai Agriculture Handbook No.
436. Pada tahun 1966 Soil Science Society of America bersama dengan American Society of Agronomy
menerbitkan buku Soil Surveys and Land Use Planning. Buku ini menyajikan secara jelas kepentingan
informasi tanah berupa peta tanah bagi perencanaan permasyarakatan (community planning) yang
menyangkut pembangunan wilayah pedesaan yang ditempati penduduk bukan petani, wilayah perkotaan,
kawasan rekreasi, taman, dan jaringan jalan utama (highways). Informasi tanah juga diperlukan untuk 
penyeragaman penaksiran pajak bumi. Dengan memperhatikan keadaan tanah, pembangunan sektor
bukan pertanian dapat mencapai efisiensi tinggi dan bersamaan dengan itu memperoleh wawasan
lingkungan (Bartelli et al, 1966). Informasi tanah yang diperlukan sama dengan yang diperlukan
pertanian, akan tetapi penafsirannya tentu berbeda (Kellogg, 1966).
Penerbitan kedua buku tadi pada paro ke dua abad ke-20 menandai terbitnya jaman pembaharuan makna
ilmu tanah. Pelayanan ilmu tanah diharapkan dapat meluas dan menjangkau berbagai gatra kehidupan
masyarakat. Ilmu tanah ingin dihayati kemaujudannya oleh seluruh masyarakat, tidak hanya oleh
masyarakat ketanian saja.

Pada suatu tahap perkembangannya, ilmu tanah pernah dibina oleh geologi. Dalam pengkajian geologi
kuarter diperlukan masukan dari telaah pedogenesis. Fakta ini diungkapkan dalam tulisan-tulisan Tedrow
(1973), Jackson et al. (1973), Yaalon dan Ganor (1973), Mulcahy dan Churchward (1973), Wada dan
Aomine (1973), El/Attar dan Jackson (1973), Gerasimov (1973), Zonn (1973), Ugolini dan Schlichte
(1973), Pons dan van der Molen (1973), van Zindern Bekker dan Butzer (1973), Birklkeland (1974),
Notohadiprawiro (1980), dan Gerrard (1981).

Dalam kurun waktu 25 tahun terakhir terjadi perluasan besar dalam bidang penerapan ilmu tanah,
mencakup arkeologi, ekologi, rekayasa, proyek-proyek pembangunan wilayah, dan tata ruang (Steur,
1967; Limbrey, 1975; Western, 1978; Buringh, 1978; Jenny, 1980; Soil management Support Service,
1981). Akibat pembaharuan cerapan mengenai ilmu tanah kemudian melanda pula bidang kajian
tradisional ilmu tanah. Greenland (1981) misalnya, berpendapat bahwa pengkajian tanah untuk produksi
pertanaman perlu dilatarbelakangi klasifikasi dan geografi tanah. Dengan latar belakang tersebut
kesuburan tanah dapat ditaksir secara baik menurut kriterium kapabilitas bermatra waktu dan ruang, yang
menyiratkan keterlanjutan penggunaan dan efektifitas kegunaannya. Buku Greenland bersama dengan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 34/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

buku pendahulunya, antara lain yang ditulis oleh Sanchez (1976), Theng (1980) dan Uehara dan
Gillman(1981), menempatkan kajian tanah untuk pertanian dalam sorotan baru. Dalam sorotan itu kajian
tanah tidak dikerjakan untuk memenuhi permintaan pertanian, akan tetapi dikerjakan untuk menyediakan
informasi yang diperlukan pertanian sebagai salah satu pengguna tanah. Jadi, kajian tanah untuk pertanian
ialah kajian tanah menurut metodologi ilmu tanah dengan diberi tafsir pertanian. Tergantung pada
pengguna yang dilayani, kajian tanah yang sama dapat diberi tafsir teknik sipil, ekologi, geologi,
arkeologi, dan sebagainya Maka ilmu tanah bukan bagian dari pertaniam

Baru-baru ini penempatan ilmu tanah di bawah naungan pertanian dipertanyakan secara tajam oleh
Presiden Soil Science Society of America, Fredd P. Miller (1991). Maka keanggotaan dalam SSSA pun
harus melalui keanggotaan dalam American Sosiety of Agronomy (ASA). Dipertanyakannya apakah ilmu
tanah tidak perlu mencari paradigma baru. Kita terbiasa menjatidirikan lembaga menurut asal usul.
Memang benar bahwa pada awalnya ilmu tanah ditangani oleh para pakar yang terdidik dan terlatih dalam
ilmu kimia, fisika, biologi dan geologi, yang menerapkan asas dan alat mereka pada pengkajian tanah.
Disiplin ilmu tanah mewarisi banyak pandangan dan tata kerja mereka. Akan tetapi dalam perkembangan
selanjutnya ilmu tanah diasuh dan menjadi dewasa di bawah pembinaan dan kelembagaan pertanian.
Dengan demikian ilmu tanah, pakarnya dan himpunannya berkarya dengan paradigma ketanian. Dengan
meluasnya bidang dan bertambahnya keberbagaian persoalan yang dapat ditangani ilmu tanah dewasa ini,
muncul gagasan yang makin meluas dan menguat mengenai memilih di antara dua pilihan. Pilihan itu
ialah tetap setia kepada paradigma ketanian yang telah menjadikan ilmu tanah kokoh dan terhormat
namun tetap saja dipandang sebagai anak asuh pertanian, ataukah mencari paradigma baru yang membuat
ilmu tanah berjatidiri dan berkemandirian secara utuh. Pembaharuan paradigma dapat berupa
mengafiliasikan ilmu tanah dengan ilmu kebumian (earth sciences).

Ilmu tanah sendiri tidak luput dari pengaruh berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
Pengaruh terpenting datang dari gerakan pengetatan penggunaan energi fosil atau energi komersial dan
keprihatinan yang terus meningkat mengenai degradasi lingkungan hidup. Sehubungan dengan kedua hal
tadi ilmu tanah terdorong meninjau ulang konsep dan tafsir faktanya. Kegiatan yang memakan energi
fosil banyak ialah pemupukan dan pembenahan tanah (soil amendment) dengan bahan kimia buatan,
irigasi dan pengatusan dengan bangunan bersistem gravitasi dan terutama dengan sistem pompa,
pengolahan tanah dengan mesin, dan pemberantasan hama dan penyakit asal tanah (soil borne) secara
kimiawi. Di samping itu pupuk dan pembenahan tanah buatan serta pestisida berdaya cemar kuat atas
perairan.

Persoalan energi fosil berkenaan dengan pemupukan, pembenahan dan pengolahan tanah menghadapkan
ilmu tanah pada empat pilihan. Pilihan pertama ialah tetap menggunakan masukan energi fosil bertakaran
tinggi seperti sekarang, akan tetapi bersama dengan itu meningkatkan efisiensi penggunaan berdasarkan
kreterium nisbah keluaran/masukan energi yang meningkat. Pilihan kedua ialah mengurangi kebutuhan
total energi fosil dengan menganekaragamkan pertanaman, menyelaraskan sistem pembudidayaan
pertanaman, atau pewilayahan pertanaman menurut asas agroekosistem. Pilihan ketiga ialah menyulih
sebagian atau seluruh kebutuhan energi fosil dengan energi hayati yang terbarukan dan lebih murah.
Pilihan keempat ialah gabungan antara berbagai pilihan tersebut.

Pilihan pertama dalam kaitannya dengan tanah mengupayakan perbaikan efesiensi penyerapan hara pupuk 
oleh perakaran tanaman dengan jalan (1) memilih bahan pupuk yang lebih lambat melepaskan hara,
sehingga laju penyediaan hara setaraf dengan laju penyerapannya dan dengan demikian tidak ada
kelebihan yang terbuang, (2) memasok hara secara berimbang untuk memperoleh tingkat konversi hara
menjadi biomassa berguna yang tinggi, (3) menerapkan teknik pemupukan yang sesuai dengan sifat tanah
untuk mengefektifkan penggunaan hara pupuk, dan/atau (4) mengelola tanah untuk memperbaiki interaksi
antara pupuk dan tanah. Upaya ini perlu dilengkapi dengan upaya agronomi berupa meningkatkan daya

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 35/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

tanaman mengkonversi masukan energi komersial menjadi keluaran energi hayati berguna dengan jalan
(1) menanam varietas tanaman berhasil panen tinggi, dan (2) menjadwalkan pemupukan menurut fase-
fase fisiologi yang bertanggapan paling menguntungkan.

Segi tanah dari pilihan kedua berkenaan dengan menghemat pupuk yang diupayakan dengan jalan (1)
memanfaatkan pupuk yang tersisa dari pertanaman terdahulu untuk pertanaman berikutnya, (2) menyusun
pola pergiliran pertanaman yang kebutuhan pupuk total lebih rendah dari kebutuhan semula dengan
budidaya tunggal, (3) melaksanakan sistem pertanaman yang memanfaatkan sebaik-baiknya potensi tanah
memugar sendiri produktivitasnya, dan/atau (4) memilih tanah yang keadaan alaminya sesuai dengan
kebutuhan suatu macam pertanaman tertentu, berarti perwilayahan budidaya tanaman menurut
kemampuan tanah. Dalam hal pengelolahan tanah dikerjakan dengan mesin, jalan ketiga juga menghemat
energi fosil yang digunakan untuk mengolah tanah. Energi untuk mengolah tanah juga dapat dihemat
dengan menggunakan bahan pembenah tanah (soil amendment). Dengan mempertahankan struktur dan
konsistensi tanah yang baik, dapat diterapkan asas pengolahan tanah minimum (minimum tillage), bahkan
asas tanpa pengolahan tanah (zero tillage).

Peranan ilmu tanah dalam pilihan ketiga ialah menemukan alternatif pembekalan hara dalam tanah. Suatu
alternatif yang sekarang yang sedang giat dikembangkan ialah memapankan di dalam tanah suatu
mekanisme hayati pembekalan hara dengan bioteknologi tanah. Upaya ini dikenal dengan budidaya
organik (organic farming). Budidaya organik merupakan suatu sistem produksi pertanaman yang
berasaskan daur ulang hara secara hayati (Papendick dan Elliott, 1984). Masukan yang digunakan dalam
budidaya organik ialah pupuk organik dan pupuk hayati (biofertilizer). Pupuk hayati ialah sediaan organik 
yang peran ameliorasinya berasal dari kandungan jasad renik aktif. Yang termasuk pupuk hayati antara
lain inokulum Rhizobium, inokulum mikorisa, biakan jasad renik pelarut fosfat, dan biakan jasad renik 
pengurai bahan organik.

Salah satu upaya yang termasuk pilihan keempat ialah sistem gizi tanaman terpadu (intergrated plant
nutrition system, IPNS). Dalam IPNS sebagian kebutuhan masukan energi fosil berupa pupuk buatan
kimia disulih dengan masukan energi hayati terbarukan berupa pupuk organik dan/atau pupuk hayati. Di
dalam IPNS mekanisme hayati dibangkitkan untuk membentuk sistem bekalan hara di dalam tanah yang
efektif dan mantap. Pembentukan ini memerlukan waktu panjang. Sementara itu digunakan pupuk buatan
kimia untuk memasok hara sebelum sistem bekalan hara hayati dapat berfungsi secara berkelanjutan. Di
bawah binaan FAO (1991) IPNS tengah digalakkan di kawasan Asia dan Pasifik. Jadi, IPNS
menggabungkan pilihan pertama dengan ketiga. Upaya lain ialah menggabungkan pilihan kedua dan
ketiga, atau menggabungkan pilihan pertama, kedua dan ketiga.

Kepentingan mendesak akan penggunaan energi baru dan terbarukan yang diprioritaskan pada energi
pedesaan, dicetuskan dalam "Nairobi Programme of Action". Program ini kemudian didukung FAO
dalam sidangnya yang ke-21 di Roma dalam bulan November 1981 dan dipertegas kembali dalam Sidang
Regional FAO untuk Asia dan Pasifik ke-16 di Jakarta dalam bulan Juni 1982. Sifat energi terbarukan
selalu berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan alam hayati masa kini. Program Nairobi merupakan
awal pengembangan budidaya organik.

Beberapa tahun sebelumnya East-West Center di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, telah mengaji dan
mengembangkan suatu sistem merasionalkan pemupukan yang berintikan penghematan penggunaan
pupuk buatan kimia yang berkadar energi fosil tinggi. Upaya ini dikerjakan bersama dengan sejumlah
negara Asia dan Pasifik, termasuk Indonesia (Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UGM). Kegiatan ini
dijalankan dengan proyek I.N.P.U.T.S. (Increasing Productivity Under Tight Supplies), yang dimulai
pada tahun 1974 dan berakhir pada tahun 1979.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 36/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Dalam gambarannya mengenai pertanian pada abad ke-21, Wittwer (1983) meramalkan bahwa teknologi
produksi pangan akan bergeser dari teknologi bermekanisasi berat yang menggunakan lahan, air dan
energi secara intensif ke teknologi yang lebih berdasarkan biologi dan berkiblat ilmiah, yang menghemat
sumberdaya lahan, air dan energi. Teknologi tersebut pertama, yang sekarang diterapkan terutama di
Amerika Serikat, Kanada, Australia, Selandia Baru, Brasil dan Argentina, mempunyai keunggulan dalam
hal keluaran tiap pekerja usahatani tertinggi di dunia. Teknologi tersebut kedua, yang dewasa ini pada
umumnya dilaksanakan di Jepang, Taiwan, Cina dan Eropa Barat, mempunyai keunggulan dalam hal
hasil panen lebih tinggi tiap satuan luas lahan dan sering juga disertai dengan indeks pertanaman
(cropping index) yang lebih tinggi. Memang produktivitasnya per pekerja usahatani tidak setinggi
teknologi pertama. Dengan kata lain, dunia kita akan berpindah dari ekonomi yang digerakkan oleh
permintaan dengan pandangan ketidakterbatasan sumberdaya ke suatu ekonomi yang berwawasan
keterbatasan sumberdaya.

Dalam kaitannya dengan tanah, gambaran pertanian abad ke-21 mengisyaratkan upaya menyidik 
kebutuhan keharaan optimum berbagai spesies tanaman dan merunut sumbangan flora dan fauna tanah
kepada penyediaan hara yang bersumber dalam atmosfer dan tanah. Mekanisme sistem hayati yang
berkomponen ganda dan kompetitif perlu ditelaah mendalam untuk mencapai produktivitas optimum. Hal
ini tidak lain daripada upaya mengembangkan budidaya organik atau IPNS dengan pupuk organik dan
pupuk hayati . Penggunaan jasad renik penambat nitrogen udara, baik yang hidup bebas maupun yang
hidup bersimbiosis dengan tanaman tingkat tinggi (legum), terbukti dapat mengurangi banyak kebutuhan
pupuk nitrogen buatan. Pendauran ulang sisa atau limbah hayati, baik melalui pencernaan ternak yang
menghasilkan kotoran ternak atau pupuk kandang, melalui pengomposan yang menghasilkan kompos,
maupun melalui perombakan biologi langsung dalam tanah yang merupakan pupuk hijau, tidak sedikit
mengurangi kebutuhan pupuk buatan, khususnya pupuk N dan P.

Inokulasi mikorisa pada tanaman sangat meningkatkan daya akar menyerap hara, terutama P, dan air,
sehingga penggunaan hara dan air menjadi lebih hemat. Diperkirakan perlumbuhan mikorisa yang baik 
memperluas permukaan serapan akar sampai 1000 kali. Dengan biakan jasad renik pelarut fosfat, pupuk 
fosfat buatan yang mahal (TSP) dapat disulih dengan pupuk fosfat alam yang murah dan awet dalam
tanah. Menyulih TSP dengan fosfat alam di tanah yang kaya akan oksida dan hidroksida Fe dan Al (tanah
merah tropika) meningkatkan efektivitas pemupukan P.

Penggunaan pupuk organik atau mulsa menjadi prasyarat bagi penerapan pengolahan tanah terbatas atau
nihil. Bahan-bahan tersebut juga berperan penting dalam konservasi tanah dan air. Konservasi air dalam
tanah berarti mengurangi kebutuhan akan air irigasi, dan hal ini pada gilirannya membatasi keperluan
membangun bendung (weir) atau waduk, atau memasang pompa untuk menaikkan air sungai atau air
tanah. Sistem konservasi air yang baik, yang menyatu dengan sistem budidaya pertanaman, akan
mendorong perkembangan pertanian tadah hujan.

Pertanian tadah hujan memanfaatkan energi alam gravitasi untuk menyampaikan air dari atmosfer
langsung kepada petak pertanaman. Ada dua keuntungan yang dapat diperoleh dari sistem pertanian tadah
hujan. Keuntungan pertama ialah tidak ada kehilangan lahan produksi karena ditempati oleh waduk dan
 jaringan saluran penyalur dan pembagi air sebagaimana halnya pada sistem pertanian beririgasi. Fakta di
Indonesia menunjukkan bahwa untuk mengairi lahan sawah seluas 20-25 ribu ha diperlukan lahan seluas
tidak kurang daripada 10 ribu ha yang harus dikorbankan untuk menempatkan waduk dan jaringan saluran
penyalur dan pembagi air mulai dari tingkat primer sampai dengan tingkat kuarter. Keuntungan kedua
ialah tidak ada kerugian air yang hilang dalam simpanan di dalam waduk karena penguapan yang dipacu
oleh bentangan permukaan air bebas yang luas dan diam yang menyebabkan suhu air dapat naik lebih
tinggi, dan tidak ada air yang hilang merembes liwat dinding dan dasar saluran penyalur dan pembagi air.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 37/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Kehilangan air sebanyak 30% boleh dibilang umum terjadi di jaringan saluran tersier pada lahan pantai di
Jawa.

Hujan merupakan sumber air paling murah. Di daerah dengan curah hujan tahunan purata di atas 1200
mm dapat diusahakan pertanaman semusim tadah hujan dengan potensi produksi setaraf dengan yang
beririgasi (Roy & Arora, 1973). Masalahnya ialah bagaimana menangkap air hujan sebaik-baiknya,
mengalihrupakannya secara efektif menjadi lengas tanah yang berguna bagi tanaman, mengawetkan
lengas tanah sehingga dapat memenuhi kebutuhan tanaman sampai hujan berikutnya jatuh, dan bilamana
perlu membuang kelebihan air secara aman tanpa menimbulkan erosi tanah dan pelindian hara (leaching
of nutrients) yang melampui batas terbolehkan (permissible limit). Di sinilah peranan ilmu tanah
menonjol. Ilmu tanah tidak pernah menganjurkan irigasi penuh, kecuali di daerah-daerah yang beriklim
terlalu kering selama seluruh musim tanam. Penggunaan sumber air permukaan dan air tanah untuk irigasi
suplemental adalah cara pengelolaan sumber terbaik. Dalam cara itu sudah dipertimbangkan pengawetan
sumber air dan pemerataan beban penggunaan antar berbagai sumber air.

Kalau diperlukan irigasi atau pengatusan, penggunaan energi gravitasi jauh lebih baik daripada
menggunakan pompa yang memakan banyak energi komersial. Apalagi kalau pompa dijalankan dengan
energi listrik yang dikonversikan dari energi fosil minyak. Efisiensi konversinya pada lazimnya tidak 
lebih daripada 35%. Kebutuhan energi komersial untuk irigasi atau pengatusan dapat ditekan serendah-
rendahnya apabila listrik yang digunakan menjalankan pompa berasal dari PLTA atau yang dibangkitkan
secara fotovoltaik. 

Irigasi di daerah langka hujan perlu disertai kewaspadaan terhadap kemungkinan penggaraman tanah.
Karena penguapan kuat, lambat laun terjadi pemekatan garam yang terlarut dalam air, yang kemudian
mengendap dan melonggok dalam tanah. Tanah yang semula normal berubah menjadi tanah garaman.
Apabila pelonggokan garam mencapai kadar gawat, tidak ada lagi tanaman yang dapat tumbuh, kecuali
yang sangat tahan garam, misalnya pohon korma, bayam dan kapas, atau tumbuhan halofita liar. Makin
kering iklimnya, berarti makin besar evaporasinya daripada curah hujannya, makin tinggi kadar garam
terlarutkan dalam air irigasi, dan/atau makin lambat permeabilitas tubuh tanah, bahaya penggalarnan
tanah karena irigasi makin besar. Kejadian semacam inilah yang telah menghancurkan pertanian yang
semula sangat subur di lembah sungai Eufrat - Tigris pada jaman kerajaan Mesopotamia yang sekarang
menjadi negara Irak. Pengetahuan tentang kimiawi air irigasi, laju evaporasi, reaksi pertukaran ion antara
larutan tanah dan kompleks jerapan tanah, serta laju perkolasi air sepanjang tubuh tanah, diperlukan
secara mutlak bagi perencanaan irigasi di daerah iklim kering.

Ilmu tanah berkepentingan dengan peningkatan efektivitas penggunaan energi pancar matahari untuk 
fotosintesis sehubungan dengan peningkatan penghasilan biomassa nabati. Peningkatan produksi
biomassa nabati diperlukan untuk memperbanyak sisa pertanaman yang dapat didaurkan ulang sebagai
pupuk organik atau mulsa untuk memperbaiki produktivitas tanah, atau mempertahankan kebaikannya,
dan menyehatkan ekosistem tanah. Menyehatkan ekosistem tanah, disamping diperlukan sehubungan
dengan memantapkan produktivitas tanah dan meningkatkan efektivitas pupuk, juga berguna menekan
penyakit lewat tanah (soil-borne diseases) yang menyerang akar dan pangkal batang tanaman (Lynch,
1983; Christensen, 1987). Maka ilmu tanah dapat berbicara banyak dalam merancang pola tanam dan
sistem pertanaman dengan agronomi. Dengan konsep penyehatan tanah, ilmu tanah dapat membantu
upaya menghemat pestisida, yang berarti menghemat energi fosil atau energi komersial dan menekan
bahaya pencemaran atas perairan.

Dengan sifat-sifat fisik, kimia dan biologinya, suatu hamparan tanah dapat digunakan membersihkan
limbah industri dan permukiman dari bahan atau zat pencemar. Dengan struktur yang dimilikinya, tanah
dapat menyaring bahan pencemar yang tersuspensi dalam limbah cair. Dengan kemampuan menukar ion

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 38/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

pada mineral lempung dan bahan humus yang dikandungnya, tanah dapat menyerap zat pencemar berupa
ion yang terlarut dalam limbah cair. Dengan populasi jasad renik pengurai yang hidup di dalamnya, tanah
dapat menguraikan senyawa organik pencemar menjadi senyawa organik sederhana atau senyawa mineral
yang tidak berbahaya. Dengan demikian ilmu tanah dapat menyumbang kepada rekayasa sanitasi
lingkungan.

Orang yang pernah berkendaraan mobil meliwati perbukitan napal (marl) atau gamping yang bertanah
hitam, tentu merasakan ayunan khas bagaikan naik kapal. Hal itu disebabkan karena tanah semacam itu
(vertisol) mempunyai konsistensi yang amat goyah berkenaan dengan kandungan mineral lempung
montmorilonit yang merajai. Sewaktu basah tanah ini mudah membengkak, melunak dan menjadi sangat
liat, sedang sewaktu kering mudah mengerut, meretak lebar dan menjadi sangat keras. Oleh tekanan
beban tanah yang basah cenderung melongsor, dan tanah yang kering cenderung gugur masuk ke dalam
retakan-retakan. Maka karena pengaruh perubahan kelembaban musiman permukaan tanah vertisol
menjadi bergelombang, atau disebut mempunyai timbulan mikro (microrelief) gilgai. Dengan teknologi
perangai tanah ini dapat dikendalikan. Perubahan kadar lengas dalam tanah dicegah jangan sampai terlalu
besar agar supaya konsistensi tanah lebih mantap, atau struktur tanah dimantapkan dengan bahan
pembenah tanah (soil conditioner) sehingga konsistensi tanah tidak mudah berubah karena perubahan
kadar air. Berdasarkan peta tanah rencana jalur jalan raya dapat dibuat menghindari daerah bertanah
vertisol, atau bilamana tidak mungkin menghindarinya dapat menetapkan ruas jalan mana dan berapa
panjangnya yang memerlukan konstruksi khusus. Jadi, peta tanah yang semula dibuat untuk keperluan
pertanian, dapat dimanfaatkan untuk rekayasa jalan raya.

Laporan penyigian tanah (soil survey) dan peta tanah bermanfaat pula untuk menyusun rencana tata
permukiman dan peruntukan kawasan industri. Misalnya, sanitasi lingkungan tempat tinggal perlu
menetapkan berapa jarak aman menurut ukuran kesehatan antara sumur rumah tangga dan comber (septic
tank ), berapa besar ukuran comber yang efektif, atau berapa ukuran dan kerataan sumur resapan yang
diperlukan untuk mempertahankan kelancaran pengatusan dan pengisian cadangan air tanah. Hal-hal itu
tergantung pada daya resap tanah atau daya antar airnya ke arah samping dan ke arah bawah, baik dalam
keadaan tak jenuh maupun dalam keadaan jenuh.

Peta tanah berisi petunjuk jalur dan jeluk ( depth) penanaman jaringan pipa penyalur minyak atau air
untuk menghindari atau sekurang-kurangnya membatasi kerusakan pipa karena korosi oleh tanah masam
sulfidik atau sulfurik, atau keretakan karena tekanan tanah vertik yang membengkak dan mengerut kuat
sejalan dengan perubahan kadar air musiman. Korosi pipa penyalur minyak menjadi persoalan berat di
daerah perminyakan Balikpapan karena sebagian jalur pipa meliwati tanah sulfat masam.

Dengan peta tanah pemekaran kota dapat diatur sehingga tidak banyak menghabiskan tanah yang baik 
untuk pertanian. Juga dapat memilih tapak (sites) yang tanahnya tidak mengandung persoalan pengatusan
yang berat. Peta tanah sebagai himpunan statistik tanah yang bermatra ruang diperlukan dalam menyusun
peraturan perundangan tentang lahan dan untuk melandasi petunjuk pelaksanaanya agar mencerminkan
kekhususan kedaerahan. Informasi tanah yang terdapat dalam laporan penyigian tanah atau yang teringkas
pada peta tanah dapat dimanfaatkan untuk mengadilkan penetapan pajak bumi. Berdasarkan informasi itu
taksiran nilai tanah atau tingkat pengembangan lahan (land development) yang telah dicapai dapat dibuat
secara lebih terandalkan (Bartelli et al., 1966).

Perkembangan Masa Depan Penelitian Ilmu Tanah

Perjalanan waktu dengan dampak dramatik telah memaksa ilmu tanah memperbaharui paradigmanya.
Urusan ilmu tanah berubah dengan laju cepat. Perkembangan teknik percobaan dan peralatan mendorong
pengkajian ulang persoalan lama dan diperoleh pemahaman baru. Khususnya penggunaan acuan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 39/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

matematik telah memaksa terjadinya banyak perubahan. Ilmu tanah sekarang kurang berkiblat disiplin.
Dulu batasan antar bagian ilmu tanah jelas dan ilmu tanah semata-mata merupakan bidang kerja para
pakar tanah. Sekarang bagian-bagian ilmu tanah cenderung berbaur, saling mengisi dan saling
mendukung, dan penyelesaian persoalan tanah tertentu memerlukan kegiatan bersama antara pakar tanah
dan pakar lain. Misalnya, dalam kajian mengenai perilaku akar dalam tanah dan interaksi tanah-tanaman-
atmosfer diperlukan kerjasama dengan pakar fisiologi tumbuhan. Dalam hal evaluasi penerapan
organisme yang direkayasa secara genetik pada tanah diperlukan kerjasama dengan pakar mikrobiologi.
Muncul pula pertanyaan, apakah kepakaran lain tersebut dapat dikembangkan di kalangan para pakar
tanah sendiri (Boersma, 1987). Pendek kata, penelitian ilmu tanah masa depan bersifat serbacakup dengan
konsep holistik.

Apa pun tujuan akhir suatu kajian tanah, penyelesaian analitik memegang peran penting karena hasilnya
menjadi dasar perencanaan dan pelaksanaan percobaan laboratorium dan lapangan atau pengujian acuan
numerik (Parlange et al., 1987). Ini berarti bahwa penelitian ilmu tanah masa depan makin memerlukan
kecakapan mengolah ilmu dasar, seperti fisika, ilmu kimia, biologi dan matematika.

Dalam hal fisika tanah persoalan yang tetap penting ialah pengangkutan air dan larutan dalam tanah,
mekanisme fisik dan kimia tanah yang berdaya pengaruh atas pengangkutan tersebut, khususnya yang
berlangsung pada aras mikroskopik untuk dapat menjelaskan gejala yang diurusi pada aras makroskopik,
dan pendalaman tentang makna agihan besar butir ( particle-size distributions) dalam memberikan
informasi penting tentang sifat lengas tanah (Parlange et al., 1987; Wierenga, 1987). Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa dinamika dan statika air dalam tanah menjadi masalah yang menduduki tempat penting
dalam penelitian fisika tanah pada masadepan. Hal ini tidak saja menonjolkan kepentingan tanah dalam
menyediakan air bagi masyarakat nabati pada umumnya dan bagi pertanaman (crops) pada khususnya,
akan tetapi juga menonjolkan kepentingan tanah dalam daur hidrologi.

Pembukaan lahan alami menjadi lahan binaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan penyediaan
tempat tinggal penduduk, serta konversi penggunaan lahan dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain,
dapat diramalkan akan melaju semakin cepat. Sehubungan dengan ini masalah pengusikan tanah yang
mengarah ke erosi tanah, longsoran lahan ( landslide) dan pemampatan tanah ( soil compaction) akan tetap
menjadi bahan penelitian fisika tanah penting, bahkan bertambah penting, pada masa mendatang.
Menurut McCoy (1987) pemampatan tanah merupakan persoalan pertanian utama yang kegawatannya
meningkat berkenaan dengan perluasan mekanisasi, penggunaan mesin dan alat yang makin besar dan
berat, pengolahan tanah yang makin intensif, dan penjadwalan pekerjaan lapangan yang buruk berkenaan
dengan kandungan air kritik dalam tanah yang berkaitan dengan cuaca atau musim basah.

Penjadwalan yang buruk dapat terjadi karena mengejar intensitas pertanaman (cropping intensity) yang
tinggi. Dalam hal pembukaan lahan baru penjadwalan yang buruk sering berkenaan dengan pengejaran
sasaran luas pembukaan yang harus dicapai dalam suatu jangka waktu tertentu, sebagaimana terjadi pada
pembukaan lahan untuk transmigrasi di Indonesia. 

Pemampatan tanah berakibat buruk atas hasil panen pertanaman, terutama karena perubahan yang terjadi
dalam lingkungan akar tanaman. Penyingkiran persoalan pemampatan tanah dapat diusahakan lewat
pengertian yang lebih baik mengenai mekanisme tanggapan pertanaman terhadap pemampatan pada aras
antar muka (interface level) akar dengan tanah. (McCoy, 1987).

Umat manusia menghadapi tantangan penyelamatan lingkungan hidup dan konservasi sumberdaya alam
yang makin kuat. Ilmu kimia tanah dan mikrobiologi tanah berpotensi besar membantu mencarikan
 jawaban atas tantangan itu. Jawabannya diusahakan lewat berbagai jalan, antara lain membatasi
penggunaan pupuk buatan, mendaurulangkan sisa pertanaman dan limbah organik, menerapkan

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 40/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

bioteknologi tanah dalam produksi pertanian, termasuk penyehatan ekosistem tanah dan penggunaan
pupuk hayati (biofertilizers), dan memanfaatkan kemampuan tanah berfungsi sebagai piranti sanitasi.

Berkenaan dengan hal-hal tadi penelitian tanah pada masa mendatang perlu diarahkan ke pengembangan
pengetahuan tentang kinetika proses kimia dan biologi tanah. Kinetika proses yang khusus masih perlu
didalami ialah yang menyangkut mekanisme reaksi adsorpsi - desorpsi di permukaan bahan penyusun
tanah, dinamika pelarutan dan pengendapan. mineral dalam tanah, kerjasama kimiawi permukaan bahan
mineral dengan bahan organik dalam reaksi katalisis, proses pendauran hara secara hayati, dan interaksi
tanaman - mikrobia di dalam risosfer (Elliott & Fredrickson,1987; Mortland,1987; Sparks,1987;
Stevenson, 1987).

Pada waktu ini bioteknologi tanah baru berada pada awal perkembangannya. Prospeknya sangat cerah,
baik dilihat dari segi penyuburan tanah, penyehatan ekosistem tanah dalam arti menekam populasi jasad
patogen tanaman dan jasad pemukim akar yang menghambat pertumbuhan akar (inhibitory root
colonizers), maupun dari segi pembersihan tanah yang tercemar (Elliott & Fredrickson, 1987; Focht,
1987; Stevenson, 1987). Banyak hal masih perlu diketahui dan didalami sebelum bioteknologi tanah
dapat diterapkan secara berhasil. Untuk ini diperlukan penelitian yang mendalam mengenai ekologi
mikrobia tanah (Schmidt, 1987) dan biokimia tanah, termasuk kinetika biodegradasi sehubungan dengan
genetika dan evolusi jasad (Focht, 1987; Stevenson, 1987). Inilah masalah- masalah yang menantang
untuk diteliti pada masa mendatang.

Di bidang kesuburan tanah masih tetap dihadapi persoalan pengelolaan dan penyuburan tanah untuk 
mencapai hasil panen maksimum menurut ekonomi secara berkelanjutan. Maka rekomendasi pupuk dan
pemupukan pada masa mendatang diberikan berdasarkan evaluasi dampak lingkungan dan ekonomi
potensial. Karena banyak faktor yang harus diperhitungkan bersama-sama, teknologi komputer dan teknik 
analisis sistem menjadi alat pokok bagi seorang pakar kesuburan tanah. Sistem uji tanah perlu
dikembangkan untuk dapat menghasilkan informasi terandalkan dan dapat lebih mudah dinasabahkan
(related) dengan cuaca atau musim, ketersediaan air bagi pertanaman, sistem pengolahan tanah, varietas
tanaman, jarak tanam, dan pergiliran pertanaman. Kesuburan tanah tidak lagi difahami menurut konsep
Liebig, Mitscherlich- Baule-Spillman, atau konsep kimiawi-fisiologi sederhana yang lain (Halvorson &
Murphy, 1987; Westerman & Tucker, 1987). Penelitian kesuburan tanah menyangkut banyak parameter
dan hasilpanen suatu pertanaman ditentukan oleh seperangkat faktor abiotik - biotik - agronomi - rekayasa
yang berinteraksi secara rumit.

Kajian pengelolaan hara perlu memperhatikan ekologi patogen tanaman lewat tanah (soilborne) agar
 jangan sampai justru mengaktifkannya, syukur dapat menekan daya serangnya (Christensen, 1987), dan
memperhatikan sistem perakaran tanaman dan nasabah akar - trubus ( root - shoot relationship) untuk 
memperoleh kesudahan yang lebih memuaskan (Grunes, et al., 1987).

Kegaraman dan kemasaman tanah tetap menjadi pumpun (focus) perhatian dalam masalah kesuburan
tanah. Untuk dapat meneliti secara cermat interaksi kegaraman tanah dengan keluaran tanaman
diperlukan sekali acuan fisiologi serbacakup ( comprehensive physiological model) yang memerikan
(describe) mekanisme ketenggangan (tolerance) garam dalam tanaman. Dalam hal kemasaman tanah
diperlukan pengetahuan tentang peran bahan organik, asam organik, dan dandanan ( make-up) mineralogi
tanah atas kegiatan A1 dan kadarnya dalam larutan tanah serta kejenuhannya pada kompleks pertukaran.
Kimiawi A1 yang rumit perlu difahami secara baik (Adams & Doerge, 1987).

Dalam upaya pemahaman hakekat unsur-unsur logam peracun tumbuhan, muncul konsep antimetabolit.
Suatu logam beracun yang dalam Daftar Periodik Unsur berada dalam golongan yang sama dengan suatu
unsur hara penting dapat menjadi antimetabolit unsur hara tersebut. Apabila suatu antimetabolit beracun

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 41/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

menyulih kedudukan unsur hara dalam suatu ensim atau proses yang memerlukan unsur hara tersebut,
dapat diharapkan terjadi penghalangan metabolisme. Misalnya Al menyulih B, As menyulih P, Se
menyulih S, dan Cd menyulih Zn (Blevins, 1987). Dengan konsep antimetabolit perkara kesuburan dan
cekaman (stress) kimiawi tanah beroleh latar belakang biokimia tumbuhan yang kuat.

Pedogenesis merupakan salah satu gatra ( aspect ) pokok tanah yang menelaah sejarah pembentukan dan
perkembangan tanah serta latar belakang produktivitas tanah. Kini makin banyak orang mengakui
kepentingan pengetahuan tentang pedogenesis dan paleosol (tanahpurba) untuk penelitian arkeologi,
geomorfologi, dan geologi kuarter (a.l. Tedrow, 1973; Ugolini & Schlichte, 1973; Zorm, 1973; Limbrey,
1975; Foss & Collins, 1987).

Tanah ikut dalam interaksi yang berlangsung antar komponen lingkungan sehingga banyak perubahan
dalam lingkungan meninggalkan jejak pada tanah. Sehubungan dengan ini pertanyaan mendasar yang
diajukan dewasa ini ialah "bagaimana tanah alamiah bereaksi terhadap perubahan-perubahan dalam
lingkungan yang diimbas (induced) oleh manusia?" Pengetahuan tentang pedogenesis dapat mencarikan
 jawabannya dan dengan demikian dapat membantu merancang pengelolaan lingkungan (Bryant & Olson,
1987).

Informasi tanah diperlukan oleh kalangan yang makin luas, tidak hanya terbatas oleh kalangan pertanian
dan yang berkaitan dengan pertanian atau tanaman. Untuk keperluan konstruksi diperlukan informasi
tanah. Misalnya untuk merancang fondasi bangunan, untuk membatasi kebocoran saluran pembekal air
pertanian, rumahtangga atau industri, atau pembuang limbah cair, dan untuk menghindari tanah yang
berdaya korosi kuat atas bagian konstruksi yang ditanam dalam tanah, atau untuk menetapkan di tempat
mana bagian konstruksi perlu dilindungi dengan bahan tahan korosi kalau tanah semacam itu terpaksa
tidak dapat dihindari. Pipa penyalur minyak yang terpaksa melewati tanah sulfat masam menghadapi
persoalan korosi berat, misalnya di daerah Balikpapan.

Semua informasi tanah yang diperlukan oleh berbagai kalangan perlu diperhatikan dalam menyigi tanah
(soil survey) agar peta tanah yang dihasilkan menjadi sistem informasi tanah serbaguna. Tantangan yang
dihadapi ilmu tanah pada masa mendatang ialah membuat dirinya berguna bagi berbagai pihak, tidak 
hanya untuk pertanian saja. Maka diperlukan pembaharuan sistem informasi tanah (SIT). Peta tanah
merupakan SIT yang sudah lama dikenal baik oleh masyarakat. Namun untuk menyajikan informasi tanah
serbaguna kemampuan peta tanah terbatas. Data yang telah diolah menjadi suatu peta tidak siap untuk 
diolah ulang untuk menghasilkan informasi lain. Maka di samping peta tanah perlu dikembangkan SIT
terkomputer yang tidak saja melancarkan pemasukan dan pengambilan kembali (retrieval) data, akan
tetapi juga memperbanyak data yang dapat dimasukkan dan parameter yang dapat dicakup, dan
memungkinkan mengolah ulang data untuk memperoleh informasi lain.

Dengan mengganti asas Linnean (skala biner atau dikotomi) dengan asas numerikal (skala nominal,
pencirian "multistate", analisis "cluster" atau analisis diskriminan ganda), klasifikasi tanah menjadi jauh
lebih gayut (relevant) dengan hakekat tanah. Hal ini pada gilirannya meningkatkan sekali harkat peta
tanah sebagai sumber informasi. Penggunaan asas matematika ini tidak saja melancarkan klasifikasi tanah
(memilahkan tanah menjadi berbagai kelas), akan tetapi juga memudahkan alokasi atau identifikasi tanah
(memasukkan tanah dalam kelas-kelas yang sesuai).

Akhir-akhir ini pemetaan tanah juga mengalami kemajuan yang sangat berarti dengan penerapan
geostatistik. Dengan cara ini penggarisan batas satuan peta tanah menjadi lebih terandalkan. Semula
keragaman tanah dalam ruang dianggap rambang (random) karena perubahan sifat tanah ke arah lateral
tidak dapat dipertalikan (related ) dengan sebab yang terkenali. Dengan pengetahuan yang lebih
mendalam tentang tanah sebagai sistem terungkaplah bahwa sebagian keragaman rambang temyata

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 42/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

merupakan keragaman sistematis. Ini berarti bahwa perubahan sifat tanah dapat dikaitkan dengan sebab
yang terkenali. Keragaman berskala besar tidak menimbulkan kesulitan dalam pengamatan, pengukuran,
dan pengenalan sebab yang menimbulkan (timbulan, bahan induk, hidrologi, dan sebagainya). Maka
penentuan batas antar satuan peta tanah dapat mudah dikerjakan secara interpolasi. Akan tetapi
keragaman berskala kecil, karena sulit diamati, diukur secara cermat dan ditentukan sebab-sebab yang
menimbulkannya, sering memberikan kesan sebagai galat rambang ( random error ) dalam pengamatan,
sehingga lepas dari perhatian sebagai tanda perubahan satuan peta tanah. Padahal keragaman tersebut
sebenarnya merupakan keragaman sistematis. Akibatnya, pemilahan satuan peta tanah menjadi tidak 
cermat.

Statistik biasa tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keragaman
sistematis, karena selalu berpangkal pada hipotesis nihil (null hypothesis) yang keragaman harga variabel
dalam suatu populasi dianggap timbul secara rambang. Geostatistik menggunakan teori otokorelasi dan
semi-varian untuk memerikan (describe) perubahan harga variabel medan menurut jarak. Konsep yang
mendasarinya ialah bahwa suatu harga variabel merupakan akibat kedudukan titik pengamatan dalam
bentanglahan (landscape) dan kaitannya dengan titik-titik pengamatan tetangganya. Diasumsikan bahwa
pengamatan jarak dekat menghasilkan harga variabel yang lebih mirip satu dengan yang lain daripada
yang berjarak lebih jauh. Dalam analisis keragaman dalam ruang geostatistik berguna untuk 
menginterpolasi harga variabel secara optimum di tempat-tempat yang tidak diamati.

Konseptualisasi Ilmu Tanah

Agar mampu melayani kepentingan berbagai kalangan, ilmu tanah perlu mencari paradigma baru. Dengan
pembaharuan paradigma, ilmu tanah tidak lagi semata-mata menjadi bagian ilmu-ilmu pertanian.
Pelayanannya kepada ilmu- ilmu pertanian hanyalah salah satu tugasnya. Ilmu tanah menjadi bagian ilmu-
ilmu kebumian (earth sciences) bersama dengan geofisika, geomorfologi, stratigrafi, paleontologi,
mineralogi, petrologi, sedimentologi, volkanologi, meteorologi, klimatologi, hidrologi, hidrografi, dan
oseanografi.

Ada tiga faktor yang menyebabkan ilmu tanah berkembang pesat sejak kira- kira pertengahan abad ke-20
ini, baik dalam hal hakekatnya sebagai ilmu maupun dalam hal kegunaannya bagi masyarakat luas. Faktor
pertama ialah masukan hukum, teori dan tata kerja (termasuk peralatan) ilmu-ilmu dasar secara efektif,
seperti fisika, ilmu kimia, biologi dan matematika. Faktor kedua ialah pengakuan universal hakekat tanah
sebagai sumber daya alam terbarukan. Faktor ketiga adalah kemajuan yang sangat berarti dalam
klasifikasi tanah, penghimpunan informasi tentang tanah sebagai bagian dari sistem informasi geografi
(SIG), dan pemetaan tanah dengan teknik penginderaan jauh.

Peranan faktor pertama sangat berarti yang menyebabkan ilmu tanah memperoleh kesanggupan besar
menelaah secara mendalam berbagai persoalan tanah dan yang berkaitan dengan tanah. Salah satu
penemuan yang menonjol ialah bahwa kebanyakan tanah tropika menghendaki asas pengelolaan yang
berbeda dengan yang dikembangkan berdasarkan teori dan pengalaman yang diperoleh di kawasan iklim
sedang. Kebanyakan tanah tropika dirajai oleh mineral lempung bermuatan rendah, karena itu beraktivitas
rendah (low activity clay, LAC ), dan bermuatan terubahkan ( variable charge), yang tingkat dan tanda
muatannya bergantung pada pH. Tanah kawasan iklim sedang tersusun atas lempung bermuatan sedang
sampai tinggi dan tetap ( permanent charge). Konsekuensi dalam pengelolaan tanah antara lain
pengapuran yang menjadi salah satu teknologi unggulan memperbaiki produktivitas tanah-tanah masam
di negara beriklim sedang tidak dapat diterapkan begitu saja di negara beriklim tropika. Matematika
mencermatkan daya kerja ilmu tanah, termasuk perancangan klasifikasi dan sistem informasi tanah serta
pelaksanaan pemetaan tanah (de Gruijter, 1977; Webster, 1979). Kemajuan dalam ilmu tanah
meningkatkan kesanggupannya melayani masyarakat dengan informasi yang lebih terandalkan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 43/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

 
Pengakuan universal hakekat tanah sebagai sumberdaya alam terbarukan menyebabkan pengetahuan
tentang tanah tidak mungkin diabaikan dalam merancang pembangunan dan pengembangan wilayah.
Tanah sebagai hakiki wilayah dan pengetahuan dapat mengisi kebulatan kebijakan tataguna lahan. Di
samping sebagai sumberdaya alam terbarukan dan ekosistem, tanah secara timbal balik menentukan nilai
guna sumberdaya alam yang lain, yang bersama dengan tanah membentuk kesatuan lahan.

Dari pemahaman faktor-faktor pemacu kemajuan ilmu tanah dan arah perkembangan ilmu tanah, baik 
yang sudah tampak maupun teramalkan, timbul sejumlah konsekuensi penting sekali atas perancang-
bangunan pendidikan berupa kurikulum dan pelaksanaan pengajaran ilmu tanah di perguruan tinggi.
Kurikulum ilmu tanah perlu disusun dan pengajarannya perlu dilaksanakan dengan mengingat hal-hal
berikut ini.
 Ilmu dasar berupa fisika, ilmu kimia, biologi dan matematika diberi bobot memadai didalam
 kurikulum.
Hakekat tanah sebagai suatu sistem bermatra ruang dan waktu difahamkan secara jelas di dalam
mengajarkan ilmu tanah. Ini berarti setiap sifat, perilaku dan gejala tanah harus didudukkan sebagai
fungsi jeluk (depth), tempat dan waktu untuk mengembangkan cerapan (perception) mengenai tanah
sebagai suatu tubuh medan yang dinamis.
Tanah selalu menjalankan interaksi malar ( continous) dengan tubuh medan dinamis yang lain, seperti
atsmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer, di dalam kerangka sistem yang disebut lahan. Dengan demikian
kemaujudan (existence) tanah dan harkatnya sebagai suatu sumberdaya serta terbaruannya ditentukan
oleh watak interaksi tersebut dan sistem pengelolaan lahan sebagai wahana interaksi. Penanaman
pengertian ini mempersyaratkan: Kurikulum ilmu tanah memuat mata ajaran meteorologi, klimatologi,
fenologi, ekologi tumbuhan, biologi tanah, hidrologi, geomorfologi, geologi dan mineralogi. 

 Pengajaran ilmu tanah menggunakan hampiran geografi dan serba cakup (comprehensive).
Penguasaan analisis sistem dan teknik pengimakan ( simulation) dengan menggunakan acuan (rnodels).
Penguasan ini dapat dibentuk lewat suatu mata ajaran khusus atau dengan cara membahasnya sebagai
suatu komponen mata ajaran ilmu tanah tertentu.

 Memberikan bobot memadai kepada latihan lapangan.


Kegiatan ini memberikan latihan kepada para mahasiswa menggunakan bentang lahan (landscape)
sebagai acuan berskala sesungguhnya.

 Memperluas ruang lingkup penerapan ilmu tanah, tidak hanya mencakup bidang pertanian saja, akan
 tetapi mencakup bidang kekaryaan yang lain.
Sehubungan dengan ini pengajaran ilmu tanah membahas masalah tanah dari berbagai sudut, meliputi
pertanian dalam arti luas (termasuk kehutanan dan perikanan darat), rekayasa, tataruang untuk industri
dan permukiman, sanitasi lingkungan, geologi kuarter, arkeologi, dsb. Dengan demikian kesanggupan
pakar tanah diperluas sehingga dapat melayani kebutuhan berbagai disiplin akan pengetahuan tanah.

Klasifikasi dan pemetaan


kesesuaian lahan, tanah,
merupakan serta informasi
saluran pemekarannya menjadi
dan sarana klasifikasiyang
komunikasi dan penting
pemetaan kemampuan
sekali dan
antara ilmu
tanah dan masyarakat. Maka pelatihannya menjadi bagian mutlak pendidikan ilmu tanah.

Peta tanah merupakan dokumen inventarisasi sumberdaya tanah yang sangat perlu, yang berisi informasi
tentang harkat aktual dan potensial tanah di setiap tempat. Peta tanah juga dapat digunakan sebagai
medium umpanbalik penting kepada penelitian tanah. Dengan peta tanah dapat diadakan pentahkikan
(verification) hipotesis proses pembentukan tanah atau peran faktor pembentuk tanah.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 44/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Sayang sekali kecakapan membaca peta tanah belum merata di kalangan para pejabat pembuat kebijakan,
pengawas pembangunan wilayah dan pelaksana kegiatan fisik pembangunan wilayah. Mereka belum
memahami hubungan antara skala peta dan jumlah serta rincian informasi tanah yang dikandung satuan
peta tanah. Akibatnya, ada yang menggunakan peta tanah melebihi batas keterandalan informasi yang
dikandungnya, artinya menggunakan suatu peta tanah berskala kecil untuk suatu perancangan yang
seharusnya menggunakan peta tanah berskala lebih besar. Sebaliknya, ada yang menilai kadar informasi
peta tanah berskala kecil dengan kriteria baku kadar informasi peta tanah berskala besar. Akibatnya,
mereka menilai peta tanah yang dimiliki tidak berguna untuk rancangan pembangunan apa pun. Maka
melatih membaca peta tanah masyarakat pengguna lahan dan pihak-pihak yang terlibat atau bersangkutan
dengan pembangunan wilayah menjadi salah satu acara penting darma pengabdian kepada masyarakat.
Acara semacam ini dapat dimasukkan dalam program kuliah kerja nyata (KKN), sambil melatih mereka
mengenali sumberdaya tanah sebagai suatu kimah ( asset ) yang tersediakan di wilayah mereka.

Seorang pakar tanah yang tidak menguasai pengertian tentang hakekat ruang dan waktu dari gejala tanah
tidak memiliki konsep serbacakup yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan tanah yang pada
umumnya bersifat luas dan rumit. Orang tersebut cenderung terpancang pada suatu pandangan yang
memperlakukan gejala tanah sebagai suatu kenyataan yang berdiri sendiri, baik pada skala ruang maupun
pada skala waktu. Pandangan semacam ini melemahkan konseptualisasi persoalan tanah secara makro.
Padahal dalam pembangunan nasional diperlukan konsep makro terlebih dulu untuk menyiapkan landasan
yang kokoh bagi penerapan konsep mikro. Konsep mikro yang memperlakukan gejala tanah sebagai
sesuatu yang bersifat statis dan terisolasi dari pengaruh atau interaksi dengan gejala tanah sekitarnya,
diterapkan pada komponen pembangunan nasional berupa proyek individual. Tanpa kerangka yang
disiapkan dengan konsep makro, proyek individual akan berjalan sendiri terlepas dari keteraturan sistem
pembangunan. Bahkan proyek tersebut dapat saling berbenturan. Dalam pembangunan jangka panjang
tahap kedua (PJPT II) Indonesia masih memerlukan lebih banyak pakar tanah yang berpandangan makro
daripada yang berpandangan mikro. Kebutuhan ini harus tercermin pada kurikulum, sistem pengajaran
dan pengarahan penelitian ilmu tanah

Penelitian tanah, apa pun segi dan tujuannya, perlu menggunakan banjar faktor tahana (state factor 
sequences) menurut tempat dan waktu sebagai kerangka telaah. Dengan kata lain, setiap hasil penelitian
harus dapat didudukkan pada suatu sistem lahan tertentu yang ditakrifkan (defined ) jelas. Sistem lahan
tersebut dikenal dengan sebutan tapak tolok (benchmark site) dan penelitiannya menjadi penelitian tolok 
(benchmark research). Hanya dengan demikian setiap hasil penelitian tanah dapat menyumbang kepada
inventarisasi sumberdaya tanah dan kepada kemajuan ilmu tanah yang pada hakekatnya merupakan ilmu
lapangan. Maka pengamatan, pengukuran dan percobaan lapangan menjadi kegiatan pokok penelitian
tanah, sedang kegiatan di laboratorium dan rumah kaca berfungsi komplementer. Dengan penelitian yang
dikerjakan semata-mata di laboratorium atau rumah kaca, kerumitan (complexity) persoalan
sesungguhnya tidak terungkapkan secara baik karena permainan peluang tidak dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Hasilnya memberikan gambaran yang sedikit-banyak doyong ( biased ). Oleh
karena selalu berurusan dengan persoalan yang bertingkat kerumitan tinggi dan bergatra ganda maka
setiap peneliti tanah diharapkan mahir bekerja dengan analisis sistem dan teknik pengimakan.

Apabila pendapat tadi dapat kita terima maka timbul konsekuensi penting berupa pembaharuan
pengelolaan ilmu tanah. Yang pertama-tama kita perlukan ialah memberikan paradigma baru kepada
disiplin ilmu tanah, yang tidak semata-mata berurusan dengan pertanian. Ruang lingkup perhatian ilmu
tanah diperluas. Kemudian kita perlu memadukan semua bidang kajian tanah yang ada di berbagai
fakultas menjadi suatu forum ilmu tanah yang lebih produktif dan lebih terarah. Ilmu tanah menjadi utuh
sebagai sumber konsep dan asas penguraian masalah ketanahan dan kelahanan.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 45/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Misalnya, masalah irigasi dan pengatusan (drainage) dikembalikan kepada asasnya sebagai tindakan
hidromeliorasi lahan dan dengan demikian menjadi mata rantai daur hidrologi. Interaksi tanah dengan air
dan selanjutnya pengaruh timbal-balik hasil interaksi tersebut dengan kinerja pertanaman (crop
 performance), dan akhimya berakibat atas perilaku hidrologi, menjadi konsep telaah. Irigasi dan
pengatusan bukan semata-mata soal rekayasa dan konstruksi. Penggunaan air konsumtif oleh pertanaman,
neraca air lahan, dinamika lengas tanah, pengawetan lengas tanah, dan transformasi fisik, kimia dan
biologi dalam tubuh tanah sehubungan dengan perubahan tata lengas, memberikan corak utama pada
pengajaran, penelitian dan pelayanan kepada masyarakat di bidang irigasi dan pengatusan. Irigasi dan
pengatusan menjadi subyek antar-disiplin, antara rekayasa dan ilmu tanah.

Pekerjaan konstruksi untuk pembangunan kawasan permukiman dan industri, jalur jalan raya, dan
sebangsanya tidak dapat diselesaikan hanya dengan bekal mekanika tanah. Bidang-bidang ilmu tanah lain
perlu dilibatkan, seperti fisika tanah sebagai induk mekanika tanah, kesuburan tanah dan konservasi
tanah. Pekerjaan semacam itu tidak mungkin mengabaikan keperluan akan adanya jalur hijau dan taman,
pengatusan, sanitasi lingkungan dan pencegahan erosi tanah. Maka di samping pengetahuan tentang sifat
mekanik tanah, diperlukan pula pengetahuan tentang antara lain histeresis pergerakan air dalam tanah,
pengangkutan larutan pada aras (level) mikroskopik, pengangkutan senyawa organik, keragaman ruang
gejala fisik tanah, ketersediaan hara dalam tanah, keadaan fisik dan kimia tanah yang dapat mencekam
pertumbuhan tanaman, proses pertukaran ion dalam tanah. erodibilitas tanah, dan erosivitas huian.

Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa konseptualisasi tridarma ilmu tanah memerlukan dua tindakan:
(1) pembenahan asas pembinaan ilmu tanah, dan (2) penyesuaian struktur pengelolaannya Kedua tindakan
tersebut mengarah kepada pembaharuan kebijakan ilmu pengetahuan (science policy) dan pembaharuan
pengelolaan penelitian (research management) untuk ilmu tanah. Kurikulum, sistem pengajaran dan
organisasi akademik ilmu tanah perlu segera dibenahi untuk dapat mengantisipasi kecenderungan
perubahan paradigma ilmu tanah dan perluasan bidang kekaryaan ilmu tanah.

Sebagai bandingan, di Amerika Serikat berlaku suatu ketentuan bahwa untuk memperoleh surat
pengakuan resmi sebagai ahli tanah dari Soil Science Society of Amerika, seseorang wajib menunjukkan
tanda lulus mata ajaran fisika, biologi (termasuk botani), penyakit tanaman (mencakup penyakit
kekurangan hara), ilmu-ilmu kebumian, statistik dan ilmu komputer. Ini menandakan bahwa ruang kerja
ilmu tanah meluas dan karena itu sebagai ahli tanah perlu menguasai sejumlah ilmu pelengkap bagi
 jaminan profesionalismenya. Di University of California, Davis, ilmu tanah berada dalam kelompok 
"agriculture and environmental sciences". Di University of Arizona, ilmu tanah berada dalam kelompok 
"agriculture and renewable natural resources".

Di Jepang, Korea dan negara-negara Asia pada umumnya, termasuk Indonesia, ilmu tanah secara
struktural berada dalam fakultas pertanian. Selama kedudukan struktural ini yang sesuai tradisi tidak 
mengganggu implementasi pembaharuan konsep tridarma ilmu tanah, kedudukan tradisional tersebut
tidak perlu diubah. Untuk menjamin pelancaran implementasi pembaharuan konsep, barangkali ada
baiknya mendirikan suatu lembaga pengasuh ilmu kebumian yang ilmu tanah termasuk di dalamnya. Di
Universitas, lembaga termaksud dapat bersifat inter-universitas, semacam pusat antar universitas (PAU),
atau bersifat intra-universitas, semacam pusat studi (PS).

Kepustakaan

Adams, J.F., & Doerge, T.A. (1987). Soil salinity and acidity as factors in plant nutition. Dalam: Future
Developments in Soil Science Research. Madison: Soil Science Society of America (SSSA).
Bartelli, L.J., Klingebiel, A.A., Baird, J.V., & Heddleson, M.R. (1966). Soil surveys and land use
planning. Madison: SSSA and American Society of Agronomy (ASA).

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 46/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Bennett, H.H. (1939). Soil conservation. New York: McGraw-Hill Book Co.
Birkeland, P.W. (1974). Pedology, weathering, andgeornorphological research. London: Oxford
University Press.
Blevins, D.G. (1987). Future developments in plant nutrition research. Dalam: Future Developments in
Soil Science Research. Madison: SSSA

Boersma, L. (1987). Foreword. Dalam: Future Developments in Soil Science Research. Madison: SSSA
Bryant, R.B., & Olson, C.G. (1987). Soil genesis: opportunities and new directions for research. Dalam:
Future Developments in Soil Science Research. Madison: SSSA.
Buringh, P. (1979). Introduction to the study of soils in tropical and subtropical regions. Wageningen:
PUDOC.
Christensen, N.W. (1987). Nutrient management and ecology of soilborne plant pathogens. Dalam: Future
Development in Soil Science Research. Madison: SSSA.
De Gruijter, J.J. (1977). Numerical classification of soils and its application in survey. Wageningen:
PUDOC
Edelman, C.H. (1949). Sociale en economische bodemkunde. N.V. Noord Hollandsche Uitg. Mij.
El-Attar, H.A., & Jackson, M.L. (1973). Montmorillonitic soils developed in Nile River sediments. Soil
Science 116(3): 191-201.
Elliott, L.F., & Fredrickson, J.k;. (1987). Plant-microbe interactions in the rhizosphere. Dalam: Future
Developments in Soil Science Research. Madison: SSSA.
FAO (1991). Asian experiences in integrated plant nutrition. Bangkok: RPA Report 1991/7.
Focht, D.D. (1987). Ecological and evolutionary considerations on the metabolism of xenobiotic
chemicals in soils. Dalam: Future Developments in Soil Science Research. Madison: SSSA.
Foss, J.E., & Collins, M.E. (1987). Future users of soil genesis and morphology in allied sciences. Dalam:
Future developments in Soil Science Research. Madison: SSSA.
Gerassimov, I.P. (1973). Chernozems, buried soils, and loesses of the Russian Plain: their age and
genesis. Soil Science 116(3):202-210.

Gerrard, A.J. (1981). Soils and landforms. An integration of geomorphology and pedology. London:
George Allen & Unwin.
Greenland, D.J., ed. (1981). Characteriation of soils in relation to their classification and management for
crop production: examples from some areas of the humid tropics. Oxford: Clarendon Press.
Grunes, D.L., Rickman, R.W., & Klepper, B. (1987). Plant roots in relation to soil fertility. Dalam: Future
Developments in Soil Science Research. Madison: SSSA.
Halvorson, A.D., & Murphy, L.S. (1987). Interaction of soil fertility with other inputs in crop production
for maximum economic return. Dalam: Future Developments in Soil Science Research. Madison: SSSA.
Jackson, M.L., Gillette, D.A., Danielsen, E.F., Blifford, I.H., Bryson, R.A., & Syers, J.K. (1973). Global
dustfall during the quaternary as related to environments. Soil Science 116(3):135-145.
Jenny, H. (1980). The soil resource, origin and behavior. Springer-Verlag. New York. Ecological Studies
37.
Joffe, J.S. (1949). Pedology. New Brunswick: Pedology Publications.
Kellogg, C.E. (1966). Soil surveys for community planning. Dalam: L.J. Bartelli, A.A. Klingebiel, J.V.
Baird, & M.R. Heddleson (eds), Soil Surveys and Land Use Planning. Madison: SSSA & ASA.
Limbrey, S. (1975). Soil science and archaeology. London: Academi Press.
Lynch, J.M. (1983). Soil biotechnology. Oxford: Blackwell Scientific Publications.
McCoy, E.L (1987). Energy requirements for root penetration of compacted soil. Dalam: Future
Developments in Soil Science Research. Madison: SSSA

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 47/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Miller, F.P. (1991). Soil science: should we change our paradigm? Agronomy News. October.
Mordand, M.M. (1987). Soil surface chemistry: history and preview. Dalam: Future Developments in Soil
Science Research. Madison: SSSA.
Mulcahy, M.J., & Churchward, H.M. (1973). Quaternary environments and soils in Australia. Soil
Science 116(3):156-169.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono (1980). Suatu hampiran pedologi untuk mengkaji pendamparan dataran
Bonorowo di Kedu Selatan, Jawa Tengah.  
http://nasih.staff.ugm.ac.id/soils/td.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Kimia

SIFAT-SIFAT ZAT CAIR

Sifat-sifat zat cair yaitu :

   Jarak antar partikelnya sudah agak tidak teratur


   Gaya tarik antar-partikelnya lebih lemah bila dibandingkan dengan zat padat
   Gerakan partikel lebih lincah daripada gerakan partikel zat padat dan partikelnya dapat
berpindah-pindah tempat

Kesimpulan :

Gerakan partikel yang lincah dan dapat berpindah posisi, meskipun masih dalam kelompoknya,
menyebabkan zat cair dapat mengalir. Sifat dapat mengalir inilah yang menyebabkan bentuk zat
cair selalu mengikuti bentuk wadahnya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 48/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Contoh gambar partikel-partikel zat cair

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/ROSITA_050432/SIFAT%20ZAT%20CAIR.html

Perubahan Sifat Fisika Dan Kimia Dalam Kehidupan

Dalam kehidupan ini, telah dikenal tiga macam zat yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Ketiga
zat tersebut adalah zat padat, zat cair, dan zat gas. Zat-zat ini akan saling mengisi dan melengkapi
sehingga kebutuhan hidup manusia dapat terpenuhi. Oleh karena itulah, maka pada setiap zat dapat
mengalami perubahan fisika dan kimia. Perubahan inilah yang selanjutnya menjadi cara alamiah
ataupun buatan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.  

Bahwa, zat padat dapat mengalami perubahan dari bentuk padat menjadi cair dan pada akhirnya menjadi
gas. Hal ini dapat terjadi jika pada zat padat tersebut diberikan panas yang cukup sehingga mampu
mencapai titik-titik tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisika dan kimia. Begitu juga
halnya pada zat cair dan gas. Perubahan yang diperlakukan kepada zat padat, zat cair, maupun gas
adalah semata-mata untuk memenuhi kebutuhan manusia.  

Dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) atau ilmu pasti, perubahan zat dibahas sebagai satu sifat
zat. Seperti yang ketahui, setiap zat mempunyai sifat masing-masing, yaitu: 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 49/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

   Zat Padat , adalah zat yang susunan atomnya rapat sehingga tidak memungkinkan pergerakan
atom. Akibatnya, bentuk zat ini tetap, begitu juga volumenya. 
   Zat Cair , adalah zat yang susunan atomnya agak longgar sehingga memungkinkan pergerakan
atom. Akibatnya, bentuk zat ini dapat berubah sesuai tempatnya, tetapi volumenya tetap.  
   Zat Gas , adalah zat yang susunan atomnya sangat longgar sehingga pergerakan atomnya
sangat bebas. Akibatnya, bentuk zat ini dapat berubah sesuai tempatnya dan volumenya sesuai
dengan wadahnya 

Perubahan Dalam Wujud Zat


Setiap zat yang ada dalam kehidupan ini dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Pengaruh tersebut
dapat menyebabkan terjadinya perubahan fisika dan kimia. Kedua macam perubahan ini merupakan satu
kondisi yang diberikan oleh zat jika padanya diberikan stimulus dari luar. Stimulus ini dapat berupa energi
yang secara teratur diberikan kepada zat tersebut.  

Perubahan wujud tersebut ada dua macam, yaitu perubahan fisika dan kimia. Kedua perubahan ini
menyebabkan perubahan secara sementara susunan atom, bahkan berubahnya secara permanen. Hal
ini tentu saja memberikan efek yang berbeda bagi zat tersebut. Dalam kehidupan ini, perubahan yang
terjadi pada setiap zat membawa pengaruh yang berbeda dan peruntukan yang berbeda pula.  

Perubahan Fisika 

Perubahan fisika adalah bagian dari perubahan fisika dan kimia yang lebih ditekankan pada perubahan
secara fisik dari zat yang berubah. Perubahan ini dapat dikatakan sebagai perubahan sementara.
Dikatakan sementara sebab jika diberlakukan reaksi kebalikan, maka zat tersebut kembali ke bentuk
semula. 

Ada banyak perubahan fisika yang ditemukan dan dimanfaatkan dalam kehidupan. Ini merupakan bagian
dari perubahan fisika dan kimia yang terjadi pada zat. Ketika air didinginkan, maka pada suhu tertentu air
tersebut memadat menjadi es. Ketika batang besi dipanaskan hingga titik panas tertentu, maka besi
tersebut mencair.

Ini merupakan perubahan fisika sebab jika diperlakukan reaksi balik, maka zat baru tadi akan kembali
pada bentuk semula. Es yang dipanaskan akan mencair. Besi cair jika didinginkan, maka akan menjadi
batang atau padatan besi lagi. Ini merupakan konsep dasar dari ilmu pasti.  

Perubahan Kimia 

Perubahan kimia adalah bagian dari perubahan fisika dan kimia yang lebih ditekankan pada perubahan
secara kimia dari zat yang berubah. Perubahan ini dapat dikatakan sebagai perubahan yang tetap.
Dikatakan tetap sebab jika suatu zat telah mengalami perubahan kimia, maka untuk mengembalikan
wujud semula, tidak dapat sekadar melakukan reaksi balik.  

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 50/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Perubahan kimia ini banyak dimanfaatkan untuk mengadakan reaksi kimia antar zat sehingga didapatkan
zat baru yang diinginkan. Perubahan kimia sebenarnya merupakan bagian dari perubahan struktur atom
zat. Artinya, ketika melakukan perubahan kimia, sebenarnya Anda sedang melakukan penguraian atau
penggabungan atom zat sehingga terbentuklah zat baru.

Dengan demikian, pada perubahan kimia, sebenarnya terjadi perubahan fisika dan kimia secara
bersamaan. Anda dapat ambil contoh untuk perubahan kimia adalah kertas yang dibakar dan berubah
menjadi arang. Ketika sudah menjadi arang, maka pada saat itu telah terjadi penguraian atom penyusun
kayu dan akibat reaksi kimia, maka yang tersisa adalah arang.

Arang sulit untuk dikembalikan menjadi kertas lagi dengan reaksi kebalikan biasa. Contoh yang lain
adalah batu karbit yang direaksikan dengan air, maka didapatkan gas asetilin yang mudah terbakar.
Inilah yang menunjukkan pada Anda perubahan fisika dan kimia atau ilmu pasti.  

Dalam kehidupan, perubahan fisika dan kimia memang sangat terkait dengan kehidupan. Setiap kegiatan
hidup selalu dilingkupi dengan dua perubahan ini. Bahkan, nasi yang dimakan adalah hasil perubahan
fisika dan kimia dari padi yang dipanen dari sawah. Kedua perubahan tersebut termasuk dalam kelompok
ilmu pasti. 

http://rayhan-umeda.blogspot.com/2010/12/perubahan-sifat-fisika-dan-kimia-dalam.html

Di sekolah dasar dahulu kala, kita belajar bahwa wujud zat (states of matter ) ada tiga, yaitu
padat (solid ), cair (liquid ), dan gas. Zat padat memiliki sifat rigid, yaitu mempertahankan
volume dan bentuknya seperti bebatuan dan es. Zat cair mempertahankan volumenya tapi
bentuknya berubah-ubah sesuai dengan wadahnya. Air misalnya, menyerupai bentuk gelas
ketika di dalam gelas. Terakhir gas, baik volume dan bentuknya berubah-ubah sesuai dengan
wadahnya. Udara di dalam balon misalnya, volumenya bertambah ketika balon membesar, begitu
 juga bentuknya.

Yang membedakan satu dengan yang lain adalah  jarak antarmolekul penyusun zat
tersebut.Pada zat padat, jarak antarmolekul penyusunnya sangat dekat (rapat) sehingga molekul-
molekulnya tidak dapat bebas bepergian. Ini seperti sebuah orang-orang yang berdesakan di
dalam lift sempit, mereka tidak dapat ke mana-mana kecuali berdiri di tempat. Kalau pun dapat
bergerak, hanya sedikit. Jika sebagian orang tadi keluar dari lift, maka sebagian yang tinggal
merasa lega dan dapat bergerak relatif lebih leluasa. Ini analogi dengan zat cair, yang jarak 
antarmolekulnya relatif lebih besar daripada zat padat. Dengan demikian, sejumlah air dapat
berubah-ubah bentuknya menyesuaikan wadah yang ditempatiny. Terakhir, jika jarak 

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 51/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

antarmolekul sangat jauh (renggang) sehingga molekul bebas bergerak, maka wujud zatnya
adalah gas seperti udara. Dia tidak dapat mempertahankan bentuk dan volumenya.

Diagram temperatur-energi pada perubahan fase wujud zat. Perubahan fase selalu melibatkan
panas, baik dilepas ataupun diterima, namun temperatur zat tidak berubah. Dalam gambar, kotak 
merah menunjukkan proses perubahan fase.

Zat juga dapat berubah wujud dari satu ke yang lain. Namanya perubahan fase zat ( phase
change). Wujud padat ke cair melewati proses pencairan ( melting) seperti es mencair menjadi air
 — kebalikannya disebut pembekuan ( freezing). Wujud cair ke gas melewati proses penguapan
(vaporation) seperti air mendidih menjadi uap air — kebalikannya disebut pengembunan atau
kondensasi (condensation ). Wujud gas juga dapat menjadi padat lewat proses deposisi
(deposition) — kebalikannya disebut penyubliman (sublimation) seperti pada kasus kapur barus.

Wujud zat dapat juga dibedakan berdasarkan interaksi antarmolekul penyuzun zat. Dalam
klasifikasi ini, pada zat padat interaksi tarik-menarik antarmolekul membuat posisi molekul-
molekul penyusunnya tetap dalam koordinat dimensi ruang. Pada zat cair, interaksi tarik-menarik 
antarmolekul relatif lebih lemah sehingga posisi molekul-molekulnya berubah-ubah meskipun
tidak ekstrim. Sedangkan dalam gas, nyaris tidak terjadi interaksi antarmolekul gas sehingga
mereka bebas bergerak ke sana ke mari sehingga membuat gas tidak dapat mempertahankan
volume dan bentuknya.

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 52/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

Proses perubahan fase zat. Arah panah ke atas menunjukkan nilai entalpi yang semakin tinggi.
Entalpi adalah konsep dalam termodinamika yang menunjukkan total energi dalam plus total
energi dari tekanan dan volume zat.

Ada satu wujud tambahan berdasarkan interaksi antarmolekul penyusun, yaitu disebut plasma.
Plasma adalah gas yang terionisasi (memiliki muatan listrik) dan biasanya memiliki temperatur
yang tinggi. Interaksi ionik antar molekul-molekul bermuatan yang ada dalam plasma
memberikan plasma sifat-sifat yang berbeda dari tiga wujud lain. Inilah yang menjadi alasan
kenapa plasma disebut wujud zat keempat (the fourth state of matterial).

Di Bumi kita, plasma dapat ditemukan pada awan-awan bermuatan yang menghasilkan petir.
Malah, sebagian orang mendeskripsikan petir itu sendiri adalah plasma. Kilatan terang-
benderang yang kita saksikan dari petir adalah radiasi elektromagnetik (termasuk di dalamnya
cahaya tampak, gelombang radio, dan sinar-X) yang dipancarkan oleh plasma. Selain itu, plasma
pada petir membawa arus sampai 30.000 ampere dan memiliki temperatur sampai 28.000 kelvin.
Plasma juga ada di dalam tabung televisi (bukan monitor datar seperti pada laptop) dan lampu
neon.

Namun, sesungguhnya plasma lebih banyak terdapat di luar angkasa. Debu-debu kosmik yang
menjadi cikal-bakal bintang berwujud plasma. Materi penyusun angin surya (solar wind), inti
Matahari, bahkan planet Jupiter sebagian besar berwujud plasma. Karena banyaknya plasma
mengisi ruang di luar angkasa, plasma menjadi salah satu kunci untuk mempelajari Alam
Semesta kita. Dalam fisika, pengkajian plasma secara khusus dilakukan oleh cabang ilmu yang
disebut fisika plasma ( plasma physics).

Apakah ada wujud zat kelima (the fifth state of material )? Jawabannya mungkin ada dan
mungkin berwujud butiran (granular ) seperti butiran-butiran pasir yang jatuh dari sela-sela

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 53/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

tangan kita. Ini adalah fakta terbaru yang dipublikasi oleh Heinrich Jaeger (University of 
Chicago) di majalah Nature edisi 25 Juni 2009. 

Proses pembentukan butiran-butiran pasir terjadi karena ketidakstabilan gaya atomik yang
menarik bijih-bijih pasir sehingga membentuk butiran — ini berbeda dengan teori lama yang

mengatakan bahwa
mirip pada air butiran
yang juga pasir terbentuk
membentuk butiransetelah
ketika terjadi tumbukan
jatuh (seperti antarbijih
pada pasir.
air hujan), Proses
hanya saja ini
pada butiran pasir melibatkan gaya tarik-menarik antarmolekul 100.000 kali lebih kuat.

Selain itu, Jaeger mendapatkan apa yang disebut ―daerah tegangan-permukaan-ultrarendah‖


(ultralow-surface-tension regime), sebuah kondisi baru dalam ranah sains yang menentukan
dinamika wujud butiran. Ini membuat wujud butiran memiliki sifat-sifat yang berbeda dari
keempat wujud zat yang ada.

Misalnya saja, butiran pasir memiliki sifat zat padat dan zat cair pada waktu yang bersamaan.
Saat berjalan di pantai, tubuh kita ditopang oleh pasir pantai — sifat pasir sebagai zat padat. Kita

dapat genggam
sifat pasir pasir
sebagai zatnamun kemudian
cair. Contoh lain pasir
dapatitu
kitadapat
lihatlolos dan
ketika jatuh benda
sebuah dari sela-sela
jatuh kejari kita
atas  —  
pasir,
menghasilkan fenomena seperti benda dijatuhkan ke atas air (lihat video). Dalam kasus-kasus
lain, butiran pasir dapat berperilaku seperti padat, cair, gas, bahkan di antaranya.

http://diary.febdian.net/2009/06/27/wujud-zat-kelima/

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 54/55


 

5/12/2018 OMBA - slide pdf.c om

http://slide pdf.c om/re a de r/full/omba 55/55

Anda mungkin juga menyukai