Anda di halaman 1dari 9

BAB II PENILAIAN OWAS DAN NORDIC BODY MAP

A. HASIL PENILAIAN OWAS DAN NBM

Sikap Kerja Skor


Sikap Punggung 2
Sikap Lengan 1
Sikap Kaki 5
Berat Beban 1

B. DISKUSI/PEMBAHASAN
 Pada posisi punggung mendapat skor 2 yang menunjukkan
punggung ditekuk (Badan dengan posisi fleksi).
 Pada posisi lengan mendapat skor 1 karena kedua lengan pekerja
berada di bawah ketinggian bahu.
 Pada posisi kaki mendapat skor 5 karena pekerja dalam posisi
berdiri atau jongkok dengan kedua kaki ditekuk dan keseimbangan
berat badan antara kedua kaki.
 Pada berat beban mendapat skor 1 karena berat beban kurang dari
10 kg.
Dari skor tersebut hasil kategori resiko pada kombinasi posisi
sebesar 3, yang menunjukkan bahwa posisi dengan efek berbahaya
pada sistem muskuloskeletal (resiko tinggi) sehingga perlu diadakan
tindakan korektif segera.
BAB III PENILAIAN RULA DAN NORDIC BODY MAP

A. HASIL PENILAIAN RULA DAN NBM

Grup Bagian Skor Tambahan


Skor
Lengan atas 3 1
Lengan bawah 2 1
Grup A
Pergelangan tangan 2 1
Gerakan memuntir 1 0
Leher 3 0
Grup B Badan 4 1
Kaki 2 0
B. DISKUSI/PEMBAHASAN
 Grup A
o Pada posisi lengan atas mendapat skor 3 karena lengan atas
pekerja terangkat ke atas atau dalam posisi fleksi 45o - 90o dan
mendapat tambahan skor 1 karena bahu diangkat atau lengan
diputar atau dirotasi.
o Pada posisi lengan bawah mendapat skor 2 karena lengan bawah
pekerja terangkat ke atas atau dalam posisi fleksi <60o atau
>100o dan mendapat tambahan skor 1 karena kedua lengan
bawah bekerja menyilang dari garis tengah tubuh.
o Pada posisi pergelangan tangan mendapat skor 2 karena
pergelangan tangan pekerja sedikit terangkat ke bawah atau
dalam posisi fleksi atau ekstensi 0o - 15o dan mendapat
tambahan skor 1 karena pergelangan tangan pada saat bekerja
mengalami deviasi baik ulnar maupun radial.
o Skor untuk posisi pergelangan tangan memuntir adalah 1 karena
pergelangan tangan dalam kisaran tengah pada posisi memuntir.
o Skor untuk pengerahan tenaga dan pembebanan yaitu sebesar 1
karena adanya pembebanan dan pengerahan tenaga secara tidak
menentu antara 2-10 kg.
 Grup B
o Pada posisi leher mendapat skor 3 karena leher dalam posisi
fleksi >20o dan tidak mendapat tambahan skor karena posisi
leher tidak menekuk atau memuntir.
o Pada badan mendapat skor 4 karena badan pekerja dalam
keadaan condong kebawah atau fleksi >60o dan mendapat
tambahan skor 1 karena badan memuntir atau membungkuk ke
samping.
o Pada posisi kaki mendapat skor 2 karena pekerja dalam keadaan
kaki dan telapak kaki tidak tertopang dengan baik atau berat
badan tidak terdistribusi dengan seimbang.
o Skor untuk pengerahan tenaga dan pembebanan yaitu sebesar 1
karena adanya pembebanan dan pengerahan tenaga secara tidak
menentu antara 2-10 kg.
 Skor Grup A
o Skor lengan atas = 4
o Skor lengan bawah = 3
o Skor pergelangan tangan = 3
o Pergelangan tangan memuntir, skor = 1
Maka skor grup A sebesar 5

 Skor Grup B
o Skor leher = 3
o Skor badan = 5
o Skor kaki = 2
Maka skor grup B sebesar 7

 Skor Gabungan
o Pada grup A diperoleh :
a. Skor penggunaan otot, pembebanan dan pengerahan
tenaga = 1
karena adanya pembebanan dan pengerahan tenaga secara
tidak menentu antara 2-10 kg.
 Maka total Skor C = 5 (total skor A) + 1 = 6
o Pada grup B diperoleh
a. Skor penggunaan otot, pembebanan dan pengerahan
tenaga = 1
Karena pembebanan dan pengerahan tenaga secara tidak
menentu antara 2-10 kg
 Maka total Skor D = 7 (total skor B) + 1 = 8
Grand Skor atau Skor Gabungan = 8 (7+)

Dari hasil perhitungan grand skor berdasarkan kombinasi skor C dan D


(grand skor) sebesar 7+. Pada tingkat aksi skor 7+ masuk ke level 4 yang
menunjukkan bahwa diperlukan adanya investigasi dan perbaikan secepat
mungkin.
BAB IV PENILAIAN REBA DAN NORDIC BODY MAP

A. HASIL PENILAIAN REBA DAN NBM

Grup Bagian Skor Tambahan skor


Badan 4 1
Grup A Leher 2 0
Kaki 2 2
Lengan 3 1
Grup B Lengan bawah 1 0
Pergelangan tangan 2 1

B. DISKUSI/PEMBAHASAN
 Grup A
o Pada badan mendapat skor 4 karena pekerja dalam posisi
membungkuk fleksi >600 dan mendapat tambahan skor 1 karena
posisi badan membungkuk dan atau memuntir secara lateral.
o Pada leher mendapat skor 2 karena leher pekerja posisi fleksi
atau ekstensi >200 dan tidak mendapatkan tambahan skor karena
posisi leher tidak membungkuk dan atau memutir secara lateral.
o Pada kaki mendapat skor 2 karena posisi satu kaki tidak
tertopang di lantai dengan baik atau terangkat dan mendapat
tambahan skor 2 karena salah satu atau kedua kaki ditekuk fleksi
>600 .
 Grup B
o Pada lengan mendapat skor 3 karena posisi lengan fleksi antara
460 - 900 dan mendapat tamabahan skor 1 karena bahu diangkat
atau lengan diputar atau dirotasi.
o Pada lengan bawah mendapat skor 1 karena posisi lengan bawah
fleksi antara 600 - 1000.
o Pada pergelangan tangan mendapat skor 2 karena posisi
pergelangan tangan fleksi atau ekstensi >150 dan mendapat
tambahan skor 1 karena pergelangan tangan pada saat bekerja
mengalami torsi atau deviasi baik ulnar maupun radial.
 Skor Grup A
o Skor badan = 5
o Skor leher = 2
o Skor kaki = 4
 Skor Awal Grup A sebesar 9
o Skor untuk Beban = 0 karena beban atau force <5kg
 Maka skor grup A sebesar 5 (Skor awal grup A) + 0 = 5

 Skor Awal Grup B


o Skor lengan = 4
o Skor lengan bawah = 1
o Skor pergelangan tangan = 3
 Skor awal grup B sebesar 5
o Skor Jenis Pegangan = 0 karena pegangan bagus
 Maka skor grup B sebesar 5 (Skor awal grup B) + 0 = 5
 Skor C
o Pada grup A diperoleh skor = 5
o Pada grup B diperoleh skor = 5
Maka total Skor C = 6

 Skor Final
o Peningkatan Jenis Aktivitas Otot = 1, karena terjadi gerakan
berulang-ulang misalnya repetisi lebih darei 4 kali per menit
(tidak termasuk berjalan)
Skor Final = 6 (Skor C) + 1= 7

Dari hasil perhitungan skor akhir berdasarkan kombinasi skor C


dengan peningkatan jenis aktivitas otot diperoleh hasil sebesar 7. Pada
skor akhir 9 masuk ke tingkat aksi 2 dengan tingkat resiko sedang yang
menunjukkan bahwa dipelukan tindakan.

Anda mungkin juga menyukai