PENDAHULUAN
1
pada usia 85 tahun (Adrian J.dkk , 2013). Jumlah penderita stroke semakin
meningkat dari hari kehari bukan hanya menyerang penduduk usia tua tetapi juga
dialami oleh kelompok usia muda dan produktif. Di Indonesia insiden dan
prevalensi stroke belum diketahui secara pasti, diperkirakan 500.000 penduduk
terkena stroke setiap tahunnya, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal
(Suyono, 2005). Jawa Timur prevalensi penyakit stroke masih cukup tinggi yaitu
0,8% ( Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
Pasien yang menderita stroke tidak dapat menjalankan aktivitasnya secara
optimal, sehingga mengakibatkan aktivitas terganggu dan akan mempengaruhi
kemandirian pasien. Dampak dari stroke dapat mengakibatkan ketergantungan
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti perawatan kulit, mandi, hygiene
mulut, perawatan mata, hidung, telinga, perawatan rambut, perawatan kaki, dan
kuku yang disebabkan kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota tubuh.
Makalah ini digunakan untuk asuhan keperawatan pada pasien yang tidak bias
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang meliputi personal hygiene.
Di Indonesia insiden dan prevalensi stroke belum diketahui secara pasti,
diperkirakan 500.000 penduduk terkena stroke setiap tahunnya, sekitar 2,5 %
atau 125.000 orang meninggal (Suyono, 2005). Jawa Timur prevalensi penyakit
stroke masih cukup tinggi yaitu 0,8% ( Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2008).
1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui bagaimana cara asuhan keperawatan
pada pasien stroke yang tidak bias melakukan aktivitas secara mandiri terutama
dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang meliputi personal hygiene.
1.4 Manfaat
Mahasiswa/I dapat memahami personal hygiene dan dapat mengetahui dan
bisa melaksanakan prosedur dari berbagai macam personal hygiene.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Personal hygiene adalah perawatan diri yang dilakukan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan diri sendiri baik secara fisik maupun mental (Saputra,
2013). Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka. Pemeliharaan perorangan diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan. Praktek hygiene sama dengan praktek
kesehatan (Potter dan Perry, 2012).
Perawatan diri atau personal hygiene adalah perawatan diri sendiri yang
dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis
(Hidayat, 2008).
2.2 Tujuan
Menurut Nurmala, el al (2013) tujuan personal hygiene yaitu:
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
2. Memelihara kebersihan diri seseorang.
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
4. Mencegah penyakit.
5. Menciptakan keindahan.
6. Meningkatkan rasa percaya diri.
3
1) Tujuan Memandikan Pasien :
a. Menjaga kebersihan tubuh.
b. Menghilangkan bau badan.
c. Mengurangi infeksi akibat kulit kotor.
d. Mempelancar sistem peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot.
e. Menambah kenyamanan pasien.
2) Memandikan pasien di tempat tidur dilakukan :
a. Pada pasien baru, terutama bila kotor sekali dan keadaan umumnya
memungkinkan.
b. Pada pasien yang dirawat, sekurang kurangnya dua kali sehari.
3) Indikasi memandikan pasien
a. Semua pasien untuk memenuhi kebutuhan hygienenya.
b. Pada pasien tertentu yang dilakukan terapi untuk menurunkan suhu
tubuh.
4) Kontraindikasi memandikan pasien
a. Pada pasien yang memiliki luka bakar yang luas.
5) Prosedur Memandikan Pasien
Menurut Saputra (2013). Prosedur Personal Hygiene sebagai berikut :
Alat dan bahan :
1. 1 buah handscoon
2. 2 waskom berisi air
3. 2 waslap kain
4. 2 handuk
5. Sabun mandi
6. Selimut mandi
7. Deodorant atau minyak kayu putih
8. Bedak
9. Pakaian bersih
10. Keranjang kotor
11. Pot/urinal
4
12. Perlak
13. Gayung
14. Gaun mandi
15. Apron
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Pakai handscoon.
4. Tutup pintu dan sampiran.
5. Atur posisi pasien.
6. Pasang selimut extra sambil menurunkan selimut pasien.
7. Buka pakaian pasien dibawah selimut.
8. Bentangkan handuk dibawah kepala.
9. Basahi waslap dengan air, kemudian basuh wajah, telinga dan leher
pasien. Gunakan sabun luka apabila pasien menghendakinya, setelah
selesai keringkan dengan handuk.
10. Lepas pakaian bagian atas, bentangkan handuk memanjang pada
lengan yang terjauh. Basahi dan sabuni waslap setelah itu basuh
lengan dan ketiak lalu keringkan dengan handuk.
11. Angkat kedua lengan pasien dan pindahkan handuk kesamping
pasien. Basuh dada dan perut dengan menggunakan waslap yang
telah di beri sabun, bilas dengan air bersih lalu keringkan dengan
handuk.
12. Tutup bagian depan dengan handuk, miringkan pasien kekiri, letakan
handuk dibawah punggung dan bokong.
13. Basuh punggung dengan waslap yang telah di beri sabun, bilas
dengan air bersih setelah itu keringkan dengan handuk.
5
14. Miringkan pasien kekanan basuh bagian punggung yang belum
terkena sebelumnya dan bagian bokong (terakhir anus) setelah itu
keringkan dengan handuk.
15. Kembalikan pasien pada posisi telentang dan pasangkan pakaian
bagian atas dengan rapih.
16. Bentangkan handuk memanjang dibawah paha dan kaki basuh paha
dan kaki dengan waslap yang baru yang telah diberi sabun, bilas
dengan air sampai bersih. Keringkan dengan handuk.
17. Rapihkan peralatan kembali.
18. Cuci tangan.
19. Lakukan dokumentasi
20. Rapihkan alat.
2. Perawatan Kuku
Kuku merupakan lempengan keratin transparan yang berasal dari
invaginasi epidermis. Secara anatomis, kuku terdiri atas dasar kuku, badan
kuku, dinding kuku, kantung kuku, akar kuku, dan lunula. Kuku yang normal
akan terlihat halus, tebal kurang lebih 0,5 mm, transparan, dan dasar kuku
berwarna merah muda. Kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebab itu, kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam
perawatan diri.
1) Tujuan perawatan kuku pada pasien :
a. Menjaga kuku agar tetap bersih.
b. Mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
2) Indikasi
a. pada klien yang tidak bias melakukannya sendiri.
3) Prosedur Kerja Perawatan Kuku
Alat dan bahan :
1. Gunting atau pemotong kuku
2. Handuk
6
3. Waskom berisi air hangat
4. Bengkok yang berisi lissol 2%
5. Sabun, kapas dan sikat kuku
6. Asecton (jika perlu)
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi.
4. Rendam tangan di air hangat dalam baskom sekitar 1-2 menit untuk
melunakkan kuku.
5. Jika kuku sangat kotor sikat kuku dengan sabun dan sikat kuku. Bilas
dengan air hangat dan keringkan dengan handuk.
6. Letakkan tangan di atas bengkok yang berisi lisol 2% agar potongan
kuku tidak berserakan.
7. Atur kembali posisi pasien.
8. Rapihkan peralatan dan cuci.
9. Lakukan dokumentasi
7
2) Indikasi
a. semua pasien untuk memenuhi kebutuhan hygienenya.
b. Pada pasien sebelum pemberian obat.
3) Kontraindikasi
a. pada pasien yang mengalami muntah darah akibat suatu penyakit.
b. Penggunaan alat-alat tertentu untuk melakukan personal hygiene.
4) Prosedur Kerja Kebersihan Mulut dan Gigi.
Alat dan Bahan :
1. Handuk
2. gelas kumur berisi air masak atau NaCL 0,9 %
3. Boraks gliserin (jika perlu)
4. gentian violet (jika perlu)
5. bengkok
6. spatel dan kain bersih
7. sikat gigi dan pasta gigi
8. kapas lidi
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Cuci tangan .
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas dibawah dagu dan pipi pasien.
Menyikat gigi
1. Basahi sikat gigi dengan air. Bubuhkan pasta gigi.
2. Letakkan bengkok dibawah pipi pasien.
3. Berikan air untuk berkumur dan tamping air bekas berkumur ke dalam
bengkok.
4. Sikat gigi pasien dengan gerakkan naik turun.
5. Berikan air untuk berkumur dan tampung air bekas berkumur ke dalam
bengkok.
8
6. Rapihkan peralatan
7. Lakukan dokumentasi
8. cuci tangan .
Membersihkan Mulut
1. Miringkan kepala pasien diatas pinggiran bantal.
2. Letakkan bengkok dibawah pipi atau dagu pasien.
3. Ambil kasa tebal yang telah dilembabkan dengan NaCL 0,9% atau air
garam.
4. Tekan lidah dengan spatel yang telah dibungkus dengan kasa bersih
hingg mulut terbuka atau minta pasien untuk membuka mulut.
5. Bersihkan dinding rongga mulut,gusi,gigi,dan lidah dengan
menggunakan kasa basah yang telah dililitkan pada spatel.
6. Keringkan bibir dengan tisu.
7. Oleskan boraks gliserin atau gentian violet ke bibir dan mukosa mulut
(jika perlu)
8. Rapihkan peralatan
9. Lakukan dokumentasi
4. Perawatan Rambut
Rambut termasuk dalam struktur kulit. Struktuk ini memiliki kantung
di dermis kulit dan kemudian menembus permukaan kulit. Secara anatomis,
rambut terdiri atas bagian batang, akar rambut, sarung ajar, folikel rambur.
Dan kelenjar sebasea. Fungsi utama rambut adalah melindungi kepala dari
panas. Rambut yang sehat akan terlihat mengkilap, tidak kering dan tidak
terlalu berminyak, tidak bercabang, serta tidak mudah patah.
1) Tujuan perawatan rambut :
a. Menjaga kebersihan dan kesehatan rambut.
b. Memudahkan penataan rambut.
c. Menghilangkan kotoran yang ada di rambut.
9
2) Indikasi
a. Pada klien yang tidak dapat menyisir sendiri.
b. Untuk menjaga kebersihan rambut klien.
3) Kontraindikasi
a. Bila ada luka di kepala.
b. Kondisi klien lemah atau tidak sadar.
4) Prosedur Kerja Perawatan Rambut
Alat dan bahan :
1. handuk
2. kasa
3. sisir
4. bengkok
5. shampoo
6. ember berisi air dan ember kosong
7. gayung
8. perlak.
Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci tangan.
3. Tutup pintu dan pasang tirai.
4. Pasang perlak dibawah kepala di pinggir tempat tidur.
5. Pasang talang kearah ember kosong.
6. Tutup telinga dengan kapas.
7. Alasi dada dengan handuk sampai ke leher.
8. Basahi rambut dengan air.
9. Cuci rambut dengan shampoo sambil pijat kulit kepala.
10. Bilas beberapa kali dengan air hangat.
11. Keringkan rambut, telinga dan leher dengan handuk.
12. Bantu pasien menyisir rambutnya.
10
13. Rapihkan kembali alat ganti alat tenun yang basah, rapihkan
kembali tempat tidur.
14. Lakukan dokumentasi
15. Cuci tangan
5. Perawatan Perineum
Penis hygiene
Membersihkan daerah genitalia pria bagian luar (penis dan skrotum)
dengan menggunakan cairan antiseptic atau air matang dan sabun setelah
buang air besar dan buang air kecil. Khususnya klien yang tidak dapat
melakukan.
1) Tujuan perawatan penis hygiene :
a. Mencegah terjadinya infeksi.
b. Mempertahankan kebersihan daerah penis dan skrotum.
2) Indikasi
a. Pasien yang memakai kateter tetap.
b. Sebelum pemasangan kateter.
c. Klien tirah baring yang lama.
3) Prosedur Kerja Penis hygiene
Alat dan bahan :
1. Perlak dan handuk
2. Selimut mandi
3. Kapas sublimat
4. Handscoon
5. 2 bengkok
6. 1 buah bedpens
7. Botol berisi air hangat
8. Tissue
9. Pinset anatomi 1 buah
10. Kassa steril, dan celana Dalam bersih (jika perlu)
11
Prosedur Kerja
1. Dekatkan alat-alat ke tempat tidur pasien.
2. Tutup jendela dan pintu.
3. Cuci tangan.
4. pakai selimut mandi.
5. pasang perlak di bawah bokong pasien.
6. lepaskan pakaian bawah pasien.
7. atur posisi supine (v shape).
8. bungkus kaki pasien dengan sudut selimut dan bagian tengah
menutupi daerah pubis atau buka selimut sampai diatas pubis.
9. letakan bengkok dan kapas sublimat di dekat bokong pasien.
10. pasang handscoon.
11. pegang penis dengan tangan kiri, sementara tangan kanan
memegang kapas sublimat.
12. bersihkan gland penis dari ujung ke arah bawah dengan cara
memutar atau bagi pasien yang belum disunat, Tarik prepetium
ke arah gland penis dan kembalikan seperti semula jika sudah di
bersihkan.
13. Bersihkan batang penis dari atas ke bawah.
14. Bersihkan skrotum dari arah atas ke bawah ke arah rectum.
15. Atur posisi pasien.
16. Angkat perlak atau pengalas.
17. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien.
18. Rapihkan alat-alat dan kembalikan ke tempat semula.
19. Buka sampiran.
20. Observasi keadaan pasien.
21. Catat tindakan yang dilakukan dan hasilnya.
22. Cuci tangan.
12
Vulva hygiene
Membersihkan daerah genitalia wanita bagian luar maupun Dalam
dengan menggunakan cairan antiseptic atau air matang, atau sabun.
Tujuannya mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan kebersihan
daerah vulva.
1) Tujuan vulva hygiene :
a. Menjaga kebersihan vulva.
b. Mencegah infeksi vulva.
c. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
2) Indikasi
a. Semua pasien untuk memenuhi kebutuhan hygienenya.
b. Dilakukan pada klien yang memiliki risiko besar terkena infeksi,
misal : klien yang di pasang kateter urin tetap.
c. Klien yang mengalami operasi genitalia dan proses persalinan.
3) Prosedur Kerja Perawatan Genitalia
Alat dan Bahan:
1. Kapas sublimat
2. Pinset.
3. Bengkok.
4. Pispot.
5. Tempat membersihkan yang berisi larutan .
6. desinfektan sesuai dengan kebutuhan.
7. Pengalas.
8. Sarung tangan.
Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Tutup sampiran dan cuci tangan.
3. Atur posisi klien dengan posisi dorsal recumbent.
4. Pasang pengalas dan letakkan pispot dibawah gluteal klien.
13
5. Gunakan sarung tangan.
6. Lakukan tindakan kebersihan vulva dengan meletakkan tangan
kiri untuk membuka vulva dengan memakai kapas sublimat
dan tangan kanan menyiram vulva dengan larutan desinfektan .
7. Kemudian, ambil kapas sublimat dengan pinset, bersihkan
vulva dari atas kebawah dan kapas kotor dibuang ke bengkok.
Lakukan hingga bersih.
8. Setelah selesai ambil pispot dan atur posisi klien.
9. Rapihkan alat
10. Lakukan dokumentasi
11. Cuci tangan
Prosedur kerja:
14
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
2. Cuci tangan
3. Tutup pintu dan pasang sampiran
4. Angkat semua perlengkapan yang terdapat diatas seprai tempat
tidur,misalnya lampu panggil
5. Bantu pasien memiringkan tubuh(menjauhi perawat)
6. Gulung laken, perlak, stik laken ke arah punggung opasien
dengan bagian kotor berada didalam gulungan
7. Pasang alat tenun bersih setengah bagian dengan sisanya
tergulung di 8Belakang punggung pasien
8. Bantu pasien untuk membalikan posisi kehadapan perawat
dengan melewati gulungan alat tenun tersebut
9. Angkat semua gulungan alat tenun kotor dan masukan ke
keranjang cucian
10. Buka gulungan alat tenun yang bersih dan rapihkan.
11. Kembalikan pasien keposisi yang nyaman
12. Pasang selimut yang bersih
13. Lepaskan bantal dengan hati-hati sambil menyangga kepala
pasien
14. Lepaskan sarung bantal yang kotor dan ganti dengan yang bersih
15. Susun bantal dan bantu pasien berbaring dengan posisi yang
nyaman
16. Rapihkan alat
17. Lakukan dokumentasi
18. dan cuci tangan
15
3. sarung bantal
4. perlak
5. selimut
6. keranjang cucian
prosedur kerja
1. cuci tangan
2. bantu pasien untuk turun dari tempat tidur
3. angkat semua perlengkapan yang terdapat di atas seprai tempat
tidur, misalnya lampu panggil
4. tinggalkan sarung bantal dan selimut
5. lepaskan laken, stik laken dan perlak dari bagian atas tempat
tidur, kemudian masukan ke dalam kerangjang cucian.
6. Pasang laken yang baru
7. Pasang perlak kemudian stik laken dibagian tengah tempat tidur
8. Pasang selimut, kurang lebih 21cm pada bagian bawah kasur
9. Pasang sarung bantal kemudian letakkan diatas tempat tidur
10. Bantu pasien untuk naik ketempat tidur
11. Rapihkan alat
12. Lakukan dokumentasi
13. Cuci tangan
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihandan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia Dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan
diri. Macam personal hygiene adalah perawat an yang mencakup seluruh
bagian tubuh. Jenis-jenisnya yaitu, perawatan pagi hari, siang hari, menjelang
tidur, dan dini hari.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih focus Dalam menjelaskan tentang masalah diatas dengan sumber
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
III, Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta. 2009. Panduan Praktik Kebutuhan
Dasar Manusia I. Jakarta : Salemba Medika.
18