Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kerang Mutiara (Pinctada maxima) merupakan hewan laut yang


bertubuh lunak, tidak bertulang punggung dan dilindungi oleh dua buah keping
cangkang yang tidak simetris, tebal, dan sangat keras. Kerang Mutiara
termasuk dalam kingdom invertebrata karena tidak memiliki tulang belakang.
Kerang Mutiara memiliki ukuran 8-12 inchi. Cangkang kerang Mutiara dewasa
berwarna kuning tua sampai kuning kecoklatan. Cangkang kerrang Mutiara
memiliki kandungan berupa kalsium karbonat dan kitin. Kandungan kitin yang
diperoleh melalui proses deasetilasi dilakukan penghilangan gugus asetil.
Penghilangan gugus asetil pada kitin menghasilkan kitosan yang dapat
digunakan sebagai adsorben.

Kitosan merupakan turunan dari kitin dan umumnya berasal dari limbah
udang, kepiting, dan hewan laut lainya yang memiliki cangkang. Salah satu
sumber kitosan adalah dari kerang Mutiara. Kitosan tersusun atas N-acetyl-D-
glukosamine dan D-glucosamine-linked 𝛽-(1-4)(Loitkhumar et al., 2016).
Kitosan terdiri dari gugus amina dan hidroksil bersifat basa sehingga dapat
bereaksi dengan asam. Kitosan bersifat mengandung gugus amina yang apabila
bereaksi dengan asam maka akan membentuk garam, sehingga untuk
melarutkan kitosan digunakan larutan asam karena kitosan tidak dapat larut
dalam air. Menurut Anonymous dalam Erryana Martati, dkk(2012) kitin
didalam bidang industry dapat diaplikasikan untuk mengikat bahan pencemar
baik bahan organic maupun anorganik. Selain itu kitosan dapat berungsi
sebagai polikationik sehingga dapat diaplikasikan sebagai adsorben logam
berat.

1
Salah satu contoh logam berat yang bisa diadsorpsi oleh kitosan adalah
logam mangan. Dimana mangan merupakan logam keras dan rapuh, sulit untuk
meleleh, tetapi mudah untuk teroksidasi. Mangan bersifat reaktif ketika murni,
sebagai bubuk akan terbakar dalam oksigen., bereaksi dengan air dan alrut
dalam asam encer(Ansori, 2010). Logam berat mangan tersebut dapat
diadsorbsi menggunakan komposit dari kitosan karbon aktif.

Komposit kitosan karbon aktif dapat dibuat dari bahan-bahan alam.


Salah satu contoh bahan alam yang dapat dibuat sebagai komposit adalah
sekam padi. Sekam padi merupakan bahan buangan dari proses penggilingan
padi. Sekam padi terdiri dari lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri
dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Sekam
padi tahan terhadap pelapukan, memiliki kandungan abu yang tinggi, bersifat
abrasive,menyerupai kandungan kayu, serta memiliki kandungan karbon yang
cukup tinggi sehingga sekam padi dapat dimanfaatkan sebagai adsorben.
Sekam padi tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang mengandung
banyak silika dalam bentuk serabut-serabut yang sangat keras(Nuryono dan
Narsito, 2009). Kemudian apabila sekam padi dibakar pada suhu terkontrol ,
abu sekam yang dihasilkan dari sisa pembakaran akan mengandung silika yang
tinggi(Lakum, 2009). Karbon aktif yang dihasilkan memiliki beberapa factor
yang sangat mempengaruhi daya serapnya yakni sifat serapan, temperature, pH,
dan waktu kontak.

Sifat serapan yang dihasilkan oleh karbon aktif bergantung pada


ukuran molekul dari struktur yang sama. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus
fungsi, posisi gugus fungsi, struktur rantai dari suatu serapan. Selanjutnya
factor suhu dipengaruhi oleh viskositas dan stabilitas termal senyawa terapan.
Sedangkan factor Ph berpengaruh dimana jika ph diturunkan maka adsorbsinya
semakin meningkat, begitupun sebaliknya. Kemudian waktu kontak karbon
aktif dipengaruhi jumlah karbon aktif dan pengadukan yang dilakukan. Jika

2
jumlah karbon aktif semakin banyak maka daya serap semakin besar begitupun
sebaliknya. Begitupun dalam hal pengadukan, jika pengadukan dilakukan
dengan cepat dan konstan maka akan dihasilkan karbon aktif dengan daya serap
yang lebih baik.

Pembuatan material dengan daya serap yang baik ini dapat dilakukan
memlalui pembuatan komposit. Komposit dapat berwujud resin komposit
dimana terjadi penggabungan dua bahan atau lebih yang memiliki sifat unggul.
Selain berwujud resin, komposit juga dapat berwujud granul. Dimana granul
merupakan hasil dari proses granulasi yang bertujuan untuk meningkatkan
aliran serbuk. Granulasi adalah pembentukan partikel-partkel besar dengan
mekanisme pengikatan tertentu. Granulasi juga dapt diartikan proses
pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang lebih besar
melalui penggumpalan massa sehingga granul yang dihasilkan lebih homogen.
Dimana granul komposit dibuat dengan cara hybridisasi yang merupakan
penggabungan dua unsur yang berlawanan tetapi tetap mempertahankan
karakter unsur-unsur tersebut. Komposit yang dibuat dalam ukuran granul
memiliki keuntungan berupa luas permukaan yang semakin homogen sehingga
dapat meningkatkan kemampuan adsorben.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini dilakukan


sintesis kitosan dari cangkang kerrang mutiara dan pembuatan karbon aktif dari
sekam padi. Penelitian ini dilakukan untuk membuat komposit kitosan karbon
aktif dari cangkang kerrang Mutiara dan sekam padi dengan melakukan variasi
suhu dan lama waktu pemanasan pada kitosan. Dimana komposit akan dibuat
dalam bentuk granul hybrid dan diaplikasikan sebagai penyerap logam berat
mangan. Pada penelitian ini akan dilihat bagaimana serapan dari granul
komposit kitosan-karbon aktif pada logam berat mangan.

1.2 Batasan Masalah

3
Adapun Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian ini dilakukan hanya menggunakan cangkang kerrang Mutiara


berjenis (Pinctada maxima) sebagai bahan untuk membuat kitosan .
2. Penelitian ini hanya menggunakan sekam padi sebagai bahan pembuatan
komposit karbon aktif.
3. Penelitian ini hanya dilakukan untuk melihat serapan komposit kitosan
karbon aktif pada logam mangan.
1.3.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Berapa suhu optimal yang digunakan untuk mendapatkan luas permukaan


komposit yang paling baik sebagai adsorben?
2. Bagaimana pengaruh lama waktu pemanasan terhadap luas permukaan
komposit adsorben yang dihasilkan?
3. Berapa ukuran minimal komposit yang dibutuhkan untuk menyerap logam
berat dalam bentuk granul?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui berapa suhu optimal yang digunakan untuk


mendapatkan luas permukaan komposit yang paling baik sebagai adsorben.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama waktu pemanasan terhadap
luas permukaan komposit adsorben yang dihasilkan.

4
3. Untuk mengetahui berapa ukuran minimal komposit yang dibutuhkan untuk
menyerap logam berat dalam bentuk granul.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya dalam hal


pemanfaatan limbah cangkang kerrang Mutiara.
2. Penelitian ini bermanfaat untuk membantu masayarakat dalam melakukan
penjernihan air yang mengandung logam berat.
3. Dengan adanya penelitian ini masayarakat dapat mengurangi keberadaan
limbah cangkang kerang Mutiara dan limbah sekam padi dengan cara dibuat
menjadi komposit.

5
6

Anda mungkin juga menyukai