Diusulkan Oleh:
Farhati Zakiyah NIM: 17030194069 (Angkatan 2017)
i
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN
Surabaya, 29-03-2019
Menyetujui, Ketua Pelaksana Kegiatan
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni,
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Produk makanan yang banyak beredar umumnya sangat mudah membusuk
(perishable), penyebab utamanya adalah kadar air pada makanan itu sendiri.
Semakin tinggi kadar air suatu pangan, maka akan semakin besar pula
kemungkinan terjadinya kerusakan baik akibat aktivitas biologis dari pangan itu
sendiri (metabolisme) maupun mikroba perusak.
Sejak dahulu kala telah dikenal cara pengawetan makanan yang sangat
sederhana seperti proses pengeringan, pembekuan, penggaraman dan masih banyak
lagi. Kini, pengawet buatan banyak digunakan sebagai pengawet dari berbagai
produk makanan. Meskipun demikian banyak konsumen yang enggan
mengkonsumsi makanan yang mengandung pengawet buatan dengan alasan adanya
kandungan bahaya yang menyebabkan efek negatif pada kesehatan. Atas dasar efek
negatif dari pengawet buatan tersebut, kini banyak dikembangkan pengawet alami
(biopreservative) untuk menjaga kebersihan dari makanan dan menjaga kualitas
nutrisi yang terkandung di dalamnya. Bagian tertentu pada tumbuhan seperti pada
akar, batang, daun dan bagian lainnya mungkin memiliki kandungan antimikroba
dan penggunaannya tentu saja lebih aman bagi kesehatatan. Banyak penelitian yang
dilakukan oleh para ilmuwan untuk menemukan pengawet alami pada ekstrak
tumbuhan maupun beberapa sumber dari hasil laut seperti dengan ekstraksi kitosan
dari kitin pada kulit udang dan juga kepiting.
Pada kitosan dan daun jambu biji memiliki kecenderungan antibakteri pada
jenis bakteri yang berbeda. Oleh karena itu, kami mencoba untuk meneliti
kesinergisan kinerja antibakteri pada kedua subjek tersebut.
Pada kitosan dan daun jambu biji memiliki kecenderungan antibakteri pada
jenis bakteri yang berbeda. Oleh karena itu, kami mencoba untuk meneliti
kesinergisan kinerja antibakteri pada kedua subjek tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Buah merupakan produk hasil pertanian yang mudah rusak /busuk akibat oleh
aktivitas metabolisme yang masih berlangsung pada buah. Proses respirasi yang
melibatkan oksigen dari lingkungan akan mempercepat kematangan dan dapat
menyebabkan jika tidak dikendalikan. Pada kebanyakan buah, tingkat respirasi
meningkat secara cepat selama pematangan yang diikuti kelayuan. Disamping itu,
komoditi holtikultura sangat riskan terkontaminasi oleh fungi dan mikroba. Hal ini
menambah penurunan kualitas buah. Kerusakan pada buah akan menyebabkan
perubahan fisiologi, kimia, sifat organoleptik (rasa, bau, dan tekstur), dan
keamanannya untuk dikonsumsi. Oleh karena itu perlu diupayakan
pengawetan/perlindungan buah dari kebusukan yang pada akhirnya akan
menurunkan daya jual (Rokhati dkk., 2015)
Edible coating telah lama diketahui dapat menjaga produk pangan dari
kerusakan dengan cara memperlambat dehidrasi, menahan respirasi dan
meningkatkan kualitas tekstur, membantu menahan komponen-komponen aroma
yang bersifat volatil atau yang mudah menguap serta dapat menghambat
pertumbuhan mikroba. Penggunaan dan pengembangan pelapisan dengan material
berbahan dasar biologis berkembang yang bertujuan untuk memperpanjang masa
simpan dan kualitas produk pangan yang segar, beku, maupun yang diformulasikan
(Ginting, 2011).
Penggunaan coater pada buah segar dapat memperlambat penurunan mutu,
karena metode tersebut dapat digunakan sebagai penahan difusi oksigen,
karbondioksida, dan uap air serta komponen flavor, sehingga mampu menciptakan
kondisi atmosfir internal yang sesuai dengan kebutuhan produk yang dikemas.
Keuntungan penggunaan coater untuk pelapis buah adalah dapat memperpanjang
umur simpan produk serta tidak mencemari lingkungan, karena coater ini dapat
dimakan bersama produk (Harianingsih, 2010).
2
Kitosan merupakan produk turunan dari polimer kitin yaitu limbah dari
pengolahan industri perikanan, khususnya udang dan rajungan. Limbah kepala
udang mencapai 35-50% dari total berat udang (Novita, dkk., 2012).
Berdasarkan hasil penelitian, pembuatan kitosan dari kulit udang dengan level
DDA (Determination of Degree Deacetylation) tinggi memiliki aktivitas
antibakterial pada beberapa bakteri, yaitu pada Escherishcia coli, Proteus vulgaris,
Salmonella flexneri, Salmonella typhi dan Escherischia faecalis. Meskipun begitu
masih belum diketahui secara pasti hubungan antara aktivitas antibakteri kitosan
dengan gugus NH2+ bebas (Jadav & Diwan, 2018).
Kitosan dapat digunakan sebagai pelapis yang dapat dimakan pada buah dan
sayur. Pelapisan kitosan dapat melindungi makanan dari kerusakan karena
mikroorganisme dapat menghambat difusi oksigen sehingga proses respirasi dapat
dihambat (Ghaout, dkk., 1991).
Aplikasi kitosan sebagai pelapis yang dapat dimakan pada buah dan sayur
mempunyai dampak positif untuk penyimpanan jangka panjang makanan karena
kitosan menyediakan semacam lapisan aktif yang dapat mengeluarkan zat pengawet
yang dimilikinya secara perlahan-lahan sehingga pertumbuhan mikroorganisme
dapat dihambat. Efek tersebut juga dapat mempertahankan penampakan luar dari
buah dalam waktu lama (Galed, dkk., 2004).
Dari beberapa penelitian menyebutkan kemampuan pelapisan atau coating
kitosan untuk memperpanjang masa simpan dan mengontrol kerusakan buah dan
sayuran lebih baik dengan menurunkan kecepatan respirasi, menghambat
pertumbuhan kapang, dan menghambat pematangan dengan mengurangi produksi
etilen dan karbondioksida. Kitosan memiliki kemapuan untuk membentuk lapisan
yang sesuai sebagai pengawet makanan dengan menghambat patogen psikotrofik
(Novita, dkk, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian, pembuatan kitosan dari kulit udang dengan level
DDA (Determination of Degree Deacetylation) tinggi memiliki aktivitas
antibakterial pada beberapa bakteri, yaitu pada Escherishcia coli, Proteus vulgaris,
Salmonella flexneri, Salmonella typhi dan Escherischia faecalis. Meskipun begitu
masih belum diketahui secara pasti hubungan antara aktivitas antibakteri kitosan
dengan gugus NH2+ bebas (Jadhav & Diwan, 2018).
Ekstrak daun jambu biji mempunyai beberapa kandungan kimia seperti
minyak esensial, ellagitanin, flavonoid, kuersetin, saponin, alkaloid, antrakuinon,
kardiak glikosida, dan flobatanin dimana kandungan tersebut memiliki sifat
antimikroba. Ekstrak daun jambu biji secara garis besar memiliki kandungan
terpenoid, fenolik dan alkaloid (Biswas, dkk., 2013).
Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, ekstrak daun jambu biji
menunjukkan aktivitas antibacterial pada beberapa bakteri seperti Stapylococcus,
Sigella sp, salmonella sp, Bacillus sp, E. coli, Clostridium sp dan bakteri perusak
makanan seperti Pseudomonas sp. Komponen anti jamur yang terutama adalah
tannin, flobatanin, saponin, terpenoid, alkaloid dan polifenol. Ekstrak daun jambu
3
biji ini juga menunjukkan kandungan antioksidan yang mana dihasilkan oleh
polifenol. Bagaimanapun juga, aplikasi ekstrak daun jambu biji masi sangat terbatas
(Joseph & Priya, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN
Persiapan Bahan
Buah pisang masak yang baru dipetik (Musa acuminata), belimbing
(Averrhoa carambola) dan alpukat (Persea americana) dikumpulkan dari pasar
buah area Surabaya. Sebanyak 15 buah per jenisnya, dengan kondisi buah yang
masih baik dan matang. Per jenis buahnya kemudian dihitung massa rata-ratanya.
4
Ekstraksi Daun Jambu Biji dengan Metode Maserasi
Daun jambu biji hijau yang suda tua dipetik dan di cuci hingga bersih,
kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dan digiling hingga halus.
Kemudian daun jambu biji ditambahkan dengan larutan etanol 70% dan direfluks
selama 3 jam. Ekstrak yang diperoleh kemudian di evaporasi sehingga
menghasilkan ekstrak daun jambu biji murni.
Kitosan dengan massa 2.5 gram, 5.0 gram 7.5 gram dan 10 gram masing-
masing dilarutkan dalam larutan asam asetat 1% sebanyak 500 mL dan diaduk pada
suhu 40oC untuk mendapatkan masing-masing konsentrasi 0.5%, 1%, 1.5% dan
2%). Sedangkan sebanyak 1% ekstrak daun jambu biji dibuat dengan
menambahkan larutan asam asetat 1% sebanyak 50 mL dengan 0.5 gram ekstrak
daun jambu
5
Warna Kulit, Rasa dan Tekstur Buah
Warna kulit, rasa dan tekstur buah diuji oleh panelis sebanyak 10 orang.
Panelis dipilih secara acak. Data yang didapatkan dibandingkan dengan kualitas
awal dari buah, data tersebut didapat melalui kuisioner yang diberikan pada panelis.
Kadar Air
Kadar air ditentukan dengan menggunakan metode oven dry (AOAC, 2005).
Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus:
W𝑖 −𝑊𝑑𝑟𝑦
Kadar air: x 100%
𝑊𝑑𝑟𝑦
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya
NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan 1.734.000,00
2 Bahan habis pakai 900.000,00
3 perjalanan 1.900.000,00
4 Lain-lain 4.365.000,00
NO URAIAN BULAN
1 2 3 4 5
1 Koordinasi awal penelitian
2 Pengumpulan bahan
3 Proses sintesis kitosan dari
limbah kulit udang
4 Proses ekstraksi daun
jambu biji
5 Simulasi penggunaan
pengawet kitosan dan
ekstrak daun jambu biji
6
DAFTAR PUSTAKA
Alexander K Ginting. (2011). Pengaruh Konsentrasi Edibel Kitosan dan Lama
Utara, Medan.
Galed, G., Valle, F., Encarnacion, M., Martinez, A., & Heras. (2004). Application
of MRI Monitor the Process of Ripening and Decay in Citrus Treated with
Ghaout, A., Arul, J., & Rathy, P. (1991). Chitosan Coating Effect on Storability
Universitas Diponegoro
Shrimp Shell Waste. Indian Juournal of Geo Marine Sciences. 47, 675-
680.
7
Novita, Satriana, Martunis, S Rohaya, & Hasmarita E. 2012. Pengaruh Pelapisan
8
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua Pelaksana dan Dosen pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Farhati Zakiyah
2 Jenis Kelamin P
3 Program Studi Pendidikan Kimia
4 NIM 17030194069
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pamekasan, 17 September 1998
6 E-mail farhatizakiyah343@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0851553711013
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
MTs Al-
MA Al-Amiriyyah
Nama Institusi SD Darussalam Amiriyyah
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa Bidang
Penelitian.
9
Surabaya, 28 Maret 2019
Pengusul,
(Farhati Zakiyah)
10
Dosen pembimbing
A.Identitas Diri
B.Riwayat Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun Lulus
S1 IKIP Surabaya Pendidikan Kimia 1985
S2 UGM Yogyakarta Kimia 1989
11
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1. Satya Lencana Presiden Republik Indonesia 1996
Kesetiaan 10 Tahun
2. Satya Lencana Presiden Republik Indonesia 2017
Kesetiaan 24 Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi slah
satu persyaratan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian.
12
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran
No Pengeluaran volume Biaya
1 Peralatan
a.Pisau 6 Rp. 60.000,00
b. Talenan 4 Rp. 30.000,00
c. Oven 1 Rp. 350.000,00
d. Loyang 3 Rp. 85.000,00
f. Mikropipet 1 Rp. 750.000,00
g. Pipet tetes kaca (perbox) 5 Rp. 195.000,00
h. Gelas ukur 25 ml 2 Rp. 74.000,00
i. Gelas kimia 100 ml 10 Rp. 190.000,00
2 Bahan
a. Pisang 5 Rp. 240.000,00
curung
b. Belimbing 10 kg Rp. 350.000,00
c. Etanol 70% 2 liter Rp. 100.000,00
d. NaOH 50% 1 kg Rp.
200.0000,00
f. Asam asetat 3% Rp. 10.000,00
3 Perjalanan
a. Rumah industri udang Rp. 300.000,00
b. Pasar tempat buah Rp. 100.000,00
c. Lab tempat uji Rp.
1.500.000,00
4 Lain – lain
a. Surat izin melakukan penelitian Rp. 45.000,00
b. Surat izin menggunakan instrumen Rp. 45.000,00
c. Surat izin penyewaan laboratorium Rp. 45.000,00
d. Administrasi peminjaman instrumen Rp.
3.000.000,00
e. Cetak proposal + revisi Rp. 270.000,00
f. Cetak laporan akhir Rp. 300.000,00
g. Jas Laboratorium putih lengan panjang Rp. 360.000,00
h. Sarung tangan karet untuk industri Rp. 240.000,00
panjang
i. Masker kesehatan Rp. 60.000,00
TOTAL Rp.
8.899.000,00
13
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
NO NAMA/NIM PROGR BIDANG ALOKASI URAIAN
AM ILMU WAKTU TUGAS
STUDI (JAM/MINGGU
1 Farhati Zakiyah Penididi 12Jam/minggu Ketua
kan - Penanggu
Kimia ng jawab
penelitian
- Menulis
proposal
- Melakuka
n
bimbinga
n kepada
dosen
pembimbi
ng
- Melakuka
n
pernelitia
n di
laboratori
um kimia
organik
- Melakuka
n relasi
publik
2 Anggota 1 - Mengatur
keuangan
- Melakuka
n
pengadaa
n barang
- Bersama
ketua,
turut
melakuka
n
penelitian
di
laboratori
um
14
3 Anggota 2 - Melengka
pi
lampiran-
lampiran
dalam
lembar
proposal
- Memastik
an
kerapian,
kebenaran
dan
ketepatan
proposal
dengan
format
yang telah
dibuat
15
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Farhati Zakiyah
NIM : 17030194069
Program Studi : S1 Pendidikan Kimia
Fakultas : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
16
17
18