Kegiatan I
C. Dasar teori
Suhu adalah properti fisik dari materi yang kuantitatif mengungkapkan
gagasan umum dari panas dan dingin. Objek suhu rendah dingin, sementara
berbagai tingkat suhu yang lebih tinggi yang disebut sebagai hangat atau
panas. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Semakin tinggi suhu suatu
benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan
energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-
masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di
tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda,
makin tinggi suhu benda tersebut. Dalam hal tersebut adalah tubuh, berarti
suhu menunjukkan derajat panas tubuh.
Suhu tubuh dari hari kehari selalu konstan kecuali terjadi demam.
Terdapat mekanisme dalam tubuh untuk mempertanyakannya agar konstan
walaupun dipengauhi oleh cuaca yang ekstrim, aktifitas dan lain –lain. Suhu
tubuh rectal umumnya lebih 1c disbanding suhu oral. Mekanisme pengaturan
suhu tubuh dilakukan oleh hipotalamus dan perangai pengaturan suhu tubuh.
Bila suhu tubuh interna terlalu tinggi, isyarat dari area preoptika otak
memberikan kesan psikis terlalu panas. Bila tubuh terasa dingin, isyarat dari
kulit dan mungkin dari reseptor perifer menimbulkan perasaan dingin yang
tidak enak. Oleh karena itu orang membuat peyesuaian lingkungan untuk
memberikan rasa nyaman.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh memengaruhi proses metabolisme
sel tubuh. Proses tersebut bisa berlangsung cepat jika makanan yang masuk
tergolong merangsang. Misalnya, makanan pedas atau makanan bersuhu
1
tinggi. Jika proses metabolisme sel tubuh berlangsung cepat, suhu tubuh
meningkat. Sitokin (salah satu protein) pun terpicu muncul. Salah satu bahan
yang tergolong sitokin adalah kalikrein. Bahan itu berpengaruh terhadap
pelebaran pembuluh darah yang menuju kelenjar keringat di kulit.
Dampaknya, keringat pun mengucur keluar.
Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :
a. Laju metabolism basal ( basal metabolism rate, BMR ) di semua sel tubuh.
b. Laju cadangan metabolism yang disebabkan aktivitas otot ( termasuk
kontraksi otot akibat menggigil ).
c. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormone tiroksin dan sebagian
kecil hormone lain, misalnya hormone pertumbuhan.
d. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epinephrine, norepineprine, dan
rangsangan simpatis pada sel.
e. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel
itu sendiri terutama bia temperature menurun.
Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang
membantu suhu tubuh yang konstan antara 36.5oC dan 37.5oC. Suhu tubuh
normal manusia akan bervariasi dalam sehari. Seperti ketika tidur, maka suhu
tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun atau dalam
aktivitas. Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga
akan memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah
(dalam mulut) normal sekitar 37o C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar
36.5o C sedang di rectum (anus) sekitar 37.5o C.
Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi
dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya.
Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan
termometer.
Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:
1. Usia:Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas
meningkatseiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak.
regulasi suhu akannormal setelah anak mencapai pubertas.Lansia sensitif
2
terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu
(terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan
aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolism.
2. Olahraga: aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan
metabolisme lemak dan karbohidrat.
3. Kadar Hormon: suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria.
4. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama.
5. Stres:stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan
persyarafan.
6. Lingkungan:mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku
disekitar.
D. Cara kerja
Untuk mengukur suhu tubuh manusia digunakan thermometer klinis dan
pengukuran dilakukan pada bagian-bagian axilla dan mulut (cavum oris).
Adapun pengukuran sebagai berikut:
1. Thermometer diturunkan lagi air raksanya dan dibersihkan dengan alcohol.
Ujung thermometer dimasukan kedalam mulut dibawah lidah, dan mulut
ditutup rapat. Setelah 10 menit catatlah temeperaturnya.
2. Praktikan bernapas dengan tenang melalui mulut terbuka sesudah air raksa
pada thermometer diturunkan, letakkan lagi thermometer setelah 5 menit,
dan kemudian selama 10 menit tanpa menurunkan air raksanya terlebih
dahulu dan catatlah.
3. Praktikan berkumur dengan air es selama 1 menitdan masukkan
thermometer kedalam mulut seperti di atas, setelah air raksanya
diturunkan. Setelah 5 menit bacalah temperaturnya, selanjutnya baca
temperature kembali setelah 10 menit tanpa menurunkan air raksanya
terlebih dahulu catatlah hasilnya.
4. Praktikan tidur terlentang dengan bagian atas terbuka, fossa axillaries
dikeringkan terhadap keringat. Thermometer klinis air raksanya
diturunkan terlebih dahulu sampai didasar penampung kemudian ujungnya
3
(dengan selubung metal) dimasukkan kedalam fossa axillaries sehingga
tertutup. Biarkan 10 menit di dalam fossa axillaries kemudian catat
temperature setelah 10 menit.
E. Hasil pengamatan
No Nama Suhu 1 Suhu 2 Suhu 3 Suhu 4
1 Rifaldy 37,5 0C 37,9 0C 36,1 0C 36,5 0C
2 Nimade 37,2 0C 37 0C 36,1 0C 36,2 0C
3 Desy 37,1 0C 370C 36,2 0C 36,1 0C
4 Feby 37,1 0C 36°C 37 0C 36,10C
5 Yati 37,1°C 37°C 37°C 36,1°C
F. Pembahasan
Untuk mengetahui suhu tubuh, dilakukan pengukuran tubuh dengan
menggunakan thermometer badan. Menurut teori, suhu tubuh yang diukur
melalui cavitas oris lebih tinggi daripada yang diukur melalui fossa axilaris
karena thermometer yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh melalui
cavitas oris langsung meyentuh dan mengenai pembuluh darah yang berada di
bawah lidah. Sehingga pengukurannya lebih cepat daripada pengukuran suhu
tubuh melalui fossa axilaris.Suhu normal manusia yaitu pada kisaran 36,6 °C
– 37 °C . Dari data di atas dapat diimpulkan bahwa suhu probandus berada di
atas suhu normal dengan suhu paling tinggi mencapai 40 °C pada pengukuran
di bawah lidah tanpa kumur air es. Suhu tubuh yang terlalu tinggi ini karena
adanya ketidakseimbangan pembuatan panas dan kehilangan panas. Kondisi
tubuh probandus yang sedang tidak sehat juga mempengaruhi pengukuran
suhu yang dilakukan karena kondisi tubuh yang sedang sakit pembuatan panas
dan kehilangan panas tidak seimbang. Dalam percobaan ini pada posisi badan
berbaring dalam mulut tertutup dan diberi thermometer untuk mengukur suhu,
suhu yang didapat adalah lebih tingggi. karena terjadi produksi panas dalam
mulut sebab udara pernapasan dalam mulut tidak keluar.
4
G. Kesimpulan
Jadi dari hasil percobaan ini dapat disimpulkan bahwa suhu tubuh
dipengruhi oleh keadaan lingkungan, aktifitas sseorang dan keadaan tubuh
seseorang. Dalam hal aktifitas, seseorang yang melakukan banyak aktifita
suhu tubuhnya meningkat dibandingkan dengan yang tidak melakukan
aktifitas. Dan juga pengamatan suhu pada saat mulut dibuka lebih turun
dibandingkan pada saat pengamatan suhu dengan mulut tettutup. Hal ini
menunjukan bahwa keadaan di lingkungan pun turut serta dalam
mempengaruhi suhu tubuh.
5
DAFTAR PUSTAKA