Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan dapat
menjalar ke kaki terutama bagian sebelah belakang dan samping luar. Keluhan ini dapatdemikian
hebatnya sehingga pasien mengalami kesulitan dalam melakukan setiap gerakan.Penyebab dari
nyeri punggung bawah banyak sekali dan bervariasi mulai dari kelelahan otot sampai tumor
ganas. Dalam beberapa kasus nyeri punggung bawah dapat ditangani dan dicegah dengan
mengetahui penyebabnya dan bagaimana pencegahannya. Untuk mengetahui hal tersebut,
diperlukan pemeriksaan yang lengkap dan teliti, apalagi pada kasus yang spesifik
pemeriksaannya akan lebih banyak daripada kasus non spesifik. Pada kasus spesifik akan ada
pemeriksaan tambahan karena adanya kelainan neurologi, yang kebanyakan disebabkan karena
Hernia Nukleus Pulposus (HNP), spondilosis, dantrauma. Pada penderita HNP biasanya akan
timbul nyeri pinggang yang menjalar sampai daerah tungkai bawah bahkan ada yang sampai
ujung ibu jari kaki dan juga ditandai dengan nyeri yang hebat ketika pasien mengejan atau
bersin. Dengan adanya nyeri tersebut, maka akan timbul spasme otot di sekitar vertebra dan
keterbatasan gerak pada vertebra lumbal (fleksi, ekstensi, latero fleksi). Lordosis lumbal kurang
atau semakin mendatar. Dari masalah yang timbul ini, akan mempengaruhi aktivitas kehidupan
sehari-hari tidak dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan tidak dapat menikmati waktu
senggang karena nyeri waktu istirahat (Chusid, 1993).Pada penderita nyeri punggung bawah
tersedia berbagai modalitas fisioterapi antara laindengan tindakan operasi dan non operasi. Untuk
tindakan operasi dinamakan laminectomy yaitu prosedur bedah untuk mengurangi tekanan pada
saraf tulang belakang,operasi ini dilakukan untuk mengurangi tekanan padasumsum tulang
belakang atau akar saraf tulang belakang yang disebabkan oleh perubahan yang berkaitan dengan
usia di tulang belakang. Sedangkan untuk tindakan non-operasi antara lain: Tens, Ultrasound,
Infra red manfaat kerjanya adalah mengurangi rasa nyeri, rileksasi otot dan meningkatkan
sirkulasi darah (Kaplan dan Tunner,1989).

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Anatomi dan Fisiologi


Vertebra adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang rawan.
Vertebra tersebut terdiri dari tujuh vertebra cervicalisdua belas vertebra thoracalis, lima
vertebra lumbalis, lima vertebra sacralisdan empat vertebra coccygeus. Corpus adalah bagian
dari vertebrayang terluas dan berbentuk silindris dan mempunyai beberapa satuan atau
permukaan yaitu facies anterior, facies posterior, facies superior, facies inferior dan
facies lateralis. Arcus merupakan lengkung simetris kanan dan kiri yang berpangkal pada
corpus untuk menuju ke arah dorsal, pangkalnya disebut radix vertebra. Foramen vertebralis
merupakan lubang yang terdapat arcus vertebra dan permukaan posterior korpus vertebra
selanjutnya secara keseluruhan foramen vertebralis ini akan membentuk kanalis
vertebralisyang nantinya diisi oleh medulla spinalis. Discus merupakan struktur yang elastic,
terletak di antara korpus vertebra. Fungsi diskusyaitu (a) sebagai bantalan agar tidak terjadi
gerakan antar corpus vertebra saat bergerak. (b) sebagai penyangga corpus dalam menumpu
berat badan (c) sebagai pengikat vertebra yang satu dengan vertebra yang lain. Sistem yang
keluar dari vertebra adalah nervus spinalis, nervus spinalis yaitu akar-akar yang dimulai dari
radiks anterior medulla spinalis kemudian keluar melalui feramen invertebralis secara
topografi nervus spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang tersusun secara sistematis.

2
Bagian-bagian dari vertebra lumbal :

1. Korpus

Vertebra lumbal mempunyai korpus yang tebal, besar dan berbentuk lonjong (oval) dengan
garis poros yang terletak transversal. Ukurannya lebih besar dari korpus pada servikal atau
daerah torakal dan pada bagian anterior sedikit lebih tinggi dibanding dengan bagian posterior.
Korpus vertebra lumbalis mempunyai bentuk silinder, sehingga dapat berfungsi sebagai
penyangga dan pelindung dari bagian foramen intervertebralis.

2. Arkus

Arkus terletak pada bagian posterior dan dibentuk oleh dua pedikel dan dua lamina. Pada
bagian ini pedikelnya pendek tetapi lebih tebal dan laminanya lebih besar yang mengarah ke
belakang dan ke tengah. Antara korpus vertebra dengan arkus vertebra lumbalis berfungsi untuk
menyokong prosessus spinosus yang arahnya ke belakang, prosessus transversus yang arahnya
ke samping dan prosessus artikularis superior dan inferior.

3. Pedikel

Pedikel mempunyai dua buah tulang yang pendek dan kuat. Timbul dari bagian atas korpus,
sehingga cekungan insisura vertebralis inferior yang terletak pada bagian bawah lebih dalam dari
cekungan insisura vertebralis superior yang letaknya pada bagian atas dan keduanya akan
membentuk foramen intervertebralis yang merupakan bagian dari tempat keluarnya sumsum
saraf.

4. Lamina Arkus Vertebra

Lamina arkus vertebra merupakan susunan dari dua buah tulang yang bentuknya berasal dari
ujung pedikel.

5. Prosessus Spinosus

Vertebra lumbalis mempunyai bentuk prosessus spinosus yang lebar dan besar, tumpul serta
mendatar ke arah belakang dan berbentuk persegi atau seperti kapak kecil dan lebih kecil pada
bagian vertebra lumbalis ke lima.

3
6. Prosessus Transversus

Prosessus transversus tipis dan mengarah ke belakang dan ke samping. Prosessus transversus
lumbal ketiga adalah yang terpanjang, sedangkan prosessus transversus vertebra kelima lebih
pendek dan lebih tipis dari ruas yang lainnya. Pada bagian belakang dari batas bawah pada setiap
prosessus transversus dan dekat korpusnya terdapat tonjolan tulang yang disebut prosessus
asesoris.

7. Prosessus Artikularis

Prosessus artikularis terletak pada bagian sisi dari persambungan antara pedikel dengan
lamina. Permukaan atasnya cekung dan mengarah ke depan dan ke tengah. Fasies artikularis
inferior bentuknya cembung dan mengarah ke depan serta ke sisi samping. Ketika vertebra saling
bersambungan, maka fasies artikularis inferior berada di atas fasies artikularis superior dari
bagian bawah vertebra. Prosessus artikularis ini berperan dalam pembentukan diskus artikularis
yang membagi prosessus artikularis menjadi prosessus artikularis inferior dan superior. Pada
bagian dari prosessus artikularis superior terdapat tonjolan tulang pada permukaan belakangnya
yang disebut prosessus mammilaris.

Gambar 2 : bagian-bagian vertebra lumbal

Nukleus pulposus adalah bagian tengah diskus yang bersifat semigelatin, nukleus ini
mengandung berkas-berkas serat kolagen, sel-sel jaringan penyambung dan sel-sel tulang rawan.
Zat ini berfungsi sebagai peredam benturan antara korpus vertebra yang berdekatan. Selain itu.

4
juga memainkan peranan penting dalam pertukaran cairan antara diskus dan pembuluh-pembuluh
darah kapiler.

Anulus fibrosus terdiri atas cincin-cincin fibrosa konsentris yang mengelilingi nukleus
pulposus. Anulus fibrosus berfungsi untuk memungkinkan gerakan antara korpus vertebra
(disebabkan oleh struktur spiral dari serabut-serabut); untuk menopang nukleus pulposus; dan
meredam benturan. Jadi anulus berfungsi mirip dengan simpail di sekeliling tong air atau seperti
gulungan pegas, yang menarik korpus vertebra bersatu melawan resistensi elastis nukleus
pulposus, sedangkan nukleus pulposus bertindak sebagai bola penunjang antara korpus vertebra.

Diskus intervertebralis berukuran kira-kira seperempat panjang kolumna vertebralis. Diskus


paling tipis terdapat pada daerah torakal sedangkan yang paling tebal tedapat di daerah lumbal.
Bersamaan dengan bertambahnya usia, kandungan air diskus berkurang dan menjadi lebih tipis.

Ligamen-ligamen yang memperkuat persendian di kolumna vertebralis regio lumbal adalah :

a. Ligamen flavum

Ligamen flavum merupakan ligamen yang menghubungkan lamina dari dua arkus vertebra
yang berdekatan. Ligamen ini panjang, tipis dan lebar diregio servikal, lebih tebal di regio
torakal dan paling tebal di regio lumbal. Ligamen ini mencegah terpisahnya lamina arkus
vertebralis dan juga mencegah terjadinya cidera di diskus intervertebralis. Ligamen flavum yang
kuat dan elastis membantu mempertahankan kurvatura kolumna vertebralis dan membantu
menegakkan kembali kolumna veretbralis setelah posisi fleksi (Yanuar, 2002).

b. Ligamen interspinosus

Ligamen interspinosus merupakan ligamen yang menghubungkan prossesus spinosus mulai


dari basis hingga apex, merupakan ligamen yang lemah hampir menyerupai membran (Yanuar,
2002)

c. Ligamen intertranversus

Ligamen intertranversus adalah ligamen yang menghubungkan prossesus tranversus yang


berdekatan. Ligamen ini di daerah lumbal tipis dan bersifat membranosa (Yanuar, 2002).

5
d. Ligamen supraspinosus

Ligamen supraspinosus menghubungkan prosesus spinosus di daerah apex vertebra servikal


ke 7 (VC7) sampai dengan sakrum. Ligamen ini dibagian kranial bergabung dengan ligamen
nuchae. Ligamen supraspinosus ini kuat, menyerupai tali (Yanuar, 2002).

Fisiologi Vertebra Lumbalis

1. Kolumna Vertebralis
Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari:
a. Segmen anterior, yang berfungsi sebagai penyangga beban, dibentuk oleh korpus
vertebra yang dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh diskus intervertebra. Struktur
ini masih diperkuat oleh ligamen longitudinal posterior dan ligamen longitudinal
anterior. Ligamen longitudinal posterior mempunyai arti penting dalam patofisiologi
penyakit justru karena bentuknya yang unik. Sejak dari oksiput, ligamen ini menutup
seluruh permukaan belakang diskus intervertebra. Mulai L1 ligamen ini menyempit,
hingga pada daerah L5-S1 lebar ligamen hanya tinggal separuh asalnya. Dengan
demikian pada daerah ini terdapat daerah lemah, yakni bagian posterolateral kanan dan
kiri diskus intervertebra, daerah tak terlindung oleh ligamen longitudinal posterior.
Akan nyata terlihat, bahwa tingkat L5-S1 merupakan daerah paling rawan.

Gambar 1. Segmen Anterior Kolumna Vertebrata7


b. Segmen posterior, bagian ini dibentuk oleh arkus, prosesus transversus dan prosesus
spinosus. Satu dengan yang lainya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat
oleh ligamen serta otot. Ditinjau dari sudut kinetika tubuh (di luar kepala dan leher),

6
maka akan tampak bahwa gerakan yang paling banyak dilakukan tubuh ialah fleksi,
kemudian ekstensi. Dalam kenyataannya gerakan fleksi-ekstensi merupakan tugas
persendian daerah lumbal dengan pusat sendi L5-S1. Hal ini dimungkinkan oleh bentuk
dan letak bidang sendi yang sagital. Lain halnya dengan bidang sendi daerah torakal
yang terletak frontal, bidang sendi ini hanya memungkinkan gerakan rotasi dan sedikit
latero-fleksi.

Anterior column posterior column


Gambar 2. Segmen Anterior Dan Posterior Columna Vertebralis7
2. Diskus Intervertebra
Struktur lain yang tidak kalah penting peranannya dalam persoalan low back pain
adalah diskus intervertebra. Disamping berfungsi sebagai penyangga beban, diskus
intervertebra berfungsi pula sebagai peredam kejut. Diskus intervertebra dibentuk oleh
anulus fibrosus yang merupakan anyaman serat-serat fibroelastik hingga membentuk
struktur mirip gentong. Tepi atas dan bawah gentong melekat pada “end plate” vertebra
sedemikian rupa hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi nukleus pulposus
suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air. Menjelang usia dekade
kedua, mulailah terjadi perubahan-perubahan, baik menyangkut nukleus pulposus maupun
anulus fibrosus. Pada beberapa tempat serat-serat fibroelastik terputus, sebagian rusak, dan
sebagian diganti jaringan ikat. Proses ini akan berlangsung secara kontinu hingga dalam
anulus terbentuk rongga-rongga.

7
 Patologi
1. Definisi

Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).Low
Back Pain terjadi dilumbal bagian bawah,lumbal sacral atau daerah
sacroiliaca,biasanya dihubungkan dengan proses degenerasi dan ketegangan musulo
(Prisilia Lemone,1996).Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai
masalah pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan
ligamen lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada
sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang (Lucman and Sorensen’s
1993).Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain
adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau
terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

2. Etiologi
a. Diskogenik ( sindroma spinal radikuler )
Sindroma radikuler biasanya disebabkan oleh suatu hernia nukleus
pulposus yang merusak saraf-saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini bisa
dalam bentuk suatu protrusio atau prolaps dari nukleus pulposus dan
keduanya dapat menyebabkan kompresi pada radiks. Lokalisasinya paling
sering di daerah lumbal atau servikal dan jarang sekali pada daerah
torakal. Nukleus terdiri dari megamolekul proteoglikan yang dapat
menyerap air sampai sekitar 250% dari beratnya. Sampai dekade ke tiga,
gel dari nukleus pulposus hanya mengandung 90% air, dan akan
menyusut terus sampai dekade ke empat menjadi kira-kira 65%. Nutrisi
dari anulus fibrosis bagian dalam tergantung dari difusi air dan molekul-
molekul kecil yang melintasi tepian vertebra. Hanya bagian luar dari
anulus yang menerima suplai darah dari ruang epidural. Pada trauma yang
berulang menyebabkan robekan serat-serat anulus baik secara melingkar

8
maupun radial. Beberapa robekan anular dapat menyebabkan pemisahan
lempengan, yang menyebabkan berkurangnya nutrisi dan hidrasi nukleus.
Perpaduan robekan secara melingkar dan radial menyebabkan massa
nukleus berpindah keluar dari anulus lingkaran ke ruang epidural dan
menyebabkan iritasi ataupun kompresi akar saraf.
b. Non-diskogenik
Biasanya penyebab LBP yang non-diskogenik adalah iritasi pada serabut
sensorik saraf perifer, yang membentuk n. iskiadikus dan bisa disebabkan
oleh neoplasma, infeksi, proses toksik atau imunologis, yang mengiritasi
n. iskiadikus dalam perjalanannya dari pleksus lumbosakralis, daerah
pelvik, sendi sakro-iliaka, sendi pelvis sampai sepanjang jalannya n.
iskiadikus (neuritis n. iskiadikus)
3. Patofisiologi
Pada kasus Low back Pain aktivas nosireseptor disebabkan oleh rangsang mekanik,
yaitu penggunaan otot yang berlebihan (overuse). Pengunaan otot yang berlebihan
dapat terjadi pada saat tubuh dipertahankan dalam posisi statik atau postur yang salah
untuk jangka waktu yang cukup lama di mana otot- otot di daerah punggung akan
berkontraksi untuk mempertahankan postur tubuh yang normal, atau pada saat
aktivitas yang menimbulkan beban mekanik yang berlebihan pada otot-otot punggung
bawah, misalnya mengangkat beban-beban yang berat dengan posisi yang salah
(tubuh membungkuk dengan lutut lurus dan jarak beban ke tubuh cukup jauh).
Penggunaan otot yang berlebihan ini menimbulkan iskemia dan inflamasi. Setiap
gerakan otot akan menimbulkan nyeri sekaligus akan menambah spasme otot. Karena
terdapat spasme otot, lingkup gerak punggung bawah menjadi terbatas. Mobilitas
lumbal menjadi terbatas, terutama untuk gerakan membungkuk (Ekstensi) dan
memutar (rotasi). Nyeri dan spasme otot seringkali membuat individu takut
menggunakan otot-otot punggungnya untuk melakukan gerakan pada lumbal.
Selanjutnya akan menyebabkan perubahan fisiologis pada otot-otot tersebut, yaitu
berkurangnya massa otot dan penurunan kekuatan otot. Akhirnya individu akan
mengalami penurunan tingkat aktivitas fungsionalnya

9
BAB III
Proses Fisioterapi

A. Identitas Umum Pasien


Nama : Tn.ir,isedorus T
Tanggal Lahir :
Jenis kelamin : Laki-laki
agama : Islam
Alamat : Bukit khatulistiwa
Pekerjaan :

B. Anamnesis Khusus
Keluhan utama : nyeri pinggang bawah rasa seperti tertusuk-tusuk
Riwayat Perjalanan Penyakit: Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk,Nyeri dirasa mulai
dari pangan pinggang bawah menyebar ke kaki kiri pasien .kadang pasien merasa
kesemutan dan kram pada kakinya riwayat demam tidak ada,dan riwayat tumor tidak ada

C. Pemeriksaan Vital Sign


Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Denyut Nadi :
Pernafasan : 20x/menit
Suhu :

D. Inspeksi/Observasi
a. Statis
 Pasien datang dengan jalan sedikit membungkuk
 Wajah pasien terlihat sedikit cemas
b. Dinamis
 Pasien sulit berjalan jauh atau lama dan tidak dapat duduk terlalu lama
sebab akan terasa nyeri pada pinggang bawah.

10
E. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran
a. Tes Sensorik
Tujuannya :untuk mengetahui kemampuan saraf sensorik
Hasil : normal
b. Tes Motorik
Tujuannya:untuk mengetahui kualitas saraf motorik
Hasil : normal
c. Tes Refleks
- Babinsky (-)
- Chaddock (-)
- Gordon (-)
d. Gangguan ADL (Index barthel modifikasi)
a. Pengukuran MMT
REGIO GERAKAN NILAI REGIO GERAKAN NILAI
Shoulder Fleksor Shoulder 5 Hip Fleksor Hip 4
Ektensor
5 4
Shoulder Ekstensor Hip
Abduktor
5 4
Shoulder Abduktor Hip
Adduktor
5 4
Shoulder Adduktor Hip
Elbow Fleksi Elbow 5 Knee Fleksor Knee 4
Ekstensi Elbow 5 Ekstensor Knee 4
Pronasi 5 Ankle Dorso Fleksi 4
Supinasi 5 Plantar Fleksi 4
Wrist Fleksi Wrist 5 Inversi 4
Ekstensi Wrist 5 Eversi 4

11
Radial Deviasi 5
Ulnar Deviasi 5
Hand Fleksi finger 5
Ekstensi finger 5
Abduksi finger 5

b. Pemeriksaan Fungsional (Barthel Index)


Nilai
No Fungsi Skor Keterangan
Skor
1 Mengendalikan 0 Tak terkendali/tak teratur 2
rangsang defekasi (perlu bantuan)
1 Kadang-kadang tak terkendali
(1x seminggu)
2 Terkendali teratur
2 Mengendalikan 0 Tak terkendali atau pakai 2
rangsang berkemih kateter
1 Kadang-kadang tak terkendali
(hanya 1x/ 24 jam)
2 Mandiri
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain 1
(seka muka, sisir 1 Mandiri
rambut, sikat gigi)
4 Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang 2
masuk dan keluar lain
(melepaskan, memakai 1 Perlu pertolongan pada
celana, membersihkan, beberapa kegiatan tetapi dapat
menyiram) mengerjakan sendiri beberapa
kegiatan yang lain
2 Mandiri
5 Makan 0 Tidak mampu 2
1 Perlu ditolong memotong
makanan
2 Mandiri
6 Berubah sikap dari 0 Tidak mampu 3
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk
bisa duduk (2 orang)
2 Bantuan minimal 1 orang
3 Mandiri
7 Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu 3
1 Bisa (pindah) dengan kursi
roda

12
2 Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 Mandiri
8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain 2
1 Sebagian di bantu (misalnya
mengancing baju)
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 1
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang lain 1
1 Mandiri
TOTAL SKOR 19

Keterangan : Skor BAI


20 : Mandiri
12 – 19 : Ketergantungan ringan
9 – 11 : Ketergantungan sedang
5–8 : Ketergantungan berat
0–4 : Ketergantungan total

c. Visual analog score (VAS)


Memeriksa intensitas nyeri dan secara khusus meliputi 0-10 cm garis,dengan
setiap ujungnya ditandai dengan level intensitas nyeri (ujung kiri fiberi
tanda’’no pain’’ dan ujung kanan diberi tanda ‘’bad pain’’(nyeri hebat)
- Skala 1 : Tidak ada nyeri
- Skala 2-4 : Nyeri ringan,dimana klien belum mengeluh nyeri atau masih dapat
ditolerir karena masih dibawah ambang rangsang
- Skala 5-6 : Nyeri sedang ,dimana klien mulai merintih dan mengeluh
- Skala 7-9 : Termaksud nyeri berat,klien mungkin mengeluh sakit sekali dan klien
tidak mampu melakukan kegiatan biasa
- Skala 10 : Termaksud nyeri yang sangat,pada tingkat ini klien tidak lagi
dapat mengenal diri
- hasilnya skala nyeri yang dirasa oleh pasien adalah 5-6 (nyeri sedang )

13
F. Algoritma dan Asesmen Fisioterapi

Nama Pasien : Tn.ir.isedorus t Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki

History taking : Nyeri dirasakan seperti tertusuk-tusuk,Nyeri dirasa mulai


dari pangan pinggang bawah menyebar ke kaki kiri pasien .kadang
pasien merasa kesemutan dan kram pada kakinya riwayat demam tidak
ada,dan riwayat tumor tidak ada

Inspeksi : Pasien sulit berjalan jauh atau lama dan tidak


dapat duduk terlalu lama sebab akan terasa nyeri pada
pinggang bawah.

Pemeriksaan Fisik

e. Tes Sensorik
.
Tes motorik : Barthel indeks
Tes sensorik : Nilai 12-19
Normal Tes refleks (-)
normal (ketergantungan ringan)

 Diagnosa Fisioterapi : Gangguan aktivitas fungsional hemiparese et causa hemoragik


stroke

Diagnosa ICF :Gangguan aktivitas fungsional


et causa Low Back Pain

G. Diagnosa Fisioterapi
“Gangguan Aktifitas Fungsional et causa Low Back Pain

14
H. Problematik Fisioterapi dan Bagan ICF

Nama Pasien : Tn.ir.isedorus t Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki

Kondisi/Pasien: “Gangguan Aktifitas Fungsional Akibat


Low Back Pain ‘’

Impairment (Body structure


and function) Activity Limitation
 Keterbatasan gerak  Kesulitan Participation Retriction
ekstensi dan rotasi memindahkan/men Tidak bisa mengikuti
lumbal gangkat barang kegiatan bakti sosial
 Nyeri menjalar  Kesulitan
kebokong/paha dorsal berjalan
 Kelemahan otot jauh/lama
periformis

I. Tujuan Intervensi Fisioterapi


 Jangka pendek
 Mengatasi keterbatan gerak fleksi dan rotasi lumbal
 Mengatasi nyeri menjalar kebokong/paha dorsal
 Mengatasi kelemahan otot core
 Jangka panjang
 Meningkatkan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien yang sudah ada.
 Pasien dapat memindahkan/mengangkat barang
 Pasien dapat bersosialisasi / mengikuti kegiatan bakti sosial

15
J. Program Intervensi Fisioterapi
 SWD ( Short wave diathermi)
Tujuan : Memperlancar peredaran darah, mengurangi nyeri, merileksasikan
otot, mengurangi spasme membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak,
mempercepat penyembuhan radang serta meningkatkan metabolisme sel-sel.
- Persipan alat : Pastikan alat tersambung dengan listrik dan kabel dalam
keadaan baik.mesin di hidupkan dari intensitas rendah kemudian naikan pelan-
pelan hingga mencapai tuning yang diinginkan untuk pemanasan mesin.
- Posisi pasien : Posisi pasien Tidur tengkurap
- Posisi fisioterapis : Berdiri di samping bed.
- Teknik : Bebaskan area yang akan diterapi dari pakaian yang menghalangi.
Letakan elektroda pada bagian yang akan diterapi dengan susunan
koplanar/planar,atur jarak elektroda 10-15 cm dari kulit pasien .intensitas sesuai
patologis pasien dan juga tingkat intensitas toleransi pasien.
- Time : 10 menit
 Stretching
Streaching merupakan salah satu terapi latihan yangbertujuan sebagai
rileksasi dan meningkatkan kekuatan otot. Pada latihan ini stratching bertujuan
sebagai peningkatan kekuatan otot dengan cara pembebanan pada kaki yang
lemah

 Tens
Tujuan : pengurangan rasa Nyeri, memelihara fisiologis otot dan
mencegah atropi otot.
- Persipan alat : Pastikan alat tersambung dengan listrik dan kabel dalam
keadaan baik. Siapkan elektroda dalam kondisi yang cukup basah. Harus
memperhatikan pemasangan kabel, metode pemasangan, dan penempatan
elektroda sampai pemilihan frekuensi,durasi pulse,durasi waktu dan intensitas.
- Posisi pasien : Posisi pasien Tidur tengkurap
- Posisi fisioterapis : Berdiri di samping bed.

16
- Teknik : Bebaskan area yang akan diterapi dari pakaian yang
menghalangi. Pasang elektroda pada punggung bawah pasien di titik nyeri atur
intensitas sesuai toleransi pasien. Fisioterapis selalu memonitor pasien selama
terapi berlangsung. Rapikan Alat
- Time : Frekuenzi 50 Hz selama 10 menit

17
K. Evaluasi Fisioterapi

- Setelah melakukan terapi peningkatan nyeri pada bagian punggung bawah


pasien terdapat penurunan nyeri dari nilai 5 menjadi nilai 2 dengan
pengukuran nyeri Vas (Visual Analog scale) tetapi masih terdapat
spasme pada bagian punggung pasien
- Kekuatan otot core pasien sedikit meningkat

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Low Back Pain (LBP) adalah nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat berupa
nyeri lokal ataupun disertai nyeri radikuler dan atau keduanya yang disebabkan oleh iritasi atau
kompresi radik pada satu atau beberapa radik lumbosakralis yang dapat disertai dengan
kelemahan motorik, gangguan sensorik dan menurunnya refleks fisiologis (Melialla et all, 2000).
Salah satu penyebab yang paling sering dari nyeri punggung adalah Hernia Ncleus Pulposus
(HNP). Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya kandungan annulus fibrosus dari
diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal atau rupture annulus fibrosus dengan tekanan
dari nucleus pulposus yang menyebabkan kompresi pada element saraf. Pada umumnya HNP
pada lumbal sering terjadi pada L4-L5 dan L5-S1.

18
DAFTAR PUSTAKA

Richo.2016.Anatomi Vertebra Lumbal. https://id.scribd.com/doc/309762905/Anatomi-Vertebra-


Lumbal Diakses pada tanggal 14 Maret 2018

Universitas Hasanuddin. 2015.Bahan Ajar IV Hernia Nukleus Pulposus.


https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/09/Bahan-Ajar-4_Hernia-
Nucleus-Pulposus.pdf Diakses pada tanggal 14 Maret 2018

Mithayani.2012.Massage dan tekniknya. https://mithayani.wordpress.com/2012/05/31/massage-


sebagai-perawatan-tubuh/. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

https://id.wikipedia.org/wiki/Low_Back_Pain_/_Lumbago

https://punyaquh.wordpress.com/2012/06/17/low-back-pain-lbp/

19
20

Anda mungkin juga menyukai