Anda di halaman 1dari 10

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN ENZIM α-GLUKOSIDASE

DARI HIDROLISAT KOLAGEN YANG DIPEROLEH DARI KULIT


IKAN LAMURU (Caranx ignobilis)

Test Of Activity For The Development Of α-Glucosidase


Enzymes From Collagen Hydrolyzat Of Lamuru’s Fish Skin
(Caranx ignobilis)
Halima Sya’roini, Syamsu Nur , Julianri Sari Lebang
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 13,7 Daya Telp./Fax. 0411-583190 Makassar 90242
Email : Imah14.Shahraini@gmail.com

ABSTRAK
Kulit ikan lamuru merupakan salah satu limbah hasil perairan yang dapat digunakan
sebagai sumber alternatif kolagen. Penelitian ini bertujuan untuk menghidrolisis,
karakterisasi dan melihat aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dari kolagen kulit
ikan lamuru. Dilakukan hidrolisis kolagen menggunakan enzim kolagenase untuk
mendapatkan kolagen yang diperoleh dari kulit ikan lamuru, kemudian dilakukan
karakterisasi kolagen yang meliputi identifikasi kualitatif dan FTIR serta pengujian
penghamatan enzim α-glukosidase pada kolagen kulit ikan lamuru. Hasil penelitian
karakterisasi kolagen dengan identifikasi kualitatif menunjukkan hasil positif terdapat
asam amino utama penyusun kolagen berupa glysin, prolin dan hidroksiprolin.
Karakteristik fisik kolagen yang dihasilkan adalah analisis FTIR menunjukkan adanya
gugus amida A, amida B, amida 1, amida 2, dan amida 3, struktur triple helix pada amida
1 dan amida 3 mengindikasikan bahwa senyawa yang dihasilkan adalah kolagen. Pada
uji penghambatan enzim α-glukosidase dapat dilihat pada konsentrasi rendah (0,5 ppm)
dengan % inhibisi 47,06% yang bertindak sebagai inhibitor, sedangkan pada konsentrasi
tinggi (1 ppm) dengan % inhibisi 23,88%.
Kata Kunci : Ikan lamuru (Caranx ignobilis), Hidrolisis, Karakterisasi, Kolagen,
Enzim α-Glukosidase

ABSTRACT
Skin of lamuru fish is one of aquatic by-products which could be used as an alternative
source of collagen. This research is aimed to hydrolysis, characterize and determined
inhibitory activity of the enzyme α-glukosidase from the collagen skin of lamuru fish.
Hydrolisis of collagen was using collagenase enzyme, then the collagen characterization
was carried out which included the identification of qualitative and FTIR and testing of α-
glucosidase enzymes on the collagen of lamuru fish skin. The results showed that
characterization of collagen with qualitative identification showed a positive result with the
main amino acid constituent in the form of glysin, proline and hydroxyproline. Physical
characteristics of collagen resulted from FTIR analysis showed amide A, amide B, amide
I, amide II and amide III, triple helical structure of the amide I and amide III indicates that
the compound produced was collagen. In the inhibition test the α-glucosidase enzyme
can be seen at a low concentration (0.5 ppm) with a% inhibition of 47.06% which acts as
an inhibitor, whereas at high concentrations (1 ppm) with% inhibition 23.88%
Keywords: Lamuru Fish (Caranx ignobilis), Hydrolysis, Characterization, Collagen,
α-Glucosidase Enzymes

PENDAHULUAN kepentingan biomedis, farmasetika,


Kolagen merupakan salah satu industri makanan, industri obat, dan
jenis protein yang banyak terdapat industri kosmetik. kolagen adalah
pada tulang, gigi, dan kulit makhluk biomaterial alami yang memiliki
hidup. Biasanya digunakan untuk kandungan unik dan telah digunakan

Halima Sya’roni. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 1


untuk perawatan kesehatan sejak mengkaji bahwa hidrolisat protein
peradaban Mesir kuno (Ata TW memberikan aktivitas sebagai
Stephanie dkk. 2016). antidiabetes mellitus. Seperti egg
Sumber utama kolagen white protein memiliki aktivitas
komersial umumnya berasal dari sebagai antidiabetes dengan
tulang sapi dan babi. Namun, menghambat enzim α-glukosidase
penggunaan tulang sapi mulai (Yu et al, 2011), whey protein
menimbulkan kebimbangan di digunakan sebagai inhibitor DPP-IV
kalangan produsen karena dan α-glukosidase (Konrad et al,
merebaknya Bovine Spongiform 2014) dan hidrolisat kolagen dari
Encephalopathy (BSE), tulang atau kulit ikan dapat sebagai
Transmissible Spongiform antihiperglikemia dengan
Encephalopathy (TSE) dan Foot and menghambat enzim DPP-IV serta
Mouth Disease (FMD). Oleh karena merangsang sekresi GLP-1 yang
itu, diperlukan suatu bahan alternatif diberikan pada tikus jantan secara
yang dapat dijadikan sebagai oral dan intraperitoneal (Iba et al,
sumber kolagen, salah satunya yaitu 2016).
limbah organisme perairan. Limbah Berdasarkan latar belakang
dari organisme perairan seperti yang telah dipaparkan di atas, maka
tulang, kulit, dan sisik ikan diketahui penulis tertarik untuk melakukan
banyak mengandung kolagen, penelitian dengan judul “Aktivitas
Kolagen dari kulit ikan (food grade) Antioksidan dan Inhibitor α-
diketahui mampu diabsorpsi lebih glukosidase dari hidrolisat kolagen
baik di dalam tubuh manusia dan yang diperoleh dari limbah tulang
sering digunakan dalam bidang ikan lamuru (Caranx Ignobilis)”.
bioteknologi. (Guillen et, al., 2002).
Salah satu ikan yang METODE PENELITIAN
berpotensi sebagai sumber kolagen 1. Alat dan Bahan
yaitu kulit ikan lamuru. Ikan lamuru Alat yang digunakan adalah
merupakan salah satu jenis ikan alat-alat gelas, blender, desikator,
tangkapan yang jumlahnya cukup freezer,freeze dryer, Hot plate,
besar di perairan Indonesia. Magnetic Stirrer, Mikro plate reader,
Pemanfaatan kulit ikan sebagai pH meter, Sentrifus,
bahan baku kolagen merupakan Spektrofotometer UV-Vis,
alternatif yang prospektif untuk Spektrofotometer FTIR, Timbangan
mengatasi masalah tersebut (Minah Analitik.
dkk, 2016). Bahan yang digunakan
Beberapa penelitian adalah Kulit ikan lamuru, Air suling
mengenai kolagen khususnya (H2O), Asam asetat (CH3COOH),
hidrolisat kolagen dari sumber ikan Asam klorida (HCl), Asam
telah banyak dilakukan, namun trikloroasetat (TCA), Asam sulfat
masih belum terdapat penelitian pekat (H2SO4), Buffer Fosfat pH 7,
kolagen dari limbah kulit ikan dalam Buffer Tris-HCl pH 7,5, Bovine
menguji keefektifan kolagen dalam Serum Album (BSA), Enzim alfa
menghambat enzim α-glukosidase. glukosidase, Enzim Kolagenase,
Beberapa penelitian juga telah Folin Cioceltau, Kalium Natrium
Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 2
Tartrat, Kalsium Bromida (KBr), Clostridium histolyticum dilarutkan
Natrium klorida (NaCl), Natrium dengan buffer Tris-HCl diaduk
Hidroksida (NaOH), Natrium homegen. Substrat kemudian
Karbonat (Na2CO3), Pereaksi dimasukkan kedalam larutan
Ninhidrin, Substrat p-nitrophenyl α- kolagenase lalu di stirrer
D-glukopyranoside, Tembaga (II) menggunakan magnetic stirrer
Sulfat (CuSO4). selama 0,30, 60, 90, 120 dan 150
2. Isolasi kolagen menit. Setelah di stirrer larutan
Proses ekstraksi kolagen tulang kemudian dipanaskan pada suhu 50-
ikan lamuru menggunakan metode 600C untuk menginaktifkan
Mocan dkk, (2011), Ogawa dkk, enzimnya. Larutan kemudian
(2004) dengan cara ekstraksi disaring, lalu filtratnya dikeringkan
dengan asam. Semua prosedur dengan alat freez dryer (Bosoupa,
dilakukan pada suhu kamar. Ikan 2016). Derajat hidrolisis kolagen
lamuru dipisahkan daging dan tulang ditentukan berdasarkan metode
dan kulitnya lalu dicuci dengan air Silvestree et al (2013) dengan
mengalir kemudian dipotong kecil- pengendapan Trichloroacetic acid
kecil dan ditimbang. Sampel lalu (TCA) 20% untuk menghasilkan 10%
direndam dalam NaOH 0,1 M fraksi protein terlarut dan 10% fraksi
sebanyak 300 ml selama 3x24 jam tidak larut. Sebanyak 500 µl sampel
dan tiap hari pelarut diganti dengan kolagen beku yang telah dicairkan
yang baru. Kulit lalu dicuci dengan (dibiarkan pada suhu ruang)
air suling hingga pH netral (Ata, ditambah dengan 500 µl TCA 20%
2016). Sampel kemudian diekstraksi kemudian dihomogenkan dan
dengan asam asetat 0,3 M 300 ml diinkubasi pada suhu 40C sel ama
selama 2 jam. Hasil ekstraksi 30 menit. Selanjutnya campuran di
disaring untuk memisahkan residu sentrifuse 3000 rpm selama 20
dan ekstrak (supernatan). menit. Kandungan protein terlarut
Supernatan dipresipitasi dengan dan protein total dianalisis
NaCl 0,9 M sehingga didapatkan berdasarkan metode Lowry dkk,
presipitat kolagen (proses salting- (1951). Brovine serum albumin
out). Presipitat dibiarkan selama 24 (BSA) digunakan sebagai standar.
jam. Presipitat selanjutnya Derajat hidrolisis dihitung dengan
dikeringkan dengan alat Frezze rumus (Khirzin, 2015) :
drying selama 24 jam sehingga 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 10% 𝑇𝐶𝐴 𝑋 100
DH (%)= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛
didapatkan kolagen kering lalu
dihitung rendamennya (Ata, 2016). 3. Karakterisasi Kolagen
1. Hidrolisis Kolagen a. Uji Ninhidrin
Sampel kolagen sebanyak 1 gram Sampel hasil isolat dimasukkan
dilarutkan hingga 100 ml air suling dalam tabung reaksi, kemudian
lalu dipanaskan pada suhu 600C dilakukan penambahan basa NaOH
selama 15 menit. Kemudian disaring 1M, lalu dengan pereaksi Ninhidrin
dengan kertas saring, filtrat 1% dipanaskan , dan diamati
kemudian digunakan sebagai perubahan yang terjadi. Hasil positif
substrat. Selanjutnya 1 mg enzim yang ditunjukkan adalah berwarna
kolagenase yang diperoleh dari kuning.

Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 3


b. Uji Hopkins-Cole Dilakukan dengan 4 pengujian
Sampel hasil isolat di masukkan yaitu blanko, kontrol negatif, kontrol
dalam tabung reaksi, dan dengan positif dan sampel kulit ikan lamuru.
penambahan asam oksalat 1% lalu Campuran pereaksi yang digunakan
dengan serbuk Mg dalam larutan. dalam uji ini terdiri dari buffer fosfat
Kemudian dengan penambahan 0,1 M (pH 6,8), Substrat p-
asam kuat H2SO4 pekat. Diamati nitrophenyl α-D-glukopyranoside 5
perubahan yang terjadi. Hasil positif mM, Sampel uji pada berbagai
yang ditujukan adalah konsentrasi (pada pengujian
pembentukkan cincin ungu pada sampel), larutan acarbose (pada
pisahan dua lapisan. pengujian Kontrol positif) dan larutan
c. Uji Kelarutan Kolagen α-glukosidase (0,5 unit/mL).
Kolagen kering kulit ikan lamuru Campuran reaksi ini diinkubasi pada
sebelum hidrolisis dan sesudah suhu 370 C selama 30 menit. Reaksi
hidrolisis masing-masing ditimbang dihentikan dengan menambahkan
sebanyak 10 mg. setelah itu larutan Natrium Karbonat 0,2 M.
dilarutkan dalam 10 ml asam asetat Hidrolisis enzimatik substrat
0,5 M dan dilarutkan juga dengan 10 dimonitor oleh jumlah p-nitrophenol
air suling kemudian diamati. yang dilepaskan dalam campuran
d. Analisis Spektroskopi UV-Vis reaksi pada 405 nm menggunakan
Kolagen ELISA reader.
Kolagen kering kulit ikan lamuru HASIL DAN PEMBAHASAN
sebelum hidrolisis dan sesudah Isolasi Kolagen
hidrolisis masing-masing ditimbang Isolasi kolagen dari kulit ikan
sebanyak 10 mg dilarutkan dalam 10 lamuru (Caranx ignobilis) dengan
ml asam asetat 0,5 M. Setelah itu beberapa proses seperti
diambil sekitar 5 ml untuk dilakukan perendaman dengan NaOH,
pengukuran dengan menggunakan ekstraksi dengan asam asetat,
spektrofotometer UV-Vis pada presipitasi dengan NaCl dan
rentang panjang gelombang 200-400 pengeringan. Tahapan awal yang di
nm. lakukan dalam penelitian ini yaitu
e. Analisis Spektroskopi FTIR proses degresing atau biasa di sebut
Kolagen proses penghilangan protein non
Kolagen kering kulit ikan lamuru kolagen dari kulit ikan dengan
sebelum hidrolisis dan sesudah menggunakan pelarut NaOH 0,1 M.
hidrolisis ditimbang sebanyak 10 mg Penggunaan larutan basa
digerus halus kemudian pada proses degreasing karena
ditambahkan dengan bubuk KBr lebih efektif dalam proses
gerus hingga homogen. Campuran penghilangan protein non kolagen
tersebut kemudian dibentuk pellet. dan hanya menyebabkan tingkat
Setelah berbentuk pellet, sampel kehilangan kolagen yang rendah
kemudian ditempatkan pada sampel dibandingkan dengan penggunaan
pen dan siap untuk dianalisis. larutan asam (Zhou dan Regenstein,
f.Pengujian Aktivitas 2005), selain itu kolagen juga
Penghambatan Enzim α- merupakan protein jaringan ikat
glukosidase yang lebih sulit diekstraksi
Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 4
dibandingkan dengan protein lainnya serat kolagen karena terganggunya
sehingga pada saat proses ikatan non kovalen sehingga akan
degreasing menggunakan NaOH, melarutkan kolagen pada larutan
protein-protein non kolagen akan asam asetat.
larut terlebih dahulu. Setelah proses ektraksi
Kolagen merupakan protein selesai, dilakukan penyaringan untuk
jaringan ikat. Protein jaringan ikat memisahkan filtrate dan residu.
merupakan protein yang lebih sulit di Supernatant/filtrate yang diperoleh di
ekstrak apabila dibandingkan presipitasi menggunakan garam
dengan protein lain sehingga pada NaCl, penambahan garam dengan
saat Pretreatment menggunakan konsentrasi tinggi secara terus
NaOH,protein-protein non kolagen menerus akan menyebabkan salting
akan larut terlebih dahulu. Liu et al. out dimana garam akan mengikat air
(2015) menyatakan bahwa kolagen dan menyebakan agresasi pada
biasanya tidak dapat larut dalam protein sehingga terjadi presipitasi
larutan alkali. Penggunaan NaOH pada molekul protein. Hal ini
biasa digunakan dalam proses disebabkan karena kekuatan ionic
pertreatment ekstraksi kolagen dari garam lebih tinggi dibanding
karena mampu meminimalkan protein sehingga mudah mengikat
kehilangan kolagen serta secara air. Jumlah air yang terikat pada
signifikan menyebabkan protein akan menurun sehingga
pembengkakan pada kulit apabila terjadi gaya tarik menarik antara
dibandingkan dengan larutan alkali molekul protein lebih besar dari pada
lainnya. Proses ini juga untuk gaya tarik antara protein dan air
memudahkan protein kolagen sehingga terjadi pengendapan
mudah larut pada ekstraksi protein (Winarno, 2008). Didapatkan
selanjutnya. Kulit ikan kemudian supernatan yang didiamkan 1 hari
dicuci dengan aquadest hingga pH dalam lemari pendingin kemudian
sampel mencapai pH 7. diliofilisasi (Freeze drying) sehingga
Selanjutnya dilakukan didapatkan kolagen kering.
ektraksi kulit ikan lamuru Selanjutnya kolagen kering dihitung
menggunakan larutan asam. rendamennya dengan
Ekstraksi dilakukan menggunakan membandingkan berat kolagen
pelarut asam, sehingga kering dengan berat awal sampel,
menyebabkan terjadinya perubahan diperoleh rendemen sebesar 8,21%.
struktur serat kolagen dan
melarutkannya. Asam asetat dipilih Analisa Karakterisasi Kolagen
sebagai pelarut untuk mengekstraksi Dari hasil pengujian ninhidrin
kolagen karena dapat mengestrak didapatkan perubahan warna kuning
kolagen lebih baik dari pelarut lain pada sampel kolagen. Hasil ini
(Liu et al., 2015). Perendaman menunjukkan didalam sampel
dengan asam menyebabkan kolagen kulit ikan lamuru terdapat
masuknya air dalam serat kolagen asam amino prolin dan hidroksiprolin
sehingga kulit ikan mengembang. (Bintang, 2010). Sedangkan dari
Pengembangan kulit ini hasil uji Hoopkins-cole tidak terjadi
menyebabkan rusaknya struktur
Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 5
perubahan warna yang hidrolisis tertinggi pada menit ke 120
menunjukkan hasil negatif. yaitu sebesar 5,533%. Hal ini
Kolagen yang telah dihidrolisis menunjukkan bahwa
kemudian di freezdrying selama 24 semakin lama waktu hidrolisis maka
jam. Setelah itu kolagen kering semakin tinggi derajat hidrolisis,
sesudah hidrolisis dan sebelum reaksi berjalan stabil dan pada
hidrolisis diuji kelarutannya waktu 150 menit terjadi penurunan
menggunakan air suling dan asam besar derajat hidrolisis karena
asetat. Hasilnya menujukkan bahwa karena substrat telah habis berikatan
kolagen hasil hidrolisis larut dalam dengan enzim dan enzim telah jenuh
air suling dan asam asetat terhadap substrat. Menurut De Man
sedangkan kolagen sebelum (1997) proses pengubahan kolagen
hidrolisis larut dalam asam asetat menjadi gelatin atau hidrolisat
tetapi tidak larut dalam air suling. Hal kolagen melibatkan tiga perubahan,
ini menunjukkan bahwa kolagen ikan yaitu pemutusan sejumlah terbatas
lamuru setelah hidrolisis akan lebih ikatan peptida untuk memperpendek
bersifat polar dibandingkan sebelum rantai , pemutusan atau pengacauan
hidrolisis. sejumlah ikatan samping antar rantai
Penentuan Derajat Hidrolisis dan perubahan konfigurasi rantai.
Setelah diuji kualitatif Sedangkan menurut Poppe (1992)
selanjutnya dilakukan hidrolisis konversi kolagen yang bersifat tidak
secara enzimatik menggunakan larut air menjadi gelatin yang larut air
enzim kolagenase serta diikuti menyebabkan pemutusan ikatan
dengan perhitungan derajat hidrolisis hidrogen diantara ketiga rantai
pada kolagen kering. Derajat bebas.
hidrolisis dapat dijadikan sebagai
indikator keberhasilan proses
hidrolisis. Hasil derajat hidrolisis
yang diperoleh dapat dilihat pada
gambar 1.

Gambar 2. Spetrum UV-Vis kolagen sebelum


hidrolisis

Gambar 1. Grafik derajat hidrolisis

Penentuan derajat hidrolisis


dapat dijadikan indikator
keberhasilan proses hidrolisis
kolagen. Hasil menunjukkan derajat

Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 6


Gambar 5. Spetrum FTIR kolagensetelah
hidrolisis
Analisis FTIR yang dilakukan
Gambar 3. Spetrum UV-Vis kolagen setelah pada penelitian ini bertujuan untuk
hidrolisis memastikan senyawa yang
Pada spektroskopi UV-vis dihasilkan merupakan kolagen
untuk kolagen kulit ikan lamuru berdasarkan gugus-gugus fungsi
sebelum hidrolisis menunjukkan penyusunnya. Berdasarkan
adanya absorbansi pada panjang Spektrum FTIR kolagen
gelombang 233, 227 dan 220 nm menunjukkan puncak-puncak
sedangkan untuk kolagen hasil serapan pada wilayah serapan
hidrolisis menunjukkan adanya amida A, amida B, amida 1, amida 2,
absorbansi panjang gelombang 233 dan amida 3. Puncak serapan amida
nm (gambar 2 dan gambar 3). A dari hidrolisat kolagen kulit ikan
Kedua hasil ini menunjukkan positif lamuru terdeteksi pada panjang
adanya kolagen dimana serapan gelombang 3412,08 cm-1 yang
panjang gelombang untuk kolagen menunjukkan vibrasi Stretching NH.
terdapat pada rentang 200-250 nm Spectrum FTIR juga menunjukkan
(Faizal, 2014). Kemudian dilakukan adanya puncak serapan pada
analisis menggunakan spektroskopi panjang gelombang 2926,01 cm-1
FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang mengindikasikan adanya
dari kolagen (gambar 4 dan gambar gugus khas kolagen, yaitu amida B
5.) (Kong & Yu, 2007).
Hasil spektra FTIR
menunjukkan bahwa amida II dan III
kolagen hasi penelitian berturut-turut
memiliki bilangan gelombang
1556,55 cm-1 dan 1244,09 cm-1.
Amida III menunjukkan interaksi
intermolekuler pada kolagen yang
berkaitan dengan CN sterching dan
NH bending
(Kong dan Yu 2007). Intensitas rasio
Gambar 4. Spetrum FTIR kolagen sebelum antara amida III tersebut
hidrolisis menunjukkan struktur triple helix
pada kolagen. Nilai rasio yang

Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 7


mendekati 1,0 menandakan bahwa terdapat residu asam amino non
kolagen tersebut memiliki struktur kolagen dari sampel yang dapat
triple helix (Matmaroh et al. 2011). mengganggu pengujian enzim.
Kolagen yang dihasilkan tidak Kesimpulan
terdegradasi menjadi gelatin yang Berdasarkan hasil penelitian yang
ditandai dengan masih terdapatnya dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
struktur triple helix. Proses 1. Dari hasil Karakterisasi Uji
kerusakan ikatan hidrogen dan Kualitatif positif terdapat asam
kovalen karena pemanasan >45°C amino utama penyusun kolagen.
mengakibatkan terganggunya Karakterisasi kolagen spektrum
stabilitas struktur triple helix kolagen FTIR kolagen hasil hidrolisis kulit
sehingga terjadi perubahan bentuk ikan lamuru belum mengubah
menjadi gulungan dan akhirnya kolagen menjadi gelatin yang di
kolagen terdegradasi menjadi gelatin tandai dengan adanya struktur
(Gómez-Guillén et al. 2011). triple heliks.
Berdasarkan Gómez-Guillén;(2011), 2. Pada uji penghambatan enzim α-
bahwa ekstraksi kolagen hasil glukosidase dapat dilihat pada
hidrolisis kulit ikan lamuru belum konsentrasi rendah (0,5 ppm)
mengubah kolagen menjadi gelatin dengan % inhibisi 47,06% yang
yang di tandai dengan adanya bertindak sebagai inhibitor,
struktur triple heliks. sedangkan pada konsentrasi
Pengujian Aktivitas tinggi (1 ppm) dengan % inhibisi
Penghambatan Enzim α- 23,88%.
glukosidase
Dalam pengujian ini Daftar Pustaka
digunakan kontrol positif yaitu Ahmad R., Shanti DL., Baehaki A.,
acarbose dan kontrol negatif berupa 2015, Hidrolisis Protein Ikan Patin
buffer fosfat. Sampel, Kontrol positif Menggunakan Enzim Papain dan
dan negatif diukur serapannya Aktivitas Antioksidan
dengan menggunakan micro plate Hidrolisatnya, Jurnal Pengolahan
reader pada panjang gelombang Hasil Perikanan Indonesia.
maksimum 405 nm. Hasil yang Ata TW Stephanie, Yulianty Risfah,
didapat menunjukkan bahwa Sami J. Fitriyanti, Ramli Naimah.
aktivitas penghambatan enzim α- 2016. Isolasi Kolagen Dari Tulang
glukosidase tertinggi dari hidrolisat Ikan Cakalang (Katsuwonus
kolagen kulit ikan lamuru sebesar Pelamis). Makassar. Journal of
47,06% pada konsentrasi 0,5 ppm Pharmaceutical and Medicinal
dengan persen penghambatan yang Science. 1(1). 27-30.
tinggi, kemudian pada konsentrasi Bosenberg, L.H. dan D. G. Van zyl.
tinngi 1 ppm mengalami penurunan 2008. The Mechanism of Action
penghambatan sebesar 23,88%. Hal of Oral Antidiabetic Drugs: a
ini di sebabkan oleh beberapa faktor Review of Literature. Journal of
yang dapat mempengaruhi aktivitas Endocrinology, Metabolism and
enzim yaitu tidak dilakukannya Diabetes of South Africa.
purifikasi atau karakterisasi analisis Chan,A.C.,B,Ozcan,N.Tekin, dan
komposisi kimia sehingga masih C.Cokmus.2010. Characterization
Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 8
of a Thermostable α-Glucosidase Collagen.International Journal of
From Geobacillus thermos Pharmacy.(221): 1–22
denitrificans f 84a, Current Lehninger, Albert L. 1982. Dasar
Research, Technology and Dasar Biokimia jilid
Education Topics in Applied 1.M.Thenawidjaja, Trans.
Microbiology and Microbial Erlangga : Jakarta
Technology Lowry, O,H., Rosebrough, N.J., Farr,
Chaplin, M. 2005. Gelatin. A.L., & Randal, R.J. 1951. Protein
www//Isbuc.ac.uk Measurement with The Folin
Draeloz, Z.D. and Thaman L.A., Phenol Reagent. Departement of
2006, Cosmetics Science and Pharmacology, Whashintgon
Tehcnology Series. Vol- University School of Medicine, St.
30,Cosmetics Formulation of Skin Louis, Missouri Marks Dawn B,
Care Products, Taylor and Marks Afian D, Smith Collen.
Francis Group, New York. 2002. Biokimia kedokteran dasar
Guillen MC, Gomez JT, Fernandez edisi 1. EGC : Jakarta
MD, Ulmo N, Lizarbe MA, Mocan, E., Tagadiuc, O., and Nacu,
Montero P. 2002, Structural and V. 2011. Aspects of Collagen
physical properties of gelatin Isolation Procedure. CLINICAL
extracted from different marine RESEARCH STUDIES.Nicolae
species: a comparative study, Testemitanu State Medical and
Food Hydrocol, 16:25-34. Pharmaceutical
Faizal, Fiqi. 2014. Isolasi dan University.Chisinau.Republic of
Karaterisasi Kolagen dari Kulit Moldova.
Ikan Buntal Pisang (Tetradon Murray, RF., Granner OK, Rodwell
lunaris). Skripsi. Departemen V. 2003. Biokimia Harper Edisi
Teknologi Hasil Perairan Fakultas 25. Jakarta: Buku Kedokteran.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Muyonga JH, Cole CGB, Doudu KG.
Institut Pertanian Bogor. 2004. Characterisation Of Acids
Fernandez-Diaz, M.D; P. Montero; Oluble Collagen From Skins Of
and M.C. Gomez-Guillen. 2001. Young And Adulti Nileperch
Gel Properties of Collagens from (Lates Nilloticus). Food
Skin of Cod (Gadus morhua) and Chemistry. 85(1): 81-89.
Hake (Merluccius merluccius) and Ogawa, M., R.J. Portier, M.W.
their Modification by The Moody, J. Bell, M.A.
Coenhancers Manesium Schexnayder, and J.N. Losso.
Sulphate, Glycerol and 2004. Biochemical Properties of
Transglutaminase. Jurnal of Food Bone and Scate Collagens
Chemistry 74: 161 – 167. Isolated from The Subtropical
Lebovitz, H. E. 1997. Alpha- Fish Black Drum (Pogonia
Glucosidase Inhibitor.Current cromis) and Sheepshead
Therapies for Diabetes Seabream (Archosargus
Lee, C.H., Singla, A., and Lee, Y. probatocephalus). Food
2001. Review Biomedical Chemistry. 88: 495-501.
Application of

Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 9


Poedjiadi, A., dan Supriyanti, F.M.T.,
2009. Dasar Dasar Biokimia.
Universitas Indonesia : Jakarta
Pujianto S dan Fernia RS. 2010.
Aktivitas Inhibitor Alfa
Glukosidase Bakteri Endofit PR-3
yang Diisolasi dari Tanaman Pare
(momordica charantia). Journal
bioma
Rodwell, V. W. R. K. Murray dan F.
W. Keeley, 1995. Protein
Kontraktil dan Struktural dalam
Biokimia Harper. Edisi 22. Alih
Bahasa oIleh Andry Hartono.
Kedokteran EGC. Jakarta
Yu Z, Yin Y, Zhao W. 2011. Novel
Peptides Derrived From Egg
White Protein Inhibiting Alpha
Glucosidase. Food Chem
Zahrani, R.A. 2009. Extraction and
Isolation of Collagen Type 1 From
Fish Skin. University of otago.
Dunedin. New Zealand
Zusfahair, Dian Riana Ningsih,
Febrina Nur Habibah. 2014.
Karakterisasi Papain Dari Daun
Papaya (Carica papaya L.)
Program Studi Kimia Jurusan
MIPA Fakultas Sains dan Teknik
Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto

Halima Sya’roini. 2019. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar 10

Anda mungkin juga menyukai