Anda di halaman 1dari 9

RESUME SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“MEMAHAMI PERILAKU DALAM ORGANISASI”

Disusun oleh :
KELOMPOK 4 KELAS “B”

FIRDA INDIRA SARI (170810301040)


ZAKIYAH ILMA AHMAD (170810301097)
ZAFRILDA FAUZIAH (170810301136)
M. TRI YULI DION (170810301152)

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2018/2019
KESELARASAN TUJUAN

Tujuan utama dari system pengendalian manajemen adalah memastikan


(sejauhmungkin) tingkat “keselarasantujuan (goal congruence)” yang tinggi. Dalam
dunia yang tidak sempurna, keselarasan yang sempurna antara tujuan individu dan
tujuan organisasi tidak ada, maka individual biasanya menginginkan kompensasi
sebanyak mungkin sementara organisasi tetap mempertahankan bahwa gaji hanya
dapat naik sejumlah tertentu tanpa mempengaruhi laba secara negative.
Bila sistem pengendalian memadai, setidaknya tidak akan ada yang
mendorong individu untuk bertindak melawan kepentingan organisasi. Untuk
mengevaluasi praktik pengendalian manajemen, ada dua pertanyaan penting yang
perlu diajukan:
1. Tindakan apa yang memotivasi orang untuk bertindak demi kepentingan diri
mereka sendiri?
2. Apakah tindakan – tindakan ini sesuai dengan kepentingan orgnisasi tersebut ?

Faktor-faktor yang mempengaruhi keselarasan tujuan

1. Faktor-faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah norma mengenai perilaku yang diharapkan dalam
masyarakat, dimana organisasi menjadi bagiannya. Norma yang dimaksudkan
adalah mencakup sikap, yang biasa disebut sebagai etoskerja. Etoskerja yang
diwujudkan memlalui loyalitas pegawai terhadap organisasi dan kebanggan
yang dimiliki oleh pegawai yang menjalankan tugasnya dengan baik.Semakin
tinggi loyalitas pegawai kepada perusahaan maka akan berdampak baik
dengan kinerja perusahaan itu sendiri.
2. Faktor-faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi keselarasan tujuan meliputi :
a. Budaya
Faktor internal yang paling penting dari pada yang lain karena ini
merupakan budaya atau kebiasaan dalam organisasi itu sendiri. Budaya
meliputi keyakinan, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma serta
asumsi yang dianut oleh organisasi tersebut yang secara implicit
diterima dan secara eksplisit dimanifestasikan diseluruh jajaran
organisai .Biasanya budaya perusahaan tidak berubah selama bertahun
– tahun. Praktik – praktik tertentu bahkan telah menjadi ritual yang
dijlankan secara otomatis. Hal ini disebabkan oleh “inilah cara kami
mengerjakan semuanya disini “.
b. Gaya Manajemen
Faktor intrnal yang memiliki dampak paling kuat terhadapam
pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Sikap – sikap
seorang bawahan yang mencerminkan apa yang mereka anggap
sebagai sikap atasan mereka. Dengan demikian sebuah institusi adalah
perpanjangan bayangan seseorang. Para manajer memiliki kualitas dan
gaya yang beragam. Beberapa diantaranya memiliki kharisma dan
ramah, sementara yang lain ada yang bergaya agak santai.
c. Organisasi Informal
Bagan dalam organisasi yang menggambarkan hubungan-hubungan
formal seperti pemegang otoritas resmi dan tanggung jawab seorang
manajer. Kenyataan –kenyataan yang ditemui selama berlangsungnya
proses pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali
arti penting dari hubungan – hubungan yang menyusun di organisasi
yang bersifat informal.
d. Persepsi dan Komunikasi
Untuk mencapai tujuan organisasi seorang manajer harus mengetahui
tindakan- tindakanapa yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka
menyerap informasi dari berbagai jalur baik itu jalur formal ataupun
informal, oleh karena itu tidak selalu jelas apa yang sesungguhnya
diinginkan oleh para manajer senior. Maka dari itu diperlukan presepsi
dan komunikasi yang jelas. Sebuah organisasi adalah sebuah entitas
yang kompleks, dan tindakan – tindakan yang diambil oleh bagian –
bagian dari organisasi untuk mencapai tujuan bersama tersebut tidak
bisa dinyatakan secara jelas, bahkan dalam situasi yang terbaik
sekalipun.
SISTEM PENGENDALIAN FORMAL
Pengaruh besar lainnya adalah sistem yang bersifat formal. Sistem ini bisa kita
klasifikasikan ke dalam dua jenis: (1) system pengendalian manajemen itu sendiri dan
(2) aturan-aturan.
1. Aturan-aturan
Istilah “aturan-aturan” digunakan sebagai seperangkat tulisan yang memuat
semua jenis instuksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah
instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi,
panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Beberapa jenis aturan bias
dilihat di bawah ini :
a. Pengendalian Fisik
Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi,
passwords komputer, televisi pengawas, dan pengendalian fisiklainnya
merupakan bagian dari struktur pengendalian.
b. Manual
Manual dalam organisasi birokratis lebih rinci dibandingkan dengan
aturan organisasi lain. Organisasi besar memiliki panduan dan aturan yang
lebih banyak dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain yang lebih
kecil. Organisasi yang tersentralisasi memiliki banyak aturan
dibandingkan dengan organisasi yang terdesentralisasi. Dan yang terakhir,
organisasi memiliki unit-unit yang tersebar secara geografis (seperti
jaringan restoran cepat saji) mempunyai lebih banyak aturan
dibandingkan dengan organisasi yang terpusat secara geografis. Panduan-
panduan dan serangkaian aturan harus dikaji ulang secara berkala agar
tidak kadaluarsa sehingga masih sesuai dengan yang diharapkan
manajemen senior.
c. Pengamanan Sistem
Berbagai pengamanan sistem dirancang ke dalam sistem pemrosesan
informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui system
itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan, seperti:
pemeriksaan secara rinci, pembubuhan tanda tangan, pengecekkan uang,
dan pengecekkan sistem yang dilakukan oleh auditor internal serta
eksternal.
d. Sistem Pengendalian Tugas
Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturan-
peraturan. Jika sebuah tugas dijalankan menggunakan mesin otomatis,
maka sistem otomatis itu sendiri akan menyediakan pengendalian.
2. Proses Kendali Secara Formal
Suatu perencaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi.
Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan
ini. Perencanaan strategis tersebut kemudian dikonversi menjadi anggaran
tahunan yang fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk
masing-masing pusat tanggung jawab. Pusat tanggung jawab dituntun oleh
aturan-aturan dan informasi formal lain.

JENIS JENIS ORGANISASI


Jenis struktur organisasi akan mempengaruhi rancangan sistem pengendalian
manajemen organisasi. Organisasi dapat dikelompokkan dalam klasifikasi umum:
1. Struktur fungsional, di dalamnya setiap manajer bertanggung jawab atas
fungsi – fungsi yang terspealisasi setiap produksi atau pemasaran
2. Struktur unit bisnis, di dalamnya para unit manajer bertanggung jawab atas
aktivitas – aktivitas dari masing – masing unit, dan unit bisnis berfungsi
sebagai bagian yang semi independen dari perusahaan
3. Struktur matriks, di dalamnya unit – unit fungsional memiliki tanggung jawab
ganda

Organisasi Fungsional
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan
mengenai seorang manajer yang membawa pengethauan jhusus untuk
mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang berlawanan
dengan general manager yang kurang memiliki pengetahuan khusus. Seorang
manajer pemasaran dan manajer produksi yang terampil memungkinkan besar
akan mampu mengambil keputusan yang lebih baik di bidangnya masing –
masing dibandingkan dengan seorang manajer yang bertanggung jawab atas
kedua bidang itu sekaligus. Seorang manajer yang terampil pada tingkat yang
lebih tinggi harus mampu melakukan pengawasan secara lebih baik atas para
manajer di tingkat yang lebih rendah pada fyngsi yang sama. Keuntungan
dari struktur fungsional adalah efisiensi.
Kelemahan terdapat pada struktur fungsional:
1. Terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer
fungsioanal secara terpisah seperti manajer produksi dan manajer manajer
pemasaran karena fungsi tersebut sama – sama memberikn kontribusi
pada hasil akhir. Oleh karena itu tidak ada cara untuk menentukan bagian
dari laba yang dihasilkan oleh masing – masing fungsi.
2. Jika organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja salam satu
fungsi yang melapor ke beberapa manajer pada tingkat yang lebih tinggi
dari fungsi tersebutm maka perselisihan antarpara manajer dari fungsi –
fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun
perselisihan itu berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah
3. Struktur fungsioanal tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah
perusahaan dengan produksi dan pasar yang beragam.
4. Prganisasi fungsional cenderung menciptakan sekat – sekat bagi tiap
fungsi yang dimilikinya. Hal ini menghambat kemungkinan diadakannya
koordinasi lintas fungsi di bidang – bidang deperti pengembangan produk
baru.
Organisasi Unit Bisnis
Dalam organisasi, bentuk organisasi unit bisnis dirancang untuk
menyelesaikan masalah masalah yang terdapat struktur fungsioanal. Suatu unit
bisnis, yang juga disebut sebagai devisi, bertanggung jawab atas seluruh
fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk. Untuk
mengukur kinerja unit bisnis tersebut, organisasi melihat berdasarkan
profitabilitas dan unit bisnis itu. Ini merupakan kriteria yang valid karena pada
hakikatnya laba merupakan pencerminan dari aktivitas pemasaran dan
produksi.
Kerugian dari unit bisnis ini adalah adanya kemungkinan bahwa
masing – masing staf unit bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan yang dalam
organisasi fungsional, dikerjakan di kantor pusat dan bahwa perselisihan yang
terjadi di antara spesialis fungsional dalam organisasi perusahan fungsional
digantikan dengan perselisihan di antara unit – unit bisnis dalam organisasi
unit bisnis. Keuntungan struktur ini adalah:
1. bahwa struktur ini bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi
manajemen secara umum
2. unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari produk – produknya
dibandingkan dengan kantor pusat, maka para manajer unit bisnis dapat
membuat keputusan keputusan produksi dan pemasaran yang lebih baik
dibandingkan dengan cara yang diputuskan oleh kantor pusat.
3. Unit bisnis ini dapat memeberikan reaksi yang cepat terhadap ancaman –
ancaman atau peluang baru.

FUNGSI KONTROLER
Sebenarnya, di banyakorganisasi, jabatan orang iniadalah chief financial officer
(CFO).Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta system pengendalian.
2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk
pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak
eksternal lainnya.
3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-
laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal
anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya
kedalam anggaran tahunan secara keseluruhan.
4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur
pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan
yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit
operasional.
5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi
dalam pendidikan personel manajemen dalam kaitannya dengan fungsi
pengendali.
Relasi ke Jajaran Organisasi
Seorang kontroler bertanggung jawab untuk merancang maupun
mengoperasikan sistem yang mengumpulkan dan melaporkan informasi,
pemanfaatan informasi ini adalah tanggung jawab jajaran manajemen. Kontroler
tidak mendorong pihak manajemen untuk mengambil keputusan, akan tetapi
kontroler juga membuat keputusan khususnya mengenai penerapan kebijakan
yang ditetapkan oleh jajaran manajemen.
Kontroler Unit Bisnis
Para kontroler unit bisnis berutang kesetiaan pada kontroler koporat, yang
memegang tanggung jawab operasi system pengendalian secara keseluruhan. Di
sisi lain, mereka juga berutang kesetiaan pada para manajer di unit mereka, yaitu
pihak kepada siapa mereka memberikan bantuan. Ada sejumlah permasalahan
yang ditemui dari masing-masing hubungan ini.Jika para kontroler unit bisnis
terutama bekerja untuk manajer unit bisnisnya, ada kemungkinan bahwa dia
tidak akan memberikan laporan yang objektif mengenai anggaran dan kinerja
unit bisnis kepada manajer senior. Di sisilain, jika kontroler unit bisnis terutama
bekerja untuk kontroler korporat maka manajer unit bisnis akan
memperlakukannya lebih sebagai seorang “mata-mata dari kantor pusat” dan
bukan sebagai seorang mitra kerja yang terpercaya.
Tampilan 3.3 Hubungan-hubungan Alternatif Kontroler

Anda mungkin juga menyukai