“ OSTEOARTHRITIS ”
OLEH :
KELOMPOK IV
DIII. FISIOTERAPI. TK II
Kode Muskuloskeletal
1. TUJUAN
Untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi yang sesuai dengan Standar
Operational Prosedur (SOP).
2. RUANG LINGKUP
Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus osteoarthritis dilakukan mulai pada
fase akut hingga pasien mampu melakukan aktifitas fungsional.
3. ACUAN
- Bethesda, 2013, Handout 0n Health; Osteoarthrits,
- Gregor, C, 2009, Kinesiology taping – a evidence based method, dalam annual
K-Active Taping Iternational Symposium, Frammersbach, Germany.
- Mckeag, D. B, 2010, The Relationship of Osteoarthritis and Exercise, dalam
puffer J C, Clinicis in Sport Medicine, Guest Editor, W B Saunders Company,
Philadelphia, hal 471-485
4. PENGERTIAN
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi, dimana terjadi proses degradasi interaktif sendi yang
kompleks, terdiri dari proses perbaikan pada kartilago, tulang dan sinovium
diikuti komponen sekunder proses inflamasi. Prosesnya tidak hanya mengenai rawan
sendi namun juga mengenai seluruh sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum,
kapsul dan jaringan sinovial serta jaringan ikat periartikuler. Pada stadium lanjut rawan
sendi mengalami kerusakan, ditandai adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam
pada permukaan sendi. Paling sering mengenai vertebra, panggul, lutut, dan
pergelangan tangan kaki (Waenoor,2012).
b. Khusus
Keluhan utama : Nyeri pada lutut sebelah kiri
Kapan terjadinya : 2 bulan yang lalu
Hasil :
Fleksi : agak nyeri, full ROM
Ekstensi knee : agak nyeri, full ROM
Endorotasi – Eksorotasi knee
Posisi pasien : pasien diposisikan duduk senyaman mungkin.
Posisi terapi : berada didekat pasien. Terapi hanya memberi perintah
kepada pasien untuk menggerakkan internal – ekternal rotasi , tetapi
sebelum pasien melakukannya sendiri secara aktif, terapi memberi
contoh terlebih dahulu pada pasien gerakan yang harus dilakukan oleh
pasien.
Gerakan : pasien melakukan gerakan internal – eksternal rotasi sendiri
secara aktif.
Hasil :
Endorotasi : tidak nyeri
Eksorotasi : tidak nyeri
5.1.7.2. Gerak pasif
Fleksi – Ekstensi knee
Posisi pasien : tidur terlentang pada bed, posisi pasien dibuat senyaman
mungkin.
Posisi terapi : berada di samping bed, dan di dekat pasien. Satu tangan
terapi melakukan fiksasi pada bagian belakang tumit (pada tendon
achiles) dan tangan yang lain melakukan mobilisasi pada bagian distal
femur bagian posterior.
Gerakan : terapi melakukan mobilisasi dengan menggerakkan fleksi
dan ekstensi pada knee.
Hasil :
Fleksi : tidak nyeri, full ROM
Ekstensi knee : tidak nyeri, full ROM
Hipermobilitas Varus-Valgus
Prosedur : Posisi pasien terlentang dengan kaki yang diperiksa berada
di luar bed. Letakkan tangan pada medial knee sebagai fiksator & tangan
lainnya pada ankle. Lakukan tekanan kedalam pada tangan yang berada
di ankle untuk stabilitas Varus. Lakukan sebaliknya untuk stabilitas
Valgus.
Tujuan : untuk mengetahui kelainan pada lig. Collateral lateral dan
collateral medial
Hasil : (-)
Hasil : (-)
Gravity sign
Hasil : (-)
Clarkes sign
Hasil : (+)
5.1.9. Pengukuran
5.1.9.1. Pengukuran nyeri diam
Catat hasil
Hasil : 58 kg
Baca hasil ukur pada posisi tegak lurus dengan mata (sudut
pandang mata dan skala microtoise harus sudut 90 derajat).
Hasil : 175 cm
Hasil : 62 cm
Berjalan di luar : 1
Naik tangga/trap : 2
Turun tangga/trap : 2
Berpakaian : 1
Skala Penilaian :
Primer
Sekunder
- Rasa cemas
- Nyeri
- Kelemahan otot
5.1.10.2. Kompleks
- Mengurangi nyeri
Rasa cemas
Komunikasi terapeutik FT
F : 1 x/ hari
I : Pasien fokus
T : komunikasi
T :5 menit
Ultrasound
Prosedur :
o Intervensi
I : Transducer 1MHz
D : 10 menit
F : 1 x / Hari
Arus Continous
Tens
Intervensi
I : 20-30 hz.
D : 10 MENIT
F : 1 x / Hari
MWD
Persiapan alat: Tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm
dari kulit
persiapan pasien : Bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan
pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas,
Intervensi
Jarak : 5-10 cm
I: 50 -100 watt (toleransi pasien)
D : 20-30 menit
F : 3-5 x/minggu
Tapping
Prosedur :
o Sebelum ditempel, pastikan kulit harus bersih dari minyak
atau air.
o Pastikan memasang kinesio tapping satu jam sebeum
berolahraga, mandi atau aktivitas lain yang menimbulkan
eringat dan dekat dengan air. Hal ini dimaksudkan agar
plester tersebut merekat dengan benar di kulit.
o Hindari pemakaian yang terlalu ketat agar terhindar iritasi
kulit.
o Setelah terpasang, kinesio taping harus terus diusap
dengan tangan agar lem merekat dengan baik. Jangan
menggunakan alat lain, seperti hairdryer
o Kinesio taping dapat digunakan selama tiga hingga lima
hari.
o Bagi pengguna baru, usahakan kondisi kulit tidak dalam
kondisi iritasi.
Exercise
Static exc
Prosedur
Posisi pasien : Pasien tidur terlentang di atas bed dengan kedua
lutut lurus
Posisi terapi : Terapis berada di samping pasien
Pelaksanaan : Pasien diminta untuk menekankan lututnya ke bed
dan dipertahankan selama 6 detik kemudian diikuti fase rileksasi.
I : 10 x repetisi
D : 6 detik
F : 2 x / Hari
Strengthening exc
I : 5-8 x repetisi
D : 6 sekon
F : 1x sehari
Streching exc
I: 2×8 hitungan
D: 40 sekon
F: 1x sehari
5.1.12. Evaluasi