Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dimana :
A = % kadar air
B = % kadar protein
C = % kadar lemak
D = % kadar abu
(Atma, 2018).
Fungsi Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber bio kalori dalam bahan
makanan, selai itu juga sebagai bahan pengental atau GMC pada teknologi
makanan sebagai bahan penstabil, bahan pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa)
dan bahan bakar, misalnya pada glukosa dan pati dan sebagai penyusun struktur
sel, misalnya selulosa dan kitin (Irianto, 2017).
Karbohidrat mempunyai peran penting dalam menentukan
karakteristik bahan makanan seperti rasa, warna dan tekstur, sedangkan fungsi
karbohidrar di dalam tubuh yaitu:
1. Fungsi utamanya sebagai sumber energi yang dibutuhkan oleh
sel-sel jaringan tubuhm serta menjadi energi untuk aktifitas dalam tubuh.
2. Melindungi protein agar tidak terbakar sebagai penghasil energi
3. Kebutuhan tubuh akan energi prioritas pertama, apabila
karbohidrat yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan energi tubuh dan jika
cukup terdapat lemak didalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan
didalam tubuh maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai
penghasil energi. 4. Beberapa jenis karbohidrat mempunyai
fungsi khusus didalam tubuh. Laktosa misalnya berfungsi membantu penyerapan
kalsium. Ribose merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat
(Irianto,2017).
Uji Kualitatif
1. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff pada karbohidrat digunakan untuk mengetahui adanya gula
ketosa atau karbohidrat yang mengandung gugus keton. Pada uji Seliwanoff, jika
gula tersebut mempunyai gugus keton disebut ketosa. Sebaliknya jika ia
mengandung gugus aldehida, ia adalah aldosa. Prinsip dari uji ini adalah dehidrasi
fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dengan penambahan
resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk kompleks berwarna merah
oranye (Kusbandari, A., 2015).
Cara kerja pada uji seliwanoff yaitu:
a. Teteskan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff
b. Masukkan kedalam tabung reaksi
c. Mendidikan tabung diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air
mendidih selama 1 menit
d. Amati hasil. Jika hasil positif maka akan ditandai dengan terbentuknya larutan
berwarna merah oranye.
2. Uji Barfoed
Uji barfoed dilakukan untuk mendeteksi karbohidrat yang tergolong
monosakarida. Adanya karbohidrat jenis monosakarida dapat diketahui dengan
adanya endapan berwarna merah oranye dalam sampel. Prinsip dari uji Barfoed
yaitu ion Cu2+ dari pereaksi barfoed dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan
Cu2O (kupro oksida) yang berwarna merah bata (Kusbandari, A., 2015).
Cara kerja uji barfoed yaitu:
a. 1 mL larutan uji karbohidrat dimasukkan kedalam tabung reaksi yang kering
dan bersih
b. 1 mL perekasi Barfoed ditambahkan kemudian dikocok
c. Tabung dimasukkan kedalam penangas air selama 3 menit
d. Dinginkan dengan air mengalir
e. Amati perubahan yang terjadi. Apabila tidak terjadi reduksi selama 5 menit,
maka lakukan pemanasan selama 15 menit sampai terlihat adanya reduksi.
3. Uji Osazon
Perlakuan uji osazon memiliki tujuan yaitu untuk membedakan jenis-jenis
karbohidrat berdasarkan bentuk kristalnya. Metode ini melibatkan mikroskop
untuk pengamatanya. Prinsip kerja dari uji osazon yaitu suatu aldosa atau ketosa
dengan larutan fenilhidrazin yang kemudian dilakukan pemanasan, maka akan
membentuk Kristal osazon dan akan mempunyai titik lebur yang spesifik. Kristal
osazon yang terbentuk kristal yang berwarna kuning. Osazon dari disakarida larut
dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan, namun sukrosa tidak
membentuk osazon karena gugugs aldehid atau keton yang terikat pada monomer-
nya sudah tidak bebas. Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air
mendidih (Yuliana, A., 2018).
Cara kerja Uji Osazon yaitu:
1. Pemasukkan 2 mL larutan uji ke dalam tabung reaksi
2. Penambahan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida dan kristal natrium asetat
ke dalam penangas air.
3. Pemanasan alam penangas air mendidih selama beberapa menit.
4. Pendinginan perlahan dibawah air keran.
5. Perhatikan kristal yang terbentuk dan diidentifikasi dibawah mikroskop.
4. Uji Tollens
Perlakuan uji tollens memiliki tujuan yaitu untuk membedakan anatara
aldehid dan keton berdasarkan sifat emudahannya mengalami oksidasi. Pereaksi
tollens adalah larutan perak nitrat dalam larutan amonia, larutannya jernih dan
tidak bewarna. Pereaksi ini dibuat dengan cara menetesi larutan perak nitrat dalam
larutan ammonia hingga endapan yang mula-mula terbentuk larut kembali
(Putriyanti, 2009).
Prinsip dari uji tollens adalah membedakan gugus aldehid dan keton.
Pereaksi tollens dibuat dengan mereaksikan AgNO3 + NH4OH sehingga endapan
menjadi larut. Apabila sampel yang mengandung aldehid ditambahkan dengan
pereaksi tollens kemudian dilakukan pemanasan makan aledih akan teroksidasi
menjadi asam karboksilat. Pereaksi tollens akan tereduksi sehingga logam perak
dibebaskan dan mengendap sebagai cermin pada permukaan dalam tabung reaksi
(Putriyanti, 2009).
Cara Kerja dari uji tollens yaitu dengan dilakukannya pemasukkan
beberapa tetes larutan uji karbohidrat kedalam tabung rekasi yang telah diisi 2 mL
pereaksi Tollens. Pemasukkan kedalam penangas air selama 1 menit. Perhatikan
perubahan warna yang terjadi dan dilakukannya pencatatan (Putriyanti, 2009).
Prinsip dari uji ini adalah sukrosa dalam HCL dalam keadaan panas akan
terhidrolisis, lalu menghasilkan fruktosa dan glukosa. Hal ini menyebabkan uji
Benedict dan Seliwanoff yang sebelumya hidrolisis menghasilkan hasil negatif
menjadi positif. Uji Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa
hidrolisis sukrosa menghasilkan monosakarida (Atma, 2018).
Cara kerja :
Uji ini digunakan untuk adanya gula pentose. Pemanasan pentose dengan
HCL pekat akan menghasilkan furfural yang berkondensasi dengan orcinol dan
ion feri. Hasil pemanasan akan menghasilkan warna biru hijau yang menunjukkan
adanya gula pentosa (Atma, 2018).
Prinsip uji ini yaitu dehidrasi pentosa oleh HCL pekat menghasilkan
furfural dengan penambahan orsinol (3,5-dihidroksida toluena) akan
berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru (Atma, 2018).
Cara kerja :
Uji Kuantitatif
Dimana:
G = Konsentrasi gula dari kurva standar (gram)
FP = Faktor Pengenceran
W = Berat contoh (gram)
Prinsip metode ini didasarkan pada reaksi reduksi pereaksi Fehling oleh gula-
gula pereduksi. Penetapan gula pereduksi dengan melakukan pengukuran volume
larutan gula pereduksi standar yang dibutuhkan untuk mereduksi pereaksi
tembaga (II) basa menjadi tembaga (II) oksidasi (Cu2O). Gula pereduksi akan
berubah menjadi gula teroksidasi. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan methilen
blue yang warnanya akan hilang karena kelebihan kadar gula pereduksi diatas
kadar yang dibutuhkan untuk mereduksi semua tembaga. Dalam analisis gula
pereduksi dengan metode ini, keberadaan udara dapat mempengaruhi reaksi. Oleh
sebab itu, udara yang dapat mempengaruhi reaksi dikeluarkan dari campuran
reaktan dengan cara mendidihkan larutan selama titrasi (Rohman dan Sumantri,
2018).
DAFTAR PUSTAKA
Atma, Y. 2018. Prinsip Analisis Komponen Pangan: Makro dan Mikro Nutrien.
Yogyakarta: Deepublish.