Anda di halaman 1dari 6

Bank syariah adalah bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka

penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli
dan bagi hasil.

Prinsip utama operasional bank yang berdasarkan pada prinsip syariah adalah hukum islam yang
bersumber dari Al quran dan Alhadis. Keberadaan bank syariah dirintis sejak diberlakukannya
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Undang-undang tersebut menggunakan
istilah "bank bagi hasil" untuk menyebut bank yang berdasarkan pada prinsip syariah. Pada akhir
1998, jumlah kantor bank syariah secara nasional di Indonesia adalah 78 kantor, yang terdiri atas 1
kantor umum dan 77 kantor BPR. Perkembangan bank berdasarkan prinsip syariah masih sangat kecil
dibandingkan dengan bank konvensional. Hinggal awal 2013 terdapar bank umum syariah dan 24
unit usaha syariah.

Bank umum syariah

1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

2. Bank Syariah Mandiri ( BSM)

3. Bank Syariah Mega Indonesia

4. Bank Syariah BRI

5. Bank Syariah Bukopin

6. Bank Panin Syariah

7. Bank Victoria Syariah

8. BCA Syariah

9. Bank Jabar dan Banten

10. Bank Syariah BNI

11. Maybank Indonesia Syariah

Unit Usaha Syariah

1. Bank Danamon Syariah

2. Bank permata Syariah

3. BII Syariah

4. Bank CIMB Niaga Syariah

5. HSBC Syariah
6. BPD DKI Syariah

7. BPD DIY Syariah

8. BPD Jateng Syariah

9. BPD Jatim Syariah

10. BPD Banda Aceh Syariah

11. BPD Sumut Syariah

12. BPD Sumbar Syariah

13. BPD Riau Syariah

14. BPD Sumsel Syariah

15. BPD Kalsel Syariah

16. BPD Kalbar Syariah

17. BPD Kaltim Syariah

18. BPD Sulsel Syariah

19. BPD NTB Syariah

20. BTN Syariah

21. BTPN Syariah

22. OCBC NISP Syariah

23. Bank Sinarmas Syariah

24. BPD Jambi Syariah

Prinsip perbankan syariah

Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga
perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana,
membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai. Prinsip hukum Islam melarang unsur-
unsur di bawah ini dalam transaksi-transaksi perbankan tersebut:

1. Perniagaan atas barang-barang yang haram,

- Bunga (‫ ربا‬riba),

- Perjudian dan spekulasi yang disengaja (‫ ميسر‬maisir), serta

- Ketidakjelasan dan manipulatif (‫ غرر‬gharar)


- Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut:

*Bank Islam

1. Melakukan hanya investasi yang halal menurut hukum Islam

2. Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa

3. Berorientasi keuntungan dan falah (kebahagiaan dunia dan akhirat sesuai ajaran Islam)

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan

5. Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan Pengawas Syariah

*Bank Konvensional

1. Melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut hukum Islam

2. Memakai perangkat suku bunga

3. Berorientasi keuntungan

4. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur

Penghimpunan dan penyaluran dana tidak diatur oleh dewan sejenis

Afzalur Rahman dalam bukunya Islamic Doctrine on Banking and Insurance (1980) berpendapat
bahwa prinsip perbankan syariah bertujuan membawa kemaslahatan bagi nasabah, karena
menjanjikan keadilan yang sesuai dengan syariah dalam sistem ekonominya.

KEGIATAN USAHA BANK SYARIAH

1. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan dalam bentuk giro, tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu -- berdasarkan akad wadi'ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.

2. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito, tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariat Islam.

3. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, akad musyarakah, atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.

4. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad salam, akad istishna, atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinisp syariah.

5. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
6. Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak berdasarkan akad
ijarah dan / atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinisp syariah.

7. Melakukan pengambil-alihan utang berdasarkan akad hawalah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.

8. Melakukan usaha kartu debit dan / atau kartu pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.

Produk perbankan syariah

Sunting

Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:

Titipan atau simpanan

Sunting

Al-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana
tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan,
untuk memberikan bonus kepada nasabah. Bank Muamalat Indonesia-Shahibul Maal.

Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang tertentu.
Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank
dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.

Bagi hasil

Sunting

Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture.
Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi
berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan
mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan
mudharabah tidak ada campur tangan

Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan
yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati diawal. Risiko kerugian ditanggung
penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.

Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang
pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil panen.

Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di mana nasabah hanya
bertanggung-jawab atas penyiramaan dan pemeliharaan, dan sebagai imbalannya nasabah berhak
atas nisbah tertentu dari hasil panen.
Jual beli

Bai' Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang
yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang
dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur
barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran=harga pokok
ditambah margin yang disepakati. Contoh: harga rumah 500 juta, margin bank/keuntungan bank 100
jt, maka yang dibayar nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang disepakati
diawal antara Bank dan Nasabah.

Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka. Barang yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan
spesifik, dan penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak.
Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka waktu yang pendek (2-6 bulan). Karena barang yang
dibeli (misalnya padi, jagung, cabai) tidak dimaksudkan sebagai inventori, maka bank melakukan akad
bai' as-salam kepada pembeli kedua (misalnya Bulog, pedagang pasar induk, grosir). Contoh lain
misalnya pada produk garmen, yaitu antara penjual, bank, dan rekanan yang direkomendasikan
penjual.

Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana harga barang bisa dibayar saat kontrak,
dibayar secara angsuran, atau dibayar di kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada
pembeli dan penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat secara
bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang mengadakan barang bertanggung-
jawab kepada nasabah atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi
tersebut.

Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik sama dengan ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang
dan jasa melalui pembayaran upah sewa, namun dimasa akhir sewa terjadi pemindahan kepemilikan
atas barang sewa.

Jasa

Sunting

Al-Wakalah adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan akad (perwakilan)
yang sesuai dengan prinsip prinsip yang di terapkan dalam syariat islam.

Al-Kafalah adalah memberikan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, dengan kata lain mengalihkan tanggung
jawab seorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan.

Al-Hawalah adalah akad perpindahan dimana dalam praktiknya memindahkan hutang dari
tanggungan orang yang berhutang menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang
(contoh: lembaga pengambilalihan hutang).
Ar-Rahn, adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan akad gadai yang
sesuai dengan syariah.

Al-Qardh adalah salah satu akad yang terdapat pada sistem perbankan syariah yang tidak lain adalah
memberikan pinjaman baik berupa uang ataupun lainnya tanpa mengharapkan imbalan atau bunga (
riba . secara tidak langsung berniat untuk tolong menolong bukan komersial.

Sistem pinjaman di Bank Syariah yang tidak menggunakan bunga membuat bank memiliki berbagai
produk pinjaman yang berbeda dengan bank konvensional, salah satunya adalah Murabahah.
Murabahah adalah proses peminjaman dana berupa jual beli barang dengan keuntungan pihak bank
berupa margin dari barang yang telah dibeli untuk dijual kepada peminjam yang dibutuhkannya.
Proses ini dilakukan secara transparan atau dengan kata lain pihak peminjam mengetahui berapa
margin yang dikenakan pihak bank Syariah kepada mereka., Adapun, berdasarkan pada jenis barang
pengganti, jenis jual beli barang yang terjadi meliputi:

1. al muqayadhah: bentuk awal dari transaksi, dimana barang ditukar dengan barang (barter).

2. Al mutlaq: bentuk jual beli biasa, dimana barang di tukar dengan uang.

3. Ash sharf: jual beli suatu mata uang dengan mata uang lainya.

Itulah ulasan mengenai salah satu produk pinjaman di Bank Syariah yakni Murabahah. Tertarik untuk
mencobanya?

Anda mungkin juga menyukai