Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ganevo Ikal Farodja

NIM/ Semester : K3118032/ 2


Mata Kuliah : Pengantar Konseling
.Dosen Pengampu : Ribut Purwaningrum, M.Pd

1. Guru BK menurut saya adalah guru yang memiliki peran besar dalam
urusan kesiswaan. Mulai dari membantu siswa dalam mengenali dan
memahami potensi yang dimiliki oleh siswa, membantu siswa memilih
jurusan/ program studi sesuai dengan minat, bakat, dan keahlian siswa
dan membantu siswa untuk menyelesaikan masalah yang mungkin dimiliki
oleh siswa.
Apalagi ketika siswa menginjak ke kelas 3 SMA , guru BK sangat
berjasa dalam membantu mengarahkan siswa dalam memilih perguruan
tinggi yang sesuai dengan minat siswa.
Perlunya konseling bagi siswa:
a. Agar siswa menjadi mandiri dan berintegritas serta berani
bertanggung jawab
b. Mendirikan sifat kedewasaan dari siswa tersebut
c. Agar siswa menjadi termotivasi
d. Mengajarkan perbuatan yang baik kepada siswa
e. Agar siswa mengerti tata tertib yang berlaku di sekolah
2. Perkembangan bimbingan dan konseling di Indonesia tidak terlepas dari
perkembangan di Negara asalnya Amerika Serikat. Perkembangan
bimbingan dan konseling di Indonesia cenderung berorientasi layanan
pendidikan (instruksional) dan pencegahan. Sejak tahun 1975 bimbingan
dan konseling digalakkan di sekolah-sekolah. Upaya ini bertujuan untuk
memberikan bantuan kepada siswa sehingga ia dapat berkembang
seoptimal mungkin. Disini amat terlihat konsep barat amat mendominasi
bimbingan dan konseling di sekolah. Di samping itu, konsep
perkembangan optimal harus dalam keseimbangan perkembangan otak dan
agama. Karena itu, aspek penting yakni agama harus mendapat tempat
yang layak dalam bimbingan dan konseling.

Perkembangan layanan bimbingan di Indonesia berbeda dengan di


Amerika. Jika di Amerika dimulai usaha perorangan dan pihak swasta,
kemudian berangsur-angsur menjadi usaha pemerintah. Sedangkan
Indonesia perkembangannya dimulai dengan kegiatan di sekolah dan
usaha-usaha pemerintah. Bimbingan dan konseling secara formal
dibicarakan oleh para ahli baru pada tahun 1960. Tetapi di Yogyakarta
pada tahun 1958, Drs.Tohari Musnamar, dosen IKIP Yogyakarta telah
memelopori pelaksanaan BK di sekolah untuk pertama kali di SMA
Teladan Yogyakarta. Sedang pada tahun 1960 di adakan konferensi FKIP
seluruh Indonesia di Malang, memutuskan bahwa bimbingan dan
konseling dimasukkan dalam FKIP. Dan pada tahun 1961 mulai diadakan
layanan Bimbingan dan Konseling di seluruh SMA Teladan di Indonesia,
sejak itulah BK di Indonesia dimulai.
3. Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
dengan segera. Layanan konseling juga bertujuan untuk membantu konseli
agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah atau
membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya.
4. Berikut akan saya jelaskan tentang keefektifan konselor yang mungkin
sudah kita miliki sejak sekarang:
a. Pengetahuan Mengenai Diri Sendiri
Disini berarti bahwa konselor memahami dirinya dengan baik, dia
memahami secara nyata apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan
itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan.
b. Kesehatan Psikologis yang Baik
Seorang konselor dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu
kondisi kesehatan psikologis yang baik bagi kliennya, yang mana hal
ini memiliki pengertian akan ketentuan dari konselor dimana konselor
harus lebih sehat kondisi psikisnya daripada klien. Kesehatan
psikologis konselor yang baik sangat penting dan berguna bagi
hubungan konseling. Karena apabila konselor kurang sehat psikisnya,
maka ia akan terpengaruh oleh kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi
yang subjektif, nilai-nilai keliru, dan kebingungan.
c. Kejujuran
Yang dimaksud dengan Kejujuran disini memiliki pengertian bahwa
seorang konselor itu diharuskan memiliki sifat yang terbuka, otentik,
dan sejati dalam pemberian layanannya kepada konseli.
d. Kepekaan
Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor sadar akan kehalusan
dinamika yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan
diri konselor sangat penting dalam konseling karena hal ini akan
memberikan rasa aman bagi klien dan klien akan lebih percaya diri
apabila berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan.
e. Kesabaran
Melalui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu
klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar
konselor menunjukkan lebih memperhatikan diri klien daripada
hasilnya. Konselor yang sabar cenderung menampilkan sikap dan
perilaku yang tidak tergesa-gesa.
Saya menuliskan beberapa keterampilan konselor diatas karena
mungkin tidak harus memiliki keterampilan khusus, orang-orang biasa pun
mungkin juga sudah memilikinya meskipun belum terlalu pandai dalam
menggunakannya.
5. Menurut saya, mungkin ada beberapa macam mengapa konseli diam.
Berikut penjelasannya:
a. Apabila terjadi pada awal pertemuan, mungkin klien masih merasa
canggung. Maka konselor harus memulai dengan pertanyaan-
pertanyaan ringan lalu tataplah klien dan gunakan bahasa tubuh yang
memperlihatkan simpati dan perhatian. Tunggulah tanggapan klien.
b. Apabila klen diam karena marah (misalnya, klien berpaling muka dari
konselor). Sebagai konselor Anda dapat bertanya tentang suasana hati
dari konseli. Pertanyaan-pertanyaan ini harus diikuti dengan suasana
hening selama beberapa saat. Pada saat ini konselor memandang klien
dan memperlihatkan sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
c. Apabila terjadi pada pertengahan pertemuan, konselor harus
memperhatikan konteks pembicaraan dan menilai mengapa hal ini
terjadi. Mungkin hal tersebut terjadi karena klien merasa berat
menceritakan hal-hal yang pribadi, suatu rahasia tentang dirinya, atau
ia tidak senang dengan sikap konselor. Pada umumnya, lebih baik
menunggu beberapa saat, memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengekspresikan perasaan atau pikirannya, meskipun konselor merasa
tidak nyaman dengan keadaan tersebut.
d. Apabila klien diam karena sedang berpikir. Konselor ini tidak perlu
berusaha memecahkan kesunyian, juga tidak perlu menunjukkan sikap
tidak menerima.
e. Selama pembicaraan berlangsung, sikap diam klien merupakan sesuatu
yang wajar. Mungkin klien sedang berpikir atau memutuskan
bagaimana mengutarakan perasaan atau pikiran-pikirannya. Berikanlah
waktu kepada klien untuk berpikir.
6. Jika ada konseli yang mengajak untuk kegiatan konseling diluar ruangan,
maka saya akan menurutinya. Selama lingkungan tempat konseling
tersebut bisa membuat nyaman dan rileks klien selama proses konseling
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai