Chapter II-2 PDF
Chapter II-2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
23
2. Monitoring
Beberapa manfaat untuk keperluan monitoring adalah sebagai berikut :
- Menilai intervensi terapeutik
- Memantau perkembangan penyakit yang mempengaruhi fungsi paru
- Memonitoring individu yang terpajan agen berisiko terhadap fungsi paru
- Memonitor efek samping obat yang mempunyai toksisitas pada paru
4. Kesehatan masyarakat
Beberapa manfaat untuk kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut :
- Survei epidemiologis
- Menetapkan standar nilai normal
- Penelitian klinis
24
25
26
27
Ketika nilai FEV1 berkurang, maka nilai FEV1/FVC juga akan berkurang
yang menunjukkan suatu pola obstruksi. Rasio FEV1/FVC yang normal adalah
>0,75 untuk individu yang berusia kurang dari 60 tahun dan >0,70 untuk yang
berusia diatas 60 tahun (Lang, 2006). Namun Adrien Shifren menyebutkan
bahwa suatu defek obstruksi dapat disangkakan bila FEV1/FVC <70 tanpa
memandang usia (Shifren, 2006).
28
29
30
31
32
33
34
35
Kelas Deskripsi
36
2.3.3 Diagnosis
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
HTP, baik dengan menggunakan metode invasif maupun non invasif. Saat ini
metode yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan alat
ekokardiografi Color Doppler yang bersifat non invasif (Weyman, 2010).
a. Ekokardiografi Color Doppler
Ekokardiografi merupakan skrining test non invasif yang sangat baik
dilakukan untuk pasien yang dicurigai mengalami HTP. Digunakan pertama kali
untuk menentukan TAP pada akhir dekade 1990-an, namun masih dalam
gambaran hitam dan putih (Stephen, 1999). Saat ini, ekokardiografi Color
Doppler sudah lazim dijumpai dan luas digunakan. Untuk menilai tekanan sistolik
ventrikel kanan dengan ekokardiografi ini harus dijumpai adanya trikuspid
regurgitasi (TR) (Noordegraaf, 2009).
Perkembangan TR pada pasien HTP sering dihubungkan dengan adanya
dilatasi anular, perubahan ukuran ruang ventrikel kanan dan perubahan letak katup
trikuspidal bagian apikal. Pemakaian aliran regurgitasi sistolik katup trikuspidalis
(v) merupakan sebuah perhitungan tekanan arteri pulmonalis sistolik (Systolic
Pulmonary Arterial Pressure/sPAP) yang dapat ditentukan dengan ekokardiografi
Color Doppler. Tanpa adanya pulmonary outflow tract obstruction, sPAP
ekuivalen dengan tekanan sistolik ventrikel kanan, yang dapat dihitung dengan
rumus Bernoulli yang sederhana (Daniels, 2004):
RVSP = 4v2 + RAP
37
Ringan 35 – 50 mmHg
Sedang 51 – 69 mmHg
* saat istirahat
b. Elektrokardiografi
Elektrokardiografi (EKG) merupakan alat diagnostik lain untuk HTP,
walaupun tidak spesifik. Gambaran tipikal HTP yang bisa didapat pada EKG
adalah :
Pergeseran aksis ke kanan (right axis deviation),
Gelombang R>S dengan R/S rasio >1 di sadapan V1,
Kompleks qR di sadapan V1,
Pola rSR’ di sadapan V1,
Gelombang S besar dan R kecil dengan R/S rasio <1 di sadapan V5
dan/atau V6 .
38
c. Foto Toraks
Gambaran khas foto toraks proyeksi posteroanterior pada HTP adalah
ditemukannya pembesaran hilar dan bayangan arteri pulmonalis. Sementara pada
foto toraks proyeksi lateral dapat dijumpai pembesaran ventrikel kanan (Diah,
2009).
d. Pemeriksaan Angiografi
Kateterisasi jantung merupakan baku emas (gold standard) untuk
diagnosis HTP. Kateterisasi membantu diagnosis dengan menyingkirkan etiologi
lain seperti penyakit jantung kiri dam memberikan informasi penting untuk
dugaan prognostik pada pasien dengan HTP. Kateterisasi jantung dilakukan pada
pasien dengan HTP setelah dilakukan pemeriksaan klinis dan ekokardiografi,
terutama pada mereka yang direncanakan untuk pengobatan. Namun hal ini sulit
dilakukan dikarenakan sifatnya yang invasif, terutama pada pasien PGK dengan
penyakit yang sudah terminal (Diah, 2009).
39