Anda di halaman 1dari 10

MINI PROJECT

Efektivitas Kelas Ibu Hamil pada Perubahan Sikap Terhadap Ibu Hamil Risiko Tinggi di
Desa Sumber Kedawung

Oleh :
dr. Titis Meyliawati

Pendamping :
dr. Niswah Nilam Qanita

PUSKESMAS LECES
DINAS KESEHATAN KABUPATEN PROBOLINGGO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Risiko tinggi kehamilan merupakan salah satu masalah yang dialami ibu selama
masa kehamilan dan dampak paling besar bagi ibu adalah kematian. Keberhasilan upaya
kesehatan ibu pun, diantaranya dapat dilihat dari indicator Angka Kematian Ibu (AKI).
WHO melaporkan pada November 2016 angka kematian ibu masih tinggi. Sekitar 830
ibu meninggal karena kehamilan atau kelahiran anak yang berkomplikasi di seluruh dunia
setiap hari. Pada tahun 2015, sekitar 303.000 ibu meninggal ketika sedang mengalami
kehamilan. kebanyakan kematian ini terjadi pada daerah dengan sumber daya rendah.
Sedangkan Di Indonesia pada tahun 2012 jumlah AKI mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2007 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015
pun AKI menurun tetapi tidak begitu besar yaitu sebanyak 305 kematian ibu per 100.000
kelahiran ibu. (WHO (World Health Organisasi), 2016 dan Kementerian Kesehatan RI,
2016)
AKI seringkali diakibatkan oleh kehamilan risiko tinggi. Menurut Ketua Kongres
Wanita Indonesia hal yang menyebabkan AKI diantaranya terlalu tua, terlalu muda,
terlalu banyak anak, terlalu sering melahirkan, terlambat mengetahui bahaya-bahaya
kehamilan, terlambat memutuskan membawa ke fasilitas kesehatan untuk melahirkan,
dan terlambat mendapatkan fasilitas untuk melahirkan. (Liputan6, 2016) Dengan
demikian, pengetahuan ibu hamil pun berpengaruh terhadap kehamilan risiko tinggi.
Perilaku meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengetahuan akan memengaruhi
sikap, dan sikap akan memengaruhi tindakan ibu untuk mencegah terjadinya kehamilan
risiko tinggi. (Lavena,2017) Sedangkan berdasarkan hasil pusat data dan informasi
Kementerian Kesehatan RI, kehamilan risiko tinggi pun memiliki peranan mengakibatkan
AKI yaitu dijelaskan pada diagram di bawah (Kementerian Kesehatan RI,2014):
Gambar 1.1.1 Diagram Batang Penyebab Kematian Ibu Tahun 2010-2013

Penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010-2013 masih tetap sama yaitu
perdarahan. Kemudian terdapat risiko tinggi hipertensi, infeksi, dan abortus. Penyebab
lain-lain pada diagram adalah penyebab kematian ibu secara tidak langsung, seperti salah
satunya kondisi penyakit tuberculosis.
Risiko tinggi kehamilan di Puskesmas Leces pun selalu ada bahkan terdapat pula
peningkatan. Salah satu wilayah yang memiliki angka risiko tinggi kehamilan adalah di
desa Sumber Kedawung, dimana dari total ibu hamil sebanyak 89 orang, 31 diantaranya
termasuk pada risiko tinggi kehamilan.
Pembelajaran kelas ibu hamil adalah salah satu bentuk pendidikan prenatal yang
dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil agar terjadi perubahan sikap dan perilaku
positif sehingga ibu memeriksakan kehamilan dan melahirkan ke tenaga kesehatan, yang
pada akhirnya akan menurunkan angka kematian ibu dan anak. Kegiatan kelas ibu hamil
merupakan sarana untuk belajar kelompok bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, melalui praktek
dengan menggunakan buku KIA (Kesehatan Ibu Anak). Penggunaan Buku KIA
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta gizi
sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu penurunan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) apat tercapai.(Kemenkes, 2011)
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui efektivitas kelas ibu hamil pada perubahan sikap terhadap ibu hamil risiko
tinggi di desa Sumber Kedawung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah
penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara kelas ibu hamil terhadap perubahan
sikap pada ibu hamil risiko tinggi di desa Sumber Kedawung.

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui hubungan antara kelas ibu hamil terhadap perubahan sikap
pada ibu hamil risiko tinggi di desa Sumber Kedawung.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk :
1.4.1.Bagi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan refrensi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan
memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian tentang efektivitas kelas
ibu hamil pada perubahan sikap terhadap ibu hamil risiko tinggi di desa Sumber
Kedawung.
1.4.2.Bagi Pelayanan Medis
Diharapkan sebagai bahan evaluasi mengenai program kelas ibu hamil terutama
pada kelompok ibu hamil risiko tinggi.
1.4.3.Bagi Peneliti
Sebagai suatu proses pembelajaran dalam menambah wawasan baru dan
pengalaman penelitian menegnai hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku
pencegahan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil serta memberikan kesempatan pada
peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelas Ibu Hamil


Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan untuk
meningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, perawatan
kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).
Beberapa keuntungan kelas ibu hamil:
1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas
ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular sesksual dan
akte kelahiran
2. Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum
menyiapkan materi
3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik
tertentu
4. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karea pola penyajian materi terstruktur
dengan baik
5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan
materi dilaksanakan
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan
7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan
penyajian ateri sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
Tujuan kelas ibu hamil secara umum adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh
dan keluha selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB
pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat
setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
Sasaran kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32
minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi
keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil
maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali
pertemuan sehingga dapat mengikuti beberapa materi yang penting, misalnya materi
tentang persiapan persalinan.
Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil atau
sesuai dengan hasil kesepakatan fasilitator dengan peserta. Pada setiap pertemuan,
materi kelas ibu hamil akan disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi ibu hamil
tetapi tetap mengutamakan materi pokok. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan
senam ibu hamil. Waktu pertemuan disesuaaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bias
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit.

2.2 Kehamilan Risiko Tinggi


Kehamilan beresiko adalah setiap faktor yang berhubungan dengan
meningkatnya kesakitan dan kematian maternal. Kehamilan yang berakhir dengan
kematian atau kesakitan pada ibu dan atau bayinya tersebut terjadi pada kehamilan
resiko tinggi. Ibu dengan kehamilan resiko tinggi akan menghadapi berbagai
permasalahan yang dapat mengganggu proses persalinan. Kehamilan dengan masalah
dikelompokkan menjadi kehamilan risiko tinggi yaitu keadaan yang dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin (Manuaba, 2007).
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil
dan bayi menjadi sakit atau meninggal, sebelum persalinan berlangsung. Kehamilan
resiko tinggi memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun
bayinya), hal ini dapat terjadi berupa penyakit atau kecacatan bahkan kematian
sebelum maupun sesudah persalinan (Hariadi, 2004)
Klasifikasi kehamilan beresiko dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a. Kehamilan resiko rendah
Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal. Ibu hamil
dengan kondisi kesehatan dalam keadaan baik dan tidak memiliki faktor-
faktor risiko berdasarkan klasifikasi risiko sedang dan risiko tinggi, baik
dirinya maupun janin yang dikandungnya. Misalnya, ibu hamil primipara
tanpa komplikasi, kepala masuk PAP minggu ke-36.
b. Kehamilan resiko sedang
Kehamilan beresiko sedang yakni ibu hamil yang memiliki satu atau lebih
dari suatu faktor risiko tingkat sedang, misalnya ibu yang usia kurang dari
20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm dan
lain-lain. Faktor ini dianggap nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan
janin, serta memungkinkan terjadinya penyulit pada waktu persalinan.
Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung dapat
menimbulakn kematian pada ibu antara lain:
1) Kehamilan yang masuk kedalam kategori 4 terlalu:
a) Umur ibu terlalu muda (<20 tahun)
Pada usia ini rahim dan panggul ibu belum berkembang dengan
baik dan relatif masih kecil. Secara biologis sudah siap tetapi
psikologis belum matang. Sebaiknya tidak hamil pada usia di bawah
20 tahun
b) Umur ibu terlalu tua (>35 tahun)
Pada usia ini kemungkinan terjadi problem kesehatan seperti
hipertensi, diabetes mellitus, anemis, saat persalinan terjadi
persalinan lama, perdarahan dan risiko cacat bawaan.
c) Jarak kehamilan terlalu dekat (<2 tahun)
Bila jarak anak terlalu dekat, maka rahim dan kesehatan ibu belum
pulih dengan baik, pada keadaan ini perlu diwaspadai kemungkinan
pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama, atau perdarahan.
d) Jumlah anak terlalu banyak (>4 anak)
Ibu yang memiliki anak lebih dari 4, apabila terjadi hamil lagi, perlu
diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama, karena
semakin banyak anak, rahim ibu makin melemah.
2) Tinggi badan <145 cm
Pada ibu hamil yang memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, dalam
keadaan seperti itu perlu diwaspadai adanya panggul sempit karena
dapat mengalami kesulitan dalam melahirkan.
3) Kehamilan lebih bulan
Kehamilan yang melewati waktu 42 minggu belum terjadi persalinan,
dihitung berdasarkan rumus Naegele. Gejala dan tanda yang dialami
yaitu kehamilan belum lahir setelah melewati waktu 42 minggu, gerak
janinnya makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali, air
ketuban terasa berkurang, kerentanan akan stres
4) Persalinan lama
Partus lama adalah partus yang berlangsung lebih dari 24 jam untuk
primigravida dan 18 jam bagi multigravida. Penyebabnya adalah
kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan
mengejan. Tanda dan gejala yang ditimbulkan yakni keadaan umum
lemah, kelelahan, nadi cepat, respirasi cepat, dehidrasi, perut kembung
dan edema alat genital. Hal ini dapat menyebabkan terjadi infeksi, fetal
distres dan ruptur uteri.
c. Kehamilan resiko tinggi
Kehamilan beresiko tinggi merupakan ibu hamil yang memiliki satu atau
lebih dari satu faktor-faktor risiko tinggi, antara lain adanya anemia pada
ibu hamil. Faktor risiko ini dianggap akan menimbulkan komplikasi dan
mengancam keselamatan ibu dan janin baik pada saat hamil maupun
persalinan kehamilan resiko tinggi dapat menyebabkan:
1) Kematian ibu dan janin
2) Keguguran
3) Persalinan prematur
4) Kelahiran dengan berat badan rendah
5) Penyakit janin atau bayi
2.3 Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon
individu pada semua objek dan situasi yan berkaitan denagnnya (Widyatun, 1999).
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2003).
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi pembentukan sikap, antara lain
(Azwar, 2007):
a. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus social. Middlebrook
(1974) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan
suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negative
terhadap objek tersebut.
b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah
dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Keinginan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
Diantara orang yang biasanya dianggap penting oleh individu adalah orang
tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat,
guru, teman kerja, istri, suami, dll.
c. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap
berbagai masalah karena kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
d. Media massa
Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa
membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini
seseorang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut,
apabila cukup kuat akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu.
e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Kedua lembaga ini meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
individu sehingga kedua lembaga ini merupakan suatu system yang
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap.

Anda mungkin juga menyukai