Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh di
ubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap
UUD 1945 itu pada hakikatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai
upaya memulai “kontrak social” baru antara warga Negara dengan Negara menuju
apa yang di cita-citakan bersama yang di tuangkan dalam sebuah peraturan dasar
(konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan
system dan kondisi Negara yang otoritarian menuju kearah system yang
demokratis dengan relasi lembaga Negara yang seimbang. Dengan demikian
perubahan konstitusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini
menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu
bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukan adanya
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen
UUD 1945.

Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang


melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan
suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu.
Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah merepresentasikan
kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi pembentukan
wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai
dengan nilai keadilan social, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan.

Dengan melihat kembali dari hasil hasil perubahan itu, kita akan dapat
dinilai apakah rumusan rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat
dikatakan lebih baik dan sempurna.

1
B. Rumusan Masalah

1.) Apa pengertian dari konstitusi?

2.) Apa tujuan dari konstitusi?

3.) Apa saja fungsi konstitusi?

4.) Apa saja klasifikasi konstitusi?

5.) Bagaimana sejarah perkembangan konstitusi di Indonesia?

6.) Bagaimana pentingnya konstitusi dalam sebuah Negara?

7.) Apa hubungan Konstitusi terhadap Negara?

2
BAB II

A. PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Konstitusi

Pengertian konstitusi menurut bahasa Perancis,bahasa Inggris, dan bahasa


Latin pada intinya adalah suatu ungkapan untuk membentuk , mendirikan, lebih
lanjut dikenal dengan maksud pembentukan, penyusunan atau menyatakan
pembentukan suatu Negara, yang dipersiapkan sebelum maupun sesudah
berdirinya Negara yang bersangkutan.

Konstitusi merupakan suatu kerangka kehidupan politik yang


sesungguhnya telah dibangun pertama kali peradaban dunia dimulai, karena
hampir semua Negara menghendaki kehidupan bernegara yang konstitusional,
adapun ciri ciri pemerintah yang konstitusional diantaranya memperluas
partisipasi politik, memberi kekuasaan legislative pada rakyat, menolak
pemerintah otoriter dan sebagainya.

Konstitusi pada umumnya bersifat kondifikasi yaitu sebuah dokumen yang


berisi aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintah Negara.
Namun dalam pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak
semuanya berupa dokumen tertulis (formal). Menurut para ahli ilmu huku maupun
ilmu politik kostitusi harus diterjemahkan termasuk kesepakatan politik Negara
kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan distribusi maupun alokasi.

Konstitusi bagi organisasi pemrintah Negara yang dimaksud terdapat


beragam bentuk dan kompleksitas strukturnya, terdapat pula konstitusi politik atau
hukum akan tetapi mengandung pula arti konstitusi ekonomi. Istilah konstitusi
sering di identikan dengan suatu kondifikasi atas dokumen yang tertulis.
Konstitusi juga dapat di artikan peraturan dasar yang memuat ketentuan ketentuan
pokok dan menjadi sumber perundang-undangan.

3
Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai
arti:

1. Lebih luas dari pada Undang Undang Dasar.


2. Sama dengan pengertian Undang Undang Dasar.

Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas daripada


pengertian UUD , karna pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis
saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak
tercakup dalam UUD.

Istilah konstitusi menurut para ahli :

1. K. C. Wheare, konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu


negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk mengatur
/memerintah dalam pemerintahan suatu negara.
2. Herman Heller, konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi
tidak hanya bersifat yuridis tetapi juga sosiologis dan politis.
3. Lasalle, konstitusi adalah hubungan antara kekuasaan yang terdapat di
dalam masyarakat seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di
dalam masyarakat, misalnya kepala negara angkatan perang, partai politik,
dsb.
4. Koernimanto Soetopawiro, istilah konstitusi berasal dari bahasa
latin cisme yang berarti "bersama dengan" dan statute yang berarti
"membuat sesuatu agar berdiri". Jadi konstitusi berarti menetapkan secara
bersama.
5. Carl schmitt membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu:

 Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu;

1. Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua


organisasi yang ada di dalam negara.
2. Konstitusi sebagai bentuk negara.
3. Konstitusi sebagai faktor integrasi.

4
4. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di
dalam negara .

 Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi


sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh
penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitusi
dapat berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti materiil (konstitusi yang dilihat
dari segi isinya).
 konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang
tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.

1.2 Tujuan Konstitusi

Tujuan konstitusi diantanya yaitu:

1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang – wenang.


Hal ini dimaksudkan apabila tanpa membatasi kekuasaan penguasa,
dikhawatirkan konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa saja
kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasaan
sendiri. Bisa juga memberikan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
(HAM) sehingga dengan adanya konstitusi maka setiap penguasa dan
masyarakat wajib menghormati HAM dan berhak mendapatkan
perlindungan dan mendapatkan hak nya.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para
penguasa dalam menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan batasan-
batasan untuk memberikan pedoman bagi penyelenggara Negara agar
Negara dapat berdiri kokoh.

Tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan


dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya
kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta
memberikan arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.

5
1.3 Fungsi konstitusi

Dalam penyusunansinya, konstitusi akan berfungsi untuk :

1. Konstitusi didirikan untuk membatasi kekuasaan pemerintah agar


terhindar dari kesewenang wenangan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk melindungi hak hak warga Negara yang
terlindungi dan di salurkan (konstitusionalisme). Konstitusi
semacam ini sangat identik dengan Negara demokratis dimana
kekuatan sebuah Negara berada di tangan rakyat,rakyat,rakyat, dan
rakyat.
2. Hak warga Negara harus dipastikan bahwa kekuatan penguasa juga
terlindungi dari sifat tirani (kekuasaan yang digunnakan sewenang-
wenang).
3. Pembentukan sebuah konstitusi menjadi pertanda lahirnya sebuah
Negara. Seperti kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, maka UUD
1945 menjadi momentum untuk menandakan lahirnya bangsa
Indonesia.
4. Konstitusi digunakan sebagai alat yang membatasi kekuasaan.
Meski penguasa menguasai peraturan sebuah Negara, kekuasaan
penguasa juga harus di tolak sehingga hak rakyat juga terjamin.
5. Dalam konstitusi juga ada identitas nasional dan juga symbol suatu
bangsa.
6. Konstitusi juga akan melindungi hak asasi manusia dan kebebasan
warganegara. Kebebasan dari warga, dari semua aspek di pelihara
asalkan kebebasan tersebut tetap sesuai dengan hukum Negara.

Adanya konstitusi tidak bisa dilepaskan Negara. Konstitusi


ditempatkan diposisi teratas yang membimbing jaring sebuah bangsa dan
mencapai tujuan bersama warga Negara.

6
Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi menentukan dan membatasi kekuatan organ Negara.
2. Fungsi mengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara.
3. Fungsi mengatur hubungan antar organ Negara dan warga
Negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan
Negara atau kegiatan administrasi kekuasaan Negara.
5. Fungsi distributor atau pengalihan wewenang dari sumber
asli kekuasaan (yang dalam sistem demokrasi adalah
rakyat) ke organ Negara.
6. Simbolis berfungsi sebagai pemersatu.
7. Fungsi simbolis sebagai acuan identitas dan keagungan
kebangsaan.
8. Fungsi simbolis sebagai pusat upacara
9. Berfungsi sebagai alat pengontrol masyarakat, baik dalam
arti sempit hany di bidang politik maupun dalam arti luas
yang meliputi sosial dan ekonomi.
10. Berfungsi sebagai alat rekayasa dan reformasi sosial, entah
dalam arti sempit atau dalam arti luas.

Selain itu menurut Jimly Asshiddiqie fungsi konstitusi diantaranya adalah :

1. Sebagai penentu dan pembatas kekuasaan organ Negara.


2. Sebagai pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara.
3. Sebagai pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara dan
warga Negara.
4. Sebagai sumber legtimasi terhadap kegiatan penyelenggaraan
kekuasaan Negara.
5. Sebagai penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber
kekuasaan asli (rakyat)kepada organ Negara.

7
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity)
sebagairujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of
nation) serta sebagai centre of ceremony 28 Februari 2013.
7. Sebagai sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit
hanya dibidang politik maupun dalam arti luas menyangkut bidang
social ekonomi.
8. Sebagai sarana perekayasa dan pembaharuan masyarakat (social
engeenering atau social reform).

1.2 Klasifikasi konstitusi

Indonesia sekarang telah memiliki pengawal konstitusi yaitu


Mahkamah Konstitusi (MK). Konstitusi Negara Republik Indonesia adalah
Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.Seperti yang
dikatakan oleh Hakim MK Ahmad Fadlil Sumandi,bahwa kehadiran MK
dibutuhkan untuk menegakkan konstitusi yang selama ini

Hanya ditegakkan lewat mekanisme politik.Menurut salah seorang


ahli konstitusi dari Inggris,yaitu K.C Wheare mengklarifikasikan
konstitusi sebanyak 5 macam.Bagaimana UUD 1945 dilihat dari 5 macam
klasifikasi yang akan dijabarkan sebagai berikut :

1.) Konstitusi tertulis dan Konstitusi tidak tertulis

Yang dimaksud konstitusi tertulis adalah suatu konstitusi yang


dituangkan dalam sebuah dokumen atau beberapa dokumen
formal.Sedangkan,konstitusi yang bukan dalam bentuk tertulis adalah
suatu konstitusi yang tidak dituangkan dalam dokumen.

Kontitusi tertulis memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut:


1. Undang Undang lebih besar kewibawaannya dari pada konvensi.
2. Pelanggaran terhadap Undang Undang lebih mudah diketahui dan dapat
diambil tindakan lebih cepat. Untuk seorang hakim lebih gampang
menafsirkan Undang Undang dari pada konfensi yang tidak tertulis.

8
Undang Undang dasar biasanya terang dan tegas perumusannya.
Konvensi biasanya timbul dari kebiasaan, dan kadang-kadang sukar
menetapkan kapan suatu kebiasaan menjadi konvensi.
1. Adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
2. Konstitusi tidak tertulis atau konvensi, yaitu peraturan yang
tidak tertulis yang timbul dan terpelihara dalam praktik
penyelenggaraan Negara.

Kelemahan dari konstitusi tertulis diantaranya adalah :

1. Sulit menyesuaikan dengan perkembangan jaman, bersifat


kaku (rijid).
2. Untuk mengubahnya diperlukan prosedur dan tata cara
tententu, bahkan mungkin persyaratan tertentu.

Konstitusi tidak tertulis memiliki beberapa sifat-sifat sebagai berikut :

1. Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam


praktik penyelenggaraan Negara.
2. Tidak bertentangan dengan Undang Undang Dasar dan berjalan
sejajar.
3. Diterima oleh seluruh rakyat.
4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai
aturan aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang Undang
Dasar.

Kelebihan dari konstitusi tidak tertulis diantaranya adalah :

1. Fleksibel, mudah menyesuaikan dengan perkembangan


jaman/keadaan.
2. Perubahan tidak memerlukan tata cara tertentu sehingga
tidak memerlukan waktu yang lama.

9
Kelemahan konstitusi tidak tertulis diantaranya adalah :

1. Susah dikenali atau diidentifikasi dan oleh karnanya sulit ditemukan


kembali.
2. Tidak dapat dikodifikasi dan dikompilasi.
3. Susah dibakukan karena tidak mempunyai bentuk/format tertentu.
4. Kurang memberi jaminan terhadap kepastian hukum.

Contoh-contoh konvensi di Indonesia, antara lain sebagai berikut :

1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Menurut pasal 2 ayat (3) Undang-undang dasar 1945,segala


keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak.Akan tetapi system
ini dirasa kurang sesuai dengan jiwa kekeluargaan sebagai kepribdian
bangsa.Karena itu dalam praktik-praktik penyelenggaran Negara selama
ini selalu diusahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat,dan ternyata hamper selalu berhasil.Pungutan
suara baru ditempuh,jikalau usaha musyawarah untuk mufakat sudah tidak
dapat dilaksanakan.Hal yang demikian ini merupakan perwujudan dari
cita-cita yang terkandung dalam pokok pikiran persatuan dan pokok
pikiran kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

2. Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia setiap tanggal 16


Agustus didalam siding Dewan Perwakilan Rakyat.

2.) Konstitusi fleksibel dan Konstitusi Rijid

James Bryce dalam bukunya “Studies in History and Jurispridence”


memilah konstitusi fleksibel dan konstitusi rijid secara luas.Pembagian ini
didasarkan berdasarkan kriteria atau berkaitan dengan “Cara dan Prosedur
Perubahannya”.Jika suatu konstitusi itu mudah dalam mengubahnya,maka

10
ia digolongkan pada konstitusi yang fleksibel.Apabila cara dan prosedur
perubahannya sulit,maka ia termasuk jenis konstitusi yang rijid.Menurut
Bryce,ciri khusus dari konstitusi fleksibel adalah elastis,diumumkan dan
diubah dengan cara yang sama seperti UU.Sedangkan untuk konstitusi
yang rijid yaitu mempunyai kedudukan dan deraajat lebih tinggi dari
peraturan perundang-undangan yang lain dan hanya dapat diubah dengan
cara yang khusus atau dengan persyaratan berat.

3.) Konstitusi derajat-tinggi dan Konstitusi tidak derajat-tinggi.

Yang dimaksud dengan konstitusi derajat tinggi adalah suatu


konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam Negara.Disamping
itu rumah jika dilihat dari segi bentuknya,konstitusi ini berada diatas
perundang-undangan.Demikian juga syarat untuk mengubahnya lebih
berat dibandingkan dengan yang lain.
Sementara konstitusi tidak derajat tinggi adalah suatu konstitusi yang
tidak mempunyai kedudukan serta derajat seperti konstitusi derajat
tinggi.Persyaratan untuk mengubah konstitusi jenis ini sama dengan
persyaratan yang dipakai untuk mengubah peraturan-peraturan yang
lain,umpamanya UU.Sehingga dalam hal ini UUD 1945 termasuk dalam
konstitusi derajat tinggi.

4.) Konstitusi serikat dan Konstitusi kesatuan.

Klasifikasi yang berkaitan erat dengan bentuk suatu Negara.Artinya,jika


bentuk suatu Negara serikat,maka akan didapatkan sistem pembagian
kekuasaan antara pemerintah Negara serikat dengan pemerintah
bagian.Dalam Negara kestauan pembagian kekuasaan tersebut tidak
dijumpai,karena seluruh kekuasaanya disentralkan diperintah pusat.

5.) Konstitusi sistem pemerintahan presidensial dan Konstitusi system


pemerintahan parlementer.

11
Sistem parlementer adalah sebuah system pemerintahan yang
parlemennya memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini
parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana mentri dan
parlemenpun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya berbeda dengan sistem
presidenssil, system parlemen dapat memiliki seorang presiden dan
seorang perdana mentri yang berwenang terhadap jalan nya pemerintahan.
Dalam presidensil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan
tetapi dalam system parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala
Negara saja.

Sistem parlemeter dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah


tergantung dari dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang
legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan melalui sebuah veto
keyakinan. Oleh karena itu, tidak ada pemisahan kekuasaan yang jelas
antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari bebrapa
yang merasa kurangya pemeriksaan dan keseimbangan yang di temukan
dalam sebuah republic kepresidenan.
System parlemen di puji dibanding dengan sistem presidensial,
karena kefleksibilitasannya dan tanggapannya kepada publik.
Kekurangannya adalah dia sering mengarah kepemerintahan yang kurang
stabil, seperti dalam republic Weimar Jerman dan republik ke-4 Perancis.
Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala
pemerintahan dan kepala Negara dengan kepala pemerintahan adalah
perdana mentri dan kepala Negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan
sedikit atau seremonial.Namun, beberapa sistem parlemen juga memiliki
seorang preesiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara
memberikan keseimbangan dalam system ini.

12
1.5 Sejarah Perkembangan Konstitusi di Indonesia

Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29


Mei 1945 – 16 Juni 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau dalam bahasa Jeepang dikenal
dengan “dokuritsu zyunbi tyoosakai” yang beranggotakan 21 orang,
diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua
dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3
orang dari Sumatra dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku,
dan Sunda kecil. Badan tersebut (BPUPKI) ditetapkan berdasarkan
maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulangtahun Tenno
Heika pada 29 April 1945.

Sehari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada


17 Agustus 1945, konstitusi Indonesia sebagai suatu “revolusi grondwet”
telah disah kan pada 18 agustus 1945 oleh panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia dalam sebuah naskah yang dinamakan Undang Undang Dasar
Negara Repubik Indonesia. Dengan demikian sekalipun Undang-Undang
Dasar 1945 itu merupakan konstitusi yang sangat singkat dan hanya
memuat pasal 37 namun ketiga materi muatan konstitusi yang harus ada
menurut ketentuan umum teori konstitusi telah terpenuhi dalam Undang-
Undang Dasar 1945 tersebut.
Pada dasarnya kemungkinan untuk mengadakan perubahan atau
penyesuaian itu memang sudah dilihat oleh para penyusun UUD 1945 itu
sendiri dengan merumuskan dan melalui pasal 37 UUD 1945 tentang
perubahan Undang Undang Dasar. Dan apabila MPR bermaksud akan
mengubah UUD memlalui pasal 37 UUD 194, sebelumnya hal itu harus
dinyatakan lebih dahulu kepada seluruh Rakyat Indonesia melalui suatu
referendum. (Tap no.1/MPR/1983 pasal 105-109 jo. Tap no.IV/MR/1983
tentang referendum)
Perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan
menjadi salah satu agenda siding tahunan MPR daru tahun 1999 hingga
perubahan ke empat siding tahunan MPR tahun 2002 bersamaan dengan

13
kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas melakukan
pengkajian secara kompresif tentang perubahan UUD 1945 berdasarkan
ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi konstitussi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada 4 macam
Undang-Undang yang pernah berlaku, yaitu:

1. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949

(Penetapan Undnag Undang Dasar 1945)

Saat Republik Inddonesia diproklamasikan pada tanggal 17


Agustus 1945. Republik yang baru ini belum mempunyai
undnag-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus
1945. Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagi
Undang Undang Dasar Republik Indonesia setelah mengalami
beberapa proses.

2. Periode 18 Desember 1949 – 17 Agustus 1950

(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)


Perjalanan negara baru Republik Insonesia tidak luput dari
rorongan pihak Belanda yang menginginkan untuk kembali
beruasa di Indonesia. Akibatnya Belanda mencoba untuk
mendirikan negara-negara sperti Negara Sumatera, Timur Negara
Indonesua Timur, Negara Jawa Timur, dan sebagainya.
Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka terjadilah
agresi Belanda 1 pada Tahun 1947 dan agresi Belanda 2 pada tahun
1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya KMB yang meahirkan
Negara Reoublik Indonesia Serikat. Sehingga
UUD yang seharusnya berlaku unntuk seluruh Negara Indonesia
itu hanya berlaku untuk Negara Republik Indonesia Serikat saja.

3. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959


(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)

14
Periode federal dari Undang Undang Dasar Republik
Indonesia Serikat 1949 merupakan perubahan sementara karena
sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustur 1945
menghendaki sifat kesatuan maka negara Republik Indonesia
Serikat tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan
dengan Republik Indonesia. Hal ini, mengakibatkan wibawa dari
pemerintah Republik Indonesia menjadi berkurang. Akhirnya,
dicapailah kata sepakat untuk mendirikan kembali NKRI. Bagi
Negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu
Undang Undang Dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu
panitia bersama yan menyusun suatu rancangan undang-undang
dasar yang kemudian disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh
Badan Pekerja komite Nasional Pusan dan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14
Agustus 1950 dan berlakulah Undang Undang Dasar baru itu pada
tanggal 17 Aguatus 1950.

4. Periode 5 Juli 1959 – Sekarang

(penetapan berlakunya kembali Undang Undang Dasar 1945 )


Dengan dektrit Presiden 5 juli 1959 berlakulah kembali
Undang Undang Dasar 1945. Dan perubahan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa 1959-
1965 menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde
Baru. Perubahan itu dilakukan Karena Majelis Permusyawaratan
Rakyat Sementara Orde Baru dianggap kurang mencerminkan
pelaksanaa UUD 1945 secara umum dan konsekuen.

5. Periode Pasca Reformasi (Amandemen)

15
Setelah reformasi banyak kalangan yang menginginkannya
dilakukannya perubahan (Amandemen) terhadap UUD 1945.
Tujuan dilakukannya perubahan adalah untuk menambah sesuatu
yang belum ada aturannya dalam konstitusi serta untuk menambah
sesuatu yang belum ada aturannya dalam konstitusi serta untuk
merespn tuntutan zaman.
Para pengamat plitik berpandangan bahwa keberadaan
UUD 1945 didesain oleh para pembuatnya bersifat sementara
karena belum menentukan kondisi Negara pada saat itu. Selain it
Undang Undang Dsar 1945 juga telah diselengkan oleh pemerintah
orde baru untuk melanggengkan kekukuasaanya.
Salah satu hal yang berubah dengan adanya amandemen
adalah keberadaan lembaga Negara dikendalikan oleh satu orang
saja, yaitu Presiden. Meskipun secara formal terdapat aturan untuk
memisahkan antara lembaga eksekutif, legislative,dan yudikatif
namun karena ketiadaan aturan yang jelas, maka aturan tersebut
dapay dimanipulasi. Oleh sebab itu setelah reformasi mencoba
diperbarui agar lebih jelas pola pemisahannya serta memungkinkan
adanya control secara baik diantara berbagai macam lembaga
Negara.dengan adanya check and balances maka bias mengurangi
penumpukan kekuasaan dan penyalahgunaan wewenang.

Dalam kurun waktu 1999-20001, UUD 1945 mengalami 4


kali perubahan (amandemen) yang di tetapkan dalam Sidang
Umum dan Sidang Tahunan MPR :
1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober : Perubahan
Pertama UUD 1945.
2. Sidang Umum MPR 2000, tanggal 7-18 Oktober 2000 : Perubahan
kedua UUD 1945.
3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 :
Perubahan ketiga UUD 1945

16
4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 :
Perubahan keempat UUD 1945

1.6 Pentingnya Konstitusi di Indonesia

Konstitusi merupakan media bagi terciptanya kehidupan yang demokratis


bagiseluruh warga Negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini,
hampir tidak ada Negara yang tidak memiliki konstitusi. Hal ini menunjukkan
betapa urgennya konstitusi sebagai suatu perngkat negera. Konstitusi dan
Negara ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain tidak terpisahkan.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa konstitusi merupakan
sekumpulan aturan yang mengatur organisasi Negara, serta hubungan antara
Negara dan warga Negara sehingga saling menyesuaikan diri dan saling
bekerja sama. Dr.A. Hamid S Attamini menegaskan bahwa konstitusi atau
Undang-undang Dasar merupakan suatu hal yang sngat penting sebagai
pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan
dalam mengatur bagaimana kekuasaan Negara harus dijalankan. Sejalan
dengan pendapat tersebut, Bagir Manan mengatakan bahwa hakikat konstitusi
merupakn perwujudan paham tentang konstitusi atau konstitualisme yaitu
pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan
terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan terhadap hak-hak
warga Negara maupun setiap penduduk di pihak lain.
Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instruman untuk membatasi
kekuasaan dalam suatu Negara, Miriam Budiarjo mengatakan:
“Di dalam Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi
konstitusional, Undang-undang Dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
membatasi kekuasan pemerintah sedemikain rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenag. Dengan demikian diharapkan hak-
hak warga Negara akan lebih terlindungi.”
Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan
tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi
ke dalam dua bagian, yaitu membagi kekuasaan dalam Negara dan membatasi

17
kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam Negara. Lebih lanjut, ia
mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang Negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi
dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan dibagi diantara beberapa lembaga kenegaraan, seperti
antara lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif.
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat
untuk menjamin hak-hak warga negarqa. Hak-hk tersebut mencakup hak-hak
asas, seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup dan hak
kebebasan.Mengingat pentingnya konstitusi dalam suatu Negara ini,Struycken
dalam bukunya “Het Staatsreet van Het Koninkrijk der Nederlander”
menyatakan bahwa Undang-undang Dasar sebagai konstitusi tertulis
merupakan dokuman formal yang berisikan:
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau;
2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa;
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik
untuk waktu sekarang maupun untuk waktu yang akan datang;
4. Suatu keinginan, di mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.
Keempat materi yang terdapat dalam konstitusi atau undang –
undang tersebut, menunjukkan arti pentingnya suatu konstitusi yang
menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa, serta memberikan
arahan dan pedoman bagi penerus bangsa dalam menjalankan suatu
Negara. Dan pada prinsipnya semua agenda penting kenegaraan, serta
prinsip – prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,
telah tercover dalam konstitusi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi konstitusi dalam
suatu Negara merupakan suatu keniscayaan, karena dengan adanya
konstitusi akan tercipta pembatasan kekuasaan melalui pembagian
kekuasaan dalam menjalankan Negara. Selain itu, adanya konstitusi juga
menjadi suatu hal yang sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi

18
warga Negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan sewenang-
wenang dari pemerintah.

1.7 Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi


Dasar Negara berkedudukan sebagai norma hukum tertinggi
Negara dan menjadi sumber bagi pembentukan norma-norma hukum
dibawahnya, salah satunya adalah konstitusi. Hubungan antar dasar
Negara dan konstitusi Nampak pada gagasan dasar, cita-cita dan tujuan
Negara yang terdapat dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara
dan konstitusi mempunyai hubungan secara yuridris, fisiolofis, dan
sosiologis.
5. Yuridris
Keterkaitan dasar Negara dengan konstitusi bahwa
konstitusi mengandung pokok-pokok pikiran dasar Negara yang
diwujudkan dalam bentuk pasal-pasal.
6. Filosofid
Konstitusi didasarkan pada filodofi bangsa tersebut yang
berakar pada budaya bangsa.
7. Sosiologis
Konstitusi dapat menampung nilai-nilai yang berkembang di
masyarakat yang bersumber kepada dasar Negara dalam
penyelenggaraan pemerintah.

 Hubungan dasar Negara dan konstitusi di Indonesia


Dapat dilihat dari hubungan antara sila-sila
pancasila yang termuat pada pembukaan Undang Undang
Dasar 1945 dengan pasal-pasal yang termuat dalam batang
tubuh Undang Undang Dasar 1945.
 Hubungan dasar Negara dan konstitusi di Negara liberal
(As)
Konstitusi yang dibuat bertujuan untuk :

19
 Menegakan keadilan.
 Menjamin keamanan dalam negri.
 Menyediakan pertahanan umum.
 Memajukan kesejahteraan umum.
 Mengamankan kemerdekaan rakyat As yang
dianggap sebagai anugerah dari sang pencipta.

3. Hubungan dasar Negara dan konstitusi di Negara komunis (Uni Soviet)

Dasar Negara Uni Soviet adalah komunisme. Hal itu dinyatakan


dalam pembukaan konstitusi 1977 hubungan dasar Negara komunisme
dengan pasal-pasal dalam konstitusi Uni Soviet terdapat di dalam alinea
terakhir.
Ajaran komunisme dijabarkan kedalam aturan pokok tentang
kehidupan bernegara yang sesuai dengan komunisme didalam konstitusi
Uni Soviet.

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa konstitusi
dalam arti sempit, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis dan tidak tertulis atau
Undang Undang. Sedangkan dalam arti luas konstitusi yaitu sebagai hukum dasar
yang tertulis atau Undang Undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis atau
konvensi. Tujuan dari konstitusi yaitu untuk membatasi kekuasaan penguasa agar
tidak bertindak sewenang wenang , dan konstitusi juga bertujuan untuk
melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri, serta memberikan batasan-
batasan ketetapan bagi para penguasa.
Dan dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa fungsi konstitusi
adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah untuk melindungi hak-hak warga
dan menjadi pertanda lahirnya sebuah Negara. Klasifikasi konstitusi terdiri dari
konatitusi tertulis dan tidak tertulis, konstitusi fleksibel dan rijid, konstitusi
derajat-tinggi dan tidak derajat-tinggi, konstitusi serikat dan kesatuan, konstitusi
presidensial dan parlementer.
Terbentuknya Konstitusi itu berawal dari janji Jepang untuk memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari, dengan adanya pembagian
wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak
azasi manusia, masyarakat Indonesia terasa lebih terlindungi dengan hal itulah
perkembangan konstitusi di Indonesia.

B. Saran
Pembentukan konstitusi sangatlah penuh dengan perjuangan. Perjalanan
pencarian jatidiri bangsa Indonesia berupa sejarah perubahan-perubahan konstitusi
cukup melelahkan. Begitu pentingnya konstitusi, maribkita jaga bersama
kekokohan tiang-tiang Bangsa Indonesia, yaitu Undang Undang Dasar 1945.

21
DAFTAR PUSTAKA

Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, 1983. Asas-asas Hukum Tata Negara.
Jakarta: Ghalia Media Pratama.
Winarno, 2014, Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hotma, Sibuea, 2014 Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga.
Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pradigma.
Budiarjo, Miriam. 2000. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakrta:Gramedia
https://id.wikipedia.org/wiki/konstitusi.
Diakses : 24 Agustus2019.
https://www.maxmanroe.com.
Diakses : 24 Agustus 2019.
https://medium.com/@indotesis/jenis-fungsi-dan-tujuan-konstitusi.
Diakses : 25 Agustus 2019.

22

Anda mungkin juga menyukai