PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh di
ubah kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap
UUD 1945 itu pada hakikatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang
terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai
upaya memulai “kontrak social” baru antara warga Negara dengan Negara menuju
apa yang di cita-citakan bersama yang di tuangkan dalam sebuah peraturan dasar
(konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan
system dan kondisi Negara yang otoritarian menuju kearah system yang
demokratis dengan relasi lembaga Negara yang seimbang. Dengan demikian
perubahan konstitusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini
menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu
bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang telah menunjukan adanya
komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk mengamandemen
UUD 1945.
Dengan melihat kembali dari hasil hasil perubahan itu, kita akan dapat
dinilai apakah rumusan rumusan perubahan yang dihasilkan memang dapat
dikatakan lebih baik dan sempurna.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
A. PEMBAHASAN
3
Pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai
arti:
4
4. Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di
dalam negara .
5
1.3 Fungsi konstitusi
6
Fungsi konstitusi, baik tertulis maupun tidak tertulis adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi menentukan dan membatasi kekuatan organ Negara.
2. Fungsi mengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara.
3. Fungsi mengatur hubungan antar organ Negara dan warga
Negara.
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan
Negara atau kegiatan administrasi kekuasaan Negara.
5. Fungsi distributor atau pengalihan wewenang dari sumber
asli kekuasaan (yang dalam sistem demokrasi adalah
rakyat) ke organ Negara.
6. Simbolis berfungsi sebagai pemersatu.
7. Fungsi simbolis sebagai acuan identitas dan keagungan
kebangsaan.
8. Fungsi simbolis sebagai pusat upacara
9. Berfungsi sebagai alat pengontrol masyarakat, baik dalam
arti sempit hany di bidang politik maupun dalam arti luas
yang meliputi sosial dan ekonomi.
10. Berfungsi sebagai alat rekayasa dan reformasi sosial, entah
dalam arti sempit atau dalam arti luas.
7
6. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (symbol of unity)
sebagairujukan identitas dan keagungan kebangsaan (identity of
nation) serta sebagai centre of ceremony 28 Februari 2013.
7. Sebagai sarana pengendalian masyarakat baik dalam arti sempit
hanya dibidang politik maupun dalam arti luas menyangkut bidang
social ekonomi.
8. Sebagai sarana perekayasa dan pembaharuan masyarakat (social
engeenering atau social reform).
8
Undang Undang dasar biasanya terang dan tegas perumusannya.
Konvensi biasanya timbul dari kebiasaan, dan kadang-kadang sukar
menetapkan kapan suatu kebiasaan menjadi konvensi.
1. Adanya kepastian hukum dalam masyarakat.
2. Konstitusi tidak tertulis atau konvensi, yaitu peraturan yang
tidak tertulis yang timbul dan terpelihara dalam praktik
penyelenggaraan Negara.
9
Kelemahan konstitusi tidak tertulis diantaranya adalah :
10
ia digolongkan pada konstitusi yang fleksibel.Apabila cara dan prosedur
perubahannya sulit,maka ia termasuk jenis konstitusi yang rijid.Menurut
Bryce,ciri khusus dari konstitusi fleksibel adalah elastis,diumumkan dan
diubah dengan cara yang sama seperti UU.Sedangkan untuk konstitusi
yang rijid yaitu mempunyai kedudukan dan deraajat lebih tinggi dari
peraturan perundang-undangan yang lain dan hanya dapat diubah dengan
cara yang khusus atau dengan persyaratan berat.
11
Sistem parlementer adalah sebuah system pemerintahan yang
parlemennya memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini
parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana mentri dan
parlemenpun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara
mengeluarkan semacam mosi tidak percaya berbeda dengan sistem
presidenssil, system parlemen dapat memiliki seorang presiden dan
seorang perdana mentri yang berwenang terhadap jalan nya pemerintahan.
Dalam presidensil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan
tetapi dalam system parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala
Negara saja.
12
1.5 Sejarah Perkembangan Konstitusi di Indonesia
13
kesepakatan dibentuknya komisi konstitusi yang bertugas melakukan
pengkajian secara kompresif tentang perubahan UUD 1945 berdasarkan
ketetapan MPR No. I/MPR/2002 tentang pembentukan komisi konstitussi.
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada 4 macam
Undang-Undang yang pernah berlaku, yaitu:
14
Periode federal dari Undang Undang Dasar Republik
Indonesia Serikat 1949 merupakan perubahan sementara karena
sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustur 1945
menghendaki sifat kesatuan maka negara Republik Indonesia
Serikat tidak bertahan lama karena terjadinya penggabungan
dengan Republik Indonesia. Hal ini, mengakibatkan wibawa dari
pemerintah Republik Indonesia menjadi berkurang. Akhirnya,
dicapailah kata sepakat untuk mendirikan kembali NKRI. Bagi
Negara kesatuan yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu
Undang Undang Dasar yang baru dan untuk itu dibentuklah suatu
panitia bersama yan menyusun suatu rancangan undang-undang
dasar yang kemudian disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh
Badan Pekerja komite Nasional Pusan dan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14
Agustus 1950 dan berlakulah Undang Undang Dasar baru itu pada
tanggal 17 Aguatus 1950.
15
Setelah reformasi banyak kalangan yang menginginkannya
dilakukannya perubahan (Amandemen) terhadap UUD 1945.
Tujuan dilakukannya perubahan adalah untuk menambah sesuatu
yang belum ada aturannya dalam konstitusi serta untuk menambah
sesuatu yang belum ada aturannya dalam konstitusi serta untuk
merespn tuntutan zaman.
Para pengamat plitik berpandangan bahwa keberadaan
UUD 1945 didesain oleh para pembuatnya bersifat sementara
karena belum menentukan kondisi Negara pada saat itu. Selain it
Undang Undang Dsar 1945 juga telah diselengkan oleh pemerintah
orde baru untuk melanggengkan kekukuasaanya.
Salah satu hal yang berubah dengan adanya amandemen
adalah keberadaan lembaga Negara dikendalikan oleh satu orang
saja, yaitu Presiden. Meskipun secara formal terdapat aturan untuk
memisahkan antara lembaga eksekutif, legislative,dan yudikatif
namun karena ketiadaan aturan yang jelas, maka aturan tersebut
dapay dimanipulasi. Oleh sebab itu setelah reformasi mencoba
diperbarui agar lebih jelas pola pemisahannya serta memungkinkan
adanya control secara baik diantara berbagai macam lembaga
Negara.dengan adanya check and balances maka bias mengurangi
penumpukan kekuasaan dan penyalahgunaan wewenang.
16
4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 :
Perubahan keempat UUD 1945
17
kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam Negara. Lebih lanjut, ia
mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang Negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi
dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan
bagaimana kekuasaan dibagi diantara beberapa lembaga kenegaraan, seperti
antara lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif.
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat
untuk menjamin hak-hak warga negarqa. Hak-hk tersebut mencakup hak-hak
asas, seperti hak untuk hidup, kesejahteraan hidup dan hak
kebebasan.Mengingat pentingnya konstitusi dalam suatu Negara ini,Struycken
dalam bukunya “Het Staatsreet van Het Koninkrijk der Nederlander”
menyatakan bahwa Undang-undang Dasar sebagai konstitusi tertulis
merupakan dokuman formal yang berisikan:
1. Hasil perjuangan politik bangsa di waktu lampau;
2. Tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa;
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik
untuk waktu sekarang maupun untuk waktu yang akan datang;
4. Suatu keinginan, di mana perkembangan kehidupan
ketatanegaraan bangsa hendak dipimpin.
Keempat materi yang terdapat dalam konstitusi atau undang –
undang tersebut, menunjukkan arti pentingnya suatu konstitusi yang
menjadi barometer kehidupan bernegara dan berbangsa, serta memberikan
arahan dan pedoman bagi penerus bangsa dalam menjalankan suatu
Negara. Dan pada prinsipnya semua agenda penting kenegaraan, serta
prinsip – prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara,
telah tercover dalam konstitusi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi konstitusi dalam
suatu Negara merupakan suatu keniscayaan, karena dengan adanya
konstitusi akan tercipta pembatasan kekuasaan melalui pembagian
kekuasaan dalam menjalankan Negara. Selain itu, adanya konstitusi juga
menjadi suatu hal yang sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi
18
warga Negara, sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan sewenang-
wenang dari pemerintah.
19
Menegakan keadilan.
Menjamin keamanan dalam negri.
Menyediakan pertahanan umum.
Memajukan kesejahteraan umum.
Mengamankan kemerdekaan rakyat As yang
dianggap sebagai anugerah dari sang pencipta.
20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa konstitusi
dalam arti sempit, yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis dan tidak tertulis atau
Undang Undang. Sedangkan dalam arti luas konstitusi yaitu sebagai hukum dasar
yang tertulis atau Undang Undang Dasar dan hukum dasar yang tidak tertulis atau
konvensi. Tujuan dari konstitusi yaitu untuk membatasi kekuasaan penguasa agar
tidak bertindak sewenang wenang , dan konstitusi juga bertujuan untuk
melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri, serta memberikan batasan-
batasan ketetapan bagi para penguasa.
Dan dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa fungsi konstitusi
adalah untuk membatasi kekuasaan pemerintah untuk melindungi hak-hak warga
dan menjadi pertanda lahirnya sebuah Negara. Klasifikasi konstitusi terdiri dari
konatitusi tertulis dan tidak tertulis, konstitusi fleksibel dan rijid, konstitusi
derajat-tinggi dan tidak derajat-tinggi, konstitusi serikat dan kesatuan, konstitusi
presidensial dan parlementer.
Terbentuknya Konstitusi itu berawal dari janji Jepang untuk memberikan
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari, dengan adanya pembagian
wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta perlindungan hak
azasi manusia, masyarakat Indonesia terasa lebih terlindungi dengan hal itulah
perkembangan konstitusi di Indonesia.
B. Saran
Pembentukan konstitusi sangatlah penuh dengan perjuangan. Perjalanan
pencarian jatidiri bangsa Indonesia berupa sejarah perubahan-perubahan konstitusi
cukup melelahkan. Begitu pentingnya konstitusi, maribkita jaga bersama
kekokohan tiang-tiang Bangsa Indonesia, yaitu Undang Undang Dasar 1945.
21
DAFTAR PUSTAKA
Daud, Abu Busroh dan Abubakar Busro, 1983. Asas-asas Hukum Tata Negara.
Jakarta: Ghalia Media Pratama.
Winarno, 2014, Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hotma, Sibuea, 2014 Ilmu Negara. Jakarta: Erlangga.
Kaelan, 2014, Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Pradigma.
Budiarjo, Miriam. 2000. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakrta:Gramedia
https://id.wikipedia.org/wiki/konstitusi.
Diakses : 24 Agustus2019.
https://www.maxmanroe.com.
Diakses : 24 Agustus 2019.
https://medium.com/@indotesis/jenis-fungsi-dan-tujuan-konstitusi.
Diakses : 25 Agustus 2019.
22