KELOMPOK 2
PENDAHULUAN
Sistem ini merupakan sistem penilaian yang paling tua dan didasarkan atas
kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis ini biasa disebut distrik, yang
mencakup suatu wilayah kecil yang mempunyai satu wakil dalam parlemen.
Dalam sistem distrik, yang paling penting diperlukan puralitas suara (suara
terbanyak) untuk membentuk suatu pemerintah, dan bukan mayoritas (50 % plus
1). Oleh karena itu, berapapun suara yang diperoleh jika ia tampil sebagai
pemenang, maka dapat membentuk kabinet tanpa koalisi, pemerintah semacam
ini dinamakan minority government. Ciri khas yang melekat pada sistem distrik
ini yaitu kesenjangan antara jumlah suara yang diperoleh suatu partai secara
nasional dan jumlah kursi yang diperolehnya dalam parlemen.
a. Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat dikenal oleh penduduk
distrik sehingga hubungannya dengan penduduk distrik lebh erat.
b. Sistem ini lebih mendorong kea rah integrasi partai- partai politik karena kursi
yang diperebutkan dalam sistem distrik pemilihan hanya satu.
d. Lebih mudah bagi suatu partai untuk mencapai kedudukan mayoritas dalam
parlemen , sehingga tidak perlu diadakan koalisis dengan partai lain.
b. Sistem ini kurang refresentatif dalam arti bahwa partai yang calonya kalah
dalam suatu distrik, kehilangan suara yang telah mendukungnya.
Karena banyaknya partai yang bersaing, sulit bagi satu partai untuk meraih
mayoritas dalam parlemen yang dperlukan untuk membrntuk pemerintah (Sair,
2005: 46).
2.2 Partai Politik Yang Berperan Dalam Pemilihan Umum Tahun 1955 di Indonesia