Jumriana
102018015
B1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Jumriana.2018fk015@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Dalam kehidupan manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Di dalam tubuh manusia
memiliki beberapa proses pencernaan makana, dan ada juga organ serta enzim yang berperan
untuk memproses makanan. Adapun anatomi pencernaan makanan pada manusia di mulai dari
masuknya makanan kedalam mulut, lalu faring,esofagus, lambung, usus halus dan usus besar.
Sistem pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan yang mempunyai fungsi khusus. Tanpa
adanya saluran pencernaan ini makanan yang dimakan mungkin tidak bisa dicerna dan tubuh tidak
mendapatkan nutrisi
Abstrak
In human life, food is needed to survive. In the human body has several digestive processes, and
there are also organs and enzymes that support the food process. While the digestive anatomy of
food in humans starts from food into the mouth, then pharynx, esophagus, stomach, small intestine
and large intestine. This digestive system consists of the digestive tract which has special
functions. Without the intake of the digestive tract these foods may not be digested and the body
does not get nutrients
Keywords: Human digestion, digestive anatomy, carbohydrate.
1
Kasus
Seorang mahasiswi usia 18 tahun dengan tinggi badan 155 cm dengan berat badan 79 kg,
merasa kurang nyaman dengan postur tubuhnya. Ia berniat menurunkan berat badannya dengan
cara mengurangi konsumsi karbohidrat dalam jangka panjang, supaya mencapai berat badan yang
seimbang.
Pendahuluan
Sistem pencernaan merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam keberlangsungan
hidup seseorang, karena sistem ini mempunyai fungsi menyediakan makanan, air dan elektrolit
bagi tubuh dari nutrien yang dicerna sehingga mudah di absorbsi. Sistem pencernaan ini terdiri
dari saluran pencernaan yang mempunyai fungsi khusus. Tanpa adanya saluran pencernaan ini
makanan yang dimakan mungkin tidak bisa dicerna dan tubuh tidak mendapatkan nutrisi.
Sistem pencernaan bekerja secara mekanik dalam menghaluskan makanan dan bekerja
secara kimia dalam memecah molekul-molekul makanan sehingga dapat diserap bagi tubuh.
Sistem pencernaan juga dapat kehilangan fungsinya atau rusak apabila tidak dijaga dengan baik,
hal ini akam menimbulkan banyak gangguan bagi organ-organ lain.
Saluran pencernaan
Oris
Oris atau mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian yaitu :
Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi
Bagian rongga mulut bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh
tulang maksilaris, palatum dan mandibularis, di sebelah belakang bersambung
dengan faring.
Selaput lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis, di bawahnya terletak kelenjar-
kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat
banyak ujung akhir saraf sensoris.1 Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam
ditutupi oleh selaput lendir (mukosa).
2
Palatum terdiri atas dua bagian yaitu :1
1. Bibir
Bibir tersusun dari otot rangka (Orbikularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi
untuk menerima makanan dan produksi wicara.
2. Pipi
Mengandung otot buksinator mastikasi. Lapisan epitelial pipi merupakan subjek abrasi dan
sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru yang membelah
dengan cepat.
3. Lidah
3
Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi
oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat
digerakkan ke seluruh arah. Lidah mempunyai
beberapa fungsi seperti berikut :
Kelenjar saliva
Kelenjar ludah (kelenjar saliva) merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama
duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah (saliva) dihasilkan di dalam rongga mulut.1 Di
sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu :1
Kelenjar parotis, letaknya di bawah depan telinga di antara prosesus mastoid kiri dan kanan
os mandibular, duktusnya bernama duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parotis
menuju ke rongga mulut melalui pipi.
Kelenjar submaksilaris, terletak di bawah
rongga mulut bagian belakang, duktusnya
bernama duktus wartoni
Kelenjar sublingualis, letaknya di bawah
selaput lendir dasar rongga mulut, bermuara
di dasar rongga mulut
4
Gigi
Gigi sulung, mulai tumbuh pada anak-anak umur 6-7 bulan. Pada umur 2,5 tahun
jumlahnya 20 buah disebut juga gigi susu
Gigi tetap (gigi permanen), tumbuh pada umur 6-18 tahun, jumlahnya 32 buah
Faring
5
bersimpangan antara jalan napas dan jalan makanan, letaknya di belakang rongga mulut dan
rongga hidung, di depan ruas tulang belakang.
Nasofaring (bagian superior), mempunyai tinggi yang sama dengan hidung. Pada
nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga.
Orofaring (bagian media), bagian yang sama dengan mulut. Bagian ini berbatas ke depan
sampai di akar lidah.
Laringofaring (bagian inferior), bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian ini
menghubungkan orofaring dengan laring.
Proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan dari faring menuju esofagus. Aksi penelanan
meliputi tiga fase :2
Fase volunteer
Lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan bolus ke arah
orofaring.
Fase faring
Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impuls ke
pusat menelan dalam medula dan batang otak bagian bawah. Refleks yang terjadi adalah
penutupan semua lubang kecuali esofagus sehingga makanan bisa masuk.
Fase esofagu
Sfingter esofagus bawah, suatu area sempit otot polos pada ujung bawah esofagus dalam
kontraksi tonus yang konstan, berelaksasi setelah melakukan gelombang peristaltik dan
6
memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung. Sfingter kemudian berkontriksi
untuk mencegah regurgitasi (refluks) isi lambung ke dalam esofagus.
Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan tekak dengan lambung, panjangnya kurang
lebih 25 cm, mulai dari faring sampai pintu masuk kardiak di bawah lambung. Esofagus terletak
di belakang trakea dan di depan tulang punggung, setelah melalui toraks menembus diafragma
masuk ke dalam abdomen menyambung dengan lambung. Esofagus terutama berfungsi
menghantarkan bahan yang dimakan dari faring ke lambung.
Ventrikulus
Anatomi
Lambung terletak oblig dari kiri ke kanan yang menyilang di abdomen atas tepat di bawah
diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung seperti huruf J dan bila penuh
berbentuk seperti alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung satu sampai dua liter. Secara
anatomis lambung terbagi atas fundus, corpus dan antrum pylorus.2
Rugae
7
Susunan lapisan lambung dari dalam ke luat, terdiri dari :
1. Lapisan selaput lendir . apabila lambung dikosongkan, lapisan ini akan berlipat-lipat yang
disebut rugae.
2. Lapisan otot melingkar (musculus aurikularis)
3. Lapisan otot miring (musculus obliqus)
4. Lapisan otot panjang (musculus longitudinal)
5. Lapisan jaringan ikat/serosa (peritoneum)
Intestinum minor
Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya kurang lebih 25 cm, berbentuk sepatu kuda
melengkung ke kiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum
ini terdapat selaput lendiryang membukit disebut papila vateri. Pada papila vateri ini
bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus).
8
Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar.
Kelenjar-kelenjar ini Brunner yang berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.
Jejunum dan Ileum
Jejunum dan ileum mempunyai panjang sekitar 6 m. dua per lima bagian atas adalah
jejunum dengan panjang 23 m dan ileum dengan panjang 4-5 m. lekukan jejunum dan
ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum
yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar mesenterium memungkinkan
keluar dan masuknya cabang-cabang arteri dan vena mesenterika superior, pembuluh limfe
dan saraf ke ruang antara dua lapisan peritoneum yang membentuk mesenterium.
Sambungan antara jejunum dan ileum tidak mempunyai batas yang jelas. Ujung bawah
ileum berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium
ileosekalis. Orifisium ini diperkuat oleh sfingter ileosekalis dan pada bagian ini terdapat
katup valvula sekalis yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak
masuk kembali ke ileum.
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai
berikut :
1. Makanan yang berasal dari lambung dan dalam keadaan asam akan dinetralkan oleh
bikarbonat dari pancreas.
2. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya.
Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amilase pancreas menjadi
disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu
glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh
tubuh oleh peredaran darah.
3. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton
akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam
amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
4. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan
empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak
kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan
gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.
9
Absorpsi makanan yang sudah dicerna seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui dua
saluran, yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran limfe disebelah dalam permukaan vili
usus. Sebuah vilus berisi lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang diikat bersama
oleh jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh epitelum. Karena vili
keluar dari dinding usus, maka bersentuhan dengan makanan cair dan lemak yang diabsorbsi ke
dalam lakteal kemudian berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah
di vili dan oleh vena porta dibawa ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.
1. Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah
dan saluran limfe,
2. Menyerap protein dalam bentuk asam amino,
3. Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan
makanan :
10
Intestinum mayor
Sekum
Di bawah sekum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk seperti cacing
sehingga disebut juga umbai cacing, panjangnya 6 cm.3 Seluruhnya ditutupi oleh
peritoneum, mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesentrium dan dapat diraba
melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
Kolon Asendens
Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, membujur ke atas
dari ileum ke bawah hati.4 Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan ini disebut
fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
Apendiks (Usus Buntu)
11
Bagian dari usus besar yang mucul seperti corong dari ujung sekum, mempunyai
pintu keluar yang sempit tetapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
Apendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis
minor, terletak horizontal di belakang sekum.4 Sebagai suatu organ pertahanan terhadap
infeksi, kadang apendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan
perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen.
Kolon Transversum
Panjangnya + 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai ke kolon desendens
berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri
terdapat fleksura lienalis.4
Kolon Desendens
Panjangnya + 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke
bawah dan fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon
sigmoid.4
Kolon Sigmoid
Kolom sigmoid merupakan lanjutan dari kolon desendens, terletak miring dalam
rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S, ujung bawahnya berhubungan
dengan rektum.4
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot, ,
spinkter rectum mengatur pembukaandan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum
ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.5
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rektum dengan dunia luar
(udara luar). Terletak di dasar pelvis, dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter :5
12
Defekasi (buang air besar) didahului oleh transpor feses ke dalam rektum yang mengakibatkan
ketegangan dinding rektum yang mengakibatkan rangsangan untuk refleks defekasi, sedangkan
otot usus lainnya berkontraksi. M. Levator ani relaksasi secara volunter dan tekanan ditimbulkan
oleh otot-otot abdomen.
Motilitas
Motilitas merupakan suatu pergerakkan dalam sistem pencernaan yang diakibatkan oleh
kontraksi otot sistem pencernaan. Terdapat dua jenis pergerakan yang disebabkan oleh kontraksi
otot tersebut, yaitu gerakan propulsif (mendorong) dan gerakan mencampur.
-Gerak propulsif disebut juga gerak peristatik, gerakan ini mendorong makanan dengan kecepatan
berbeda-beda sesuai fungsi regio pencernaan.
-Gerakan mencampur berfungsi mencampur makanan dengan getah pencernaan sehingga
membantu perncernaan makanan dan mempermudah penyerapan, karena membawa semua isi usus
ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.4
Sekresi
Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar
eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik seperti
enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk transport aktif bahan-
bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh Retikulum Endoplasma. Sekresi
tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau hormon
yang sesuai.4
13
Pencernaan (digesti)
Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi didalam
sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik. Dengan
menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan ikatan-ikatan
yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau polisakarida menjadi monosakarida, lemak
yang pada umumnya adalah trigliserida dipecah menjadi monogliserida dan asam lemak,
sedangkan protein diubah menajdi asam-asam amino.4
Penyerapan
Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat
diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran pencernaan ke dalam da
Berikut akan dijelaskan juga mekanisme pencernaan sesuai dengan organ tempat mekanisme itu
terjadi.4
I. Mulut
Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah, motilitas mulut
yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran makanan oleh gigi.
Fungsi mengunyah adalah untuk menggiling dan memecahkan makanan menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan luas
permukaan makanan yang akan terkena enzim, untuk mencampur makanan dengan liur, dan untuk
merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja menghasilkan rasa nikmat kecap yang
subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward, secara refleks meningkatkan sekresi liur,
lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan bagi kedatangan makanan.5
Liur (saliva) mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein. Konsentrasi NaCl (garam)
liur hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma, yang penting dalam mempersepsikan rasa
asin. Demikian juga, diskriminasi rasa man tingkatkan oleh tidak adanya glukosa di liur. Protein
yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim. Protein-protein ini berperan dalam fungsi
saliva sebagai berikut:
Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim yang
menguraikan polisakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa.
14
Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga partikel-
partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus yang kental dan licin.
Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap pertama, dengan lisozim, suatu enzim yang
melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; dan kedua, dengan
membilas bahan mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri. Liur berperan penting
dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih. Aliran liur yang konstan
membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel tua yang terlepas dari mukosa
mulut. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta asam yang
dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.
Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang jelas ditimbulkan oleh stimulasi
konstan tingkat rendah oleh ujung-ujung saraf simpatis yang berakhir di kelenjar liur. Sekresi basal
ini penting untuk menjaga mulut dan tenggorokan selalu basah. Selain sekresi terus-menerus
tingkat rendah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks liur, refleks liur sederhana
dan terkondisi. Sekresi liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan yang seluruhnya berada di
bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh refleks sistem saraf dan
hormon.
Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh amilase. Namun,
sebagian besar pencernaan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung setelah massa makanan
dan liur tertelan. Asam menginaktifkan amilase, tetapi di bagian tengah makanan, di mana asam
lambung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama beberapa jam.
Tidak terjadi penyerapan makanan di mulut. Yang penting, sebagian obat dapat diserap oleh
mukosa oral, contoh utamanya adalah nitrogliserin, obat vasodilator yang kadang digunakan oleh
pasien jantung untuk menghilangkan serangan angina yang berkaitan dengan iskemia
miokardium.4
15
a. Fase Oral. Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong ke belakang mengenai
dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.
b. Fase Faringeal. Uvula terelevasi sehingga menutup rongga hidung, laring terelevasi
kemudian kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain,
sehingga pintu masuk glotis tertutup dan mencegah makanan masuk trakea. Kemudian
bolus melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan memasuki esofagus.
c. Fase Esofageal. Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus mendorong bolus menuju
sfingter esofagus bagian distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik mengacu pada
kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan
dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian
pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan
gravitasi.9 Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah.
Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah
esopagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan
vagus.
Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan di
sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan, mukus
esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan yang tajam,
mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung apabila terjadi
refluks lambung.4
III. Gaster
Motilistas dilambung dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu:
a. Pengisian Lambung. Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat
mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi
perubahan volume ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan
meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor
plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.
b. Penyimpanan Lambung. Adanya sekelompok sel pemacu pada fundus menghasilkan
potensial gelombang lambat yang menyapu kebawah menuju sfingter pylorus dengan
frekuensi tiga kali permenit. Pola ritmik depolarisasi spontan lambung terjadi terus
16
menerus yang mungkin disertai kontraksi otot polos sirkular yang akan mencapai ambang
dan mengalami potensial aksi. Sekali dimulai gelombang peristaltic menyebar dari fundus-
korpus - antrum dan sfingter pylorus. Pada bagian fundus dan corpus kontraksi lambat
karena lapisan otot yang lemah, ketika di antrum gelombang kontraksi menjadi lebih kuat.
Karena pada fundus dan korpus gerakan mencampur lemah maka makanan akan disimpan
kebagian korpus yang setelah disalurkan oleh esophagus ke lambung, kemudian makanan
secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum.
c. Pencampuran Lambung. Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan
meningkat. Ketika kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan
bercampur dengan sekresi lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan
kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter
pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati
sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih
banyak kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus
menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke
dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk
ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke
dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang
peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi,
menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum. Motilitas gastric dibawah kontrol
saraf dan ini distimulasi oleh distensi lambung.
d. Pengosongan Lambung. Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran
lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah
kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter
pilorus tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat
bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum. Karena
itu pengosongan lambung diatur oleh faktor lambung maupun duodenum. Faktor-faktor ini
mempengaruhi eksitabilitas lambung dengan sedikit depolarisasi atau hiperpolarisasi.
Semakin sering BER menghasilkan potensial aksi maka akan semakin tinggi tingkat
peristaltic antrum dan semakin cepat pengosongan lambung.
17
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung,
hal ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang
disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma
dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami
penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Setelah terbentuk, pepsin
bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan lebih banyak pepsin yang disebut
dengan proses otokatalis. Pepsin memulai pencernaan dengan memutuskan ikatan asam amino
untuk menghasilkan fragmen-fragmen peptide, dimana enzim ini bekerja paling efektif dalam
lingkungan asam yang dihasilkan oleh HCL. Karena dapat mencerna protein maka pepsin
harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif agar tidak mencerna protein sel
ditempatnya terbentuk. Dua proses pencernaan terpisah. Bagian korpus lambung, makanan
dalam keadaan setengah padat karena kontraksi peristaltic yang lemah sehingga tidak banyak
berlangsung pencernaan protein. Namun dibagian dalam massa makanan pencernaan
karbohidrat berlanjut dibawah pengaruh amylase liur walaupun asam menginaktifkan amylase
liur tetapi dalam massa makanan bebas dari asam. Pencernaan oleh getah lambung berlangsung
diantrum tempat makanan dicampur dengan HCL dan pepsin untuk pencernaan protein. 4
18
mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus entericus).4
Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan
sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen
peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan
beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen usus
halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum. Dari permukaan luminal sel-sel epitel usus
halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung
tiga kategori enzim, yaitu : Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen; disakaridase
(sukrose, maltase dan laktase) yang menyelesaikan pencernaan karbohidrat dengan menghidrolisis
disakarida yang tersisa menjadi monosakarida penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis
peptida menjadi komponen asam aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.9 Beberapa
pencernaan yang terjadi di usus halus:
19
yang ada di dalam vilus. Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein
melibatkan sistem transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan
pengeluaran energi serta kotransportasi Na.
d) Penyerapan Lemak
Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya
akan larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam
kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan
mikrovili brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili
yang bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian
dalam sel epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang
selanjutnya akan melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan
asam lemak.4
V. Usus Besar
Rata-rata kolon menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus
yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa),
komponen empedu yang tidak diserap dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut feses.
Selulosa dan bahan makanan lain yang tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan
membantu pengeluaran tinja secara teratur karena berperan menentukan isi kolon. Gerakan usus
besar umumnya lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat absorpsi dan
penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk
isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi kolon terpajan ke
mukosa absortif.
Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi kontraksi
simultan segmen-segmen besar di kolon asendens dan transversum sehingga feses terdorong
sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa yang
mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu gerakan massa
di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum dan merangsang
reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.5
Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama
disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh lambung ke kolon oleh gastrin dan
20
faktor instrinsik. Refleks ini sering ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang
air besar. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan
reflek gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi. Feses di
rektum menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah
suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang pada
kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga melemas, terjadi
defekasi. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang fungsinya adalah
melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga menghasilkan pelumasan
untuk memudahkan feses lewat. Dalam keadaan normal kolon menyerap sebagian besar garam dan
air. Natrium zat yang paling aktif diabsorpsi dan klorida di absorbsi secara pasif mengikuti
penurunan gradien listrik, dan air diabsorpsi secara osmosis.4,5
21
Karbohidrat dalam makanan
Dalam diet normal manusia hanya ada tiga sumber utama karbohidrat. Ketiganya yaitu
sukrosa yang merupakan disakarida yang dikenal sebagai gula tebu; laktosa, yaitu disakarida yang
terdapat dalam susu; dan tepung, yang merupakan polisakarida besar yang terdapat pada hampir
semua bahan makanan bukan hewani dan terutama terdapat pada padi-padian. Karbohidrat lain
yang dicernakan lebih sedikit yaitu amylase, glikogen, alkohol, asam laktat, asam piruvat, pectin,
dekstrin, dan sejumlah kecil derivate karbohidrat dalam daging. Diet juga mengandung sejumlah
besar selulosa, yang merupakan suatu karbohidrat. Akan tetapi, tidak ada satupun suatu enzim
yang mampu menghidrolisis selulosa, disekresikan di dalam saluran cerna. Akibatnya, selulosa
tidak dapat dianggap sebagai bahan makanan untuk manusia.6
Ketika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang terdiri atas enzim
ptyalin (suatu α-amilase) yang terutama disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini
menghidrolisis tepung menjadi disakarida maltose dan polimer glukosa kecil lainnya yang
mengandung tiga sampai sembilan molekul glukosa (seperti maltotriosa dan α limit dekstrin) yang
merupakan titik cabang molekul tepung. Tetapi makanan berada dalam mulut hanya untuk waktu
yang singkat, dan mungkin tidak lebih dari 5 persen dari semua tepung tang dimakan telah
22
dihirolisis pada saat makanan ditelan. Pencernaan berlanjut di dalam korpus dan fundus lambung
selama 1 jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung, karena amylase pada
dasarnya tidak aktif sebagai suatu enzim bila pH medium turun di bawah sekitar 4,0. Meskipun
demikian, rata-rata, sebelum makanan menjadi bercampur secara menyeluruh dengan sekresi dari
lambung, sebanyak 30 sampai 40 persen tepung akan dihidrolisis teruama menjadi maltosa. 6
Pencernaan karbohidrat di usus halus dilakukan oleh amylase pancreas. Sekresi pancreas
seperti saliva mengandung sejumlah besar α-amilase yang fungsinya hampir mirip dengan α-
amilase saliva tetapi beberapa kali lebih kuat. Oleh karena itu, dalam waktu 15 sampai 30 menit
setelah kimus dikosongkan dari lambung ke duodenum dan bercampur dengan getah pancreas,
sebenarnya, semua tepung telah dicernakan. Pada umumnya, hampir semua tepung diubah menjadi
maltosa dan polimer-polimer glukosa yang sangat kecil lainnya sebelum keduanya melewati
duodenum atau jejunum bagian atas.
Hormon pencernaan
Hormon Keterangan
23
Menghambat pengosongan lambung
Enzim Keterangan
Saliva Terdiri daripada 99.5% air dan bahan padat seperti albumin, globulin dan
musin.
pH saliva adalah 6,8 dan bervariasi tergantung konsentrasi CO2 dalam darah
24
Kepadatan berkisar dari 18 ke 35
Pencernaan di lambung
Enzim Keterangan
HCl HCl melindungi lambung dari serangan bakteri, virus dan jamur yang masuk
lambung bersama makanan dan minuman.
Zimogen ini diaktifkan oleh HCl yang disekresi oleh sel parietal
25
Fungsi lipolitiknya tidak penting karena pH optimum kurang lebih 7.5 (tidak
sesuai dengan pH lambung)
Enzim Keterangan
Lipase pankreas Enzim ini menghidrolisis lemak menjadi asam lemak, gliserol,
(steapsin) mono dan digliserida.
26
Kolesterol Kolestrol bebas bercampur dengan asam lemak akan menjadi est.
esterase kolestrol dan asam lemak.
RNase dan DNase Enzim ini mengkatalisa asam nukleat (RNA dan DNA) menjadi
nukleotida.
Enzim Keterangan
27
Lesitinase Enzim ini mencerna lesitin menjadi gliserol, asam lemak,
asam fosfat dan kolin.
Kesimpulan
Pencernaan dan penyerapan makanan melibatkan sejumlah besar organ didalam tubuh.
Pencernaan dan penyerapan merupakan sumber nutrisi penting dalam transport aktif, sekresi,
maupun sintesis lainnya. Jika terjadi gangguan maka proses pencernaan dan penyerapan akan
terganggu yang menyebabkan berkurangnya zat-zat yang diperlukan oleh tubuh.
Dalam proses pencernaan makanan yang mengandung berbagai unsure makanan yang
berbeda-beda melibatkan enzim-enzim pencernaan yang berbeda. Enzim makanan ini membantu
memecahkan senyawa unsure makanan dari komponen yang besar menjadi kecil agar dapat
diserap dan digunakan tubuh sebagai sumber energi. Bila terjadi gangguan pada enzim pencernaan
otomatis makanan yang masuk tidak dapat diuraikan dengan baik sehingga akan menghambat dan
menganggu sistem pencernaan manusia.
28
Daftar pustaka
29