Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI KOTA |

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... i

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ i

DAFTAR TABEL .................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA (REVIEW MATERI) ............................................................ 3

2.1 Ekonomi Kota ......................................................................................................... 3

2.2 Urbanisasi ............................................................................................................... 3

2.3 Faktor Urbanisasi .................................................................................................... 4

2.5 Studi Kasus............................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 11

3.2 Lesson Learned .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Lokasi Permukiman Kumuh di Kawasan Bhaskara Sawah ............................... 7

Gambar 2. 2 Kondisi Permukiman pada Kawasan Bhaskara Sawah..................................... 9

Gambar 2. 3 Kondisi Bangunan Tempat Tinggal Penduduk pada Kawasan Bhaskara Sawah
............................................................................................................................................. 9

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Jumlah Penduduk Kawasan Bhaskara Sawah Tahun 2012-2014......................... 7

Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian pada Kawasan Bhaskara


Sawah Tahun 2014 ............................................................................................................... 7

EKONOMI KOTA | i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota merupakan suatu tempat yang akan berkembang terus menerus sesuai dengan
perkembangan zaman dan potensi yang dimilikinya. Dalam perkembangannya, kota akan
tumbuh dan berkembang dalam segala aspek serta memunculkan permasalahan yang
kompleks pula. Kecenderungan yang terjadi dalam perkembangan kota-kota di negara-
negara, termasuk Indonesia adalah adanya pertumbuhan penduduk yang begitu pesat
dimana seringkali tidak dapat diantisipasi oleh daya dukung kota secara layak terutama dalam
hal penyediaan fasilitas-fasilitas kehidupan bagi warganya. Saat ini kota menjadi tempat
terkonsentrasinya populasi manusia untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya selayak
mungkin sebagai manusia.
Dalam prosesnya, pertumbuhan populasi tersebut akan semakin menekan kota dalam
menanggapi dan mengakomodasi seluruh kebutuhan penduduknya tanpa terkecuali. Namun
permasalahannya adalah terletak pada luas lahan suatu kota tidak akan bertambah dalam arti
terbatas pada batas dan daya dukung tertentu. Apabila saat kebutuhan dan upaya
pengakomodasiannya sudah melebihi batas daya dukung tersebut, maka permasalahan pun
akan muncul dalam berbagai aspek kehidupan di kota. Pada dasarnya permasalahan-
permasalahan yang terjadi bersumber dari tekanan pertumbuhan penduduk yang kemudian
mempengaruhi tingkat kebutuhan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kota-kota besar di Indonesia memiliki daya tarik
bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pedesaan. Hal inilah yang menimbulkan fenomena
urbanisasi yang saat ini telah banyak berkembang. Adanya sebutan desa dan kota, membuat
urbanisasi sangat melekat dengan masyarakat. Tingginya angka migrasi yang terjadi
membuktikan adanya faktor sosial pada masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik dengan cara berpindah.
Secara demografi, urbanisasi merupakan suatu proses adanya perubahan persebaran
penduduk di suatu daerah sedangkan secara ekonomi, urbanisasi terlihat dari adanya
perubahan struktural dalam sektor mata pencaharian. Namun, para pelaku urbanisasi di
Indonesia cenderung memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga tidak mampu
bersaing dan menjadi pengangguran. Kejadian tersebut selalu berulang dan menjadi salah
satu faktor utama kemiskinan di kota besar. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai proses urbanisasi dan impilasinya terhadap ekonomi kota.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana masalah perkotaan dan keterkaitannya dengan ekonomi kota?

EKONOMI KOTA | 1
2. Bagaimana proses urbanisasi dan implikasinya terhadap ekonomi kota?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Memahami masalah perkotaan dan keterkaitannya dengan ekonomi.
2. Mengetahui proses urbanisasi dan implikasinya terhadap ekonomi kota.

EKONOMI KOTA | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA (REVIEW MATERI)
2.1 Ekonomi Kota
Ekonomi kota merupakan pandangan terhadap kota didasari kepentingan ekonomi,
khususnya dalam hal pemilihan lokasi baik untuk kegiatan usaha maupun tempat tinggal
(O’Sullivan, 2003). Di dalam ekonomi kota, aspek ruang (spatial) menjadi faktor penting di
dalam analisisnya. Dapat dikatakan bahwa ekonomi kota satu langkah lebih maju
dibandingkan ilmu ekonomi lainnya, karena pada ekonomi kota kegiatan usaha dan tempat
tinggal tidak selalu melakukan kegiatan ekonomi hanya pada satu titik melainkan bisa di mana
saja, sedangkan pada cabang ilmu ekonomi yang lain asumsi yang digunakan adalah seluruh
kegiatan produksi dan konsumsi berada pada satu titik tertentu. Asumsi ini tidak realistis dan
sulit untuk diterapkan dalam kegiatan ekonomi sesungguhnya, karena baik kegiatan usaha
dan tempat tinggal dapat melakukan kegiatan ekonomi di mana saja dengan pertimbangan
maksimalisasi keuntungan bagi perusahaan dan maksimalisasi manfaat bagi tempat tinggal.

Di dalam ekonomi perkotaan pilihan perusahaan akan lokasi untuk mendirikan pabrik,
kantor dan tempat perdagangan sebagaimana halnya pilihan tempat tinggal untuk tinggal dan
bekerja menjadi faktor yang diperhitungkan di dalam analisis. Ciri-ciri kota yang meliputi
jumlah penduduk yang padat, tersedianya fasilitas umum, dan kegiatan ekonomi perkotaan
yang di dominasi dengan kegiatan ekonomi sektor sekunder dan tersier, maka kota juga
merupakan pusat pertumbuhan. Kegiatan yang terjadi di perkotaan tidak hanya akan
mendorong pertumbuhan di dalam wilayahnya tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan
daerah-daerah di sekitarnya dengan interaksi yang terjadi di antaranya melalui kegiatan
perdagangan, pendidikan, kesehatan, sistem permintaan (demand) dan penawaran (supply),
yang menyebabkan keterkaitan yang erat dengan wilayah-wilayah di sekitar perkotaan.
Dengan demikian peranan kota sebagai faktor penggerak pembangunan menjadi sangat
penting.

2.2 Urbanisasi
Salah satu masalah yang dihadapi kota-kota di negara-negara berkembang adalah
bertambahnya penduduk kota dengan sangat pesat, sebagai akibat dari kelahiran dan
terutama oleh arus perpindahan penduduk secara besar-besaran dari desa ke kota
(urbanisasi). Urbanisasi dapat diartikan tingkat kekotaan atau persentase jumlah penduduk
yang tinggal di kota dibanding dengan jumlah penduduk seluruhnya dan juga berarti suatu
proses menuju bentuk perkotaan (Sinulingga, 1999; Kusumawijaya, 2006). Jadi terdapat dua
pengertian yang terkandung dalam istilah urbanisasi yaitu : pertama, menunjuk pada suatu

EKONOMI KOTA | 3
proses terbentuknya ciri-ciri kota yang kompleks karena terjadinya perpindahan penduduk
atau migrasi dari suatu daerah yang bersifat homogen (desa atau kota kecil) menuju daerah
yang bersifat heterogen (kota). Kedua, menunjuk pada perkembangan suatu daerah yang
semula bersifat homogen berubah menjadi suatu kawasan yang bersifat heterogen. Dengan
demikian, urbanisasi dapat diartikan sebagai berubahnya suatu masyarakat pada kawasan
tertentu dari sifat homogen menjadi heterogen, baik disebabkan karena perkembangan
masyarakat dari kawasan itu sendiri maupun karena proses migrasi dari daerah lain (Hariyono,
2007).

Urbanisasi biasanya dapat diukur dengan melihat proporsi jumlah penduduk yang tinggal
di daerah perkotaan. Untuk mengukur tingkat urbanisasi di suatu daerah biasanya dengan
menghitung perbandingan jumlah penduduk yang tinggal di daerah perkotaan dengan jumlah
penduduk seluruhnya dalam suatu wilayah. Urbanisasi selayaknya menjadi peluang bagi
perkotaan yang notabene membutuhkan tenaga kerja untuk mendukung jalannya kegiatan
perekonomian di kota. Namun pada kenyataannya, urbanisasi di Indonesia malah
menimbulkan permasalahan karena tidak adanya pengendalian didalam prosesnya.

2.3 Faktor Urbanisasi


Pengaruh-pengaruh terjadinya urbanisasi bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong
atau memaksa, biasa disebut faktor pendorong seseorang untuk melakukan perpindahan.
Jika pengaruh dalam bentuk menarik perhatian seseorang agar melakukan urbanisasi biasa
disebut faktor penarik. Jadi urbanisasi dibagi dalam beberapa faktor, yakni faktor penarik dan
faktor pendorong.

a. Faktor Penarik
Faktor yang menarik perhatian masyarakat yang akan maupun yang sudah melakukan
dibagi dalam beberapa faktor :
1) Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
Masyarakat desa yang akan melakukan urbanisasi akan berfikir kalau kehidupan
dikota itu indah karena mereka akan merasa bahwa mereka itu modern dan hidup
dalam kemewahan.
2) Sarana dan prasarana yang lebih lengkap
Faktor inilah yang membuat masyarakat semakin tertarik untuk melakukan
urbanisasi, karena di kota lengkapnya sarana dan prasarana dapat menunjang
kehidupan mereka.

EKONOMI KOTA | 4
3) Banyak lapangan kerja di kota
Berbagai banyak macam pekerjaan di kota juga dapat menarik perhatian
masyarakat desa untuk melakukan urbanisasi agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup mereka.
4) Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas.
Para urban tidak hanya mencari pekerjaan di kota-kota besar akan tetapi ada juga
yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, karena lebih baik
akan kualitasnya
b. Faktor Pendorong
Pengaruh untuk melakukan urbanisasi tidak hanya dengan adanya faktor penarik saja,
tetapi faktor pendorong pun juga berpengaruh terhadap masyarakat yang melakukan
urbanisasi. Faktor pendorong diantaranya :
1) Lahan pertanian yang semakin sempit
Lahan pertanian di desa yang semakin sempit, yang pada umumnya pekerjaan
masyarakat desa bertani membuat masyarakat bingung untuk mencari pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuannya. Hal ini dikarenakan lahan di desa semkin
sempit maka warga desa pun mengambil inisiatif untuk mencari pekerjaan di kota,
agar dapat memenuhi kehidupan.
2) Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
Kurangnya sarana dan prasarana di desa adalah salah satu faktor warga desa
melakukan perpindahan k.e tempat yang memiliki sarana dan prasarana yang
memadai
3) Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Adanya suatu keinginan yang kuat untuk menjadi orang kaya dapat membuat
masyarakat desa terdorong untuk melakukan urbanisasi.

2.4 Implikasi Urbanisasi Terhadap Ekonomi Kota


Urbanisasi memiliki dampak negatif maupun dampak positif yang dapat mempengaruhi
ekonomi kota, dampak negatif dari urbanisasi tersebut bagi ekonomi yaitu terdapat penduduk
yang tidak memiliki skill sehingga mengakibatkan penduduk tersebut kesulitan dalam bersaing
untuk mendapatkan pekerjaan, hal itu mengakibatkan penduduk tersebut menjadi
pengangguran yang berdampak pada bertambahnya angka kemiskinan. Sedangkan dampak
positif dari urbanisasi bagi ekonomi kota yaitu struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi.
Bermacam-macam usaha atau kegiatan di bidang transportasi, perdagangan dan jasa timbul
dari mereka yang bermodal kecil sampai bermodal besar. Perkembangan di bidang
wiraswasta juga tampak meluas misalnya saja peternakan, kerajinan tangan dan lain - lain.

EKONOMI KOTA | 5
Dampak positif ini dapat dirasakan apabila memenuhi kriteria dan sesuai dengan kondisi
yang dibutuhkan. Sebagai contoh, masyarakat desa yang memiliki kemampuan dalam
berwirausaha dapat mencoba peruntungan dengan membuka usaha di kota. Dengan begitu,
selain ia dapat meningkatkan perekonomian dirinya sendiri, ia juga memiliki andil dalam
proses perkembangan ekonomi di perkotaan. Selain itu ia juga memberi lapangan pekerjaan
bagi masyarakat lainnya. Namun, jika masyarakat desa datang ke kota tanpa memiliki
keahlian, maka ia hanya akan memberi dampak negatif kepada kota tersebut.
Berdasarkan hal tersebut Urbanisasi memiliki peluang sebagai salah satu sebab utama
yang dapat mendorong dampak-dampak diatas sesuai dengan pendekatan ekonomi
perkotaan. Pertumbuhan ekonomi perkotaan menjadi magnet bagi penduduk yang ingin
mencari lapangan pekerjaan di kota sehingga menimbulkan kegiatan urbanisasi. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa jika urbanisasi terlaksana secara terkontrol dibawah
pengendalian, maka akan dapat mendorong perekonomian suatu kota. Namun pada
kenyataannya, para pelaku urbanisasi pergi ke kota untuk mencari pekerjaan yang notabene
datang dari desa sebagian besar tidak memiliki keterampilan atau kemampuan skill serta
tingkat pendidikan mereka yang masih rendah menyebabkan ketidaksesuaian dengan
lapangan pekerjaan yang tersedia. Permasalahan ini termasuk kedalam masalah
ketenagakerjaan yang tidak sejalan dengan kualifikasi lowongan yang tersedia di perkotaan.
Hal ini menimbulkan dampak lain dari segi ekonomi pelaku urbanisasi yang tidak semakin
membaik namun malah semakin memburuk di kota.
Meningkatnya proses urbanisasi tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan perkotaan,
khususnya ekonomi yang dikembangkan oleh pemerintah. Hubungan positif antara
konsentrasi penduduk dengan aktivitas kegiatan ekonomi ini akan menyebabkan makin
membesarnya area konsentrasi penduduk, sehingga menimbulkan apa yang dikenal dengan
nama daerah perkotaan (Firman 2005:3).

2.5 Studi Kasus


Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa pertambahan penduduk
yang semakin pesat tanpa ditunjang dengan perkembangan diberbagai sektor seperti
ekonomi, transportasi, tata guna lahan, maupun sarana dan prasarana dapat menyebabkan
permasalahan pada perkotaan. Terdapat berbagai masalah yang timbul dari urbanisasi, salah
satunya yaitu masalah permukiman kumuh yang ada di perkotaan. Adapun contoh studi kasus
mengenai masalah urbanisasi tersebut yaitu pada kasus permukiman kumuh Bhaskara
Sawah, Kelurahan Kalisari, Surabaya, Jawa Timur.

EKONOMI KOTA | 6
Gambar 2. 1 Lokasi Permukiman Kumuh di Kawasan Bhaskara Sawah
Sumber: Google Earth, 2019

a. Gambaran Umum
Menurut Listyaningrum (2016), secara administratif, wilayah Bhaskara Sawah memiliki
luas 4042,5 m2 dan terdiri dari kurang lebih 210 rumah yang memiliki ukuran 3 x 5 m.
Diperkirakan setiap tahun penduduk pada wilayah ini terus bertambah. Hal tersebut
dikarenakan adanya migrasi yang dilakukan oleh para pendatang dan pelaku urbanisasi
yang kemudian menetap pada wilayah tersebut. Berikut data jumlah penduduk pada tahun
2012-2014.
Tabel 2. 1 Jumlah Penduduk Kawasan Bhaskara Sawah Tahun 2012-2014
Tahun 2012 2013 2014
Jumlah (jiwa) 801 924 1050
Sumber: Listyanungrum, 2016
Selain itu, mata pencaharian penduduk yang bertempat tinggal pada Kawasan
Bhaskara Sawah yaitu terdiri dari pedangang, pelajar, ibu rumah tangga, pengangguran,
dan pekerjaan serabutan seperti supir, kuli bangunan, pemulung, ladang musiman, dan
bengkel. Berikut data mata pencaharian penduduk Kawasan Bhaskara Sawah.
Tabel 2. 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
pada Kawasan Bhaskara Sawah Tahun 2014
Tahun Pekerjaan Jumlah
Pedangang 78
Pelajar 203
Ibu Rumah Tangga 251
2014
Pengangguran 31
Lain-lain Supir 15
Kuli Bangunan 266

EKONOMI KOTA | 7
Tahun Pekerjaan Jumlah
Pemulung 47
Ladang Musiman 13
Bengkel 16
Jumlah 920
Sumber: Listyanungrum, 2016
Kemudian, dari segi kepemilikan lahan, rumah-rumah yang terbangun pada wilayah
tersebut belum diidentifikasi (illegal), namun dikelola oleh satu keluarga. Menurut hasil
penelitian penulis, diketahui bahwa mayoritas penduduk yang tinggal pada wilayah
tersebut telah berdomisili selama lebih dari 10 tahun dan terus berkembang sehingga
kepemilikan tanah tidak diketahui dan hanya dikatakan sebagai wilayah peninggalan
orang tua mereka. Untuk pendatang baru, mereka hanya menyewa rumah semi-permanen
yang ada dan membangun rumah sendiri dengan bahan seadanya lalu kemudian
membayar uang sewa sekitar Rp. 125.000 – Rp. 280.000 kepada pengelola
perkampungan. Pada kawasan Kawasan Bhaskara Sawah telah diketahui bahwa tidak
ada izin penggunaan lahan atau kepemilikan lahan yang jelas, sehingga penduduk
terkendala oleh penyediaan pasokan air bersih dan listrik. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, masyarakat menggunakan air bersih yang dijual eceran dan token listrik agar
dapat teraliri listrik.
Menurut hasil penelitian penulis, diketahui bahwa sekitar 1050 jiwa penduduk di
Kawasan Bhaskara Swah merupakan pendatang dari berbagai daerah seperti Lumajang,
Madura, Madiun, Nganjuk, Ambon, Ujung Pandang, dan lain sebagainya. Kemudian,
hanya sekitar 2% atau 10-15 penduduk yang pindah dari Kawasan Bhaskara Sawah dan
sekitar 100-125 pendatang baru yang datang dan menetap tiap tahunnya. Berdasarkan
hal tersebut dapat terlihat bahwa lebih banyak penduduk yang bermigrasi menuju
Kawasan Bhaskara Sawah.
b. Identifikasi Masalah
Bila dilihat dari gambaran umum kawasan Kawasan Bhaskara Sawah, dapat diketahui
permasalahan yang terdapat pada kawasan tersebut yaitu adanya permukiman kumuh
sebagai dampak dari kondisi bangunan yang semi permanen dan berbahan seadanya,
letak bangunan yang tidak tertata serta lingkungan yang kotor.

EKONOMI KOTA | 8
Gambar 2. 2 Kondisi Permukiman pada Kawasan Bhaskara Sawah
Sumber: Listyanungrum, 2016
Berdasarkan hasil penelitian penulis, diketahui bahwa alasan penduduk bermigrasi
yaitu untuk mencari pekerjaan dalam meningkatkan taraf ekonomi kehidupan mereka.
Namun, hal tersebut tidak didukung dengan tingkat pendidikan penduduk setempat yang
mayoritas lulusan SMA/sederajat. Akibatnya pekerjaan yang dapat mereka lakukan hanya
pada sektor informal seperti serabutan dan bahkan menjadi pengangguran. Hal tersebut
kemudian berdampak pada semakin kompleksnya masalah perkotaan yang terjadi di
Surabaya.
Dengan berpindahnya penduduk dari tempat asal mereka yang berada di pinggiran
kota menuju daerah perkotaan tentunya akan menyebabkan mereka mencari tempat
tinggal baru yang terjangkau bagi mereka. Selain itu, dengan tingkat ekonomi yang
menengah kebawah akan membuat para penduduk lebih memilih mencari tempat tinggal
yang murah dan pada akhirnya memunculkan bangunan semi-permanen yang
membentuk permukiman kumuh. Oleh karena itu, adanya urbanisasi dapat memicu
munculnya permasalahan baru seperti munculnya kawasan slum area/permukiman
kumuh seperti yang terjadi pada kawasan Kawasan Bhaskara Sawah.

Gambar 2. 3 Kondisi Bangunan Tempat Tinggal Penduduk


pada Kawasan Bhaskara Sawah
Sumber: Listyanungrum, 2016

EKONOMI KOTA | 9
c. Konsep Penanganan
Adapun konsep penangangan yang ditawarkan oleh pemerintah untuk mengatasi
masalah urbanisasi yang semakin kompleks pada kawasan Kawasan Bhaskara Sawah
yaitu:
1. Mengembangkan daerah-daerah hinterland di Kota Surabaya agar memiliki ciri
daerah perkotaan, dimana didukung oleh sarana dan prasarana yang memenuhi
standar kegiatan ekonomi perkotaan.
2. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, atau biasa disebut
dengan istilah “daerah penyangga pusat pertumbuhan”.
3. Menekan tingkat urbanisasi melalui pembangunan desa.

EKONOMI KOTA | 10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa proses urbanisasi
terjadi karena adanya faktor penarik dan pendorong yang kuat sehingga dapat menimbulkan
keinginan penduduk untuk melakukan urbanisasi. Faktor penarik dan pendukung tersebut
seperti perbedaan antara kehidupan pedesaan dan perkotaan yang mana memiliki sarana
dan prasarana yang lebih baik daripada pedesaan, kemudian penduduk pedesaan yang
menginginkan penghasilan yang tinggi atau lebih baik daripada penghasilannya selama
didesa dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup oleh karena
itu masyarakat ingin melakukan urbanisasi.
Kemudian urbanisasi tersebut dapat mempengaruhi kondisi ekonomi kota, yang mana
dampaknya ada dampak negatif maupun dampak positif dari urbanisasi tersebut. urbanisasi
berdampak negatif terhadap ekonomi kota jika penduduk atau pelaku urbanisasi tersebut tidak
memiliki skill atau keterampilan kerja yang terdapat di perkotaan sehingga mengakibatkan
penduduk tersebut sulit bersaing untuk mendapatkan pekerjaan. Hal ini menyebabkan
penduduk tersebut menjadi pengangguran yang mana berdampak pada meningkatnya angka
kemiskinan di perkotaan.
Sedangkan dampak positif dari urbanisasi bagi ekonomi kota yaitu jika pelaku urbanisasi
memiliki keterampilan skill atau kriteria yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan di
perkotaan sehingga struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi. Bermacam-macam usaha atau
kegiatan di bidang transportasi, perdagangan dan jasa timbul dari mereka yang bermodal kecil
sampai bermodal besar. Perkembangan di bidang wiraswasta juga tampak meluas misalnya
saja peternakan, kerajinan tangan dan lain - lain.
Untuk studi kasus permukiman kumuh Bhaskara Sawah, Kelurahan Kalisari, Surabaya,
Jawa Timur, urbanisasi menjadi sebuah dampak negatif karena menciptakan permukiman
kumuh yang perizinannya ilegal di lingkungan perkotaan, hal tersebut terjadi karena tidak
sesuainya skill dan tingkat pendidikan yang dimiliki oleh penduduk yang melakukan urbanisasi
tersebut, sehingga mereka bertahan hidup di perkotaan dengan melakukan pekerjaan pada
sektor informal, yang mana penghasilannya tidak sebanding dengan kebutuhan atau biaya
hidup di Surabaya yang mengakibatkan tingkat perekonomian penduduk menurun yang juga
mempengaruhi ekonomi kota Surabaya.

3.2 Lesson Learned


Adapun lesson learned yang diperoleh berdasarkan hasil pembahasan mengenai proses
urbanisasi dan implikasinya terhadap ekonomi kota yaitu sebagai berikut.

EKONOMI KOTA | 11
1. Urbanisasi dapat menjadi dampak positif maupun dampak negatif bagi ekonomi kota
tergantung pengendalian dan potensi pelaku urbanisasi tersebut.
2. Permukiman kumuh merupakan dampak dari urbanisasi yang bersifat negatif karena
dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu kota.
3. Perlu dilakukannya pengendalian terhadap laju urbanisasi di perkotaan.

EKONOMI KOTA | 12
DAFTAR PUSTAKA
H ar i yo n o, T. 2 00 7. M o d u l D ik l at T ek n is M a na j em e n A set Da er ah . J ak ar t a.
Listyaningrum, Hanik, Aurora Ecaxty Pradana, Dewi Ratih Setya. 2016. Analisis
Permasalahan Ekonomi Kota (Studi Kasus Permukiman Kumuh Bhaskara Sawah,
Kelurahan Kalisari, Surabaya). Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
O Sullivan, Arthur. 2003. “Urban Economics”, 5st edition. New York: McGraw Hill.
Sinulingga, BD, (1999). Pembangunan Kota, Tinjauan Regional dan Lokal. Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Soesilo, Nining I Ir, MA. (2000). Ekonomi Kota dan Perkotaan – Buku 1. Jakarta: Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik FE – UI.
Google Earth tahun 2019.
http://repository.ut.ac.id/4007/1/ESPA4527-M1.pdf (diakses pada tanggal 31 Agustus 2019)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40407/Chapter%20II.pdf;jsessionid=
9CF7A61E397B26CDE54B59C5F4AB8E0C?sequence=3 (diakses pada tanggal 31 Agustus
2019)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41347/Chapter%20II.pdf?sequence=
4&isAllowed=y (diakses pada tanggal 31 Agustus 2019)

EKONOMI KOTA | 13

Anda mungkin juga menyukai