Dosen :
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Brand image dengan yel-yel yang mudah dicerna seperti kasus di atas,
sangat melekat kepada anak-anak. Segmentasi PT.Nabisco pun tepat dalam
mengeluarkan produk biskiut coklat berlapiskan susu ini, yaitu anak-anak. Ada
pepatah mengatakan “tak ada satu pun orangtua yang tidak menyayangi anaknya”.
Ini merupakan ungkapan yang tepat bagi orangtua yang mempunyai anak-anak
terlebih anak yang masih berusia kecil. Kekhawatiran orangtua ini, menjadi
membludak sebab diisukannya biskuit oreo, yang merupakan biskuit favorit anak-
anak, mengandung bahan melamin.
Kutipan BPOM, “Yang ditarik BPOM hanya produk yang berasal dari luar
negeri dan bukan produksi dalam negeri. Untuk membedakannya lihat kode di
kemasan produk tersebut.Kode MD = produksi dalam negeri,aman
dikonsumsi.Sedangkan ML = produksi luar negeri.”Gonjang-ganjing susu yang
mengandung melamin akhirnya merembet juga ke Indonesia.BPOM telah
mengeluarkan pelarangan terhadap peredaran 28 produk yang dicurigai
menggunakan bahan baku susu bermelamin dari Cina,diantaranya yang akrab di
telinga kita antara lain : Oreo sandwich cokelat/wafer stick dan M & M’s.
Maaf kalau mengecewakan para penggemar Oreo tapi ini kenyataan,ini
bukan hoaks lho.
Selain Oreo dan M & M’s ada beberapa produk yang diduga mengandung
bahan susu dari Cina seperti es krim Indo Meiji,susu Dutch Lady dll.
Seperti di ketahui heboh susu dan produk turunannya yang mengandung formalin
telah mengguncang Cina karena telah merenggut nyawa 4 bayi dan menyebabkan
sekitar 6244 bayi terkena penyakit ginjal akut.(sumber : Kompas,20 September
2008).
Analisis
Jika dilihat menurut UUD, PT Nabisco sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :
Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan”
Pasal 8
Pasal 19 :
PEMBAHASAN
Jika ditinjau menurut UUD ada beberapa peraturan hukum UUD yang
berkaitan dengan Etika Produksi, diantaranya ialah :
Pasal 4, hak konsumen adalah :
- Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan/atau jasa”
- Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”
Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :
Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan
penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan”
Pasal 8 :
- Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau
tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan”
- Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan
ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta
wajib menariknya dari peredaran”
Pasal 19 :
- Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas
kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat
mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau
diperdagangkan”
- Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis
atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian
santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku”
- Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7
(tujuh) hari setelah tanggal transaksi”
SIMPULAN
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Nabisco yaitu
Prinsip Kejujuran dimana perusahaan tidak memberikan peringatan kepada
konsumennya mengenai kandungan yang ada pada produk mereka yang sangat
berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak memberi tahu.