Anda di halaman 1dari 34

BAB I

TEORI

1.1. Bor
1.1.1. Definisi Bor
Bor merupakan alat potong yang langsung menyentuh formasi, berfungsi
untuk menghancurkan dan menembus formasi, dengan cara memberi beban pada
mata bor untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun non
logam yang masih pejal atau material yang sudah berlubang.

1.1.2. Bagian – bagian Bor

Bagian-bagian utama pada bor :


1. Tangkai
Tangkai adalah bagian yang dicekam saat pemotongan. Tangkai bor
terbagi dari tangkai lurus dan tangkai tirus. Tangkai tirus harus menggunakan
sarung pengurang sebelum dicekam.
2. Badan
Badan merupakan bagian dari sisi potong sebuah bor. Sisi potong / alur,
sisi potongnya berbentuk helical. Pada badan mata bor terdapat sudut-sudut
tertentu yaitu :
1. Sudut  / sudut bebas = clearance angle
2. Sudut  / sudut baji = wedge angle
3. Sudut  / sudut garuk = rake angle
4. Sudut  / sudut puncak = point angle
5. Bibir serong = chisel edge

Laporan Praktikum Bubut | 1


6. Bibir potong alur spiralSudut-sudut tersebut harus diperhatikan karena pada
material tertentu sudut-sudutnya berbeda dan berpengaruh pada
kemampuan potongnya.

1.1.3. Macam – macam bor


1. Twist Bit
Mata bor twist bits merupakan
mata bor yang paling banyak
digunakan. Mata bor ini dapat
digunakan pada mesin bor tangan
dan mesin bor duduk, baik itu
secara horizontal maupun vertikal.
Mata bor twist bits digunakan
untuk membuat lubang pada kayu,
plastik dan logam. Ukuran yang
tersedia yaitu 4 – 12 mm.

2. Masonry Bits

Mata bor Masonry Bits digunakan


untuk membuat lubang pada tembok,
beton dan batu. Pada ujung mata bor
terdapat mata pisau. Mata bor ini
terbuat dari bahan yang mempunyai
karakteristik sangat keras, sebab
penggunaan mata bor Masonry Bits ini
selain berputar namun juga memukul.
Tersedia dalam ukuran 4-15 mm.

Laporan Praktikum Bubut | 2


3. Spur Bits

Mata bor Spur Bits dikenal dengan


sebutan mata bor kayu. Pada bagian
ujung mata bor ini terdapat bor runcing
, dan pada bagian kelilingnya terdapat
pisau pengiris. Ujung runcing pada
mata bor ini berfungsi untuk menjaga mata bor supaya tetap lurus sehingga
lubang yang dihasilkan presisi. Ukuran yang tersedia ialah 6-15 mm.

4. Countersink Bits

Mata bor Countersink bits digunakan untuk


membuat lubang pada kayu untuk kepala
sekrup supaya permukaan sama rata. Pada
bagian ujung mata bor ini bersudut 90 derajat
yang berfungsi untuk membuat lubang 45
derajat terhadap permukaan kayu.

5. Forster Bit

Mata bor Forster Bit digunakan untuk membuat lubang engsel sendok. Mata bor
ini sebaiknya dioperasikan dengan mesin bor duduk supaya lebih stabil. Jika
dioperasikan dengan mesin bor tangan maka akan sangat sulit mengendalikan
kestabilan posisi mata bor dan lubang yang dihasilkan pun kurang berkualitas.

Laporan Praktikum Bubut | 3


6. Hole Saw Bits

Mata bor Hole Saw Bits disebut pula


sebagai gergaji lubang sebab bentuk
mata bor ini seperti gergaji dengan
diameter yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Berdiameter
sekitar 25-60mm.
7. Mata Bor Metal Standar

Mata bor ini digunakan untuk mengebor plat besi, kuningan, alumunium, dan
akrilik. Terdapat dua jenis yang tersedia di pasaran yaitu High Speed Steel (HSS)
dan HSS-Co ( Cobalt ). HSS-Co lebih keras dari HSS, sehingga dalam
penggunaannya lebih awet, dari segi harga tentu lebih mahal dari HSS.

8. Auger Bit

Mata bor ini digunakan untuk mengebor aneka jenis kayu ataupun material lunak
lainnya. Diameternya lebih besar dari mata bor kayu standar. Mata bor ini
berbentuk ulir tunggal atau single flute dan digunakan untuk mesin bor dengan
putaran rendah.

Laporan Praktikum Bubut | 4


9. Flat Bit

Mata bor ini sama seperti Mata Bor Auger


Bit digunakan untuk pengeboran aneka
jenis kayu dan material lunak lainnya.
Hanya saja mata bor ini berbentuk pipih
rata (flat). Mata bor Flat Bit biasa
dioperasikan dengan bor tangan manual dengan putaran mesin sangat rendah,
tidak disarankan menggunakan bor tangan listrik.

10. Hinge Borring Bit

Digunakan untuk membuat lubang pada


kayu atau material lunak lainnya.
digunakan untuk membuat lubang
dengan diameter cukup besar yang mana
sudah tidak ada lagi kurang diameter
pada mata bor kayu standar.

11. Chisel Bit

Mata bor Chisel Bit digunakan


untuk membuat lubang berbentuk
kotak pada material kayu.
dioperasikan pada mesin Hollow
Chisel Mortiser.

12. Mortiser Bit

Mata bor Mortiser Bit digunakan untuk


membuat lubang geser pada kayu,
dioperasikan pada mesin Mortising.

Laporan Praktikum Bubut | 5


13. Router Bit

Mata bor Router Bit digunakan untuk


membuat aneka bentuk profile pada
kayu atau material lunak lainnya, mata
bor ini dioperasikan pada mesin Router
atau Trimmer.

14. Mata Bor Kaca

Mata bor ini digunakan untuk melubangi kaca.


Bentuknya seperti tombak sehingga mata bor
ini sering disebut sebagai mata bor tombak.

15. Hole Saw Metal

Mata bor Hole Saw Metal digunakan untuk membuat lubang pada metal dengan
diameter tertentu, biasanya untuk diameter yang cukup besar.

16. Core Drill Bit


Mata bor Core Drill Bit, digunakan untuk
membuat lubang pada beton, dinding,
marmer, granit dan jenis batuan lainnya.

Laporan Praktikum Bubut | 6


1.2. Reamer
1.2.1. Definisi Reamer
Reamer adalah salah satu alat potong yang berfungsi untuk memperhalus dan
memperbesar lubang dengan toleransi dan suaian khusus sesuai tuntutan pekerjaan.
Lubang hasil pengeboran kadang-kadang hasilnya masih kasar atau saat hendak
dimasukkan batang atau benda pasangannya tidak cukup longgar (sesak), maka
untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya perluasan lubang menggunakan
alat reamer.Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor
dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang telah ditentukan
kemudian diperluas menggunakan reamer.
1.2.2. Bagian – bagian Reamer

Bagian – bagian reamer :


1. Tangkai adalah bagian dari peluas yang dicekam.
2. Badan adalah bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan alur
diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
3. Pengarah, berguna Untuk:
 Memelihara ukuran yang tetap,
 Memperhalus Permukaan,
 Memberi ukuran yang baik.
4. Kepala adalah bagian yang memotong dalam perluasan.

Laporan Praktikum Bubut | 7


1.2.3. Macam - macam Reamer
1) Reamer Mesin
Sebuah alat untuk membesarkan lubang dengan mesin yang memiliki sangat
sedikit untuk mengarah masuk, karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah
pra-sejajar dengan mesin tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya
pemotongan konstan yang dapat diterapkan oleh mesin memastikan bahwa mulai
memotong segera. Tangkai spiral memiliki keuntungan membersihkan swarf
otomatis tetapi juga tersedia dengan tangkai lurus seperti jumlah swarf dihasilkan
selama operasi reaming harus sangat kecil.

a. Rimer Mesin Untuk Lubang Pin

Rimer mesin untuk lubang pin apabila dilihat dari bentuk mata sayatnya
terbagi menjadi tiga yaitu, reamer pin tirus mata sayat lurus/ straight taper pin
reamer, reamer pin tirus mata sayat spiral/ spiral taper pin reamer dan reamer pin
tirus mata sayat helik (helical taper pin reamer). Rimer jenis ini berfungsi untuk
membuat lubang pin tirus, yang memilki ketirusan standar.

b) Rimer mesin untuk lubang lurus

Rimer mesin untuk lubang lubang lurus apabila dilihat dari tangkainya
terbagi menjadi dua yaitu, reamer lurus tangkai lurus dan rimer lurus tangkai tirus.
Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang lurus yang memilki toleransi dan
suaian khusus.

Laporan Praktikum Bubut | 8


c) Rimer mesin untuk lubang tirus
Rimer mesin untuk lubang tirus apabila dilihat dari fungsinya terbagi
menjadi dua yaitu, rimer tirus untuk pengasaran dan reamer tirus untuk finising.
Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang tirus standar, misalnya tirus
standar morse (taper morse – MT) yaitu mulai dari MT 1-6.

Untuk mendaptkan hasil lubang sesuai toleransi dan suaian yang diinginkan, garis
sumbu rimer harus benar-benar sepusat dengan garis sumbu lubang yang akan
direamer. Untuk merimer lubang lurus yang tembus, sebaiknya kedalamannya
dilebihkan kurang lebih 1/3 dari mata sayatnya, hal ini dilakukan agar lubang
benar-benar lurus. Untuk mereamer lubang tirus, disarankan lubang yang akan
direamer sebelumnya dibuat bertingkat terlebih dahulu dengan tujuan agar rimer
tidak menerima beban yang berat. Selain itu agar mendapatkan hasil yang
maksimal dan reamer yang digunakan awet, pada saat meramer harus
menggunakan putaran mesin yang sesuai dan selalu menggunakan air pendingin
atau oli.

2) Reamer Tangan

Sebuah alat untuk membesarkan lubang lurus layaknya seperti reamer


mesin lurus namun dengan bentuk yang lebih lancip pada bagian depannya dari
pada reamer untuk membesarkan lubang dengan mesin. Hal ini untuk
mengimbangi kesulitan untuk memperbesar sebuah lubang dengan kekuatan
tangan. Hal ini juga memungkinkan alat untuk membesarkan lubang lurus atau
spiral dan mengurangi resiko kerusakan. Dan ujung tangkainya dibuat
segiempat yang berfungsi untuk menepatkan lengan putarnya.

Laporan Praktikum Bubut | 9


1.3. Ulir
1.3.1. Definisi Ulir
Ulir adalah profil melingkar, melilit pada suatu benda berbentuk silinder atau
bulat memanjang yang mempunyai sudut kisar dan jarak kisar ulir. Ulir berfungsi
untuk mengikat atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit produk,
tetapi secara umum fungsi thread atau ulir yaitu:
 Sebagai pemersatu: menjadikan beberapa komponen menjadi satu unit
barang jadi
 Sebagai penerus daya: sistem ulir digunakan untuk memindahkan suatu
daya menjadi daya lain contoh berfungsi pada dongkrak
 Sebagai alat pencegah kebocoran: pada hal ini ulir biasanya digunakan
untuk sambungan pipa migas dengan sudut kemiringan thread dan
bentuk tertentu untuk mecegah adanya kebocoran.
1.3.2. Bagian – bagian Ulir
 Pitch (p) adalah jarak antara titik puncak ulir yang memiliki spasi seragam
diukur sejajar dengan sumbu.
 Diameter mayor (d), adalah diameter terluar dari ulir.
 Diameter minor (dr atau d1), adalah diameter terkecil dari ulir.
 Pitch diameter (dm atau d2), adalah diameter imaginer dimana lebar dan
tinggi alur sama besar.
 Root adalah bagian dasar ulir.
 Crest adalah bagian atas/puncak ulir.
 Thread angle adalah sudut ulir diantara crest.
 Depth– perpendicular distance from crest to root
 Lead (kisar) adalah jarak ulir satu putaran diukur sejajar terhadap sumbu.
Lead sama dengan dua kali pitch pada ulir double atau 3 kali pitch pada ulir
triple (Lih. Gambar Dibawah ini)

Laporan Praktikum Bubut | 10


1.3.3. Jenis Ulir berdasarkan Standar
A. Ulir Metris / Metric Standart Thread
Merupakan ulir segitiga dengan keseluruhan dimensi dalam satuan metris.
Simbol dari ulir ini adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan
diameter 8 mm dan pitch 1,25 mm.

B. Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread


Merupakan ulir segitiga dengan keseluruhan dimensi dalam satuan british
(inchi). Simbol dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah ulir
whitworth dengan diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah puncak
ulir tiap jarak 1 inchi).

1.3.3.4 Jenis Ulir berdasarkan Bentuknya


1. Ulir Segitiga

2. Ulir Segiempat

3. Ulir Trapesium

Laporan Praktikum Bubut | 11


4. Ulir Acme

5. Ulir Bulat

6. Ulir Bola

7. Ulir Tanduk

Laporan Praktikum Bubut | 12


8. Ulir Tunggal

9. Ulir Majemuk

1.4. TAP
1.4.1. Definisi TAP

Alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan


dimanakan “TAP” dalam hal ini disebut saja “Tap Tangan” untuk
membedakan penggunaannya dengan yang dipakai mesin. Bahannya terbuat
dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang dikeraskan.

Laporan Praktikum Bubut | 13


Tiap satu set, Tap terdiri dari 3 buah yaitu Tap no.1 (Intermediate Tap)
mata potongnya tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian
dilanjutkan dengan Tap no. 2 (Tapper Tap) untuk pembentukan ulir,
sedangkan Tap no. 3 (Botoming Tap) dipergunakan untuk penyelesaian.

1.4.2. Bagian - bagian TAP

1.4.3. Fungsi TAP

TAP adalah alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam, khusunya ulir
yang berdiameter kecil.

1.4.4. Cara Penggunaan TAP


Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
a. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat
b. Pasang tap konis pada tangkai tap
c. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan
menggunakan siku-siku)
d. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap
ke kanan (searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus
tegak lurus.
e. Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian putar kembali ea rah
kiri. Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong beram

Laporan Praktikum Bubut | 14


yang belum terpotong dan memberikan kesempatan beram-
beram hasil pemotongan keluar dari lubang
f. Berikan pelumasan selama prose pengetapan, kecuali untuk
pengetapan bahan dari besi
g. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah
pengetapan dengan menggunakan tap antara. Setelah selesai
ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap
rata/finishing.
1.5. Sney
1.5.1. Definisi Sney

Snei adalah alat bantu perkakas kerja bangku yang diperuntukkan untuk
membuat ulir luar. Snei biasanya terbuat dari bahan HSS (Baja Cepat Tinggi).
Bahan sney tersebut dibuat dari karbon baja sayat cepat 9 (HSS),dalam
pemakaiannya sney tersebut dijepit dengan bantuan rumah sney yang
dilengkapi dengan tangki.

1.5.2. Bagian – bagian Sney

1.5.3. Fungsi Sney

Snei adalah alat untuk membuat ulir. Bentuk snei menyerupaimur tetapi
ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelahdibentuk kemudian
dikeraskan dan temper agar dia mampumelakukan pemotongan terhadap benda
kerja. Pada prosespembuatan uir, snei dipegang oleh tangkai snei.Snei yang
biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah sney pejal dan sney bercelah.

Laporan Praktikum Bubut | 15


1.5.4. Cara Penggunaan Sney

Jika pada pengetapan berlaku rumus Diameter lubang D= D’- k, maka pada
penyenaian rumus diameter luar adalah D= D’+ k.

1. Memasang senai pada tangkai senai.


 Mengendorkan sekrup pengunci pada batang senai.
 Memasukkan senai pada batang, tanda ukuran berada di atas,
samapi senai terkunci oleh sekrup pengunci.
 Mengencangkan sekrup pengunci.
2. Melumasi gigi senai dengan pelumas.
Memulai penyenaian.
 Menempatkan senai pada ujung benda kerja yang telah
dichamper.
 Memberikan tekanan yang seimbang pada kedua ujung tangkai
saat senai diputar searah putaran jarum jam.
3. Memeriksa kelurusan setelah dua atau tiga kali putaran batang.
 Perhatikan senai dan benda kerja harus tegak lurus.
 Memperbaiki setiap ketidak lurusan dengan memberikan
tekanan yang lebih besar pada sisi batang yang lebih tinggi.
4. Melanjutkan penguliran benda kerja.
 Memberikan sedikit pelumas pada ulir setelah tangkai diputar
dua atau tiga kali putaran.

Laporan Praktikum Bubut | 16


BAB II

PRAKTIK

Proses Pembubutan Bahan Drill Chuck

2.1 Langkah persiapan


1. Memperhatikan Keselamatan Kerja
Saat kita melakukan kegiatan praktik pada mesin bubut, tentu kita harus memperhatikan
keselamatan kerja, karena kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja.
Keselamatan kerja yang harus diperhatikan diantaranya:
 Menggunakan pakaian kerja, berfungsi sebagai identitas mahasiswa, dan
juga untuk melindungi diri dari loncatan bram pada saat membubut.
 Memakai sepatu kerja (safety shoes), berfungsi untuk menjaga kaki dari
benda berat yang jatuh, serta membuat mahasiswa lebih aman dan nyaman
dalam bekerja.
 Memakai kacamata pelindung (goggles), berfungsi untuk melindungi mata
dari loncatan bram pada saat membubut.
 Menggunakan ikat rambut bagi mahasiswa yang berambut panjang, agar
rambut tidak menghalangi pandangan pada saat bekerja.
 Tidak boleh mengoperasikan mesin sebelum ada intruksi dari instruktur.
 Tidak boleh mengoperasikan mesin selain yang sudah diintruksikan dari
instruktur.
 Berhati-hati dalam mengoperasikan mesin.

Laporan Praktikum Bubut | 17


2. Memahami Gambar Kerja
Sebelum melakukan proses pembubutan membuat bahan drill chuck, pahami terlebih
dahulu gambar kerja. Sehingga akan tergambarkan seperti apa benda kerja yang akan
dibuat dan bagaimana langkah-langkah pengerjaannya.
3. Menyiapkan Bahan Benda Kerja
Setelah memahami gambar kerja kita akan tahu bahan benda kerja yang kita butuhkan.
Kemudian kita persiapkan benda kerjanya dengan mengambil bahn tersebut dari
gudang.
4. Menyiapkan Peralatan
Setelah mengetahui bentuk dan ukuran benda kerja yang akan dibuat juga bahan benda
kerja yang digunakan kemudian siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan
proses pembubutan. Kita dapat memperoleh peralatan yang dibutuhkan di Tool Store.
5. Mencekam benda kerja sesuai kebutuhan
Pasang benda kerja pada chuck mesin bubut, usahakan semua gigi mencekam benda
kerja. Apabila rahang pada chuck ada tiga, pastikan salah satu rahang berada pada
bagian bawah agar mencekam sama kuat. Sehingga aman saat bekerja.
6. Memasang Center Putar
Pada saat memasang center putar langkah pertama pasang center putar pada lubang
tailstock, lalu buka tuas pengunci spindle, kemudian putar spindle ke kanan hingga
silinder tailstock keluar dan mencekam bagian tirus pada center putar, dan kunci
kembali tuas tailstocknya.
7. Menyetting Ketinggian Pahat
Pada saat menyeting ketinggian pahat langkah pertama adalah miringkan toolpost
(rumah pahat) ke kanan sekitar 15 atau 20 derajat, lalu dekatkan ujung pahat dengan
ujung center putar dengan jarak setebal kertas tapi tidak sampai menyentuh, lalu atur
ketinggian pahat agar setinggi ujung center putar yang bertujuan supaya pahat sesumbu
dengan center putar.

Laporan Praktikum Bubut | 18


8. Menghitung Putaran Mesin
Dalam menghitung putaran terdapat rumus:
𝜋.𝑑.𝑛 1000.𝑉𝑐
𝑉𝑐 = 𝑛=
1000 𝜋.𝐷

Keterangan: n = kecepatan putaran mesin (rpm)


Vc = Cutting Speed/kecepatan potong (𝑚⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)
D = Diameter Benda Kerja (mm)
Bahan benda kerja yang digunakan terbuat dari bahan ST 37 jadi kecepatan
potong (Vc) = 20 𝑚⁄𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2.2 Peralatan yang digunakan
o Jangka Sorong
o Kuas
o Center putar
o Kunci L
o Kunci chuck
o Chuck drill
o Center drill
o Pahat Bubut Rata Kanan
o Pahat alur
o Pahat Rata Kanan Dalam
o Pahat Ulir Segitiga Dalam
o Pahat Ulir Segitiga Luar
o Mata Bor Ø6, Ø10, Ø12, Ø14, Ø16, Ø20, Ø22, Ø24, Ø26, Ø30, dan Ø32
o Kacamata
o Sarung Pengurang

Laporan Praktikum Bubut | 19


3.1 Proses pembubutan bahan drill chuck (Benda I)
a) Gambar Kerja

b) Facing

Proses facing dilakukan untuk membuat permukaan benda kerja rata. Untuk
langkah – langkahnya yaitu :

1. Dudukan pahat diATUR menjadi kurang lebih 100 – 150 kearah kiri.
2. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda kerja, setelah yakin
bersentuhan, setting spindle eretan atas ke angka 0.
3. Hindarkan pahat dari permukaan benda kerja.
4. Hidupkan mesin bubut dengan kecepatan putar sesuai dengan telah
dihitung.
5. Mulai proses facing, dengan kedalaman pemakanan 0.1-0.5 mm.
6. Lakukan proses facing hingga permukaan benda kerja terlihat halus.
7. Jauhkan mata pahat dari benda kerja lalu matikan mesinnya.

Laporan Praktikum Bubut | 20


c) Membuat lubang Center Drill
Dalam proses membuat lubang center drill yang harus dilakukan adalah:
1. Ganti center putar dengan drill chuck, kemudian pasan center drill pada
drill chuck.
2. Atur posisi tail stock sampai mata center drill cukup dekat dengan
permukaan benda kerja, kemudian kunci tail stock dengan memutar
pengunci tail stock.
3. Jauhkan pahat dari benda kerja dan atur jaraknya sehingga ketika
melakukan proses center drill tidak terjadi tabrakan.
4. Menghitung kecepatan yang akan digunakan.
5. Setting putaran mesinnya sesuai kecepatan yang mendekati kemudian
nyalakan mesin bubut.
6. Sentuhkan mata center drill ke permukaan benda kerja dengan memutar
spindle pada tail stock, amati apakah center drillnya bergoyang atau tidak,
jika bergoyang maka putaran benda kerja harus distabilkan. Lakukan
langkah pemakanan dengan cara memutar spindle tail stock ke kanan 1
putaran lalu dibebaskan ½ putaran. Lakukan langkah pemakanan seperti
diatas sampai diameter terbesar masuk kedalam benda kerja (terbentuk
kerucut), lalu hindarkan center drill dari benda kerja kemudian matikan
mesin bubut.

d) Membubut Memanjang (25mm x Ø43)


Lakukan proses membubut memanjang dengan cara :
1. Gunakan pahat rata kanan luar dalam proses ini dan pastikan pahat dan
toolpost tegak lurus.
2. Ukur benda kerja yang telah dicekam 25 mm dari permukaan yang
telah difacing kemudian tandai dengan menyentuhkan pahat pada
benda kerja.
3. Hitung putaran mesin.
4. Setting mesin dengan kecepatan yang mendekati perhitungan,
kemudian nyalakan mesin.
5. Lakukan proses pembubutan dengan setiap pemakanan 0,5 mm
sampai Ø43 dan panjangnya 25 mm.

Laporan Praktikum Bubut | 21


e) Bor tembus sampai dengan Bor Ø16
Pada saat pengeboran tembus sampai Ø16 lakukan dengan bertahap yaitu :
1. Gunakan terlebih dahulu mata bor Ø6 yang dipasang pada chuck drill
dengan kecepatan sesuai dengan hitungan. Setting mesin dengan
kecepatan yang mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan
lakukan proses pengeboran sampai.
2. Ganti mata bor Ø6 dengan mata bor Ø10, kemudian hitung kecepatan
putaran. Setting mesin dengan kecepatan yang mendekati perhitungan,
kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses pengeboran sampai
tembus.
3. Ganti mata bor Ø10 juga chuck drill dengan mata bor Ø14 dan gunakan
sarung pengurang yang pas untuk mata bor tersebut, kemudian hitung
kecepatan yang akan digunakan. Setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses
pengeboran sampai tembus.
4. Dan finishing ganti mata bor Ø14 dengan mata bor Ø16 dengan sarung
pengurang yang pas untuk mata bor tersebut, kemudian hitung
kecepatan yang akan digunakan. Setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses
pengeboran sampai tembus.
f) Bor tidak tembus sampai dengan Bor Ø32
Pada saat pengeboran tidak tembus sampai Ø32 lakukan dengan bertahap yaitu :
1. Ganti mata bor Ø16 dengan mata bor Ø24 dengan sarung pengurang
yang pas untuk mata bor tersebut, namun sebelumnya ukur terlebih
dahulu mata bor tersebut dengan menggunakan heigh gauge dari ujung
mata bor sampai badan mata bor dengan panjang 24 mm, kemudian
tandai pada mata bor tersebut menggunakan tipe-x, setelah itu hitung
kecepatan yang akan digunakan. Setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses
pengeboran sampai batas tipe-x.

Laporan Praktikum Bubut | 22


2. Ganti mata bor Ø24 dengan mata bor Ø30 dengan sarung pengurang
yang pas untuk mata bor tersebut, namun sebelumnya ukur terlebih
dahulu mata bor tersebut dengan menggunakan heigh gauge dari ujung
mata bor sampai badan mata bor dengan panjang 24 mm, kemudian
tandai pada mata bor tersebut menggunakan tipe-x, setelah itu hitung
kecepatan yang akan digunakan. Setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses
pengeboran sampai batas tipe-x.
3. Finishing ganti mata bor Ø30 dengan mata bor Ø32 dengan sarung
pengurang yang pas untuk mata bor tersebut, namun sebelumnya ukur
terlebih dahulu mata bor tersebut dengan menggunakan heigh gauge dari
ujung mata bor sampai badan mata bor dengan panjang 24 mm,
kemudian tandai pada mata bor tersebut menggunakan tipe-x, setelah itu
hitung kecepatan yang akan digunakan. Setting mesin dengan kecepatan
yang mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan
proses pengeboran sampai batas tipe-x.

g) Membubut Dalam Ø35 x 24 mm


Langkah- langkah dalam membubut dalam yaitu :
1. Putar toolpost 90o sehingga pahat sejajar dengan tailstock, ganti pahat
yang terdapat dalam toolpost dengan pahat rata kanan dalam dengan
mata pahat menghadap ke operator, kemudian atur ketinggian mata
pahat agar setitik dengan center putar dengan cara putar toolpost dan
dekatkan mata pahat dengan ujung center putar jika center putar belum
terpasang, pasang terlebih dahulu seperti dalam langkah persiapan,
kemudian kembalikan posisi toolpost ke posisi semula.
2. Menghitung putan mesin. Setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
3. Masukan pahat kedalam lubang benda kerja kemudian sentuhkan,
setelah itu jauhkan pahat dari benda kerja yaitu dengan memutar spindle
eretan memanjang ke kanan, lalu putar spindle eretan bawah ke kiri 0,5
mm dan lakukan pemakanan dengan memutar spindle eretan
memanjang ke kiri sepanjang 24 mm.

Laporan Praktikum Bubut | 23


4. Lakukan langkah ketiga sampai lubang pada benda kerja menjadi
Ø35x24mm.
5. Jauhkan mata pahat dari permukaan benda kerja dan matikan mesin.
h) Membuat Ulir ( M36 x 1 )
Langkah-langkah dalam membuat ulir yaitu dengan cara :
1. Ganti pahat bubut rata kanan dalam dengan pahat ulir segitiga dalam
dengan mata pahat menghadap operator. Setting mata pahat supaya
setitik dengan center putar.
2. Putaran mesin pada saat penguliran menggunakan kecepatan terendah
pada mesin, kemudian pitch yang digunakan yaitu 1 mm dengan cara
melihat tabel yang terdapat pada mesin, atur semua itu dengan
menggerakan tuas-tuas sesuai kode-kode yang tertera. Pada mesin yang
saya gunakan kecepatannya yaitu (R1 1) dengan kecepatan 30 rpm dan
untuk pitch 1 mm yaitu tuas satu dalam posisi B dan tuas yang satunya
lagi dalam posisi F. Kemudian geser tuas pembubutan manual menjadi
pembubutan penguliran atau otomatis.
3. Kemudian nyalakan mesin dengan putaran berlawanan arah jarum jam
dengan menarik tuas ke bawah, lalu sentuhkan ke permukaan lubang
benda kerja, setelah itu jauhkan pahat dari benda kerja dengan memutar
eretan memanjang ke kanan dan setting nonius eretan bawah menjadi 0.
4. Saat akan melakukan pemakanan putar spindle eretan bawah ke kiri
sebesar 0,25 mm kemudian biarkan eretan memanjang bergerak secara
otomatis sepanjang 12 mm (bisa ditandai dengan tipe-x) dengan menarik
tuas otomatis ke kiri.
5. Matikan mesin ketika eretan memanjang hampir bergeser 12 mm
dengan cara menarik tuas ke tengah kembali namun biarkan tuas
otomatis tetap.
6. Jauhkan pahat dengan memutar spindle eretan bawah ke kanan ke titik
0,5 mm dari nol. Kemudian tarik tuas eretan memanjang ke atas
sehingga putaran mesin jadi searah jarum jam dan eretan memanjang
akan kembali keluar dari lubang benda kerja.

Laporan Praktikum Bubut | 24


7. Setelah keluar matikan kembali mesinnya lalu kembalikan eretan bawah
ke angka nol dengan memutar spindle eretan bawah ke kiri, lalu tambah
lagi putaran ke kiri sampai 0,5 mm. kemudian nyalakan kembali mesin
dengan menarik tuas eretan memanjang ke kiri sampai 12 mm kembali.
8. Lakukan langkah 5,6 dan 7 sampai kedalaman ulir 1 mm, namun pada
proses finishing atau pemakanan dari kedalam 0,75 mm menjadi 1 mm
lakukan 3 kali pengulangan agar geram benar-benar terangkat.
9. Matikan mesin dan juga kembalikan tuas otomatis ke semula, lalu
jauhkan pahat dari benda kerja.

i) Facing Ø43 x 43 mm
Proses facing ini dilakukan sama seperti proses facing yang pertama, namun pada
saat melakukan facing kali ini kita harus memperhatikan ukuran benda kerja kita.
Lakukan proses facing ini hingga benda kerja berukuran 43mm.
j) Tirus
Langkah-langkah proses pembubutan tirus :
1. Gunakan pahat rata kanan luar dalam proses ini dan pastikan pahat dan
toolpost lurus tidak membentuk sudut seperti dalam proses facing.
2. Geser dudukan eretan atas berlawanan arah jarum jam sebesar 16o
dengan cara mengendorkan 4 baut yang berada pada dudukan tersebut,
setelah sudut yang dibutuhkan didapat maka kencangkan kembali baut
tersebut.
3. Lakukan pemakanan pada benda kerja, dengan setiap kali pemakanan
sebesar 0,5 mm, dengan cara memutar eretan atas searah jarum jam.
4. Lakukan langkah ketiga sampai diameter alas benda kerja yang sedang
ditiruskan menjadi 32,68 mm.
5. Jauhkan pahat dan matikan mesin, tak lupa kembalikan dudukan eretan
atas ke posisi semula.

Laporan Praktikum Bubut | 25


3.2 Proses pembubutan bahan drill chuck (Benda II)

a) Gambar Kerja

b) Facing

Proses facing dilakukan untuk membuat permukaan benda kerja rata. Untuk langkah –
langkahnya yaitu :

1. Dudukan pahat diatur menjadi kurang lebih 100 – 150 kearah kiri.
2. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda kerja, setelah yakin
bersentuhan, setting spindle eretan atas ke angka 0.
3. Hindarkan pahat dari permukaan benda kerja.
4. Hidupkan mesin bubut dengan kecepatan putar sesuai dengan telah dihitung.
5. Mulai proses facing, dengan kedalaman pemakanan 0.1-0.5 mm.
6. Lakukan proses facing hingga permukaan benda kerja terlihat halus.
7. Jauhkan mata pahat dari benda kerja lalu matikan mesinnya.

Laporan Praktikum Bubut | 26


c) Membuat lubang Center Drill
Dalam proses membuat lubang center drill yang harus dilakukan adalah:
1. Ganti center putar dengan drill chuck, kemudian pasan center drill pada
drill chuck.
2. Atur posisi tail stock sampai mata center drill cukup dekat dengan
permukaan benda kerja, kemudian kunci tail stock dengan memutar
pengunci tail stock.
3. Jauhkan pahat dari benda kerja dan atur jaraknya sehingga ketika
melakukan proses center drill tidak terjadi tabrakan.
4. Menghitung kecepatan yang akan digunakan.
5. Setting putaran mesinnya sesuai kecepatan yang mendekati kemudian
nyalakan mesin bubut.
6. Sentuhkan mata center drill ke permukaan benda kerja dengan memutar
spindle pada tail stock, amati apakah center drillnya bergoyang atau tidak,
jika bergoyang maka putaran benda kerja harus distabilkan. Lakukan
langkah pemakanan dengan cara memutar spindle tail stock ke kanan 1
putaran lalu dibebaskan ½ putaran. Lakukan langkah pemakanan seperti
diatas sampai diameter terbesar masuk kedalam benda kerja (terbentuk
kerucut), lalu hindarkan center drill dari benda kerja kemudian matikan
mesin bubut.

d) Membubut Memanjang (33.5mm x Ø43)


Lakukan proses membubut memanjang dengan cara :
1. Gunakan pahat rata kanan luar dalam proses ini, dan pastikan pahat
dengan toolpost tegak lurus.
2. Ukur benda kerja yang telah dicekam 33,5 mm dari permukaan yang
telah difacing kemudian tandai dengan menyentuhkan pahat pada benda
kerja.
3. Menghitung putaran mesin, setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
4. Lakukan proses pembubutan dengan setiap pemakanan 0.5 mm sampai
Ø43 dan panjangnya 33,5 mm.

Laporan Praktikum Bubut | 27


e) Membubut Memanjang (10mm x Ø36)
Lakukan proses membubut memanjang dengan cara :
1. Ukur benda kerja 10 mm dari permukaan yang telah difacing kemudian
tandai dengan menyentuhkan pahat pada benda kerja.
2. Menghitung putaran mesin, setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
3. Lakukan proses pembubutan dengan setiap pemakanan 0,5 mm sampai
Ø36 dan panjangnya 10 mm.

k) Membuat Celah ( 3mm x Ø34)


Langkah-langkah dalam membuat celah yaitu :
1. Ganti pahat rata kanan luar dengan pahat alur dengan lebar 2,5 mm.
2. Menghitung kecepatan putaran mesin, setting mesin dengan kecepatan
yang mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
3. Sentuhkan permukaan samping pahat ke permukaan batas antara Ø36
dan Ø43 atau 10 mm dari ujung benda kerja, setelah itu geser ke kanan
dengan memutar spindle eretan memanjang ke kanan sebesar 0,5 mm.
4. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda Ø36 dengan memutar
spindle eretan bawah ke kanan, kemudian setting nonius pada eretan
bawah ke angka 0
5. Lakukan pemakanan dengan memutar eretan bawah ke kanan sampai
kedalaman 1 mm atau dengan kata lain sampai celah tersebut berukuran
Ø34.
6. Kemudian geser ke kanan secara perlahan dengan memutar spindle
eretan memanjang ke kiri sebesar 0,5 mm.
7. Jauhkan pahat dengan memutar spindle eretan bawah ke kiri, lalu
matikan mesin.

Laporan Praktikum Bubut | 28


f) Membuat Ulir ( M36 x 1mm )
Langkah- langkah dalam membubut ulir yaitu :
 Putar toolpost 90o sehingga pahat sejajar dengan tailstock, ganti pahat yang
terdapat dalam toolpost dengan pahat ulir segitiga luar dengan mata pahat
menghadap ke depan, kemudian atur ketinggian mata pahat agar setitik dengan
center putar dengan cara putar toolpost dan dekatkan mata pahat dengan ujung
center putar, lalu kembalikan ke posisi semula.
 Putaran mesin pada saat penguliran menggunakan kecepatan terendah pada
mesin, kemudian pitch yang digunakan yaitu 1 mm dengan cara melihat tabel
yang terdapat pada mesin, atur semua itu dengan menggerakan tuas-tuas sesuai
kode-kode yang tertera. Pada mesin yang saya gunakan kecepatannya yaitu (R1
1) dengan kecepatan 30 rpm dan untuk pitch 1 mm yaitu tuas satu dalam posisi
B dan tuas yang satunya lagi dalam posisi F. Kemudian geser tuas pembubutan
manual menjadi pembubutan penguliran atau otomatis.
 Kemudian nyalakan mesin dengan putaran berlawanan arah jarum jam dengan
menarik tuas ke bawah, lalu sentuhkan ke permukaan benda kerja Ø36, setelah
itu jauhkan pahat dari benda kerja dengan memutar eretan memanjang ke kanan
dan setting nonius eretan bawah menjadi 0.
 Saat akan melakukan pemakanan putar spindle eretan bawah ke kanan sebesar
0,25 mm kemudian biarkan eretan memanjang bergerak secara otomatis
sepanjang permukaan Ø36 atau sebelum celah dengan menarik tuas otomatis ke
kiri.
 Matikan mesin ketika eretan memanjang hampir melewati celah dengan cara
menarik tuas ke tengah kembali namun biarkan tuas otomatis tetap.
 Jauhkan pahat dengan memutar spindle eretan bawah ke kiri ke titik 0,5 mm
dari nol. Kemudian tarik tuas eretan memanjang ke atas sehingga putaran mesin
jadi searah jarum jam dan eretan memanjang akan kembali keluar menjauhi
benda kerja.
 Setelah diluar benda kerja, matikan kembali mesinnya lalu kembalikan eretan
bawah ke angka nol dengan memutar spindle eretan bawah ke kanan, lalu
tambah lagi putaran ke kanan sampai 0,5 mm. kemudian nyalakan kembali
mesin dengan menarik tuas eretan memanjang ke kiri sepanjang permukaan
Ø36 kembali.

Laporan Praktikum Bubut | 29


 Lakukan langkah 5,6 dan 7 sampai kedalaman ulir 1 mm, namun pada proses
finishing atau pemakanan dari kedalam 0,75 mm menjadi 1 mm lakukan 3 kali
pengulangan agar geram benar-benar terangkat.
 Matikan mesin dan juga kembalikan tuas otomatis ke semula, lalu jauhkan pahat
dari benda kerja.

g) Membubut memanjang ( 10 mm x Ø33 )


Lakukan proses membubut memanjang dengan cara :
1. Putar benda kerja lalu gunakan pelat pelapis supaya permukaan yang telah
dibubut tidak tergores, sebelum dikencangkan lihat benda kerja bergoyang atau
tidak (mesin hidup), jika bergoyang maka lakukan pemukulan lembut terhadap
benda kerja sampai benda kerja tidak bergoyang, kemudian cekam dengan
kencang.
2. Gunakan pahat rata kanan luar dalam proses ini dan pastikan pahat dengan
toolpost tegak lurus.
3. Menghitung putaran mesin, setting mesin dengan kecepatan yang mendekati
perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
4. Lakukan proses pembubutan sampai batas 33,5 mm dari permukaan yang telah
di facing sebelumnya, atau dengan kata lain buat panjang permukaan Ø43
menjadi 23,5 mm.
5. Lakukan langkah kelima dengan setiap pemakan 0,5 mm sampai menjadi Ø33.
h) Chamfer
 Langkah-langkah dalam membuat chamfer 3 x 45o:
1. Ganti pahat rata kanan luar dengan pahat chamfer.
2. Menghitung kecepatan putaran mesin, setting mesin dengan kecepatan
yang mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
3. Sentuhkan tengah-tengah permukaan pahat atau mata pahat ke sudut luar
permukaan Ø43, kemudian setting nonius pada eretan bawah menjadi
angka 0.
4. Lakukan pemakanan dengan memutar spindle eretan bawah ke kanan
sampai 3 mm.
5. Jauhkan pahat dengan memutar spindle eretan bawah ke kiri, lalu
matikan mesin.

Laporan Praktikum Bubut | 30


 Langkah-langkah dalam membuat chamfer 2 x 45 :
1. Setelah facing terakhir, ganti pahat rata kanan luar dengan pahat chamfer
dan pastikan pahat dengan toolpost tegak lurus.
2. Menghitung kecepatan putaran mesin, setting mesin dengan kecepatan
yang mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
3. Sentuhkan tengah-tengah permukaan pahat atau mata pahat ke sudut
luar permukaan Ø33, kemudian setting nonius pada eretan bawah ke
angka 0.
4. Lakukan pemakanan dengan memutar spindle eretan bawah ke kanan
sampai 2 mm.
5. Jauhkan pahat dengan memutar spindle eretan bawah ke kiri, lalu
matikan mesin.

i) Bor tembus sampai dengan Bor Ø22


Pada saat pengeboran tembus sampai Ø22 lakukan dengan bertahap yaitu :
1. Putar benda kerja lalu gunakan pelat pelapis supaya permukaan yang
telah dibubut tidak tergores, sambil dikencangkan masukan kembali
center putar ke lubang hasil center drill supaya benda kerja tidak goyang
dan sesumbu, kemudian cekam dengan kencang.
2. Ganti center putar dengan chuck drill lalu gunakan terlebih dahulu mata
bor Ø6 dan dipasang pada chuck drill dengan kecepatan sesuai hitungan,
setting mesin dengan kecepatan yang mendekati perhitungan, kemudian
nyalakan mesin dan lakukan proses pengeboran sampai tembus.
3. Ganti mata bor Ø6 dengan mata bor Ø12, kemudian hitung kecepatan
yang akan digunakan, setting mesin dengan kecepatan yang mendekati
perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses pengeboran
sampai tembus.
4. Ganti mata bor Ø12 juga chuck drill dengan mata bor Ø20 dan gunakan
sarung pengurang yang pas untuk mata bor tersebut, kemudian hitung
kecepatan yang akan digunakan, setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses
pengeboran sampai tembus.

Laporan Praktikum Bubut | 31


5. Finishing ganti mata bor Ø20 dengan mata bor Ø22 dengan sarung
pengurang yang pas untuk mata bor tersebut, kemudian hitung
kecepatan yang akan digunakan, setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses
pengeboran sampai tembus.

j) Bor tidak tembus sampai dengan Bor Ø28


Pada saat pengeboran tidak tembus sampai Ø28 lakukan dengan bertahap yaitu :
 Ganti mata bor Ø22 dengan mata bor Ø26 dengan sarung pengurang yang
pas untuk mata bor tersebut, namun sebelumnya ukur terlebih dahulu mata
bor tersebut dengan menggunakan heigh gauge dari ujung mata bor sampai
badan mata bor dengan panjang 26,5 mm, kemudian tandai pada mata bor
tersebut menggunakan tipe-x, setelah itu hitung kecepatan yang akan
digunakan, setting mesin dengan kecepatan yang mendekati perhitungan,
kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses pengeboran sampai batas
tipe-x.
 Finishing ganti mata bor Ø26 dengan mata bor Ø28 dengan sarung
pengurang yang pas untuk mata bor tersebut, namun sebelumnya ukur
terlebih dahulu mata bor tersebut dengan menggunakan heigh gauge dari
ujung mata bor sampai badan mata bor dengan panjang 26,5 mm, kemudian
tandai pada mata bor tersebut menggunakan tipe-x, setelah itu hitung
kecepatan yang akan digunakan, setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin dan lakukan proses
pengeboran sampai batas tipe-x.

k) Membubut Dalam Ø30 x 26.5 mm


Langkah- langkah dalam membubut dalam yaitu :
1. Putar toolpost 90o sehingga pahat sejajar dengan tailstock, ganti pahat
yang terdapat dalam toolpost dengan pahat rata kanan dalam dengan
mata pahat menghadap ke operator, kemudian atur ketinggian mata
pahat agar setitik dengan center putar dengan cara putar toolpost dan
dekatkan mata pahat dengan ujung center putar jika center putar belum
terpasang, pasang terlebih dahulu seperti dalam langkah persiapan,
kemudian kembalikan posisi toolpost ke posisi semula.

Laporan Praktikum Bubut | 32


2. Menghitung putan mesin, setting mesin dengan kecepatan yang
mendekati perhitungan, kemudian nyalakan mesin.
3. Masukan pahat kedalam lubang benda kerja kemudian sentuhkan,
setelah itu jauhkan pahat dari benda kerja yaitu dengan memutar spindle
eretan memanjang ke kanan, lalu putar spindle eretan bawah ke kiri 0,5
mm dan lakukan pemakanan dengan memutar spindle eretan
memanjang ke kiri sepanjang 26,5 mm.
4. Lakukan langkah ketiga sampai lubang pada benda kerja menjadi
Ø30x26,5mm.
5. Jauhkan mata pahat dari permukaan benda kerja dan matikan mesin.
l) Facing 43.5 mm

Proses facing ini dilakukan sama seperti proses facing yang pertama, namun pada saat
melakukan facing kali ini kita harus memperhatikan ukuran benda kerja kita. Lakukan
proses facing ini hingga benda kerja berukuran 43.5mm.

Laporan Praktikum Bubut | 33


DAFTAR PUSTAKA

https://www.klikteknik.com/blog/cara-menggunakan-tap-dan-snai.html [diakses 20 April 2019]

http://jaiz-blogblokan.blogspot.com/2011/09/bench-work-uliiiiiiiiiiiir.html
http://computer-maho.blogspot.com/2011_01_01_archive.html
https://yefrichan.wordpress.com/2011/01/31/mesin-peluas-lubang-reamer-machine/
http://adepras.blogspot.com/2012/02/pengertian-mesin-bor.html
http://machiningtool.blogspot.co.id/2014/09/macam-macam-jenis-ulir-types-of-thread.html
http://news.ralali.com/jenis-jenis-mata-bor-dan-fungsinya/
http://alumnimuhngawengk.blogspot.co.id/2014/09/macam-macam-jenis-dan-fungsi-alat.html
http://mesin-4ic01.blogspot.com/2010_11_01_archive.html
http://terasepte.blogspot.com/2013/04/reamer-atau-peluas.html
http://eprints.polsri.ac.id/220/3/Bab%202.pdf

Laporan Praktikum Bubut | 34

Anda mungkin juga menyukai