Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN TENTANG FILSAFAT

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Nurul Istiqomah M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Chodijah Assyarifah (19240044)
2. Wahyudistira Tanjung (19240045)
3. Moh Roni Akbar (19240061)
4. Muh. Zulfan Abdullah (19240069)
5.
JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2019
PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Yang telah menjalankan
siang menjadi malam, menggantikan panasnya trik matahari dengan cahaya redup
sang rembulan, yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga
kami mampu menyelesaikan dan merampungkan tugas makalah dengan sebaik
sebaik nya.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan


Nabi besar Nabi Muhammad SAW. Yang rela mengorbankan jiwa raganya, putih
tulangnya, dan tetesan darah yang mengalir dari tubuhnya menjadi saksi atas
keperkasaan perjuangannya.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt. Atas limpahan nikmat


sehat-nya baik itu berupa sehat fisik, maupun akal pikiran. Sehingga penulis
mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas yang diberikan oleh
dosen.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengahrapkan kritik serta saran dari pendengar untuk makalah ini, agar makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak


khususnya kepada guru filsafat ilmu yang telah membimbing dan mengajarkan
kami.

Demikian makalah ini kami buat agar dapat menjadi makalah yang
bermanfaat bagi pendengar khususnya penulis sendiri.
DAFTAR ISI

Halaman Cover…………………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………………
Daftar Isi………………………………………………………………………...
BAB 1: PENDAHULUAN…………………………………………………....
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………...............
C. Tujuan Masalah……………………………………………………..

BAB 11: PEMBAHASAN…………………………………………………….


A. Pengertian Filsafat………………………………………………..
B. Sejarah Filsafat……………………………………………………..
C. Kegunaan Filsafat…………………………………………………..
D. Objek Dan Lapangan Studi Filsafat……………………………….

BAB 111: PENUTUP…………………………………………………………


A. Kesimpulan………………………………………………………..
B. Saran-Saran…………………………………………………………
C. Penutup…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Filsafat ilmu adalah percabangan lanjut pengetahuan filsafat yang
mengoreksi tendensi absolut perkembangan ilmu atau sains modern. Ilmu-
ilmu modern itu sendiri berkembang makin canggih bersam teknologi
maju, dalam kawalan mazhab filsafat Naturalisme dan positivisme.
Demikian juga halnya pragmatism yang merupakan aliran filsafat yang
berperan pendorong bagi ilmu1.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Filsafat Ilmu?
2. Bagaimana Berkembangnya Sejarah Filsafat Imu?
3. Apa Kegunaan Filsafat Ilmu Terhadap Sebuah Kehidupan?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Definisi Filsafat Ilmu.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Berkembangnya Sejarah Filsafat Ilmu
Dari Masa ke Masa.
3. Untuk Mengetahui Kegunaan Filsafat Ilmu Terhadap Sebuah Kehidupan.

1
Slamet strisno “filsafat dan ideology pancasila”. (Yogayakarta,Andi Ofset,2006).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
1. Pengertian Filsafat secara Etimologis
Secara etimologis, kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata
“falsafah” dalam Bahasa arab, atau kata “philosophy” dalam Bahasa
Inggris , atau kata “philosophie” dalam Bahasa perancis dan belanda , atau
“philosophier” dalam Bahasa jerman . Semua kata itu berasal dari kata
latin “philosophia”. Kata “philosophia” berasal dari Bahasa Yunani, yakni
“philein” (mencintai” atau “philia” dan “Sophos” (kebijaksanaan,
ketrampilan, pengalaman praktis )

Dengan demikian, secara eetimologis kata filsafat dapat diartikan


sebagai cinta atau kecenderungan terhadap kebijaksanaan atau cita pada
pengetahuan yang bijaksana atau juga dapat diartikan cinta yang
mendalam akan sebuah kebijaksanaan.

Sejalan dengan hal tersebut, Guru besar Filsafat Bahasa pada Fakultas
Filsafat Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. H. Kaelan M.S. menjelaskan
bahwa istilah “filsafat” berasal dari bangsa Yunani, sebab bangsa Yunani
adalah bangsa yang mula-mula berfilsafat. Kata tersebut bersifat majemuk,
berasal dari kata “philos” yang berarti “sahabat” dan “sophia” yang berarti
“pengetahuan yang bijaksana”

2. Pengertian Filsafat secara Terminologis

Sementara itu, secara terminologis filsafat dapat diartikan sebagai ilmu


yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala
sesuatu. Filsafat dapat pula dimengerti sebagai proses reflektif dari budi
manusia yang mengarah kepada kejelasan, kecerahan, keterangan &
pembenaran.
Berikut beberapa pengertian filsafat secara terminologis menurut
pandangan para tokoh :

1. Aristoteles (384-322 SM) berpendapat bahwa ilmu filsafat adalah


ilmu pengetahua yang meliputi kebenaran-kebenaran yang didalamnya
terkandung ilmu,metafisika, logika, retorika, etika, estetika, ekonomi, dan
politik.
2. Al Farabi (870-950 M) menjeaskan bahwa filsafat adalah ilmu
pengetahuan tentang hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya
Notonagoro, Professor filsafat UGM, mengatakan bahwa filsafat itu
menelaah hal yang inti dan mutlak serta terdalam, yang tetap dan tak
berubah, yaitu: hakikat2.

B. Sejarah Filsafat
Nama “filsafat” dan “filsuf”berasal dari kata-kata Yunani philosophia dan
philosophos, yang mana jika di artikan menurut bentuk kata seorang philo-
sophos adalah seorang “pecinta kebijaksanaan”. Sekitar abad ke-6 S.M
muncul beberapa orang yang mulai untuk berpikir dan berdiskusi akan
keadaan alam, dunia, dan lingkungan yang berada di sekitar mereka dan tidak
lagi menggantungkan diri kepada dogma agama serta mitos-mitos kuno untuk
mencari jawaban atas yang pertanyaan-pertanyaan yang muncul serta
permasalahan-permasalahan yang ada. Dikatakan dalam sebuah tradisi kuno
bahwa nama “filsuf” (philosophos) untuk pertama kalinya dalam sejarah di
pergunakan oleh Pythagoras. Akan tetapi,kesaksian sejarah tentang kehidupan
dan aktivitas Phythagoras demikian tercampur dengan legenda-legenda
sehingga seringkali kebenaran tidak dapat dibedakan dari rekaan-rekaan saja.
Demikian halnya juga dengan sebuah hikayat yang mengisahkan bahwa nama
“filsuf” di temukan oleh Pytaghoras. Phytagoras dianggap sebagai orang
pertama yang membawa filsafat ke Yunani. Namun demikian, orang pertama
yang digelari filosof adalah Thales (sekitar abad ke-6 S.M) dari Mileta
karena dia-lah yang pertama kali menjelaskan asal-usul dunia yang terlepas

2
Win Usuluddin Bernadien, “ membaca gerbang filsafat”.(Yogyakarta,PustakaBelajar,2011).
dari kepercayaan akan mitos-mitos kuno. Kemudian, muridnya
Aneximander (610-546 S.M) menjelaskan lebih dalam tentang asal-usul
dunia dan alam semesta yang kemudian dikenal dengan teori kosmologi.
Selain itu juga ada beberapa filosof lain seperti Xenophanes dari Colophon
(560-478 S.M) yang berargumentasi tentang satu tuhan sebagai penguasa
alam semesta yang kekal, Permenides dari Elea (lahir sekitar tahun 515 S.M),
Heraklitus dari Ephesus (540-480 S.M), Anaxagoras dari Clazomenae (500–
428 S.M), dan Democritus (460–370 S.M). Dalam banyak literatur filsafat
para filosof ini dikelompokkan sebagai filosof pra-Sokrates.

Perkembangan filsafat barat atau lebih sering disebut dengan filsafat


Yunani juga tidak bisa dilepaskan dari perkembangan peradaban Islam yang
member kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Islam yang berkembang pada abad ke 7 di jazirah arab menyebar
dengan cepat ke berbagai penjuru. Pada masa awal perkembangan islam
belum dikenal istilah filsafat islam. Namun, seiring dengan perkebangan
islam dan kebutuhan akan pemahaman keislaman, banyak ulama-ulama islam
yang mulai menggali aspek-aspek filsafat, terutama filsafat Plato dan
Aristoteles. Diatara filosof islam generasi awal seperti Al-Kindi (800-870 M),
Al-Farabi (870-950 M), Ar-Razi (925 M). Kemudian muncul filosof generasi
berikutnya seperti Ibnu Sina (980-1037 M), Ibnu Miskawayh (w. 1030), Al-
Ghazali (w. 1111), Ibnu Rushd (1126-1198), Fakhruddin Ar-Razi (w.1209),
Suhrawardi (w.1193), Ibnu Arabi (w.1240)3.

Sejarah Filsafat Barat bisa dibagi menurut pembagian berikut:


Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern dan Kontemporer.

1. Klasik (600 S.M – 500 M)

3
K. Bertens, “ Sejarah Filsafat Yunani”. (Yogyakarta,Kanisius Prees,1999).
Pra Sokrates : Thales, Anaximander, Anaximenes, Pythagoras,
Xenophanes, Parmenides, Zeno, Herakleitus, Empedocles, Democritus,
Anaxagoras. Zaman Keemasan: Sokrates, Plato, Aristoteles Helenisme:
Epecureanisme, Stoikisme, dan Skeptisisme.
2. Abad pertengahan (500-1500)
Pada abad pertengahan filsafat yang berkembang banyak membicarakan
permasalahan teologis dan alam. Diatara filosof abad pertengahan adalah:
Boethius, Maximus, Peter Damian, Thomas Aquinas.
3. Moderen
Filsafat barat modern dimulai pada tahun 1500 yang dapat dikelompokkan
kedalam beberapa periode, yaitu:
- Renaisans (1500–1600) : Pada periode ini tema-tema pemikiran para
filosof pada saat itu berkisar pada masalah humanisme, sosial dan politik.
Diantara filosof pada fase ini adalah: Niccòlo Machiavelli, Sir
Francis Bacon, Thomas Hobbes,
- Periode modern awal (1600–1700) : Pada periode ini didominasi oleh
pemikiran empiris dan rational. Filosof pada periode ini diantaranya:
René Descartes, Nicolaus Copernicus, Johannes Kepler, Galileo
Galilei, Leonardo da Vinci, Jean-Jacques Rousseau, Benedict de
Spinoza, Immanuel Kant.
- Periode Pencerahan (1700-1900) : Pada periode ini filsafat
didominasi pemikiran bertemakan Tuhan, Akal, Alam dan
kemanusiaan. Diantara filosof periode ini adalah: John Locke, George
Berkeley, David Hume, John Stuart Mill, Henry Sidgwick, Karl
Marx, Charles Darwin, Georg Wilhelm Friedrich Hegel, Auguste
Comte, Charles Sanders Peirce, Friedrich Nietzsche.
4. Kontemporer (1900–present).
Filsafat pada abad ke-20 di tandai dengan pemisahan dua tradisi
pemikiran, yaitu, analisa logis yang di perkenalkan oleh Locke and Hume,
dengan analisa Spekulatif oleh Heggel. Para filosof pada periode ini
seperti; Michel Foucault, Martin Heidegger, Karl Popper, Bertrand Russell,
Jean-Paul Sartre, Albert Camus, Jurgen Habermas, Richard Rotry,
Feyerabend, Jacques Derrida, Mahzab Frankfurt.
Sepanjang sejarah, baik filsafat barat ataupun filsafat timur saling mengisi
dan saling menkoreksi satu sama lain yang menghasilkan sintesa dan
pemahaman baru bagi manusia dalam memahami diri dan alam sekitaranya.
Selama manusia masih berfikir, maka selama itulah filsafat itu ada4

C. Objek Dan Lapangan Studi Filsafat


Filsafat mempunyai objek. Didalam filsafat dikenal dua objek, yaitu: objek
formal dan objek material. Objek material (material object), yaitu objek atau
bahan yang dijadikan sasaran penyidikan, misalnya: ilmu kedokteran, ilmu
sastra, psikologi, semua itu mempunyai objek material yang sama, yakni:
manusia. Adapun objek material dari filsafat adalah “segala sesuatu yang
ada”, baik yang ada dalam kenyataan, atau yang ada dalam pikiran, maupun
yang ada dalam kemungkinan. Objek formal (formal object) yaitu: sudut
pandang tertentu dalam terhadap objek materialnya. Misalnya: ilmu
kedokteran objek formalnya keadaan fisik manusia. Ilmu sastra objek
formalnya hasil karya manusia. Nah, objek formal filsafat yaitu sudut
pandang yang menyeluruh, secara umum, sehingga dapat mencapai objek
materialnya.

1. Objek Filsafat

A. Objek material filsafat

Objek material filsafat adalah objek objek yang diperhatikan atau objek
yang diselidiki secara menyeluruh dari filsafat yaitu (a) “ada”, maksudnya
segala sesuatu yang bersifat material, konkrit, seperti: manusia, benda, alam,
dan sebagainya maupun wujud lainyang bersifat immaterial, misalnya tuhan
dan yang ghaib lainnya, (b) yang mungkin ada, yaitu segala hal yang atau
sesuatu yang bersifat abstrak misalnya: nilai, ide, moral, pandangan hidup
dan sebagainya, tapi tidak bisa dimengerti oleh akal (intelegeable) atau pun
oleh hati manusia.

4
https://www.researchgate.net/publication/316734367_FILSAFAT_SEBUAH_PENGANTAR.
Diakses tgl 29-Agustus-2019, Jam 09.30.
Selanjutnya, mengenai objek materi filsafat ini H.A. Dardi membagi
segala sesuatu yang ada menjadi dua, yaitu: ada yang bersifat umum, ada
yang bersifat khusus. Ada yang bersifat khusus juga dibagi menjadi dua,
yaitu: “ada” mutlak, dan “ada” tidak mutlak. Dalam filsafat yang dimaksud
dengan “ada” semua yang dapat diketahui baik fisik maupun metafisik.
Ilmu yang menyelidiki tentang hal ada disebut ontology atau disebut juga
dengan methaphysica-generalis, cabaang dari ontology adalah kosmologi
dan kosmogoni. Kosmologi adalah cabang metafisika yang bergerumul
dengan pertanyaan mengenai asal dan susunan alam raya, pencipta dan
kekekalannya, mekanisme, kodarat hokum, waktu, ruang, dan kausalitasnya.
Adapun kosmogoni adalah teori tentang asal mula alam semesta yang
biasanya diungkap dengan mythos, spekulasi, atau ilmu kalam.

B. Objek formal filsafat

objek formal filsafat adalah sudut pandang atau bagian tertentu yang
diperhatikan dalam keseluruhan objek, dengan tujuan mencari keterangan
(clarification) yang utuh (histolic dan integral) dan sedalam-dalamnya.

Dengan kata lain objek formal filsafaat adalah cara pandang seseorang
terhadap objek material secara filosofi (misalnya sudut pandang keberadaan
bidang ontology, sudut pandang nilai terhadap bidang aksiologi, tingkah
laku baik-buruk dipandang dengan etika, indah-buruk dengan estetika, sudut
pandang pengetahuan terhadap bidang epistemology, atau sudut pandang
lain yang lebih khusus) sehingga sampai pada hakikat objek material yang
dihadapi.

2. Lapangan filsafat

Lapangan membahas tiga persoalan pokok, yaitu masalah wujud, masalah


pengetahuan, masalah nilai.

Immanuel Kant mengajukan empat pokok pertanyaan yang harus dijawab


oleh filsafay, yaitu:
1) Was darf ich hoffen? : apa yang boleh saya harapkan?
2) Was kann ich wissen? : apa dapat saya ketahui?
3) Was sol lich tun? : apa yang harus perbuat?
4) Was ist der mench? : apakah manusia itu?

Pertanyaan pertama dijawab oleh metafisika, kedua epistemology, ketiga


etika, keempat antropologi.

Alat yang digunakan dalam merumuskan dan mengkarifikasi filsafat


adalah berkaitan dengan lapangan filsafat:

1. Metafisika

Secara etimologi, metafisika berasal dari Bahasa Yunani kuno yang terdiri
dari kata, yaitu “meta” yang berarti sesudah, dibelakang, atau melampaui
dan “fisika” yang berarti alam nyata. Metafisika merupakan cabang filsafat
yang mempersoalkan tentang hakikat yang tersimpul dibelakang dunia
fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya diluar hal yang
dapat ditangkap panca indra.

Metafisika berhubungan dengan penjelasan hakekat dari realitas se-


rasional dan se-komprehensif muungkin. Meafisika juga berhubungan
dengan hakekat dari mahkluk dan mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan
seperti, apakah yang dimaksud dengan ada? Apakah tempat manusia dalam
skema benda-benda? Pernyataan-pertanyaan seperti ini adalah jantung dari
filsafat pendidikan.
Metafisika dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.1 Ontology, mempersoalkan tentang esensi dari yang ada, hakikat
dari segala wujud yang ada.
1.2 Metafisika khusus, mempersoalkan teologi, kosmologi, dan
antropologi.
Metafisika membicarakan manusia (antropologi), tetapi
pembahasannya berbeda sains, seperti sosiologi, psikologi, biologi.
Metafisika mempelajari manusia melampaui atau di luar fisiknya dan di
luar gejala-gejala yang dialami manusia. Metafisika mencoba untuk
mengkaji secara mendalam : siapa manusia, dari mana asal manusia, apa
yang dituju manusia, dan untuk apa hidup di dunia ini.
2. Epistemologi
Secara etimologi, epistemology berarti teori pengetauan.
Epistemology merupakan cabang filsafat yang membahas filsafat yang
membahas atau mengkaji tentang asal, struktur, metode, serta keabsahan
pengetahuan5.

A. Kegunaan Filsafat

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah membahas panjang lebar makalah ini maka kami sebagai penulis
makalah yang betjudul filsafat ilmu dapat mengambil kesimpulan:
1. Bahwa filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh
hakikat kebenaran segala sesuatu. Filsafat dapat pula dimengerti sebagai proses
reflektif dari budi manusia yang mengarah kepada kejelasan, kecerahan,
keterangan & pembenaran.

2. Bahwasanya filsafat untuk pertama kalinya dalam sejarah di pergunakan oleh


Pythagoras. Akan tetapi,kesaksian sejarah tentang kehidupan dan aktivitas
Phythagoras demikian tercampur dengan legenda-legenda sehingga seringkali
kebenaran tidak dapat dibedakan dari rekaan-rekaan saja

3. Diera moderen ini filsafat ilmu merupakan suatu kebutuhan yang harus
diperoleh dan dipelajari untuk setiap kalangan manusia, Karena di dalamnya
mencangkup segala hal ilmu baik ilmu keagamaan, kepribadian dan lain-lain.
B. Saran-Saran
5
Siti Kurniawanti Bashir,
https://www.academia.edu/11382855/Pengantar_Filsafat_Pengertian_Ciri-
ciri_Misi_Lapangan_dan_Urgensi_Filsafat, diakses 31-Agustus-2019 Jam 16:00
Setelah pembahasan diatas, penulis ingin memberikan saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi generasi selanjutnya, terutama dalam
penulisana makalah ini. Adapun saran-saran tersebut adalah:

1. Kepada seluruh mahasiswa ataupun mahasiswi agar lebih memperbanyak


sumber atau refrensi makalah dari buku karna itu meupakan hal yang sangat bagus
dan mudah untuk menjadi pembuktian ketika persentasi.

2. Kepada bu guru dosen kami berharap atas doanya agar kami mampu
melaksanakan apa yang antum perintahkan terhadap kami baik materi atauupun
non materi.

3. Untuk mahasiswa generasi masa depan yang akan melahirkan orang-orang yang
bermartabat dan beragama, selalulah kalian tekun dalam mempelajari filsafat
ilmu. Terutama dalam ilmu keagamaan. Karena tantangan yang akan kalian hadapi
jauh lebih berat dari pada sekarang, maka dari itu kuatkanlah ilmu keagamaan
kalian sehingga kalian tidak mudah terkecoh dengan hal yang sepele tapi besar
akibatnya.

C. Penutup
Akhirnya, kami berharap semoga apa yang ada dalam tulisan makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak dan berpahala baginya. Walaupun kami
sadari, masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Dan kepada
guru dosen filsafat ilmu kami banyak berterima kasih karena sudah membimbing
dan mengajarkan kami dalam pembuatan makalah, dan akhirnya kami undur diri
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendengar lebih khususnya terhadap
kami sendiri. Amin ya robbal a’lamin.
DAFTAR PUSTAKA

K. Bertens, Prof.DR. Sejarah Filsafat Yunani, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,


tahun 1999.
Handoko, S.S, M.Hum, Filsafat,Sebuah Pengantar,
https://www.researchgate.net/publication/316734367_FILSAFAT_SEBUAH_PEN
GANTAR.
Bhasir Kurniawanti Siti,
https://www.academia.edu/11382855/Pengantar_Filsafat_Pengertian_Ciri-
ciri_Misi_Lapangan_dan_Urgensi_Filsafat.
Bernadien Usulussin Win. Membuka Gerbang Filsafat, Penerbit Pustaka Belajar,
Yogyakarta, Tahun 2011.

Anda mungkin juga menyukai