Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2

Rangkaian Hambatan Paralel

Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Disusun Oleh :

Asri Arum Sari

12222014

Tadris Biologi

Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang

2013

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ................................................................................................... 1


Latar Belakang ......................................................................................... 2
Tujuan Praktikum ................................................................................... 2
Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 3
Alat ............................................................................................................ 6
Prosedur Praktikum ................................................................................ 6
Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 7
Kesimpulan ............................................................................................... 13
Lampiran
Daftar pustaka

2
1. Latar Belakang
Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika
sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat
menarik benda-benda ringan seperti sobekan kertas. Dari hal tersebut
maka dikatakan batu ambar tersebut bermuatan listrik. Listrik
menyediakan sebagian besar daya yang kita gunakan di rumah dan di
tempat kerja. Dalam sebuah rangkaian listrik biasanya terdapat istilah yang
dikenal dengan arus listrik, tegangan dan hambatan.
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah
penghantar mampu dialiri electron bebas secara terus menerus. Aliran
inilah yang disebut dengan arus listrik, sedangkan tegangan adalah beda
potensial yang ada diantara titik rangkaian listrik. Arus listrik yang searah
merupakan arus listrik yang nilainya hanya postif atau hanya negatif saja
tidak berubah-ubah.Penerapan arus listrik searah dapat dilihat didalam
rangkaian hambatan seri dan rangkaian hambatan paralel.
Rangkaian hambatan seri terdiri dari 2 atau lebih hambatan yang
disusun secara berurutan, hambatan yang satu berada di belakang
hambatan yang lain. Pada rangkaian hambatan paralel 2 atau lebih
hambatan disusun secara bertingkat
Untuk mengetahui hubungan diantara istilah-istilah yang ada di
dalam sebuah rangkaian listrik diperlukanlah sebuah praktikum agar kita
mendapat pemahaman yang lebih mendalam mengenai rangkaian listrik
terutama rangkaian hambatan seri.

2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai setelah melakukan praktikum adalah :
1. Mahasiswa dapat menentukan kuat arus listrik dan beda potensial
listrik pada masing-masing hambatan yang disusun paralel
2. Mahasiswa memahami pemasangan ampermeter dan voltmeter
3. Mahasiswa memahami konsep hukum Kirchoff

3
3. Tinjauan Pustaka
3.1 Hambatan (Resistor)
Hambatan adalah komponen elektronika yang selalu
digunakan dalam setiap rangkaian elektronika karena dia berfungsi
sebagai pengatur arus listrik. Hambatan disingkat dengan huruf "R"
(huruf R besar). Satuan Hambatan adalah Ohm, yang menemukan
adalah George Simon Ohm (1787-1854), seorang ahli fisika bangsa
Jerman. Hambatan listrik dapat didistribusikan sesuai dengan
kebutuhan (Endy,2010).
Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri
dari banyak jenis komponen yang terangkai secara tidak sederhana,
akan tetapi untuk mempermudah mempelajarinya biasanya jenis
rangkaian itu biasa dikelompokkan dalam rangkaian seri dan
rangkaian paralel (Yasmanrianto,2004)
3.1.1 Rangkaian Seri
adalah rangkaian di mana arus yang sama mengalir melalui
seluruh komponen dalm rangkaian, dengan kata lain,
seluruh electron yang bergerak mengelilingi rangkaian
tersebut mengalir melalui setiap komponen dalam rangkaian
(Jim Breithaupt, 2009).
3.1.2 Rangkaian Paralel
adalah rangkaian dimana arus dari baterai mengalir melalui
setiap komponen paralel. Komponen yang tersusun secara
paralel dalam rangkaian memiliki tegangan yang sama di
antara kedua titik ke titik lainnya (Jim Breithaupt, 2009)
rangkaian Paralel, arus dari sumber terbagi menjadi cabang-
cabang yang terpisah. Seperti pada pengkabelan pada
rumah-rumah dan gedung-gedung diatur sehingga semua
peralatan listrik tersusun paralel. Dengan pengkabelan
paralel, jika anda memutuskan hubungan dengan satu alat,
arus ke yang lainnya tidak terganggu. Pada rangkaian

4
paralel, arus total I yang meninggalkan baterai terbagi
menjadi tiga cabang. Kita tentukan I1, I2, dan I3 berturut-
turut sebagai arus melalui setiap resistor, R1, R2, dan R3.
Karena muatan listrik kekal, arus yang masuk kedalam titik
cabang harus sama dengan arus yang keluar dari titik
cabang. Ketika resistor-resistor terhubung paralel, masing-
masing mengalami tegangan yang sama. (dan memang, dua
titik mana pun pada rangkaian yang dihubungkan oleh
kawat dengan hambatan yang dapat diabaikan berada pada
potensial yang sama). Berarti tegangan penuh baterai
diberikan pada setiap resistor. Sebuah analogi dalam
paralel. Bayangkan dua pipa yang menerima air didekat
puncak bendungan dan mengeluarkannya di dasar. Beda
potensial gravitasi sebanding dengan ketinggian h,sama
untuk kedua pipa, seperti pada kasus listrik resistor paralel.
Jika kedua pipa terbuka, bukan hanya satu saja, arus yang
mengalir akan dua kali lipat. Maka, dengan dua pipa yang
sama terbuka, hambatan total terhadap aliran air akan
diperkecil, setengahnya. Perhatikan jika kedua pipa ditutup,
bendungan memberikan hambatan tak hingga terhadap
aliran air. Hal ini berhubungan dengan kasus listrik dengan
rangkaian terbuka ketika tidak ada arus yang
mengalirsehingga hambatan listrik tak hingga. ( Giancoli,
2001 )
3.1.3 Hukum Kirchhoff
Untuk menangani rangkaian rumit seperti ini, kita
gunakan hukum kirchhoff, yang dibuat oleh G.R Kirchhoff
(1824-1887) dipertengahan abad sembilan belas. Hukum ini
ada dua dan sebenarnya merupakan penerapan yang
berguna dari hukum kekekalan muatan, dan kita telah

5
menggunakannya untuk menurunkan hukum untuk resistor
paralel. Hukum ini menyatakan bahwa:
“ Pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang
memasuki cabang harus yang meninggalkan cabang
tersebut”.
(Artinya apa yang masuk harus keluar). Dengan demikian
hukum titik cabang Kirchhoff menyatakan bahwa I3 = I1 +
I2. Hukum titik cabang Kirchhoff didasarkan pada
kekekalan muatan. Muatan yang memasuki sebuah titik
cabang harus keluar tidak ada yang hilang atau diambil.
Hukum kedua Kirchhoff atau hukum loop didasarkan
kekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa:
“jumlah perubahan potensial mengelilingi lintasan tertutup
pada suatu rangkaian harus nol”.
Untuk memahami mengapa hukum ini berlaku,
pertimbangan analogi roller coaster dilitasannya. Ketika
mulai dari stasiun, roller coaster memiliki energi potensial
tertentu. Saat ia mendaki bukit pertama, energi potensialnya
bertambah dan mencapai maksimum dipuncak bukit
tersebut. Kemudian menuruni sisi seberangnya, energi
potensialnya berkurang dan mencapai minimum lokal
didasar bukit tersebut. Sementara roller coaster terus melaju
pada lintasannya, energi potensialnya mengalami lebih
banyak perubahan. Tetapi ketika sampai kembali di titik
awalnya, energi potensialnya tetap sama seperti pada waktu
mulai dari titik tersebut. Cara lain untuk menyatakan ini
adalah pendakian dan penurunan yang sama banyaknya.
(Giancoli, 2001).

6
4. Alat
Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Papan rangkaian 1 buah berfungsi untuk memudahkan kita
menempatkan, merubah dan melakukan perbaikan suatu rangkaian
yang dikira belum sempurna atau mengalami salah sambung
sehingga kesalahan-kesalahan fatal yang tidak dikehendaki dapat
dihindari
2. Basicmeter 1 buah berfungsi untuk mengukur arus atau tegangan
yang sangat kecil. Dilengkapi dengan tutup geser unutk mengubah
fungsi sebagai ampermeter dan voltmeter
3. Catu daya 1 buah berfungsi sebagai pengontrol kestabilan tegangan
output dengan mengubah lebar pulsa untuk menyaklarkan transistor
penyaklar.
4. Resistor 3 buah ( 100 Ω, 56 Ω, 47 Ω ) berfungsi sebagai pengatur
dalam membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu
rangkaian.
5. Kabel penghubung merah dan kuning 4 buah berfungsi untuk
menghubungkan komponen-komponen.
6. Sakelar 1 buah berfungsi untuk memutuskan atau menyambungkan
suatu rangkaian, bisa itu rangkaian listrik, rangkaian elektronika,
7. Jembatan penghubung 5 buah berfungsi untuk menghubungkan
antar satu resistor denngn resistor lain pada papan rangkaian

5. Prosedur Praktikum
1. Persiapkan semua peralatan yang dibutuhkan (konsutasikan dengan
dosen pengasuh atau asisten)
2. Susun rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :

7
V

I1

I2

I
I3
S

3. Berikan tegagan masukan 3 volt DC pada catu daya (konsultasika


dengan dosen pengasuh atau asisten)
4. Hidupkan sakelar (S)
5. Ukur kuat arus yang mengali dalam rangkaian (I) dan pada masing-
masing hambatan ( I1, I2, dan I3 )
6. Ukur beda potensial pada masing-masing hambatan (V1, V2 , dan V3)
7. Ulangi langkah 3, 4, 5 dan 6 untuk tegangan masukkan 6 volt, 9 volt
dan 12 volt DC

6. Hasil dan Pembahasan


R1 = 47 Ω
R2 = 56 Ω
R3 = 100 Ω

8
No VS (volt) V (volt) I1 (A) I2 (A) I3 (A) Itotal (A)
1 3 2,8 V 0,042 A 0,036 A 0,022 A 0,082 A
2 6 6V 0,1 A 0,08 A 0,04 A 0,22 A
3 9 9V 0,14 A 2,6 V 0,08 A 0,22 A
4 12 9,8 V 0,16 A 0,12 A 0,08 A 0,26 A
Keterangan :

skala yang ditunjuk


Ι= × batas ukur
skala maksimal

skala yang ditunjuk


𝒱= × batas ukur
skala maksimal

Tegangan ( V )

V1 untuk VS = 3 V V3 untuk VS = 9 V
14 45
V1 = × 10 V V3 = × 10 V
50 50
V1 = 2,8 V V3 = 9 V
V2 untuk VS = 6 V V4 untuk VS = 12 V
30 49
V2 = × 10 V V4 = × 10 V
50 50
V2 = 6 V V4 = 9,8 V

Kuat Arus ( I )

VS = 3 volt I2 = 0,036 A
41 11
Itot = × 100 mA I3 = × 100 A
50 50
Itot = 0,082 A I3 = 0,022 A
21 VS = 6 volt
I1 = × 100 mA
50 11
I1 = 0,042 A Itot = ×1A
50
18 Itot = 0,22 A
I2 = × 100 mA
50

9
5 I2 = 0,12A
I1 = ×1A
50 4
I1 = 0,1 A I3 = ×1A
50
4 I3 = 0,08 A
I2 = ×1A
5 VS = 12 volt
I2 = 0,08 A 13
2 Itot = ×1A
I3 = ×1A 50
50 Itot = 0,26 A
I3 = 0,04 A 8
I1 = ×1A
50
VS = 9 volt
I1 = 0,16 A
11 6
Itot = ×1A I2 = ×1A
50 50
Itot = 0,22 A I2 = 0,12 A
7 4
I1 = ×1A I3 = ×1A
50 50
I1 = 0,14 A I3 = 0,08 A
6
I2 = ×1A
5

Pengolahan data
Untuk mencari hambatan sumber maka :
1 1 1 1
= + +
𝑅 𝑅1 𝑅2 𝑅3
1 1 1
= + +
47 56 100

= 20,4

 V sumber = 3
V
𝐼𝑡𝑜𝑡 =
R tot
3
=
20,4

10
= 0,14 A
V
I1 =
R1
3
I1 = = 0,06 A
47
V
I2 =
R2
3
I2 = = 0,05 A
56
V
I3 =
R3
3
I3 = = 0,03 A
100

 V sumber = 6
V
𝐼𝑡𝑜𝑡 =
R tot
6
=
20,4
= 0,29 A
V
I1 =
R1
6
I1 = = 0,12 A
47
V
I2 =
R2
6
I2 = = 0,10 A
56
V
I3 =
R3
6
I3 = = 0,06 A
100

11
 V sumber = 9
V
𝐼𝑡𝑜𝑡 =
R tot
9
=
20,4

= 0,44 A
V
I1 =
R1

9
I1 = = 0,19A
47
V
I2 =
R2
9
I2 = = 0,16 A
56
V
I3 =
R3
9
I3 = = 0,09 A
100

 V sumber = 12
V
𝐼𝑡𝑜𝑡 =
R tot
12
=
20,4
= 0,58 A
V
I1 =
R1
12
I1 = = 0,25 A
47
V
I2 =
R2
12
I2 = = 0,25 A
56

12
V
I3 =
R3
12
I3 = = 0,12 A
100

Pembahasan

Dengan menggunakan konsep hukum Ohm dapat diketahui bahwa


semakin besar hambatan maka tegangan juga semakin besar jadi tegangan
berbanding lurus dengan hambatan. Untuk kuat arus, semakin besar
tegangan maka kuat arus juga semakin besar jadi, kuat arus berbanding
lurus dengan tegangan. Dan hambatan paralel juga bisa dikaitkan dengan
hukum pertama Kirchhoff. Maka Dari perhitungan dengan menggunakan
konsep hukum pertama Kirchhoff dapat diketahui bahwa jumlah kuat arus
yang memasuki cabang sama dengan jumlah semua kuat arus yang
meninggalkan cabang

Data yang diperoleh dari hasil praktikum dan perhitungan secara


teoritik terdapat perbedaan sedikit pada tegangan sumber 3, 6, 9, 12 namun
tidak menjauhi dari konsep hukum pertama Kirchhoff dan konsep hukum
ohm. Misalnya pada hasil praktikum yang tegangan sumbernya 3, 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
0,082 𝐴 memiliki I1 = 0,042 A , I2 = 0,036 A , I3 = 0,022 A , maka
dengan menggunakan konsep hukum pertama kirchoff 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2 +
𝐼3 = 0,1 𝐴 dari penjelasan tersebut terdapat perbedaan dengan selisih 0,02
. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yakni kesalahan dari praktikan itu
sendiri pada saat menbaca skala yang ditunjuk jarum ampermeter maupun
voltmeter, alasan lain yakni kabel penghubung yang berfungsi untuk
menghubungkan komponen dalm keadaan yang berpindah posisi mungkin
karena tersenggol oleh praktikan itu sendiri

13
7. Kesimpulan

Dari Praktikum Fisika Dasar II yang telah dilakukan mengenai


rangkaian hambatan paralel dapat disimpulkan bahwa kuat arus yang
mengalir pada suatu penghantar atau hambatan besarnya sebanding dengan
beda potensial pada ujung-ujung penghantar tetapi berbanding terbalik
dengan hambatan penghantar . Dan hambatan paralel juga bisa dikaitkan
dengan hukum pertama Kirchhoff. Maka Dari perhitungan dengan
menggunakan konsep hukum pertama Kirchhoff dapat diketahui bahwa
jumlah kuat arus yang memasuki cabang sama dengan jumlah semua kuat
arus yang meninggalkan cabang .

Untuk mengukur kuat arus listrik digunakan ampermeter yang


harus dipasang secara seri dengan hambatannya, sedangkan untuk
mengukur beda potensial listrik digunakan voltmeter yang dipasang secara
paralel.

14
lampiran

Gambar Alat Praktikum

15
lampiran

Evaluasi
1. Tiga buah hambatan masing-masing 100 ohm, 50 ohm, dan 40 ohm
disusun paralel, kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan 22 volt.
Tentukan kuat arus listrik terbesar dan terkecil yang mengalir pada
masing-masing hambatan?
Dik : R1 = 100 ohm
R2 = 50 ohm
R3 = 40 ohm
V = 22 volt

Dit : ITerbesar dan Iterkecil ?

Jawab :
𝑉1 22
I1 = = = 0,22 A
𝑅1 100
𝑉2 22
I2 = = = 0,44 A
𝑅2 50
𝑉3 22
I3 = = = 0,5
𝑅3 40
ITerbesar = I3 = ITerkecil = I1

2. Perhatikan rangkaian hambatan berikut:

Tentukan beda potesial pada ujung-ujung hambatan 10 ohm?

Dik : R1 = 60 ohm

R2 = 10 ohm

R3 = 30 ohm

Dit : V10 ohm ?

Jawab :

V10 = I.R

= 2.10

= 20 Volt

16
DAFTAR PUSTAKA

Breithaupt, Jim.2009. Swaddik Fisika. Pakar Raya,Bandung

Endy,2010.Bab4Resistor.http://pakendy.weebly.com/uploads/2/4/5/6/2456
272/bab4-1-resistor.pdf. Diakses pada Selasa, 30 Mei 2013 Pukul
19.30 WIB

Giancoli.D.C.2001.Fisika.Jilid 2.Edisi Kelima.Erlangga.Jakarta

Surya,Yohanes.2010.Listrik Dan Magnet. PT.Kandel.Tanggerang.

Yasmanrianto.2004.ListrikDinamik1.http://yasmanrianto.staff.gunadarma.
ac.id/Downloads/files/24264/04+Listrik+DInamik+1.pdf.Diakses pada
Selasa, 30 Mei 2013 Pukul 19.30 WIB
.

17

Anda mungkin juga menyukai