Anda di halaman 1dari 7

SI – 3151 MANAJEMEN KONSTRUKSI

“ TUGAS PROYEK CABLE CAR KOTA BANDUNG ”


Dosen : Prof. Dr. Ir. Krishna Suryanto & Budi Hasiholan ST,M.Eng.,Ph.D.

Disusun Oleh :
Alfin Farhan Muhammad
15017062

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
1. Gambaran Umum Proyek
1.1 Tujuan Proyek
Sebagai salah satu moda transportasi alternatif di kota Bandung yang diharapkan
akan mengatasi permasalahan kemacetan dan merupakan alat transportasi yang bersih,
nyaman, aman, cepat, tepat waktu, terjangkau, dan memiliki kapasitas angkut yang besar
serta dapat dijadikan sebagai sarana wisata.
1.2 Deskripsi Singkat
Kemacetan di kota Bandung merupakan suatu permasalahan yang kian parah
jika tidak ditanganin dengan benar. Tingkat kemacetan setiap tahunnya terus mengalami
peningkatan. Pertumbuhan jumlah penduduk kota bandung tersebut tentu berakibat pada
aktivitas yang semakin padat dan membutuhkan mobilitas tinggi. Bukan hanya
penduduk yang bertempat tinggal tetap, namun wisatawan luar Bandung yang terus
berdatangan semakin menambah kepadatan kota Bandung itu sendiri. Ledakan jumlah
kendaraan bermotor menjadi pemicu masalah transportasi karena penambahan ruas
jalan (1,29% per tahun) tidak sebanding dengan penambahan jumlah kendaraan
bermotor (9,34% per tahun). Masalah bertambah ketika fungsi jalan makin beragam,
seperti menjadi lahan parkir, perdagangan, perbengkelan, dan lain-lain. Sistem angkutan
umum yang lebih mengandalkan jenis mobil angkutan kecil (angkutan kota/angkot) pun
menjadi masalah pelik karena tumpang tindihnya trayek dan fasilitas yang tidak
memadai.

Gambar 1. 1 Hasil Polling oleh Pendapat Ahli yang Dilakukan oleh Risetinfie
Dan bisa terlihat bahwa hasil polling yang diikuti oleh para pakar pada gambar
di atas, menunjukan faktor paling berkontribusi terhadap kemacetan kota bandung
adalah kendaraan pribadi dan diikuti oleh pembangunan perumahan dan penyimpangan
tata guna lahan. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dengan kebutuhan ruas jalan
yang semakin tinggi, namun pembangunan atau pelebaran ruas jalan akan semakin sulit
dilakukan karena semakin minimnya lahan. Selain itu, bentuk muka bumi kota Bandung
menjadi tantangan tersendiri untuk penyediaan prasarana transportasi yang lebih efisien.
Sehingga perlu dicari solusi terkait permasalahan transportasi yang mampu mengurangi
jumlah pengguna kendaraan pribadi serta penggunaan lahan secara efisien terkhususnya
bagi kota Bandung.

Gambar 1. 2 Cable Car Kota Bandung

Cable car atau kereta gantung dapat menjadi salah satu solusi permasalahan
kemacetan di kota Bandung. Hal ini karena penggunanya akan mengurangi pemakaian
ruas jalan oleh warga dan wisatawan. Dan saat ini warga Bandung belum memiliki
alternatif transportasi lain selain moda transportasi darat. Dengan adanya cable car,
pengguna moda transportasi darat tidak akan mengalami dampak penurunan kualitas
lalu lintasnya karena memiliki jalur yang terpisah dari jalur cable car. Karena adanya
perbedaan jalur tersebut juga yang menyebabkan peralihan penggunaan sarana
transportasi akan berlangsung semakin cepat. Dengan adanya jaminan layanan mobilitas
yang ditawarkan oleh cable car. Cable car juga menawarkan pengalaman tersendiri
melalui pemandangan dan sensasi transportasi yang tidak dapat diberikan moda
transportasi darat.
Selain alasan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, kereta gantung juga
memiliki banyak manfaat bagi penggunanya, yaitu: ramah lingkungan, aman, nyaman,
cepat, tepat waktu, terjangkau, tingkat keselamatan tinggi dan memiliki kapasitas
angkut yang besar. Berkaitan dengan konsep pengembangan kota dengan TOD (Transit
Oriented Development), kereta gantung juga cukup layak karena dapat menghubungkan
titik-titik lokasi pusat aktivitas di kota bandung serta dapat berintegrasi (feeder) dengan
sistem transportasi yang telah ada. Moda transportasi ini juga ramah lingkungan karena
menggunakan listrik sehingga tidak mengeluarkan emisi gas buang dan tidak bising.
Apabila kota bandung memiliki moda transportasi kereta gantung ini, para wisatawan
dapat langsung memanfaatkannya setiba di kota bandung untuk melihat kondisi kota
dari udara. hal itu akan menjadi atraksi tersendiri bagi para pelancong yang biasanya
langsung disuguhi kemacetan lalu lintas ketika tiba di bandung. Pemerintah Kota
Bandung pun akan memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar karena kabin-kabin
kereta gantung pun dapat ”dijual” sebagai lahan promosi produk. Selain itu, tentu saja
pendapatan pun dapat diperoleh dari penjualan tiket.

1.3 Perkiraan Biaya

Berikut merupakan perkiraan biaya untuk pembuatan cable car :


1.4 Jadwal Proyek

 Tahap perencanaan cable car dimulai sejak tahun 2011 hingga 2014.
 Tahap pembuatan prototype direncanakan akhir tahun 2015 oleh PT Aditya
Dhamaputra Persada namun gagal karena berubahnya metode pengadaan dan
diundur ke akhir tahun 2016.
 Lelang 1 dilakukan pada Mei 2016 namun gagal.
 Lelang 2 direncanakan pada Oktober 2016.
 Tahap konstruksi direncanakan pada akhir tahum 2016.
 Pada tahun 2019 pembangunan proyek masih belum terlaksana akibat masih
terkendala masalah izin lahan

2. Rekomendasi Project Delivery Method

Berdasarkan perencanaan proyek kota Bandung, BUMP, proyek ini dilaksanakan


dengan PDM Design Build dengan skema PPP (Public Private Partnership) atau
kerjasama pemerintah-swasta dan dengan model BOOT (Build Own Operate Transfer).
Namun dalam pelaksanaannya, terjadi perubahan metode pengadaan sehingga PDM yang
digunakan pada proyek ini adalah Design Bid Build dimana owner (pemerintah Kota
Bandung) membutuhkan baik perancang maupun pelaksana konstruksi.
Dalam tahapan pengadaan (bid), akhirnya pemerintah kota Bandung melakukan
lelang untuk pemilihan kontraktor yang akan melaksanakan konstruksi cable car ini.
Pelelangan dilakukan lantaran menggunakan lahan milik Pemerintah Kota.
Direkomendasikannya PDM DBB karena merupakan PDM yang diterapkan oleh
perundang-undangan dalam melaksanakan proyek pemerintah dan dalam kasus ini
Pemerintah Kota Bandung. Masukan dari publik harus didengar dan diakomodasi.
Pemerintah juga harus akuntabel dalam pengeluaran dana dan berorientasi pada
pemastian kualitas melalui pemenuhan kebutuhan publik. Kesuksesan proyek akan dinilai
dari seberapa jauh proyek ini mampu memenuhi kebutuhan publik, bagaimana dampak
peningkatan aksesibilitas, dan bagaimana proyek ini masih mampu memberikan proteksi
kepada lingkungan. Dengan pembangunan proyek yang ramah lingkungan serta
pertimbangan dampak terhadap lingkungan kota Bandung khususnya.
3. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Dalam perencanaan proyek konstruksi, perlu diperhatikan dampak lingkungan


yang akan terjadi apabila konstruksi tersebut sudah jadi atau dalam masa pembuatan.
Analisis mengenai dampak lingkungan atau disingkat AMDAL merupakan kajian
mengenai dampak lingkungan untuk pengambilan keputusan dalam proyek yang akan
dibangun. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang
AMDAL. Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL adalah aspek fisik-kimia, ekologi,
sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi
kelayakan suatu proyek atau kegiatan.

 Fisik-kimia
Cable car yang dirancang pemerintah kota Bandung akan menggunakan
energi listrik sehingga tidak akan mencemari lingkungan karena tidak ada gas
buang dan tidak menimbulkan kebisingan.
 Ekologi
Dikarenakan pembuatan cable car ini akan dilakukan pada ruas-ruas jalan dan
juga pengadaan stasiun utama dan kecil, tempat transit, tiang, dan kebutuhan
lainnya akan memakai banyak lahan. Maka hal mengenai kebutuhan lahan yang
banyak tersebut harus diperhatikan agar tidak merusak lingkungan sekitar.
 Sosial-ekonomi
Dengan adanya alat transportasi baru cable car, mobilitas yang dilakukan
masyarakat akan lebih aman, nyaman, cepat, dan terjangkau. Hal tersebut
diharapkan akan menurunkan volume kendaraan pribadi karena masyarakat
lebih memilih menaiki cable car. Cable car juga dapat dipastikan menjadi
tempat sarana wisata bagi pendatang. Ketika penumpang cable car meningkat,
maka penjualan tiket juga meningkat. Hal ini dapat meningkatkan ekonomi kota
Bandung dari pendapatan tersebut.
 Sosial-budaya
Dengan menggunakan cable car yang mempunyai kelebihan cepat dan tepat
waktu, masyarakat diharapkan untuk tidak mengeluh karena kemacetan karena
adanya alat transportasi tersebut yang tidak mengalami kemacetan.
4. Referensi
 https://www.sorikmas.co.id/2012/06/12/analisa-mengenai-dampak-
lingkungan-amdal/
 Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL)
 Bandung Urban Mobility Project PDF.
 https://furqaninspiration.wordpress.com/2017/01/01/cable-car-project-
bandung-sky-bridge/
 https://nasional.tempo.co/read/697838/bandung-segera-miliki-transportasi-
kereta-gantung
 https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2019/01/31/bumd-pastikan-
proyek-cable-car-di-lembang-terus-berproses

Anda mungkin juga menyukai