Isi Isk
Isi Isk
PENDAHULUAN
dan ginjal yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus
atau mikroorganisme lain. Dengan demikian air kemih di dalam sistem saluran
kemih biasanya steril. Walaupun demikian ujung uretra bagian bawah dapat
dihuni oleh bakteri yang jumlahnya berkurang di bagian uretra yang dekat dengan
kandung kemih. Setelah melalui uretra biasanya sudah tercemar dengan bakteri
kuman yang terbanyak ialah Escherichia coli (19%) dan yang kedua ialah
Klebsiella pneumoniae (13%). Hasil penelitian Sudarmin pada tahun 2002 sampai
2003 didapatkan kuman yang terbanyak Escherichia coli (14%), dengan kedua
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah sebuah kondisi medis umum yang
wanita akan mengalami ISK setidaknya satu kali dalam hidup mereka. Mencapai
10% dari wanita post-menopause mengalami sekali ISK setiap tahun. Pria
mempunyai insidensi ISK yang jauh lebih rendah (5 per 10.000 per tahun)
1
(Schollum, 2009). Pada masa neonatus, infeksi saluran kemih lebih banyak
terdapat pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi dari pada bayi
perempuan (0,7%), sedangkan pada masa anak-anak hal tersebut terbalik dengan
anak laki-laki. Insiden infeksi saluran kemih ini pada usia remaja anak perempuan
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu
saluran kemih, okstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisitem,
gangguan fungsi ginjal. Ilmu kesehatan modern saat ini telah memudahkan
diagnosis dan terapi infeksi saluran kemih sehingga dengan deteksi dini faktor
predisposisi dan pengobatan yang adekuat dengan antibiotik yang sesuai maka
Oleh karena itu penulis akan membahas mengenai infeksi saluran kemih,
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem urinarius terdiri dari 2 ginjal (ren), 2 ureter, vesika urinaria dan
uretra. Sistem urinarius berfungsi sebagai sistem ekskresi dari cairan tubuh. Ginjal
berfungsi untuk membentuk atau menghasilkan urin dan saluran kemih lainnya
memproduksi zat-zat sisa seperti urea, kreatinin dan ammonia yang harus
tubuh. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk regulasi volume darah tubuh,
basa, dan regulasi seluruh cairan jaringan tubuh. Saluran kemih bagian atas adalah
ginjal, sedangkan ureter, kandung kemih (vesika urinaria) dan uretra merupakan
3
Setiap hari ginjal menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih
dari 1 juta nefron, yaitu suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh,
bahkan satu ginjal pun sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal
normalnya 21 % dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit (Sherwood, 2012).
pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang dewasa kira-kira 150 gram
belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada
hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya yang
cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya sejumlah saluran,
seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter (Israr, 2009).
Ginjal memiliki tiga bagian penting yaitu korteks, medulla dan pelvis renal.
sebelah dalamnya terdapat bagian lebih gelap, yaitu medulla renal. Ujung
ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar disebut pelvis renal.
Pelvis renal bercabang dua atau tiga, disebut kaliks mayor yang masing-masing
bercabang membentuk beberapa kaliks minor. Dari kaliks minor, urin masuk ke
kira 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam
rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Kandung kemih
4
adalah kantong yang terbentuk dari otot tempat urin mengalir dari ureter. Dinding
kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium) (Israr, 2009).
Sumber: Essential of Anatomy and Physiology 5th edition, 2007, Hal. 422.
dengan luar tubuh ialah uretra. Uretra pria sangat berbeda dari uretra wanita. Pada
laki-laki, sperma berjalan melalui uretra waktu ejakulasi. Uretra pada laki-laki
merupakan tuba dengan panjang kira-kira 17-20 cm dan memanjang dari kandung
prostatika, uretra pars membranosa dan uretra pars spongiosa. Uretra wanita jauh
lebih pendek daripada pria, karena hanya 2,5-4 cm panjangnya dan memanjang
dari kandung kemih ke arah ostium diantara labia minora kira-kira 2,5 cm di
5
Gambar 3. Vesika urinaria dan uretra pada perempuan dan laki-laki
Vaskularisasi renal
Ginjal menerima kurang lebih 20% curah jantung. Aliran darah ke ginjal
berasal dari sepasang arteri renalis setinggi L2. Arteri masuk ke dalam hilum
renal, melewati ginjal, dengan vena renalis terletak di anterior; kemudian arteri
superior anterior, arteri segmental inferior anterior, dan arteri segmental inferior.
paralel di antara calix mayor dan selanjutnya bercabang menjadi arteri arkuata
yang berjalan dalam korteks melintasi basis piramida renal (Israr, 2009).
6
Arteri arkuata kemudian menyebar menjadi arteri interlobularis, yang
meluas ke dalam korteks ginjal dan akhirnya menjadi arteriol aferen, kapiler
menjadi arteri radiate perforating, yang menyuplai kapsul renal. Pelvis renalis
dan cabang ureterik superior juga berasal dari arteri renalis dan menyuplai bagian
Vena renalis mengalirkan darah balik ginjal dalam distribusi yang sama
dengan arteri, dan vena renalis secara umum terletak lebih anterior terhadap arteri
renalis di hilum. Vena renalis mengalirkan darah menuju ke vena cava inferior
(Samirah, 2012).
Sistem kolektivus
7
renal. Urin kemudian berkumpul dalam 9-12 calix minor, yang kemudian menyatu
mengeluarkan urin melalui UPJ dan ke dalam ureter, yang kemudian mendorong
2.2 Definisi
dan ginjal yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus
atau mikroorganisme lain. Walaupun demikian ujung uretra bagian bawah dapat
dihuni oleh bakteri yang jumlahnya berkurang di bagian uretra yang dekat dengan
8
kandung kemih. Setelah melalui uretra biasanya sudah tercemar dengan bakteri
yang terdapat di meatus uretra, preputium atau vulva. Infeksi yang terjadi
2012).
b. ISK complicated (rumit) adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada
c. First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection adalah infeksi
salurah kemih yang baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat
Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari reinfeksi atau bakteriuria
persisten. Pada reinfeksi, kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan
9
Infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh berbagai macam
pemeriksaan biakan air kemih kebanyakan ISK disebabkan oleh bakteri negatif
dan jarang disebabkan oleh bakteri anaerob. Bakteriuri ialah air kemih yang
didalamnya ada bakteri bukan cemaran flora normal uretra, atau ditemukan flora
normal dalam jumlah yang bermakna pada pemeriksaan laboratorik, baik yang
2.3 Epidemiologi
perhatian serius dikarenakan angka kejadian kasus ini masih terbilang tinggi. Di
dengan diagnosis ISK. Berdasarkan survei di rumah sakit Amerika Serikat tahun
2002, kematian yang timbul dari infeksi saluran kemih diperkirakan lebih dari
13.000 (2,3% angka kematian). Sementara itu, kurang dari 5% kasus bakteriuria
kateter adalah penyebab utama infeksi sekunder aliran darah nosokomial. Sekitar
17% infeksi bakterimia nosokomial bersumber dari infeksi saluran kemih, dengan
Menurut WHO dalam Safitri (2013), Infeksi saluran kemih (ISK) adalah
penyakit infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran
pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih
sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki. Indonesia merupakan negara
10
berpenduduk ke empat terbesar dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat.
diperkirakan sebanyak 222 juta jiwa. Infeksi saluran kemih di Indonesia dan
Republik Indonesia, jumlah penderita ISK di Indonesia adalah 90-100 kasus per
100.000 penduduk pertahun nya atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun (Depkes
RI, 2014). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Aceh angka kejadian
Infeksi Saluran Kemih sekitar 1.264 kasus yang dilaporkan dan diperkirakan
masih banyak kejadian Infeksi Saluran Kemih di Provinsi Aceh yang tidak
ISK dapat menyerang mulai dari anak–anak, remaja, dewasa hingga lansia.
Pada bayi laki–laki dan perempuan memilki tingkat prevalensi kejadian ISK yang
sama. Insiden akan menurun pada laki– laki dan meningkat pada perempuan pada
saat usia 6 bulan. ISK rata–rata 5 kali lebih sering terjadi pada perempuan dari
pada laki–laki pada usia 1 tahun pertama. Insiden ISK tertinggi pada bayi
perempuan yang terlahir prematur dan berat badan lebih rendah (Prabowo, 2012).
Tabel 1. Epidemiologi ISK menurut usia dan jenis kelamin (Nguyen HT, 2008).
11
2.4 Klasifikasi
(Tanto, 2016):
a. Perempuan
bakteriuria bermakna.
b. Laki-laki
12
Gambar 6. Klasifikasi infeksi saluran kemih
2.5 Etiologi
yang biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram
diikuti oleh Proteus sp., Klebsiella sp., Enterobacter sp., dan Pseudomonas sp
13
7. Candida albicans 1-2
8. Staphylococcus aureus 1-2
2006).
ISK. faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting
untuk kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bakteri sering mengalami
kemih. Dilatasi saluran kemih termasuk pelvis ginjal tanpa obstruksi saluran
kemih dapat menyebabkan gangguan proses klirens normal dan sangat peka
yaitu :
14
1. Bendungan aliran urin, terdiri atas :
a. Anomali kongenital
2. Refluks vesikoureter
a. Neurogenic bladder
b. Striktura uretra
5. Hygienitas
6. Instrumentasi
a. Kateter
b. Dilatasi uretra
c. Sitoskopi
konsentrasi urin, konsentrasi asam organik dan pH) yang dapat menghambat
infeksi bakteri pada saluran kemih dan berperan sebagai salah satu mekanisme
Retensi urin, stasis, dan refluks urin ke saluran cerna bagian atas juga
anatomi dan fungsional saluran kemih yang dapat menganggu aliran urin dapat
15
meningkatkan kerentanan host terhadap ISK. Keberadaan benda asing seperti
adanya batu, kateter, stent dapat membantu bakteri untuk bersembunyi dari
melindungi jaringan dari infeksi dan berkapasitas untuk mengenali bakteri dan
toll-like receptors (TLRs) yang dapat mengikat komponen spesifik dari bakteri
terinvasi. Selain itu, ginjal juga memproduksi antibodi untuk opsonisasi dan
seluler dan humoral ini berperan dalam pencegahan ISK, oleh karena itu imunitas
2.7 Patofisiologi
cairan tubuh dan elektrolit dalam tubuh, dan sebagai pengatur volume dan
bentuk urine apabila berlebih. Diteruskan dengan ureter yang menyalurkan urine
ke kandung kemih. Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urine bebas
dari mikroorganisme atau steril. Infeksi saluran kemih terjadi pada saat
yaitu kontak langsung dari tempat infeksi terdekat (ascending), (2) hematogen
seperti pada penularan M. Tuberculosis atau S. Aureus, (3) Limfogen, dan (4)
langsung dari organ sekitarnya yang sebeumnya telah terinfeksi (Purnomo, 2012).
16
Sebagian besar mikro-organisme memasuki saluran kemih melalui cara
ascending. Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari
flora normal usus. Dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina,
saluran kemih melalui uretra – prostat – vas deferens – testis (pada pria) – buli-
Kolonisasi kuman di sekitar uretra, (2) masuknya kuman melalui uretra ke buli-
buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-buli, (4) masuknya kuman melalui
Wanita lebih sering terkena infeksi saluran kemih karena uretra yang
dan flora vulva dalam siklus menstruasi, pada bayi dan anak anak biasanya bakteri
berasal dari tinjanya sendiri yang menjalar secara asending. Bakteri uropatogenik
yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot
(Hidayanti, 2008).
17
Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan keseimbangan
saluran kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena
pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena virulensi agen yang
Pertahanan lokal sistem saluran kemih yang paling baik adalah mekanisme
wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang
ada di dalam urin. Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah
sekali untuk bereplikasi dan menempel pada urotelium. Mekanisme wash out
dapat berjalan dengan baik dengan aliran urin yang adekuat adalah jika: jumlah
urin cukup, tidak ada hambatan didalam saluran kemih. Oleh karena itu kebiasaan
jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yang tidak adekuat, sehingga
18
mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme wash out adalah adanya
(Grabe, 2015):
a. Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan
kemih yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula,
berfungsi sebagai anti bakteri. Robeknya lapisan ini dapat menyebabkan bakteri
epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik
ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi
bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya buli buli yang
terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria,
akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali
(frequency), sakit waktu miksi (dysuri). Mukosa vesika urinaria menjadi edema,
Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula
ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks
berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam
pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator
19
toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal
yang ada dipermukaan urotelium. Ditinjau dari jenis pilinya terdapat 2 jenis
2009).
20
2.8 Manifestasi Klinis
2.8.1 Pielonefritis
1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri pinggang
4. Disuria
40,5°C), disertai menggigil dan sakit pinggang. Pada pemeriksaan fisik diagnostik
tampak sakit berat, panas intermiten disertai menggigil dan takikardia. Frekuensi
nadi pada infeksi E.coli biasanya 90 kali per menit, sedangkan infeksi oleh kuman
kali per menit. Ginjal sulit teraba karena spasme otot-otot. Distensi abdomen
sangat nyata dan rebound tenderness mungkin juga ditemukan, hal ini
menunjukkan adanya proses dalam perut, intra peritoneal. Pada PNA tipe
sederhana (uncomplicated) lebih sering pada wanita usia subur dengan riwayat
ISK kronik disertai nyeri pinggang (flank pain), panas menggigil, mual, dan
muntah. Pada ISK akut (PNA akut) tipe complicated seperti obstruksi, refluks
vesiko ureter, sisa urin banyak sering disertai komplikasi bakteriemia dan syok,
21
Pada pielonefritis kronik (PNK), manifestasi kliniknya bervariasi dari
asimtomatik, infeksi eksaserbasi akut, hipertensi, dan gagal ginjal kronik (GGK)
(Sukandar, 2010).
2.8.2 Sistitis
nokturia, disuria, nyeri suprapubik, stranguria dan tidak jarang dengan hematuria.
Keluhan sistemik seperti panas menggigil jarang ditemukan, kecuali bila disertai
penyulit PNA. Pada wanita, keluhan biasanya terjadi 36-48 jam setelah
22
melakukan senggama, dinamakan honeymoon cystitis. Pada laki-laki, prostatitis
Pada sistitis kronik, biasanya tanpa keluhan atau keluhan ringan karena
ditemukan nyeri tekan di daerah pinggang, atau teraba suatu massa tumor dari
2.8.3 Uretritis
23
7. Kesulitan untuk memulai miksi
Presentasi klinisnya sangat miskin (hanya disuria dan serin kencing) disertai urin
<105 cfu/ml urin sering disebut dengan sistitis abakterialis. Sindrome uretra akut
24
2.9 Diagnosis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat. Gejala yang sering timbul
adalah disuria, polakisuria, dan urgensi yang biasanya terjadi bersamaan, disertai
nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Pada bayi baru lahir, dapat terjadi ikterik.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu
(Mutiah, 2017):
1. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik,
2. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung,
muntah, dan penurunan berat badan. Pada ISK bagian atas, terkadang dapat
Gambar 13. Hubungan antara lokasi infeksi dengan gejala klinis (Mutiah, 2017)
25
2.9.2 Pemeriksaan penunjang
2.9.2.1 Urinalisis
urin porsi tengah, pungsi suprapubik, dan kateter uretra. Secara umum, untuk anak
laki-laki dan perempuan yang sudah bisa berkemih sendiri, maka cara
pengumpulan spesimen yang dapat dipilih adalah dengan cara urin porsi
tengah.Urin yang dipergunakan adalah urin porsi tengah (midstream). Untuk bayi
dan anak kecil, spesimen didapat dengan memasang kantong steril pada genitalia
eksterna. Cara terbaik dalam pengumpulan spesimen adalah dengan cara pungsi
suprapubik, walaupun tingkat kesulitannya paling tinggi dibanding cara yang lain
karena harus dibantu dengan alat USG untuk memvisualisasikan adanya urine
a. Eritrosit
seperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih (Sukandar, 2010).
b. Piuria
Stamm, bila ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang
tidak disentrifus atau setara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang
26
dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > 10 per mikroliter urin atau
> 10.000 per ml urin. Piuria yang steril dapat ditemukan pada keadaan
(Grabe, 2015):
1. Infeksi tuberkulosis;
5. Nefrolitiasis;
6. Tumor uroepitelial
c. Silinder
untuk pielonefritis;
d. Kristal
(Sukandar, 2010).
27
e. Bakteri
2.9.2.2 Bakteriologis
a. Mikroskopis
anak-anak sudah dapat ditegakkan bila ditemukan bakteri lebih besar dari
10.000 cfu per ml urin yang diambil melalui kateter. Namun, Hoberman et
terutama bila anak belum diobati atau tidak menunjukkan adanya gejala
28
2.9.2.3 Tes Kimiawi
diantaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi griess nitrate. Dasarnya
2010)
padat khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan
plastik tempat penyimpanan semula, lalu diletakkan pada suhu 37oC selama satu
memperlihatkan pola kepadatan koloni antara 1000 hingga 10.000.000 cfu per mL
urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan, murah dan cukup adekuat.
29
2.9.2.5 Pemeriksaan Radiologis dan Penunjang lain
besar pasien ISK. Evaluasi radiologi terrutama diperlukan bila ada dugaan ISK
dengan penyulit, seperti pasien dengan infeksi rekuren atau tidak membaik
pasien, beberapa pemeriksaan yang dibutuhkan antara lain adalah foto polos
penderita lansia dengan penyakit ginjal diabetik, penyakit ginjal kronis, dan gagal
2.10 Penatalaksanaan
sesuai, dan;
risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang
sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal. Oleh karena itu, pola
pengobatan ISK harus sesuai dengan bentuk ISK, keadaan anatomi saluran kemih,
30
Tabel 4. Pemilihan regimen antibiotik untuk infeksi saluran kemih (Nassisi, 2012)
31
Tabel 5. Pembagian terapi antibiotik
antibiotik ini menjadikan angka kegagalan kesembuhan ISK yang diterapi dengan
antibiotik ini menjadi tinggi. Uji sensitivitas antibiotik menjadi pilihan utama
dipergunakan untuk terapi ISK, yaitu (Nguyen, 2008; Tanto, 2010; Grabe, 2015):
penyebab ISK resisten terhadap amoxicillin. Namun obat ini masih dapat
32
2. Kloramfenikol 50 mg/kg berat badan sehari dalam dosis terbagi 4,
tunggal atau dosis terbagi (2 kali sehari) untuk infeksi saluran kemih
Selain itu nitrofurantoin juga lebih mahal dari cotrimoxazole dan memiliki efek
samping seperti mual dan muntah. Fluoroquinolon yang sering dipergunakan pada
2008).
Pada pasien dewasa, pemberian antibiotik selama 1-3 hari telah menunjukkan
33
2.11 Komplikasi
Biasanya, ISK jika dapat tertangani dengan cepat dan baik dapat sembuh
dan tidak menyebabkan komplikasi berat. Namun, sebagian kecil, ISK dapat
menyebabkan infeksi parah dan cacat jangka panjang. Bayi yang berusia kurang
dari 3 bulan mengalami peningkatan risiko bakteremia dan wanita hamil memiliki
25% wanita akan mengalami ISK berulang setelah infeksi primer walaupun
mereka tidak memiliki kelainan anatomi saluran kencing yang jelas. Kambuhan
ini sering disebabkan oleh strain bakteri yang sama, temuan baru telah
saluran kemih berulang yang seing dialami oleh wanita (Stockholm, 2011)..
Jika respons inang gagal, bakteri bisa naik ke saluran kemih bagian atas
secara paradoks dapat mengganggu host dengan kerusakan jaringan dan fibrosis
(Stockholm, 2011).
34
Gambar 15. Proses terjadinya skar pada ginjal (Farrel, 2010)
2.12 Urosepsis
2.12.1 Definisi
dari saluran urogenitalia. Bakteri lebih mudah masuk ke dalam peredaran darah
terutama jika pasien mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh. Bakteri yang
urosepsis 20-30 % dari seluruh kejadian septikemia dan lebih sering berasal dari
disebabkan oleh berbagai macam kelainan, antara lain (1) infeksi, (2) trauma, (3)
syok karena perdarahan, (4) luka bakar, (5) kerusakan jaringan, (6) iskemia akibat
multi trauma, dan (7) pankreatitis. lnfeksi dapat disebabkan oleh (1) bakteria, (2)
fungi, (3) parasit, (4) virus, dan (5) mikroorganisme lain. Dalam hal ini infeksi
35
Tabel 6. Definisi Sepsis, (Purnomo, 2012)
2.12.2 Epidemiologi
Kasus urosepsis cukup tinggi sekitar 9-31% dari semua kasus sepsis.
satu hari di 310 rumah sakit dan 454 unit perawatan intensif telah dinilai. 1348
dari 3877 pasien (34,8%) mengalami infeksi, dan 30,8% di antaranya mengalami
sepsis berat atau syok septik. Angka prevalensi terkait untuk sepsis, 85-116 / 100
000 orang, dan, untuk sepsis berat atau syok septik, 76-110 / 100 000 orang; usia
rata-rata orang yang terkena adalah 67 tahun. Kematian dari sepsis berat
bervariasi tergantung pada asal infeksi itu 55,2% secara keseluruhan. Prognosis
urosepsis lebih baik, dengan angka kematian yang dilaporkan 20-40% untuk
urosepsis berat. Secara umum, sepsis lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
pada wanita. Meskipun insiden sepsis meningkat (misalnya, dari 82,7 menjadi
36
240,4 kasus per 100 000 orang per tahun di Amerika Serikat selama periode 1979-
2000, sesuai dengan peningkatan tahunan rata-rata 8,7%), mortalitas karena sepsis
Mortalitas sepsis menurun dari 27,6% pada tahun 1994 menjadi 17,9% pada tahun
2.12.3 Etiologi
Kuman penyebab sepsis paling sering adalah bakteri gram negatif yang
hidup komensal di saluran cerna, yaitu kurang lebih 30-80%; sedangkan kuman
gram positif merupakan penyebab 5-24% sepsis. E. coli adalah kuman yang
Serrotio, dan Pseudomonas spp., Proteus, Citrobacter, dan bakteri lain lebih jarang
Klebsiella, dan dalam hal ini Pseudomonas sering kali menunjukkan resistensi
saluran kemih, menembus mukosa saluran kemih, dan masuk ke dalam sirkulasi
37
2.12.4 Patofisiologi
yaitu komponen lipopolisakarida (LPS) yang terdapat pada lapisan sebelah luar
bakteri. LPS ini terdiri atas komponen Lipid A yang menyebabkan (Purnomo,
2012):
sitokin, antara lain: tumor necrosis factor alpha (TNF-α), dan interleukin I
(lL-1). Sitokin inilah yang akan memacu reaksi berantai yang akhirnya dapat
menimbulkan sepsis dan jika tidak segera dikendalikan akan menjurus pada
faktor koagulasi.
Karena terdapatnya resistensi sel terhadap insulin maka glukosa dalam darah
tidak dapat masuk ke dalam jaringan sehingga untuk memenuhi kebutuhan sel
asam lemak dan asam amino yang dihasilkan dari katabolisme lemak berupa
organ urogenitalia yang menjadi sumber infeksi dan sampai seberapa jauh proses
sepsis telah berlangsung. Gambaran klinis yang didapatkan antara lain demam,
38
menggigil, hipotensi, takikardi, dan takipneu yang sebelumnya didahului oleh
gejala kelainan pada saluran kemih; antara lain: sistitis, pielonefritis, epididimitis,
prostatitis akut, nyeri pinggang, keluhan miksi, pasca kateterisasi uretra, atau
pasca pembedahan pada saluran kemih. Sepsis yang telah lanjut memberikan
gejala atau tanda-tanda berupa gangguan beberapa fungsi organ tubuh, antara lain
presyok, fase syok awal atau warm shock, dan syok lanjut atau cold shock.
Timbulnya syok ini adalah akibat dari menurunnya resistensi arteriole. Hingga
pada fase syok awal pasien masih tampak demam dan curah jantung normal,
tetapi pada syok lanjut tampak pasien dengan keadaan letargi, dingin, dan curah
jantung menurun.
tubulus ginjal yang ditandai dengan azotemi, oliguria, hingga anuria. Tampak
bilirubin direk, dan peningkatan fosfatase alkali. Manifestasi lain pada saluran
cerna adalah perdarahan saluran cerna akibat stress ulcer dan gangguan perfusi
jika proses rangkaian sepsis tidak segera diatasi akan menimbulkan distres nafas
39
Susunan saraf pusat. Perubahan status mental antara lain pasien menjadi
2.12.6 Diagnosis
urosepsis, perhatian harus diberikan baik untuk kriteria yang menentukan untuk
sepsis serta untuk gejala dan tanda yang mengarah ke penyebab infeksi seperti
nyeri panggul dan nyeri tekan (mungkin dengan radiasi), disuria / pollakisuria,
retensi urin, dan skrotum dan atau nyeri prostat. Pada pria, pemeriksaan fisik
dibuktikan bahwa bakteri yang beredar di dalam darah (kultur darah) sama dengan
bakteri yang ada di dalam saluran kemih (kultur urine). Di samping itu dilakukan
pemeriksaan untuk mencari sumber infeksi, dan akibat dari kelainan yang
diberikan setelah kultur darah (setidaknya 2–3 pasangan), kultur dilakukan dengan
tindakan aseptic pada darah vena (rekomendasi grade C, evidence level IIb).
Hanya sekitar 30% dari kultur darah pada pasien dengan dugaan urosepsis positif.
Botol kultur harus diisi semaksimal mungkin, karena tingkat kepositifan juga
tergantung pada volume darah dalam botol (3% lebih temuan negatif palsu untuk
40
Kultur Urin. Urinalisis dan kultur urin harus dilakukan pada semua
kelas B, tingkat bukti Ic). Temuan kultur urin midstream adalah utilitas terbatas
pada pielonefritis obstruktif, karena urin dengan beban infeksi tertinggi sering
antara semua penanda inflamasi yang tersedia, prokalsitonin (PCT) adalah yang
sepsis berat karena itu direkomendasikan . PCT lebih andal daripada fase akut
protein CRP dan memungkinkan diferensiasi infeksi bakteri dari jenis infeksi lain
berat atau syok septik; tingkat di atas 2 ng / mL membuat sepsis berat atau septik
schock sangat mungkin (rekomendasi kelas C, tingkat bukti IIb). Dalam penelitian
kemih febris dengan sensitivitas 95% (95% interval kepercayaan [0,89-0,98]) dan
kecepatannya dan ketersediaan luas (rekomendasi tingkat B, tingkat bukti Ic). Ini
(Gambar 4b), dan abses prostat. Abses harus ditusuk di bawah ultrasonografi (atau
radiologi lainnya) bimbingan, dan cairan yang dibuang harus dipelajari secara
mikrobiologi (rekomendasi kelas D, tingkat bukti V) (e23). Jika tidak jelas apakah
pyelonephritis obstruktif atau hanya sistem kelopak ektikum yang tetap dari pelvis
41
ginjal ada, tusukan diagnostik pelvis ginjal dapat dipertimbangkan: tekanan
rendah dan tes urine urin yang negatif mengesampingkan infeksi, sehingga
2.12.7 Penatalaksanaan
(1) Penanganan infeksi yang meliputi eradikasi kuman penyebab infeksi serta
(2) Akibat lanjut dari infeksi, yaitu SIRS, syok septik, atau disfungsi multiorgan,
dan
contoh darah untuk pemeriksaan kultur guna mengetahui jenis kuman penyebab
urosepsis, hal ini bermanfaat jika pemberian antibiotika secara empirik tidak
berhasil. Secara empirik diberikan antibiotika yang sensitif terhadap bakteri gram
karena golongan obat ini bersifat nefrotoksik. Selain itu pada urosepsis tidak
42
jarang menimbulkan penyulit gagal ginjal, sehingga pemberian aminoglikosida
2012).
delapan (rule of eight) untuk tobramisin dan gentamisin dan kaidah sembilan (rule
of nine) untuk amikasin. Artinya adalah jika kadar kreatinin di dalam serum
diberikan amikasin setiap 9 x 3 =27 jam sekali dengan dosis penuh. Pemberian
antibiotika dilanjutkan hingga 3-4 hari setelah pasien bebas dari panas (Purnomo,
2012).
kateter uretra harus diganti dengan yang baru atau dilakukan drainase suprapubik;
abses abses pada ginjal, perirenal, pararenal dan abses prostat dilakukan drainase,
paling sering menyebabkan kematian adalah gagal nafas (18%) dan gagal ginjal
43
2.12.5. Terapi terhadap toksin dan mediator yang dikeluarkan bakteri
reseptor terhadap lL-1, antagonis reseptor terhadap PAF, dan masih banyak
antibodi lain yang hingga saat ini masih dalam penelitian (Purnomo, 2012).
2.13 Prognosis
yang diberikan sesuai. Bila terdapat faktor predisposisi yang tidak diketahui atau
sulit dikoreksi maka 40% pasien PNA dapat menjadi kronik atau PNK. Pada
pasien Pielonefritis kronik (PNK) yang didiagnosis terlambat dan kedua ginjal
44
mempertahankan faal jaringan ginjal yang masih utuh. Dialisis dan transplantasi
Prognosis sistitis akut pada umumnya baik dan dapat sembuh sempurna,
kecuali bila terdapat faktor-faktor predisposisi yang lolos dari pengamatan. Bila
Prognosis sistitis kronik baik bila diberikan antibiotik yang intensif dan tepat serta
faktor predisposisi mudah dikenal dan diberantas. Pada intinya, prognosis infeksi
saluran kemih adalah baik bila dapat diatasi faktor pencetus dan penyebab
45
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
dan ginjal. Ujung uretra bagian bawah dapat dihuni oleh bakteri. Setelah melalui
uretra biasanya sudah tercemar dengan bakteri yang terdapat di meatus uretra,
preputium atau vulva. Infeksi yang terjadi bergantung dengan virulensi kuman
Menurut WHO dalam Safitri (2013), Infeksi saluran kemih (ISK) adalah
penyakit infeksi yang kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi saluran
pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi ini juga lebih
sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki. Sementara itu Penduduk
Indonesia yang menderita Infeksi Saluran Kemih diperkirakan sebanyak 222 juta
jiwa.
risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian obat-obatan yang
sensitif, murah, aman dengan efek samping yang minimal (Grabe, 2015).
Komplikasi yang paling umum adalah infeksi berulang dan jaringan parut ginjal.
Prognosis infeksi saluran kemih adalah baik bila dapat diatasi faktor pencetus dan
46
DAFTAR PUSTAKA
Anthony JS, Edward MS. 2012. Bacteremia, Sespsis and septik shock in
Campbell-Walsh Urology. 10th Ed p313-5
Dewi, Arum Laksmita. 2015. Infeksi Saluran Kemih. Medicinesia
http://www.medicinesia.com/submission/infeksi-saluran-kemih-isk/ di
Farrel, Emma. 2010. Reflux nephropathy. Renal Unit at the Royal Infirmary of
http://www.edren.org/pages/edreninfo/reflux-nephropathy.php tanggal 10
Juli 2017.
Hidayanti, Emma dan Dedi Rachmadi. 2008. Infeksi Saluran Kemih Kompleks.
Hie TN. 2008. Bacterial Infections of the Genitourinary Tract in Smith’s General
Urology. 17th Ed. Lange Mc Graw Hill p193-218.
Israr, Yayan Akhyar. 2009. Infeksi Saluran Kemih. Pekanbaru: Universitas Riau.
doi:10.1016/j.chom.2009.05.011.
47
Pickard, P. Tenke, F. Wagenlehner, B. Wullt. 2015. Guideline On
Macfarlane, M.T. 2006. Urinary Tract Infections. In, Brown B, et all ed. 4th
Mutiah, Roihatul. 2017. Gambaran Jumlah Leukosit Dalam Sedimen Urin Dan
Hasil Kultur Urin Pada Pasien Yang Didiagnosis Infeksi Saluran Kemih
Malang.
Nuari, Nian Afrian dan Dhina Widayati. 2017. Gangguan Pada Sistem
Utama pada
48
https://books.google.co.id/books?id=EbDWDgAAQBAJ&pg=PA220&d
q=patofisiologi+isk&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=patofisio
Permata Sari, Edel Weise. 2015. The Difference of Nosocomial Urinary Tract
Universitas Airlangga.
and Its Sensitivity Pattern from Urinary Tract Infections Patient in PKU
Yogyakarta.
Purnama Sari, Rani. 2016. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (Isk) Dan
http://ppniaceh.or.id/informasi/seminar/artikel/bahaya+infeksi+saluran+k
49
Samirah, Darmawati, Windarwati, Hardjono. 2012. Pola Dan Sensitivitas Kuman
Sanders & Scanlon, V.C, T. 2007. Essential of Anatomy and Physiology 5th
editors. Oxford desk reference: nephrology. 1st ed. New York: Oxford
Sherwood, Luralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Ed. 6. Jakarta :
Institutet, Sweden.
Sukandar E. 2006. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK
UI.
Sukandar E. 2010. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam : Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Edisi V. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI.
Sukandar, E. 2009. Infeksi Saluran Kemih. In Sudoyo A.W, et all.ed. Buku Ajar
1014.
50
Sumolang Et Al. 2013. Pola Bakteri Pada Penderita Infeksi Saluran Kemih Di
Tanto, Christ, Ni Made Hustrini. 2016. Infeksi Saluran Kemih. Buku Kapita
UI
http://emedicine.medscape.com/article/438091-overview#showall
Thaha. 2016. Infeksi Saluran Kemih. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Ed. II Jilid
Publishers: 817-826.
51