MAKALAH Alat Ukur
MAKALAH Alat Ukur
Nama :
LUCKY SANTOSO
Kelas :
X TSM 2
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ”Alat Pengukuran” ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu pengetahuaan
yang penulis miliki.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan makalah ini, semoga makalah ini bemanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, dimana
eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran,
menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimen
diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran yang disebut alat ukur.
Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun
yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaran
massa seperti neraca, mikrometer, avometer, jangkasorong, dan gelas ukur.
Sebelum memakai neraca, mikrometer, avometer, jangkasorong, dan gelas ukur
didalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami dalam suatu praktikum adalah
prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang terdapat pada neraca, mikrometer,
avometer, jangkasorong, dan gelas ukur tersebut agar diperoleh data yang benar. Selain itu,
untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga
pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja
dalam pengukuran menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa
kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.
Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk
mendukung kegiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka
memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur,
menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat
ukur serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum
yang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara dan prinsip kerja neraca?
Apa itu neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth, jangkasorong, dan Mistar?
Apa fungsi neraca ohaus, mikrometer, jangkasorong, Stopwacth, mistar dan bagaimana cara
menggunakannya?
1
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui bagian –bagian pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwatch, jangkasorong, dan
Mistar.
Mengetahui fungsi pada neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth, jangkasorong, dan Mistar.
Mengetahui bagaimana cara menggunakan neraca ohaus, mikrometer, Stopwacth,
jangkasorong, dan Mistar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jangka Sorong
1. Pengertian
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter. Terdiri dari dua bagian skala, yaitu skala tetap (tidak dapat digeser) dan skala
nonius (dapat digeser). Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display
digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang
dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang diatas 30cm.
Pada nonius jangka sorong biasanya didapatkan 49 bagian skala utama, 50 bagian skala
nonius, atau 50 bagian skala nonius 49 mm, sehingga jarak antara 2 skala nonius terdekat
adalah 49/50 mm = 0,98 mm. nst nonius jangka sorong dapat dicari dengan rumus :
Nst nonius = selisih jarak antara dua nst skala utama dengan jarak antara dua
skala nonius.
Hasil pengukuran jangka sorong ( H ) adalah berdasarkan hasil bacaan skala utama +
hasil baca skala nonius dengan patokan angka nol ( 0 ) skala nonius (skala geser).
2. Bagian-bagian Jangka Sorong
1). Gigi luar: berfungsi untuk mengukur dimensi luar (tebal, lebar atau Ø batang kayu)
2). Gigi dalam: untuk pengukuran bagian dalam (lebar lubang pen, Ø lubang bor, alur dll)
3). Pengukur kedalaman: Paling baik untuk pengukuran dalam lubang pen danbor.
4). Ukuran utama (cm): skala utama yang digunakan untuk membaca hasil pengukuran.
5). Ukuran sekunder (inch): skala alternatif dalam satuan inch.
6). Patokan pembacaan skala utama (cm)
7). Patokan pembacaan skala sekunder (inch)
8). Untuk menghentikan atau melancarkan geseran pengukuran.
3. Jenis-jenis Jangka Sorong
1). Jangka sorong nonius ( Vernier Caliper )
Ada dua jenis utama dari jangka sorong nonius. Jenis pertama hanya digunakan untuk
mengukur dimensi luar dan dimensi dalam sedangkan jenis kedua selalu untuk mengukur
dimensi luar dan dimensi dalam, juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian.
3
Pada jenis pertama, untuk pengukuran dimensi dalam maka harga yang dibaca pada skala linier
harus ditambah dengan tebal dari ujumg kedua rahang ukur. Biasanya rahang ingsut/jangka
sorong ini mempunyai kapasitas ukur sampai 150 mm, sedangkan untuk jenis yang besar dapat
sampai 1000mm. kecermatan pembacaac tergantung dari skala noniusnya dalam hal ini adalah
0,10 ; 0,50 atau 0,2 mm.
B. Neraca O’haus
1. Pengertian
Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja
neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan diukur dengan anak timbangan.
Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca
5
ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan
dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari
penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam
keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas.
Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap
neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat
pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram
mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya
ketidakpastian dalam pengukuran.
Nilai skala ratusan dan puluhan di geser, tapi skala satuan dan 1/100 nya di putar.
Gambar (1.10) merupakan neraca Ohaus dua lengan. Neraca ini memiliki dua lengan. Lengan
depan terdapat satu anting logam yang digeser-geser dari 0, 10, 20, …, 100g. Sedangkan lengan
belakang lekukan-lekukan mulai dari 0, 100, 200, …, 500 g. Selain dua lengan, neraca ini
memiliki skala utama dan skala nonius. Skala utama 0 sampai 9 g sedangkan skala nonius 0
sampai 0,9 g.
Adalah nilai skalanya dari yang besar sampai ketelitian 0.01 g yang di geser.
Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut:
Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4,…..,
10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr.jadi skala terkecil 0,1 gram
Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari 0,100,
200, ………, 500gr.
Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20,
…, 100 gr.
Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama.
Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus,
antara lain:
Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan
cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi
dua garis pada neraca sejajar
Meletakkan benda yang akan diukur massanya
Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika
panahnya sudah berada di titik setimbang 0 dan
Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
7
5. Bagian-bagian Neraca Ohaus
Tempat beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Tombol kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca
tidak dapat digunakan untuk mengukur.
Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan dan untuk neraca ohauss
4 lengan terdapat empat lengan.
Pemberat (anting) yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan
sebagai penunjuk hasil pengukuran.
Titik 0 atau garis kesetimbangan, yang digunakan untuk menentukan titik kesetimbangan.
3). Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan
rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang
terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.
Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem pengukuran yang efektif, termasuk di
dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perangkat pengukuran.
ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yang efektif.
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah
kalibrasi
• Ketika hasil observasi dipertanyakan
8
Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol
kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat
pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya terletak
tepat pada angka nol di masing-masing lengan.
- Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing lengan
neraca. Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :
C. Mikrometer Skrup
1. Pengertian
Micrometer sekrup adalah alat ukur panjang yang mempunyai batas ukur maksimal
25 mm. Untuk mengukur benda-benda yang berukuran pendek atau kecil seperti kawat, kertas,
alumunium digunakan micrometer sekrup. Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian
yang tinggi yaitu 0,01 mm. Micrometer sekrup mempunyai dua skala, yaitu skala utama dan
skala nonius. Skala nonius ditunjukkan oleh selubung yang menyerupai mur. Skala pada
selubung dibagi menjadi 50 bagian, satu bagian skala pada selubung mempunyai nilai 1/50 X
0,5 mm = 0,001 mm. skala utama micrometer terdapat pada batangnya. Satu bagian pada skala
utama nilainya 0,1 mm.
Bagian utama micrometer adalah sebuah poros berulir yang terpasang pada sebuah
silinder pemutar yang disebut bidal (selubung luar). Jika selubung luar diputar 1 kali maka
rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki
50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama dengan jarak maju atau mundur rahang geser
9
sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm. Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada
jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm.
Hasil pengukuran dengan micrometer sekrup (H) adalah (jumlah skala
utama sampai atas skala nonius x 0,5 mm) + (jumlah skala nonius sampai garis skala nonius
yang segaris dengan garis horizontal pada skalam tetap x 0,01 mm).
Mikrometer sekrup memiliki ketidakpastian pengukuran sebesar setengah dari nilai
skala terkecil (skala nonius). Skala terkecil dari micrometer sekrup adalah 0,01 mm. dengan
demikian ketidakpastian micrometer sekrup bisa didapat dengan menggunakan rumus: ∆X =
1/2 x nst ( nilai skala terkecil)
∆X = 1/2 x 0,01 mm = 0,05 mm.
2. Jenis-jenis Mikrometer
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi berikut
1). Mikrometer Luar
Alat ukur yang dapat mengukur dimensi luar dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur
sejajar yang berhadapan, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi rangka
berbentuk U, dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat
bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang
mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer luar digunakan
untuk ukuran memasang kawat, lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
10
Skala pada mikrometer sekrup ada dua yaitu ;
1). Skala Utama (SU), yaitu skala pada pegangan yang diam (tidak berputar) ditunjuk oleh
bagian kiri pegangan putar dari mikrometer sekrup.
2). Skala Nonius (SN), skala pada pegangan putar yang membentuk garis lurus dengan garis
mendatar skala diam dikalikan 0,01 mm.
Hasil pengukuran pada skala utama dan skala nonius dapat ditentukan dengan rumus :
H = (skala utama x 0,5 mm) + (skala nonius x 0,01 mm)
Misalkan :
Terdapat sebuah objek yang diukur, angka pada skala utama menunjukkan 8, sedangkan
sedangkan skala noniusnya berimpit pada angka 30. maka hasil pengukuranya adalah:
(8 x 0,5 mm) +( 30 x nst (0.01) mm) = 4,30 mm
4. Fungsi Mikrometer Skrup
Mikrometer sekrup biasa digunakan untuk mengukur ketebalan suatu benda. Misalnya tebal
kertas. Selain mengukur ketebalan kertas, mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur
diameter kawat yang kecil.
Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya
sampai 0,01 mm.
D. Mistar
Mistar yang sering dikenal sebagai meteran didefiniskan sebagai alat ukur yang
digunkan untuk mengukur besaran panjang. Terdapat berbagai macam mistar yaitu mistar rol
(mistar gulung), mistar bentuk pita, mistar lipat, dan penggaris. Kita akan bahas jenis-jenis
mistar tersebut satu persatu.
Seperti yang diposting pada postingan yang berjudul “Pengukuran besaran panjang”,
bahwa mistar dengan skala terkecil 1 mm disebut mistar berskala mm. Mistar dengan skala
terkecil cm disebut mistar berskala cm. Mistar mempunyai tingkat ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Bagaimana menggunakan mistar dengan benar?
Pembacaan skala pada mistar dilakukan dengan kedudukan mata pengamat tegak lurus
dengan skala mistar yang dibaca. Jika kedudukan mata pengamat tidak tegak lurus dengan
skala mistar yang dibaca bisa menyebabkan terjadinya kesalahan paralaks. Apa itu kesalahan
12
paralaks? Silahkan tunggu postingan mafia online berikutnya. Perhatikan gambar berikut untuk
melihat bagaimana melakukan pengukuran yang benar menggunakan mistar. Bagaimana cara
mengukur panjang benda dengan menggunakan mistar?
Sudahkah tahu cara menggunkan mistar dengan benar? Berdasarkan studi kasus yang
dilakukan Mafia Online di salah satu sekolah negeri di bali masih banyak siswa yang
mengalami miskonsepsi tentang cara pembacaan skala mistar/penggaris. Banyak siswa yang
melakukan pengukuran dengan mistar/penggaris tidak dimulai dari skala nol (nol) melainkan
dari ujung penggaris yang tidak ada skalanya dan bahkan ada yang memulai dari skala 1. Lalu
bagaimana yang benar?
1. Letakan benda yang akan diukur pada tepi skala mistar (lihat gambar).
2. Pastikan bahwa benda telah sejajar dengan mistar dan salah satu ujung benda tepat
berada di angka nol (0)
3. Baca skala mistar yang terletak diujung lain benda (bukan ujung yang di titik nol
mistar).
4. Lihat angka yang dekat dengan akhir ujung benda, pada gambar tersebut akhir ujung
benda berada di skala 2, maka panjang benca adalah 2 cm
5. Lihat juga setelah angka 2 ada garis-garis, lihatlah garis-garis tersebut dengan cara
menghitungnya setelah angka 2. Maka ujung benda tersebut berakhir di garis ke 5, maka
skalnya di baca 5 mm atau 0,5 cm
6. Panjang benda tesebut adalah 2 cm + 5 mm atau 2 cm + 0,5 cm. Dengan demikian
panjang benda tersebut adalah 2,5 cm atau 25 mm.
13
Mistar berbentuk rol (mistar gulung)
Mistar berbentuk rol merupakan alat ukur besaran panjang yang bisa digulung, biasanya
mistar jenis ini terbuat dari logam yang dibentuk tipis dan di isi skala. Mistar rol ini sering
digunkan untuk mengukur suatu benda yang sangat panjang (lebih dari 5 meter). Tidak
mungkin mengukur sesuatu yang panjangnya lebih dari 5 meter menggunkan penggaris.
Mistar rol atau mistar gulung ini sangat praktis untuk di bawa ke mana-mana karena
ukurannya yang sangat kecil namun mampu mengukur sesuatu yang panjangnya lebih dari 5
meter. Makanya tukang bangunan sering membawa mistar rol karena digunkan untuk
mengukur panjang kayu atau tinggi tembok. Coba anda bayangkan kalau tukang bangunan
membawa penggaris untuk mengukur tinggi tembok.
Tidak mungkin tukang jahit menggunakan mistar dalam bentuk rol untuk mengukur tubuh
manusia karena mistar rol terbuat dari logam yang jika dilengkungkan terlalu melengkung akan
menyebabkan patah. Walaupun bentuknya beda mistar pita ini memiliki ketelitian yang sama
yaitu 1 mm atau 0,1 cm.
Mistar Lipat
Selain yang bisa digulung dan berbentuk pita, ada juga mistar yang bisa dilipat. Mistar
lipat ini ditemukan oleh Anton Ullrich pada 1851. Mistar lipat ini digunkan oleh tukang kayu,
akan tetapi sekarang mistar seperti itu jarang ditemukan karena sudah ada mistar rol yang lebih
praktis. Mistar lipat juga terbuat dari kayu yang tentu saja cepat rusak jika dibandingkan dengan
mistar rol yang terbuat dari logam (aluminium).
14
Penggaris
Siapa yang tidak tahu yang namanya penggaris? Hampir semua orang yang duduk di
banku sekolahan akan mengetahui yang namanya penggaris, karena hampir semua siswa
pernah membawa penggaris kesekolahnya.
sumber gambar: myonlineruler.com
Penggaris adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis
lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk
segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris
dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya.
Bentuk-bentuk penggaris
Penggaris merupakan alat untuk mengukur garis, dan merupakan alat yang digunakan
dalam geometri, teknik menggambar, mencetak dan rekayasa/bangunan untuk mengukur jarak
dan/atau menggambar garis lurus. Penggaris bentuknya adalah sejajar digunakan untuk
menggaris baris, Tetapi biasanya penggaris juga berisi garis dikalibrasi untuk mengukur jarak.
Dulunya penggaris terbuat dari Gading yang digunakan oleh periode Peradaban
Lembah Indus sebelum 1500 SM. Penggalian di Lothal (2400 SM) telah menghasilkan satu
penggaris seperti dikalibrasi berukuran sekitar 1 / 16 di (1,6 mm). Ian Whitelaw menyatakan
bahwa pengaris Mohenjo-Daro dibagi menjadi unit yang sesuai dengan 1,32 pada (33,5 mm)
dan ini ditandai dalam subdivisi desimal dengan akurasi yang luar biasa, untuk kedalaman
0,005 di (0,13 mm). Batu bata kuno yang ditemukan di seluruh wilayah memiliki dimensi yang
sesuai dengan unit-unit.
Demikian postingan mafia online tentang mistar sebagai alat ukur besaran panjang.
Selain mistar/penggaris ada juga alat ukur yang lebih teliti dari mistar/penggaris yaitu jangka
sorong. Apa itu jangka sorong? Kenapa disebut jangka sorong? Siapa penemu jangka sorong?
Dan bagaimana menggunkan jangka sorong dengan benar? Temukan jawabannya pada
psotingan berikutnya di mafia online.
E. Stopwatch
Pengertian Stopwatch
Stopwatch adalah alat yang digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan dalam
kegiatan.
15
Stopwatch secara khas dirancang untuk memulai dengan menekan tombol diatas dan berhenti
sehingga suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan
menekan tombol diatas yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.
a. Kelebihan
Proses perhitungan lebih cepat
Setiap jenis gerakan waktunya diketahui
Biayanya lebih murah
Lebih praktis dalam mencatat data
Data yang di peroleh lebih akurat
b. Kekurangan
Dibutuhkan ketelitian bagi seorang pengamat yang melakukan perhitungan, karena akan
mempengaruhi hasil perhitungan.
2. Jenis – Jenis Stopwatch
16
3 Prinsip Kerja Stopwatch
Stopwatch dirancang untuk memulainya dengan menekan tombol diatas dan berhenti sehingga
suatu waktu detik ditampilkan sebagai waktu yang berlalu. Kemudian dengan menekan tombol
yang sama untuk yang kedua kali kemudian memasang lagi stopwatch pada nol.
17
Berapa lamakah yang dibutuhkan sebuah motor untuk mencapai 120 Km??? Atau berapa
lamakah waktu yang dibutuhkan pegas dalam melakukan 10 kali getaran dengan massa 50
gram???
Cara kerja stopwatch digital dimulai saat tombol dalam keadaan ON arus dari sumber tegangan
(baterai) akan mengalir ke komponen-komponen elektronik dalam stopwatch digital.
Komponenen-komponen elektronik tersebut yang melakukan perhitungan waktu dan
menampilkannya dalam monitor dalam bentuk angka digital.
Tekan tombol (M) dan (S) pada saat yang sama untuk me-reset timer ke nol
Tekan tombol (M) untuk menjadikan digit menit (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan
tombol (M) untuk pengaturan kecepatan.
Tekan tombol (S) untuk menjadikan digit detik (bunyi bip bisa didengar). Tekan dan tahan
tombol (S) untuk pengaturan kecepatan.
6.1 Stopwatch analogHasil pengukuran stopwatch analog dengan melihat apakah hasil
pengkuran lebih dari satu menit atau tidak. Jika lebih dari satu menit maka yang pertama kita
lihat adalah jarum penunjuk menit dan setelah itu melihat jarum penunjuk detik kemudian
menjumlahkannya.
6.2 Stopwatch digitalkita bisa melihat langsung hasil pengukuran waktu pada layer/monitor
berupa angka digital.
7 Ketelitian alat
20
Contoh:
Pada gambar stopwatch yang di presentasikan diketahui jumlah skala utama satu putaran penuh
adalah 1 dan jumlah skala nonius satu putaran penuh adalah 60. Dengan demikian dapat
diperoleh
Ketelitian alat = 1/60
7.2 Stopwatch digitalPada stopwatch digital ketelitian alat sudah ditentukan sejak
perakitan komponen-komponen dalam stopwatch yaitu sebesar 0,0001 sekon.
21
BAB III
PENUTUP
Demikian makalah FISIKA ini. Semoga makalah tentang Alat Ukur ini dapat
memberikan manfaat, motifasi, dalam proses pembelajarn mata pelajaran fisika. Seorang
Pelajar adalah dia yang ingin tahu, dan ingin maju, untuk dirinya dan masa depan bangsa
ini. Salam Semangat !!!
22
DAFTAR PUSTAKA
Subekti, Agus. 2003. Alat-alat ukur listrik. Jember: universitas jember press.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/instrumentasi-dan-
pengukuran/alat-pengukur-suhu-termometer/
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Fisika/Materi:Suhu
http://www.forumsains.com/index.php?page=9
http://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
http://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/
http://www.google.com/search?sourceid=navclient
http://www.gurumuda.com/termometer-dan-skala-suhu/
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer_air_raksa
http://id.wikipedia.org/wiki/Penggaris
http://www.e-smartschool.com/pnu/008/penggaris.htm
http://tolololpedia.wikia.com/wiki/Penggaris
http://www.tentangkayu.com/2008/04/memilih-penggaris-siku.html
http://romadhonssite.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
http://www.fisikaasyik.com/home02/content/view/216/44/
http://miminsilimin.blogspot.com/2009/04/jangka-sorong.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
http://ladongiscientist.blog.com/2009/09/13/jangka-sorong/
http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrometer
http://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_massa
http://www.ittelkom.ac.id/admisi/elearning
http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_full.php?id=224&fname=pokok.html
http://fisikarj.blogspot.com/2009/04/2-alat-ukur.htm
23