A. SUKUK MUDHARABAH
Perusahaan ABD menerbitkan sukuk mudharabah dengan nilai Rp100 miliar pada tanggal 1 oktober
2014 dengan masa 5 tahun (dengan oerhitungan tahun = 360 hari). Sukuk ini diterbitkan untuk
membiayai satelit no. 123 milik PT ABC. Bagi hasil yang ditawarkan oleh PT ABC adalah sebesar 20%.
Imbal hasil ini didasarkan atas pendapatan yang diperoleh atas penggunaan satelit tersebut, dan
dibagikan setiap 3 bulan. Biaya yang dikeluarkan terkait dengan penerbitan emisi adalah :
Biaya penjamin efek sebesar 0,25%, biaya profesi penunjang pasar modal 0,18%, biaya penunjang
lembaga pasar modal 0,10%, sedangkan biaya penerbitan tidak langsung yang dikeluarkan adalah
sebesar RP500 juta.
Bank XYZ membeli 10% dari jumlah sukuk yang ditawarkan oleh PT ABC. Tujuan pembelian ini adalah
untuk memperoleh arus kas kontraktual. Biaya transaksi sebesar 0,1%.
B. SUKUK IJARAH
Perusahaan ABC menerbitkan sukuk ijarah dengan nilai Rp100 m pada tanggal 1 oktober dengan
masa 5 tahun. Sukuk ijarah tersebut diterbitkan pada nilai nominal. Ujrah atas obligasi tersebut
adalah sebesar 20%/tahun. Imbal hasil akan dibagikan setiap 3 bulan. Biaya yang dikeluarkan terkait
dengan peberbitan emisi adlaah : biaya penjamin efek sebesar 0,25%, biaya profesi penunjang pasar
modal 0,18%, biaya penunjang lembaga pasar modal 0,10%, sedangkan biaya penerbitan tidak
langsung yang dikeluarkan adalah sebesar Rp500 juta.
Bank XYZ membeli 10% dari jumlah sukuk yang ditawarkan oleh PT ABC. Tujuan pembelian ini adalah
untuk memperoleh arus kas kontraktual. Biaya transaksi sebesar 0,1%.
ASURANSI SYARIAH
Definisi
PT syarikat Takaful Indonesia merupakan asuransi syariah yang pertama kali berdiri di Indonesia pada
tanggal 24 feb 1994. Pendirian asuransi syariah yang dimotori oleh ikatan cendekiawan muslim
Indonesia ini, mendorong perkembangan asuransi syariah selanjutnya di Indonesia hingga mencapai 44
perusahaan asuransi pada tahun 2012.
Asuransi syariah sendiri berbeda dengan asuransi konvensional. Perbedaan tersebut tercermin dari
definisi asuransi menurut UU No. 2 tahun 1992, dengan fatwa DSN MUI tentang asuransi syariah.
Menurut UU No. 2 tahun 1992, asuransi merupakan perjanjian antara dua pihak atau lenih, dengan
mana pihak penagnggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembataran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
SUMBER HUKUM
AL QURAN
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa
yang telah dieperbuatnya untuk hari esok; dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Hasyr: 18)
QS yusuf dari ayat 43-49 yang menjelaskan Nabi Yusuf AS menjelaskan tabir mimpi, dimana jika kita
mengetahui ada kondisi yang buruk di masa depan, maka kita dapat melakukan persiapan yang terbaik
untuk menghadapinya dengan cara bertanam 7 tahun lamanya.
AL HADITS
Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan
darinya pada hari kiamat, dan Allah akan senantiasa menolong hamba Nya selama ia suka menolong
saudaranya. (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Untuk laporan entitas keuangan entitas asuransi harus mengacu pada PSAK 101. Lampiran 2 tentang
penyajian Laporan Keuangan ENtitas ASuransi Syariah, yang terdiri dari :
Sertifikat wadiah bank Indonesia adalah setitifkat yang diterbitkan bank Indonesia sebagai bukti
penitipan dana berjangka pendek dengan prinsip wadiah. Akad wadiah adalah suatu akad antara pemilik
barang dengan penerima titipan barang untuk menjaga harta titipan dari kerusakan atau kerugian serta
demi keamanan barang yang dititipkan.
Dalam hal ini, bank syariah atau unit usaha syariah dapat menempatkan kelebihan dananya oada SWBI
dan bank Indonesia sebagaii penerima titipan wajib menjaga dana tersebut hingga jatuh tempo. Sebagai
bukti penitipan dana tersebutm bank Indonesia menerbitkan sertifikat wadiah bank Indonesia. SWBI
merpakan instrument yang tidak boleh diperjuabelikan.
Fungsi dari SWBI ini bagi bank Indonesia adalah sebagai alat pengendalian moneter, dan bagi bank
syariah dapat dijakan sebagai alat untuk mengatur likuiditas.
Sertifikat bank Indonesia adalah jenis surat berharga yang dikeluarkan oleh bank Indonesia selaku bank
sentral dan ditujukan untuk dibeli oleh bank umum dengan nilai nominal yang sangat besar. Tujuan
penerbitan SBI bagi bank Indonesia adalah mengatur peredaran uang di dalam masyarakat. Mekanisme
dari SBIS menggunakan mekanisme sertifikat bank Indonesia syariah sesuai PBI No. 10/11/PBI/2008.
Pasar uang antara bank adalah untuk menyerahkan sejumlah kelebihan dana dari suatu bank kepada
bank yang lain, dimana bank yang menerima dan sedang kalah kliring. Kalah klirik artinya sebuah bank
yang kekurangan dana untuk membayar kepada nasabahnya.
Tujuan diberlakukannya sertifikat IMA ini adalah untuk sarana investasi bagi bank syariah.
FPJPS merupakan instrument terakhir untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bagi bank syariah atau unit
usaha syariah setelah terjadinya saldo giro negative dan tidak berhasilnya akses pasar uang syariah
untuk menutup kewajiban jangka pendek.
Untuk mengatur fasilitas pembiayaan jangka pendek bagi bank syariah telah diatur dalam PBI
No.11/24/PBI/2009 yang berlaku 1 juli 2009 dengan menggantukan PBI No.5/3/2003 dan
No.7/23/PBI/2005.