Fungsi Transistor
Jika kita lihat dari susuan semi konduktor, Transistor dibedakan lagi menjadi
2 bagian, yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Untuk dapat
membedakan kedua jenis tersebut, dapat kita lihat dari bentuk arah panah
yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor PNP arah panah akan
mengarah ke dalam, sedangkan pada transistor NPN arah panahnya akan
mengarah ke luar. Saat ini transistor telah mengalami banyak
perkembangan, karena sekarang ini transistor sudah dapat kita gunakan
sebagai memory dan dapat memproses sebuah getaran listrik dalam dunia
prosesor komputer.
Dengan berkembangnya fungsi transistor, bentuk dari transistor juga telah
banyak mengalami perubahan. Salah satunya telah berhasil diciptakan
transistor dengan ukuran super kecil yang hanya dalam ukuran nano mikron
(transistor yang sudah dikemas di dalam prosesor komputer). Karena bentuk
jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang sangat besar dan lebar, tidak
heran komponen ini banyak digunakan didalam rangkaian elektornika.
Contohnya adalah transistor pada rangkaian analog yang digunakan
sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan dan lain sebagainya. Tidak
hanya di rangkaian analog, pada rangkaian digital juga terdapat transistor
yang berfungsi sebagai saklar karena memiliki kecepatan tinggi dan dapat
memproses data dengan sangat akurat.
Jenis-jenis Transistor
Dari sajian kali ini dapat disimpulkan bahwa antara transistor bipolar dengan
transistor efek medan mempunyai perbedaan yang cukup signifikan dalam
cara kerja dan fungsinya. Transistor bipolar yang sebagai regulator arus
listrik mengatur besar kecilnya arus listrik yang melalui Emiter yang
kemudian berlanjut kepada Basis untuk menentukan seberapa besar arus
yang diberikan kepadanya. Sedangkan transistor efek medan
mengendalikan elektron dari Source ke Drain melalui tegangan yang
diberikan pada Gate. Lalu adakah cara termudah untuk mengetahui dan
menentukan jenis-jenis transistor? Cara termudahnya adalah dengan
menggunakan alat ohmmeter jika anda ingin menentukan suatu jenis
transistor. Cukup letakkan kaki negatif dari ohmmeter ke katoda dan kaki
positif ke anoda.
Karakteristik Transistor
Prinsip dasar dari kerja transistor adalah tidak akan ada arus antara colektor
dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias
pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang
nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada kolektor, sinyal yang di inputkan
pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN ataupun
PNP memiliki prinsip kerja yang sama.
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe dasar
transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-
effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi utamanya
menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan lubang, untuk
membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus melewati satu
daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan ketebalan lapisan
ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk mengatur
aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis
pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET,
arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari
daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.
Cara Mengukur Transistor memang cukup awam dan tidak diketahui oleh
banyak orang. Akan tetapi mengetahui cara mengukur sebuah transistor
sangatlah penting untuk dilakukan secara rutin. Hal ini bisa digunakan
sebagai sebuah indikasi apakah transistor tersebut masih dalam keadaan
yang baik dan layak untuk digunakan maupun tidak. Dalam mengukur
sebuah transistor kita bisa menggunakan dua macam alat bantu yaitu
multimeter analog dan multimeter digital. Cara mengukur transistor dengan
menggunakan bantuan alat ini tergolong gampang dan mudah untuk
dilakukan. Hasil yang didapatkan pun sangatlah akurat dalam menentukan
kelayakan sebuah transistor. Oleh karena itu kedua alat ini menjadi
primadona bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia elektro.
Berikut akan dijelaskan bagaimana cara untuk mengukur transistor dengan
menggunakan kedua alat tersebut.
Cara mengukur transistor yang pertama adalah dengan menggunakan
multimeter analog. Di dalam pengukurang transistor yang menggunakan
multimeter analog pun dibedakan menjadi dua macam tipe yaitu Positif-
Negatif-Positif (PNP) dan Negatif-Positif-Negatif (NPN). Untuk tipe PNP,
langkah pertama yang perlu dilakukan adalah atur posisi saklar pada posisi
Ohm x1k atau 10k. Kemudian sambungkan probe merah pada terminal
Basis dan probe hitam pada terminal Emitor. Jika jarum bergerak ke kanan
maka transmitor dalam keadaan yang layak pakai. Langkah yang terakhir
pindahkan probe hitam ke terminal Colector dan jika jarum masih tetap
bergerak ke kanan berarti transmitor dalam keadaan baik. Lakukan langkah
yang sama untuk tipe NPN. Cukup pindahkan probe hitam ke terminal Basis
dan probe merah ke terminal Emitor serta memasukkan probe merah pada
terminal Colector.
Sedangkan dalam cara mengukur transistor menggunakan multimeter digital
kurang lebih sama dengan multimeter analog. Untuk multimeter digital cara
pengukurannya dilakukan secara terbalik dari multimeter analog. Mungkin
langkah yang berbeda hanyalah pada langkah awalnya. Jika langkah awal
pada transistor analog adalah memposisikan saklar pada posisi Ohm x1k
atau 10k, maka multimeter digital adalah mengatur posisi saklar pada posisi
dioda (Ohm x1k atau x100k). Pada prinsipnya multimeter digital ini memiliki
fungsi untuk mengukur dioda dan resistensi dalam saklar yang sama. Untuk
menentukan apakah transistor tersebut masih baik atau tidak, maka
tampilan pada multimeter digital harus menunjukan nilai Voltage tertentu.
Secara garis besar baik multimeter analog maupun multimeter digital tidak
mempunyai perbedaan yang signifikan.