A. KOMUNIKASI
1) Pengertian Komunikasi
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi. Taylor (1993)
mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang
menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi
penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga
mendapatkan pengetahuan.
Burgers (1988) mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna,
dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan
informasi dari pengirim pesan pada penerima pesan dalam komunikasi. Yuono (1985)
mengemukakan komunikasi adalah kegiatan yang mengajukan pengertian yang diinginkan
pengirim informasi pada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang
diinginkan penerima informasi. Intinya adalah komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampai berita, untuk
mengubah serta membentuk prilaku komunikan atau penerima berita (pola,
sikap,pandangan,dan pemahamannya) kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama
2) Komunikasi efektif
yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat
saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau
kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan perubahan sikap
pada orang yang terlihat dalam komunikasi.
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap,
pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal
secara baik.
dapat berupa informasi faktual, atau idea, hasil pemikiran ataupun ekspresi perasaan
participant. ( Steinberg, 2006)
- Komponen selanjutnya ialah encoding dan decoding.
a. Encoding merupakan proses transformasi pikiran dan ide-ide atau pesan kedalam
tanda-tanda verbal dan nonverbal.
b. Decoding ialah proses mengubah tanda verbal dan nonverbal kembali ke dalam
bentuk pesan.
Meaning, pesan memiliki dua jenis informasi:
1. content information: Informasi konten mengacu pada informasi factual tentangt topic
pesan.
2. relation information. Informasi relasi mengarah kepada bagaimana participant
memahami hubungan mereka.
Interpretation, pesan yang memiliki arti/maksud harus diinterpretasikan. Interpretasi
bergantung pada pemahaman sosial dan pemahaman individu. ( Steinberg, 2006)
4) Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri, dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
strategis dan tujuan praktis.
1. Tujuan strategis merupakan fungsi dari program yang dirancang dalam bentuk paket acara
atau paket modul. Fungsinya adalah:
a. Relay information. Sumber yang diperoleh kemudian diteruskan ke pihak lain secara
berantai.
b. Enable informed decision making. Informasi yang diperoleh memungkinkan untuk
pengambilan keputusan.
c. Promote healthy behavior. Informasi dapat digunakan untuk mempromosikan perilaku
kesehatan.
d. Promote peer information exchange. Mempromosikan pertukaran informasi
antarsesama.
e. Promote self-care. Mempromosikan kepedulian untuk diri sendiri.
f. Manage demand for health service. Mengatur permintaan akan layanan kesehatan.
2. Tujuan praktis menurut Taibi Kahler, digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pelatihan dan pendidikan, seperti berikut.
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif. Contohnya, praktis
berbicara, berpidato, memimpin rapat, berdialog, berdiskusi, bernegosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan dan
argumentasi.
b. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi. Contohnya, berkomunikasi yang
menyenangkan, berempati, berkomunikasi dengan kepercayaan diri, berkomunikasi
dengan membentuk kepercayaan publik dan pemberdayaan publik, membuat
pertukaran informasi atau gagasan menjadi menyenangkan, dan memberikan apresiasi
terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI
c. Postur tubuh
Setiap gerak gerik tubuh saat berbicara harus dikoordinasikan dengan kekuataan yang
meyakinkan orang.
6) Unsur Komunikasi
1. Sumber (Source)
Sumber merupakan salah satu unsur dari komunikasi. Kegiatan komuikasi yang terjadi
antar manusia selalu melibatkan pembuat atau pengirim informasi. Sumber ini dapat
disampaikan oleh satu orang dan juga dapat disampaikan dalam bentuk kelompok
(contoh: partai, organisasi atau lembaga). Sumber juga sering disebut dengan pengirim,
komunikator, atau dengan kata lain source, sender dan encoder.
2. Pesan (massage)
Unsur kedua dalam komunikasi adalah pesan. Dalam proses komunikasi, pesan adalah
suatu hal berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda yang
disampaikan oleh pengirim kepada penerima baik secara tatap muka atau langsung,
maupun melalui media komunikasi lainnya (contoh: televisi, telepon, koran). Pesan ini juga
dapat disebut dengan content.
3. Media (channel).
Unsur komunikasi berikutnya adalah media. Media dalam proses komunikasi merupakan
suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan dari sumber kepada
penerima. Bentuk dari media ini bermacam-macam
- Media antarpribadi, media ini berupa kurir, surat, maupun telepon.
- Media kelompok, ditujukan bagi kegiatan komunikasi yang diikuti oleh lebih dari 15
orang. Medianya dapat berupa rapat, seminar, dan konferensi.
- Media publik, media ini digunakan apabila komunikasi terjadi lebih dari 200 orang dan
dilakukan dalam rapat akbar.
- Media massa, merupakan salah satu contoh penyampaian komunikasi secara tidak
langsung. Karena dalam penyampaiannya, media ini menggunakan perantara berupa
alat seperti televisi, koran, dan radio.
Diantara bermacam-macam media yang digunakan dalam proses komunikasi, media yang
sangat penting dan dominan digunakan oleh manusia adalah pancaindera seperti mata
dan telinga.
4. Penerima.
Penerima merupakan pihak utama yang dijadikan sasaran pengiriman pesan oleh
narasumber. Oleh karena itu, penerima merupakan salah satu elemen penting dalam
proses komunikasi. Karena tanpa adanya penerima pesan, seseoorang yang
menyampaikan pesan tersebut tidak dapat dikatakan atau disebut sebagai narasumber.
Penerima dapat berjumlah satu orang atau lebih, dalam bentuk kelompok, partai, maupun
negara. Penerima dapat disebut juga dengan receiver.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI
5. Pengaruh (decoding).
Pengaruh merupakan perbedaan yang terjadi pada penerima sebelum dan setelah
menerima pesan. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan pola pemikiran, hal yang
dilakukan, maupun hal yang dirasakan baik dalam tingkah laku maupun pengetahuan. Oleh
karena itu, pengaruh juga dapat diartikan sebagai perubahan atau penguat keyakinan,
tindakan, dan sikap seseorang setelah menerima pesan.
6. Umpan Balik (feedback).
Umpan balik merupakan salah satu pengaruh yang berasal dari penerima. Dimana
penerima menanggapi pesan yang telah diberikan oleh narasumber. Bentuk dari umpan
balik ini akan berbeda-beda tergantung pada individu masing-masing penerima pesan,
apakah penerima setuju dengan pesan tersebut atau penerima memiliki pandangan lain
akan suatu pesan yang telah disampaikan.
7. Lingkungan.
Lingkungan merupakan unsur terakhir dalam proses komunikasi. Faktor pada lingungan
terbagi menjadi lingkungan psikologis, sosial budaya, fisik dan dimensi waktu. Faktor-
faktor ini merupakan salah satu faktor penentu yang secara tidak langsung berpengaruh
pada proses komunikasi.
8. Gangguan.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman mengenai pesan yang
disampaikan oleh narasumber kepada penerima disebut dengan hambatan. Hambatan ini
dapat berasal dari penyampaian pesan yang kurang jelas, ataupun penerima yang tidak
mendengarkan dengan baik. Gangguan juga disebut dengan istilah noise, dimana noise ini
terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. External noise, meliputi latar belakang pembicaraan, lingkungan sekitar, maupun
saluran yang digunnakan.
b. Internal noise, meliputi aspek psikologi maupun aspek semantik penerima. Dimana
contoh dari internal noise ini adalah suatu kata yang memiliki banyak arti/ambigu,
ataupun penerima yang didalam pemikirannya sedang memikirkan banyak masalah
senhingga pesan tidak tersampaikan dengan baik.
7) Fungsi Komunikasi
Komunikasi berfungsi sebagai informasi, pendidikan, dan untuk mendidik. Komunikasi
merupakan media untuk mentransformasikan ilmu. Informasi yang diberikan dapat berupa
materi tertulis, penjelasan verbal di kelas, atau berupa praktik. (Uripni dkk,2002)
Informasi diartikan sebagai berita yang sifatnya umum, sedangkan informasi massa
merupakan aktivitas pokok komunikasi yang mencakup kategori: pengawasan lingkungan,
tindakan kolerasi, transmisi warisan sosial, dan hiburan.
1. Pengawasan lingkungan
Pengawasan lingkungan menunjukan adanya kegiatan pengumpulkan dan distribusi
informasi mengenai kejadian yang berlangsung di lingkungan.
2. Tindakan kolerasi
Tindakan kolerasi meliputi kegiatan interpretasi informasi mengenai lingkungan untuk
berprilaku sebagai respon terhadap suatu peristiwa.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI
7. Komunikasi bersifat sistemik. Perpaduan antara sistem internal (segala yang dibawa
dalam berkomunikasi) dengan sistem eksternal (situasi lingkungan peserta komunikasi).
8. Semakin mirip latar belakang, semakin efektif komunikasi. SARA menjadi penentu
keefektifan komunikasi.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. Komunikasi dapat bersifat dua arah sekaligus,
contohnya saat dokter berbicara dengan pasien dan pasien menanggapinya dengan
anggukan.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. Komunikasi merupakan proses
yang berkesinambungan, dalam proses komunikasi, peserta komunikasi saling
bergantung dan saling memengaruhi.
11. Komunikasi bersifat irreversibel. Pesan atau informasi yang telah tersampaikan tidak
dapat dikendalikan atau dihilangkan pengaruhnya oleh penyampai pesan.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan masalah. Komunikasi bukanlah obat
untuk menyelesaikan masalah. Perlu tindakan lebih lanjut untuk menyatakan
manfaatnya.
c. Perilaku asertif adalah perilaku yang seharusnya dimiliki setiap individu. Perilaku asertif
tidak mementingkan kepentingan sendiri tetapi mementingkan kepentingan orang lain
juga tidak semena mena menahan diri dari intervensi orang lain. Perilaku asertif
mempunyai ciri seperti membuat permintaan kepada orang lain secara wajar tanpa
memerintah, mampu menolak permintaan orang lain, kontak mata wajar, serta intonasi
suara yang sedang. Sikap seperti ini seharusnya dimiliki setiap individu, agar proses
komunikasi dapat berjalan dengan baik.
3) Fungsi kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain
terhadap pesan verbal. Contohnya adalah saat seseorang mengatakan bagus terhadap
baju yang dipakai temannya padahal sebenarnya tidak, sambal memainkan handphone.
4) Fungsi komplemen, yaitu fungsi yang melengkapi dan memperkaya makna nonverbal.
Sebagai contoh, seseorang melambaikan tangan saat mengatakan “selamat jalan”.
5) Fungsi aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Sebagai
contoh, melihat jam tangan sebagai tanda waktu telah habis sehingga orang lain sadar
bahwa waktu telah habis.
Sedangan Leather membagi pesan non-verbal dalam tiga kategori utama yang saling
berhubungan yaitu:
a. pesan nonverbal visual yang meliputi kinesik, proksemik, dan artifaktual,
b. pesan nonverbal auditif yaitu paralinguistic
c. pesan nonverbal nonvisual dan nonauditif yaitu sentuhan, penciuman, dan telepatik.
c. Hambatan Teknis
Hambatan teknis merupakan hambatan yang disebabkan oleh lingkungan yang memberi
dampak pencegahan terhadap kelancaran proses komunikasi. Contohnya adalah saat
kita berada di lingkungan yang berisik atau bising, hal ini dapat menyebabkan orang
tidak mendengar jelas perkataan komunikator. Jadi sebagai komunikator kita harus
memiliki kejelasan artikulasi dan pengucapan, dan memilih tempat yang tepat untuk
memulai suatu komunikasi.
d. Hambatan Sosiologis
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai golongan dan lapisan dengan perbedaan
yang banyak. Perbedaan tersebut dapat berupa yang menimbulkan perbedaan dalam
statu sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, yang kesemuanya
dapat menjadi hambatan sosioliogis.
e. Hambatan Antropologis
Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam postur, warna
kulit, dan kebudayaan. Perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
f. Hambatan Bahasa
Bahasa yang digunakan biasanya memberikan petunjuk tentang perasaan-perasaan dan
motif yang terselebung. Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila
pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang
berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
Faktor bahasa yang digunakan seseorang secara verbal maupun nonverbal (bahasa
tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunkasi antara lain; perbedaan arti kata,
penggunaan istilah atau bahasa tertentu, dan penggunaan bahasa tubuh (nonverbal).
g. Hambatan Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses internal yang memungkinkan kita memilih atau
menilai sesuatu dan proses tersebut dapat mempengaruhi pikiran atau pandangan kita
terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Oleh karena
perbedaan persepsi inilah komunikasi efektif antar individu akan terhambat. Perbedaan
persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam
berkomunikasi salah satu faktor yang menghambat komunikasi.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI
h. Hambatan Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Media komunikasi didefinisikan sebagai alat perantara
yang sengaja dipilih komunikator untuk menghantarkan pesannya kepada komunikan.
Contoh hambatan media antara lain; Saat menulis surat, tulisannya luntur tidak terbaca,
atau selaku komunikan yang menonton televisi, namun gambarnya rusak tidak terlihat.
Hal itu menunjukkan gangguan pada saluran atau media yang digunakan.
mengingat apa yang memang mereka inginkan untuk diingat, walaupun sebenarnya
ia memahami isi pesan yang diterimanya.
c. Medium atau cara tertentu untu menyampaikan pesan, dengan tiga tipe utama
yaitu presentasional (contoh: suara, tubuh), representasional (contoh: buku, foto),
dan teknologikal (contoh: televisi). Yang menjadi sumbu dalam komunikasi
interpersonal adalah presentasional;
d. Channel (contoh : yang menghubungkan komunikator dan medium);
e. Kode (contoh: sistem makna tertentu yang dimiliki oleh kelompok);
f. Timbal balik.
Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi ada beberapa langkah yang harus dilalui agar
komunikasi interpersonal terjadi, yaitu:
a. Penentuan waktu bicara;
b. Mendengarkan;
c. Berbicara sesuai dengan konteks dan apa adanya.
13) Konseling
Konseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan saran, melakukan diskusi dan
pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya
seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor)
dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan
kemampuannya dalam pemecahan masalah.
Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dan elemen kunci
dari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya melakukan kegiatan
compounding dan dispensing saja, tetapi juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga
kesehatan lainnya dimana dijelaskan dalam konsep Pharmaceutical Care Dapat
disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan farmasi yang
mempunyai tanggung jawab etikal serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan
edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat.
Kegiatan konseling dapat diberikan atas inisiatif langsung dari apoteker mengingat
perlunya pemberian konseling karena pemakaian obat-obat dengan cara penggunaan
khusus, obat-obat yang membutuhkan terapi jangka panjang sehingga perlu memastikan
untuk kepatuhan pasien meminum obat. Konseling yang diberikan atas inisiatif langsung
dari apoteker disebut konseling aktif. Selain konseling aktif dapat juga konseling terjadi jika
pasien datang untuk berkonsultasi kepada apoteker untuk mendapatkan penjelasan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obat dan pengobatan, bentuk konseling
seperti ini disebut konseling pasif .
a. Tujuan dan Manfaat Konseling
- Tujuan Konseling
1) Meningkatkan keberhasilan terapi.
2) Memaksimalkan efek terapi.
3) Meminimalkan resiko efek samping.
4) Meningkatkan cost effectiveness.
5) Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi
- Tujuan Khusus
1) Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dengan pasien.
2) Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien.
3) Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obatnya.
4) Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya.
5) Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan.
6) Mencegah atau meminimalkan Drug Related Problem.
7) Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendir dalam
hal terapi.
8) Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan.
9) Membimbing dan mendidik pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat
mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien.
b. Manfaat Konseling bagi pasien yaitu:
menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan, Mendapatkan penjelasan tambahan
mengenai penyakitnya, Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri,
Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu. Menurunkan kesalahan
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI
Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap. Konseling dapat diberikan kepada pasien langsung atau melalui perantara.
Perantara yang dimaksud disini adalah keluarga pasien, pendamping pasien,
perawat pasien, atau siapa saja yang bertanggung jawab dalam perawatan pasien.
Pemberian konseling melalui perantara diberikan jika pasien tidak mampu mengenali obat-
obatan dan terapinya, pasien pediatrik, pasien geriatrik.
Pemberian konseling untuk pasien rawat jalan dapat diberikan pada saat pasien
mengambil obat di apotik, puskesmas dan di sarana kesehatan lain. Kegiatan ini bisa dilakukan di
counter pada saat penyerahan obat tetapi lebih efektif bila dilakukan di ruang khusus yang
disediakan untuk konseling. Pemilihan tempat konseling tergantung dari kebutuhan dan
tingkat kerahasian / kerumitan akan hal-hal yang perlu dikonselingkan ke pasien. Konseling
pasien rawat jalan diutamakan pada pasien yang :
1. Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan pengobatan jangka panjang. (Diabetes,
TBC, epilepsi, HIV/AIDS, dll )
2. Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu dan dengan cara pemakaian yang
khusus Misal : suppositoria, enema, inhaler, injeksi insulin
3. Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg khusus. Misal : insulin
4. Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang rumit, misalnya : pemakaian
kortikosteroid dengan tapering down
5. Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah, misalnya : geriatrik, pediatric
6. Mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit (digoxin, phenytoin, dll
7. Mendapatkan terapi obat-obatan dengan kombinasi yang banyak (polifarmasi).
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI
Konseling pada pasien rawat inap, diberikan pada saat pasien akan melanjutkan
terapi dirumah. Pemberian konseling harus lengkap seperti pemberian konseling pada
rawat jalan, karena setelah pulang dari rumah sakit pasien harus mengelola sendiri terapi
obat dirumah.
Beberapa penyebab dari ketidak patuhan pasien dalam penggunaan obat dapat
disebabkan karena faktor pasien sendiri maupun faktor-faktor yang lain:
1. Faktor Penyakit Keparahan atau stadium penyakit
2. Faktor Terapi Regimen pengobatan yang kompleks baik jumlah obat maupun jadwal
penggunaan obat.
3. Faktor Pasien Merasa kurang pemahaman mengenai keseriusan dari penyakit dan hasil
yang didapat jika tidak diobati.
Cara pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan:
1. Berkomunikasi dengan pasien
2. Informasi yang tepat
3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan Berkomunikasi dengan pasien:
a. Kepuasaan pasien dalam berkomunikasi cara berkomunikasi yang baik
(menumbuhkan pengertian betapa pentingnya pengobatan ini) Berkomunikasi
secara alamiah (ikut melibatkan pasien/ikut berpartisipasi) dalam berinteraksi dan
keputusan atau pemecahan masalah dibuat oleh pasien sendiri.
b. Komunikasi yang terbuka dan intensif Metode dalam berkomunikasi: verbal dan
non verbal Informasi yang tepat: Informasi berkaitan obat: kebenaran, instruksi
yang lengkap termasuk berapa banyak, kapan, berapa lama penggunaan obatnya
dan bagaimana jika obat lupa diminum.
Tahapan Konseling
1. Pembukaan konseling yang baik antara apoteker dan pasien dapat menciptakan
hubungan yang baik, sehingga pasien akan merasa percaya untuk memberikan
informasi kepada Apoteker. Apoteker harus memperkenalkan diri terlebih dahulu
sebelum memulai sesi konseling. Selain itu apoteker harus mengetahui identitas pasien
(terutama nama) sehingga pasien merasa lebih dihargai. Hubungan yang baik antara
apoteker dan pasien dapat menghasilkan pembicaraan yang menyenangkan dan tidak
kaku.
2. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah Pada sesi ini Apoteker
dapat mengetahui berbagai informasi dari pasien tentang masalah potensial yang
mungkin terjadi selama pengobatan. Pasien bisa merupakan pasien baru ataupun
pasien yang meneruskan pengobatan.
a. Diskusi dengan pasien baru Jika pasien masih baru maka Apoteker harus
mengumpulkan informasi dasar tentang pasien dan tentang sejarah pengobatan
yang pernah diterima oleh pasien tersebut.
b. Diskusi dengan pasien yang meneruskan pengobatan Pasien yang sudah pernah
mendapatkan konseling sebelumnya, sehingga Apoteker hanya bertugas untuk
memastikan bahwa tidak ada perubahan kondisi maupun pengobatan baru yang
diterima oleh pasien baik yang diresepkan maupun yang tidak diresepkan.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI
c. Mendiskusikan Resep yang baru diterima dan mendiskusikan perulangan obat dan
pengobatan.
3. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya.
4. Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh.
5. Menutup diskusi, dengan mengulang pernyataan dan mempertegasnya merupakan hal
yang sangat penting sebelum penutupkan sesi diskusi.
6. Follow-up diskusi
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna,
serta pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi dengan
harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan
perilakunya.
2. Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal yang paling baik
miliki setiap individu adalah sikap asertif yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu
menahan diri terhadap intervensi orang lain.
3. Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif harus memerhatikan syarat-syarat dalam
berkomunikasi antara lain: saling menghormati, empati, penyampaian jelas, dan rendah hati.
4. Dalam kehidupan tidak mungkin akan berkomunikasi dengan diri sendiri, tetapi juga perlu
berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi terdiri dari komunikasi intrapersonal,
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,
dan komunikasi interkultural.
5. Komunikasi yang dilakukan dengan juga pasti tidak akan selalu berjalan lancar, terdapat
berbagai hambatan yang mengharuskan pihak yang berkomunikasi mengondisikannya.
Hambatan dalam berkomunikasi dapat berasal dari pengirim pesan, penerima pesan,
lingkungan sekitar, maupun dari pesan itu sendiri.
6. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut
konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
7. Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan apoteker
sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan Apoteker dalam pelayanan
konseling mengalami perubahan model pendekatan dari pendekatan “Medical Model” menjadi
Pendekatan “Helping model”
8. Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.
Konseling dapat diberikan kepada pasien langsung atau melalui perantara.
9. Konseling dilakukan dengan seorang pasein harus ada dilandasi komunikasi verbal dan non
verbal.