Anda di halaman 1dari 18

BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

A. KOMUNIKASI
1) Pengertian Komunikasi
Beberapa ahli menyampaikan pengertian atau definisi komunikasi. Taylor (1993)
mengemukakan komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang
menimbulkan dan meneruskan makna atau arti, berarti dalam komunikasi terjadi
penambahan pengertian antara pemberi informasi dengan penerima informasi sehingga
mendapatkan pengetahuan.
Burgers (1988) mengemukakan komunikasi adalah proses penyampaian informasi, makna,
dan pemahaman dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Hal ini berarti penerusan
informasi dari pengirim pesan pada penerima pesan dalam komunikasi. Yuono (1985)
mengemukakan komunikasi adalah kegiatan yang mengajukan pengertian yang diinginkan
pengirim informasi pada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang
diinginkan penerima informasi. Intinya adalah komunikasi merupakan seni penyampaian
informasi (pesan, ide, sikap, atau gagasan) dari komunikator atau penyampai berita, untuk
mengubah serta membentuk prilaku komunikan atau penerima berita (pola,
sikap,pandangan,dan pemahamannya) kepola dan pemahaman yang dikehendaki bersama
2) Komunikasi efektif
yaitu komunikasi yang mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi efektif memungkinkan seseorang dapat
saling bertukar informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau
kelompok yang hasilnya sesuai dengan harapan
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu untuk menghasilkan perubahan sikap
pada orang yang terlihat dalam komunikasi.
Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang
disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap,
pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal
secara baik.

3) Pengertian Proses Komunikasi


- Proses komunikasi merupakan aktivitas mendasar bagi manusia sebagai makhluk sosial.
Setiap proses komunikasi diawali dengan adanya stimulus pada diri seseorang yang
ditangkap melalui panca indra. Stimulus tersebut diolah di otak berdasarkan
pengetahuan, pengalaman, selera dan kepercayaan yang dimiliki setiap individu. Stimulus
tersebut mengalami proses intelektual menjadi informasi. Informasi yang telah
dikomunikasikan disebut pesan.
- Thinking and Communication are Information. Proses berpikir merupakan proses
komunikasi yang kita kenal sebagai proses komunikasi intrapersonal di dalam proses
berpikir dan proses komunikasi menghasilkan informasi. (Wiryanto dalam buku
Pengantar Ilmu Komunikasi)
- Komponen dalam proses komunikasi ialah people, messages, encoding and decoding,
meaning, dan interpretation.
People, Individu/ manusia yang terlibat dalam proses komunikasi biasanya sebagai
pengirim pesan atau penerima pesan. Komunikasi berlangsung melalui pengirim dan
penerima pesan. Pesan memiliki konten yang disampaikan selama berkomunikasi. Konten
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

dapat berupa informasi faktual, atau idea, hasil pemikiran ataupun ekspresi perasaan
participant. ( Steinberg, 2006)
- Komponen selanjutnya ialah encoding dan decoding.
a. Encoding merupakan proses transformasi pikiran dan ide-ide atau pesan kedalam
tanda-tanda verbal dan nonverbal.
b. Decoding ialah proses mengubah tanda verbal dan nonverbal kembali ke dalam
bentuk pesan.
Meaning, pesan memiliki dua jenis informasi:
1. content information: Informasi konten mengacu pada informasi factual tentangt topic
pesan.
2. relation information. Informasi relasi mengarah kepada bagaimana participant
memahami hubungan mereka.
Interpretation, pesan yang memiliki arti/maksud harus diinterpretasikan. Interpretasi
bergantung pada pemahaman sosial dan pemahaman individu. ( Steinberg, 2006)

4) Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi kesehatan menurut Alo Liliweri, dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan
strategis dan tujuan praktis.
1. Tujuan strategis merupakan fungsi dari program yang dirancang dalam bentuk paket acara
atau paket modul. Fungsinya adalah:
a. Relay information. Sumber yang diperoleh kemudian diteruskan ke pihak lain secara
berantai.
b. Enable informed decision making. Informasi yang diperoleh memungkinkan untuk
pengambilan keputusan.
c. Promote healthy behavior. Informasi dapat digunakan untuk mempromosikan perilaku
kesehatan.
d. Promote peer information exchange. Mempromosikan pertukaran informasi
antarsesama.
e. Promote self-care. Mempromosikan kepedulian untuk diri sendiri.
f. Manage demand for health service. Mengatur permintaan akan layanan kesehatan.

2. Tujuan praktis menurut Taibi Kahler, digunakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pelatihan dan pendidikan, seperti berikut.
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi efektif. Contohnya, praktis
berbicara, berpidato, memimpin rapat, berdialog, berdiskusi, bernegosiasi,
menyelesaikan konflik, menulis, membaca, wawancara, menjawab pertanyaan dan
argumentasi.
b. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi. Contohnya, berkomunikasi yang
menyenangkan, berempati, berkomunikasi dengan kepercayaan diri, berkomunikasi
dengan membentuk kepercayaan publik dan pemberdayaan publik, membuat
pertukaran informasi atau gagasan menjadi menyenangkan, dan memberikan apresiasi
terhadap terbentuknya komunikasi yang baik.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

5) Syarat Penyampaian Komunikasi


Komunikasi adalah kegiatan yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Komunikasi
menjadi faktor penentu keutuhan hubungan antar makhluk. Komunikasi juga merupakan
keterampilan yang paling penting dalam hidup seseorang. Seseorang menghabiskan
sebagian besar jam disaat sadar dan bangun untuk berkomunikasi. Diperlukan keahlian
dalam berkomunikasi untuk mencapai komunikasi efektif. Untuk mengembangkannya,
setidaknya seseorang harus menguasai empat jenis ketrampilan dasar dalam berkomuniasi,
yaitu menulis, membaca dan mendengar serta berbicara.
Esensi dari komunikasi adalah merengkuh atau meraih. Sesungguhnya komunikasi
untuk meraih perhatian, kasih sayang, minat, kepeduliaan, simpati, tanggapan, dll. Adapun
syarat- syarat komunikasi yang efektif:
a. Saling menghormati
Syarat pertama dalam berkomunikasi adalah sikap menghargai setiap individu yang
menjadi sasaran pesan yang anda sampaikan. Sebab prinsip setiap manusia adalah ingin
dihargai dan dianggap penting.
b. Empati
Empati adalah perhatian dan kasih yang diwujudkan melalui tindakan. Empati juga
merupakan kemampuan seseorang untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu syarat utama dalam memiliki sikap empati
adalah kemampuan untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum
didengar atau dimengerti oleh orang lain. Rasa empati akan memampukan orang untuk
dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima
pesan menerimanya.
c. Dapat didengarkan (Audible)
Audible artinya dapt didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati orang harus
mendengarkan terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik,
maka audible artinya pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
d. Kejelasan (Clarity)
Selain pesan harus dapat dimengerti dengan baik, hal penting lainnya adalah kejelasan
dari pesan itu sendiri sehingga tidak menibulkan penafsiran yang berlainan.
e. Rendah Hati (Humble)
Sikap rendah hati adalah unsur yang terkait dengan syarat saling menghargai. Sikap
rendah hati adalah sikap yang penuh melayani, menghargai mau mendengar dan mau
menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui
kesalahan, dll.
Untuk membangun komunikasi yang efektif, berikut ini ada hal-hal yang sebaiknya
diperhatikan:
a. Kontak mata
Untuk menjadi orang yang mampu berkomunikasi efektif anda harus mampu menatap
lawan bicara dan mengambil jeda untuk memulai sebuah pembicaraan. Ini merupakan
salah satu cara yang membantu menciptakan kesan baik pada lawan bicara.
b. Ekspresi wajah
Wajah merupakan cermin kepribadian individu. Ekspresi wajah pikiran yang sedang
melintas pada diri seseorang.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

c. Postur tubuh
Setiap gerak gerik tubuh saat berbicara harus dikoordinasikan dengan kekuataan yang
meyakinkan orang.

6) Unsur Komunikasi
1. Sumber (Source)
Sumber merupakan salah satu unsur dari komunikasi. Kegiatan komuikasi yang terjadi
antar manusia selalu melibatkan pembuat atau pengirim informasi. Sumber ini dapat
disampaikan oleh satu orang dan juga dapat disampaikan dalam bentuk kelompok
(contoh: partai, organisasi atau lembaga). Sumber juga sering disebut dengan pengirim,
komunikator, atau dengan kata lain source, sender dan encoder.
2. Pesan (massage)
Unsur kedua dalam komunikasi adalah pesan. Dalam proses komunikasi, pesan adalah
suatu hal berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda yang
disampaikan oleh pengirim kepada penerima baik secara tatap muka atau langsung,
maupun melalui media komunikasi lainnya (contoh: televisi, telepon, koran). Pesan ini juga
dapat disebut dengan content.
3. Media (channel).
Unsur komunikasi berikutnya adalah media. Media dalam proses komunikasi merupakan
suatu alat yang digunakan untuk menyampaikan sebuah pesan dari sumber kepada
penerima. Bentuk dari media ini bermacam-macam
- Media antarpribadi, media ini berupa kurir, surat, maupun telepon.
- Media kelompok, ditujukan bagi kegiatan komunikasi yang diikuti oleh lebih dari 15
orang. Medianya dapat berupa rapat, seminar, dan konferensi.
- Media publik, media ini digunakan apabila komunikasi terjadi lebih dari 200 orang dan
dilakukan dalam rapat akbar.
- Media massa, merupakan salah satu contoh penyampaian komunikasi secara tidak
langsung. Karena dalam penyampaiannya, media ini menggunakan perantara berupa
alat seperti televisi, koran, dan radio.
Diantara bermacam-macam media yang digunakan dalam proses komunikasi, media yang
sangat penting dan dominan digunakan oleh manusia adalah pancaindera seperti mata
dan telinga.
4. Penerima.
Penerima merupakan pihak utama yang dijadikan sasaran pengiriman pesan oleh
narasumber. Oleh karena itu, penerima merupakan salah satu elemen penting dalam
proses komunikasi. Karena tanpa adanya penerima pesan, seseoorang yang
menyampaikan pesan tersebut tidak dapat dikatakan atau disebut sebagai narasumber.
Penerima dapat berjumlah satu orang atau lebih, dalam bentuk kelompok, partai, maupun
negara. Penerima dapat disebut juga dengan receiver.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

5. Pengaruh (decoding).
Pengaruh merupakan perbedaan yang terjadi pada penerima sebelum dan setelah
menerima pesan. Perbedaan ini dapat berupa perbedaan pola pemikiran, hal yang
dilakukan, maupun hal yang dirasakan baik dalam tingkah laku maupun pengetahuan. Oleh
karena itu, pengaruh juga dapat diartikan sebagai perubahan atau penguat keyakinan,
tindakan, dan sikap seseorang setelah menerima pesan.
6. Umpan Balik (feedback).
Umpan balik merupakan salah satu pengaruh yang berasal dari penerima. Dimana
penerima menanggapi pesan yang telah diberikan oleh narasumber. Bentuk dari umpan
balik ini akan berbeda-beda tergantung pada individu masing-masing penerima pesan,
apakah penerima setuju dengan pesan tersebut atau penerima memiliki pandangan lain
akan suatu pesan yang telah disampaikan.
7. Lingkungan.
Lingkungan merupakan unsur terakhir dalam proses komunikasi. Faktor pada lingungan
terbagi menjadi lingkungan psikologis, sosial budaya, fisik dan dimensi waktu. Faktor-
faktor ini merupakan salah satu faktor penentu yang secara tidak langsung berpengaruh
pada proses komunikasi.
8. Gangguan.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman mengenai pesan yang
disampaikan oleh narasumber kepada penerima disebut dengan hambatan. Hambatan ini
dapat berasal dari penyampaian pesan yang kurang jelas, ataupun penerima yang tidak
mendengarkan dengan baik. Gangguan juga disebut dengan istilah noise, dimana noise ini
terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. External noise, meliputi latar belakang pembicaraan, lingkungan sekitar, maupun
saluran yang digunnakan.
b. Internal noise, meliputi aspek psikologi maupun aspek semantik penerima. Dimana
contoh dari internal noise ini adalah suatu kata yang memiliki banyak arti/ambigu,
ataupun penerima yang didalam pemikirannya sedang memikirkan banyak masalah
senhingga pesan tidak tersampaikan dengan baik.

7) Fungsi Komunikasi
Komunikasi berfungsi sebagai informasi, pendidikan, dan untuk mendidik. Komunikasi
merupakan media untuk mentransformasikan ilmu. Informasi yang diberikan dapat berupa
materi tertulis, penjelasan verbal di kelas, atau berupa praktik. (Uripni dkk,2002)
Informasi diartikan sebagai berita yang sifatnya umum, sedangkan informasi massa
merupakan aktivitas pokok komunikasi yang mencakup kategori: pengawasan lingkungan,
tindakan kolerasi, transmisi warisan sosial, dan hiburan.
1. Pengawasan lingkungan
Pengawasan lingkungan menunjukan adanya kegiatan pengumpulkan dan distribusi
informasi mengenai kejadian yang berlangsung di lingkungan.
2. Tindakan kolerasi
Tindakan kolerasi meliputi kegiatan interpretasi informasi mengenai lingkungan untuk
berprilaku sebagai respon terhadap suatu peristiwa.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

3. Transmisi warisan sosial


Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi tentang pengetahuan, nilai, norma
sosial dari satu generasi ke generasi lain.
4. Hiburan
Hiburan berdasarkan aktivitas pokok kegiatannya adalah tindakan komunikatif yang
mempunyai tujuan untuk menghibur.
Pendidikan merupakan sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap melalui komunikasi. Mendidik adalah upaya mengubah sikap dan perilaku negatif dan
positif, dari yang belum tahu menjadi tahu. Dalam hal ini fungsi komunikasi menitikberatkan
pada proses penyampaiannya. (Uripni dkk,2002)

8) Faktor yang Berperan dalam Komunikasi


Ada berbagai faktor yang memengaruhi kualitas komunikasi dan hubungan antara pasien dan
tenaga kesehatan, yaitu:
1. Faktor persamaan, seperti usia, jenis kelamin, disabilitas, etnisitas, dan agama.
2. Faktor sosial, yaitu apakah antara pasien dan tenaga kesehatan terjalin hubungan yang
baik atau tidak.
3. Kemampuan dalam berkomunikasi, termasuk kapasitas intelektual, bahasa, rasa empati,
kemampuan dalam menangani emosi.
4. Berbagai pengalaman baik atau buruk dalam pemberian atau penerimaan pelayanan
kesehatan.
5. Kemampuan dalam berkomunikasi nonverbal, seperti kontak mata, gerak tubuh, ekspresi
wajah, nada suara, sentuhan, kedekatan, serta tanda-tanda atau isyarat.
6. Fokus dan berkonsentrasi saat berkomunikasi.
7. Bersikap profesional.
8. Lingkungan yang mendukung dan nyaman, misalnya tersedianya tempat duduk pada
tempat pelayanan kesehatan, tidak ada hal-hal yang sifatnya mengganggu.

Ada 12 prinsip komunikasi, yaitu :


1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik. Simbol atau lambang merupakan salah satu
kebutuhan manusia yang digunakan untuk menunjukkan maksud kepada orang lain.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi. Manusia adalah makhluk sosial, manusia
membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya dengan cara berkomunikasi.
Sulit bagi seseorang menghentikan komunikasi.
3. Komunikasi memiliki dimensi isi dan dimensi hubungan. Dimensi isi yaitu
makna/muatan/isi yang ingin disampaikan kepada pihak lain. Dimensi hubungan adalah
bagaimana cara orang menyampaikan dimensi isi, seperti nada bicara, gerak tubuh.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan. Komunikasi dapat terjadi
sekalipun orang tidak menginginkannya.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu. Topik bahasan tertentu lazim
dibicarakan pada tempat maupun waktu tertentu pula.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Komunikasi memerlukan tata krama
berdasarkan lawan bicara, sehingga harus diprediksi sikap yang harus dilakukan.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

7. Komunikasi bersifat sistemik. Perpaduan antara sistem internal (segala yang dibawa
dalam berkomunikasi) dengan sistem eksternal (situasi lingkungan peserta komunikasi).
8. Semakin mirip latar belakang, semakin efektif komunikasi. SARA menjadi penentu
keefektifan komunikasi.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial. Komunikasi dapat bersifat dua arah sekaligus,
contohnya saat dokter berbicara dengan pasien dan pasien menanggapinya dengan
anggukan.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional. Komunikasi merupakan proses
yang berkesinambungan, dalam proses komunikasi, peserta komunikasi saling
bergantung dan saling memengaruhi.
11. Komunikasi bersifat irreversibel. Pesan atau informasi yang telah tersampaikan tidak
dapat dikendalikan atau dihilangkan pengaruhnya oleh penyampai pesan.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan masalah. Komunikasi bukanlah obat
untuk menyelesaikan masalah. Perlu tindakan lebih lanjut untuk menyatakan
manfaatnya.

9) Sikap dan Berperilaku dalam Berkomunikasi


Di era modern seperti sekarang ini banyak individu yang tidak dapat berkomunikasi
secara baik. Perbedaan sikap dan perilaku seseorang yang mempengaruhinya sehingga dalam
berkomunikasi hasil yang di dapat tentunya berbeda beda. Dalam dunia kesehatan,
seharusnya komunikasi dijalin dengan baik, antara tenaga kesehatan haruslah saling
berkomunikasi agar hasil kerja yang di dapat akan maksimal. Untuk itu, pembelajaran
komunikasi kesehatan sangatlah diperlukan agar nantinya antara tenaga kesehatan dapat
berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi akan berjalan efektif jika antara penerima dan penyampai pesan saling
memahami satu sama lain. Menurut Rogers dan Kincaid (2004:19) “Komunikasi adalah suatu
proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi
terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba kepada saling pengertian”. Sikap dan
berperilaku dalam komunikasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu verbal (Bahasa lisan dan tertulis)
dan non verbal (isyarat, gerak, dan ekspresi).
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi secara verbal yang dibagi menjadi 3 yaitu agresif, pasif dan asertif.
a. Perilaku agresif dalam berkomunikasi adalah mempertahankan sikap dan pendapat,
tidak memperdulikan orang lain, dan menginginkan hasil akhir sebagai pemenang
dalam komunikasi. Sikap dan berperilaku agresif mempunyai ciri seperti dalam
berkomunikasi terlalu dominan dalam menyuruh atau memerintah orang lain, kontak
mata cenderung tegas dan melotot, intonasi tinggi dalam berbicara.
b. Perilaku pasif dalam berkomunikasi berlawanan dengan agresif, pasif adalah perilaku
menghindari konflik dengan lawan bicara, cenderung diam demi kelancaran
berkomunikasi, mengorbankan kepentingan pribadi yang bisa saja lebih penting dari
kepentingan komunikasi tersebut. Sikap pasif dalam berkomunikasi mempunyai ciri
seperti cenderung menyimpan keinginan dalam hati, tidak mampu menolak
permintaan orang lain, menghindari kontak mata dengan lawan bicara, intonasi suara
rendah hamper tidak terdengar.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

c. Perilaku asertif adalah perilaku yang seharusnya dimiliki setiap individu. Perilaku asertif
tidak mementingkan kepentingan sendiri tetapi mementingkan kepentingan orang lain
juga tidak semena mena menahan diri dari intervensi orang lain. Perilaku asertif
mempunyai ciri seperti membuat permintaan kepada orang lain secara wajar tanpa
memerintah, mampu menolak permintaan orang lain, kontak mata wajar, serta intonasi
suara yang sedang. Sikap seperti ini seharusnya dimiliki setiap individu, agar proses
komunikasi dapat berjalan dengan baik.

Komunikasi verbal sangat dipengaruhi beberapa factor yaitu denotativeand connotative


meaning (kemaknaan), vocabulary (perbedaankata), pacing (kecepatan), intonation (nada
suara), clarity dan brevity (kejelasan dan keringkasan), dan timing and relevance (waktu
dan relevansi). Kemaknaan dari kata, kalimat, atau bahasa yang digunakan seseorang
menjadi hal yang sangat relevan untuk dikaji dan dimengerti oleh orang yang sedang
melakukan proses komunikasi verbal. Sebab bisa jadi satu kata akan mengandung beribu
makna. Ada beberapa unsur penting dalam komunikasi verbal, yaitu:
a. Bahasa
Pada dasarnya bahasa adalah suatu system lambang yang memungkinkan orang berbagi
makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang dipergunakan adalah bahasa
verbal entah lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik. Bahasa suatu bangsa atau
suku berasal dari interaksi dan hubungan antara warganya satu sama lain.
b. Kata
Kata merupakan inti lambang terkecil dalam bahasa. Kata adalah lambang yang
melambangkan atau mewakili sesuatu hal, entah orang, barang, kejadian, atau keadaan.
Jadi, kata itu bukan orang, barang, kejadian, atau keadaan sendiri. Makna kata tidak ada
pada pikiran orang. Tidak ada hubungan langsung antara kata dan hal. Yang
berhubungan langsung hanyalah kata dan pikiran orang.
Fungsi komunikasi verbal
Secara garis besar fungsi komunikasi Verbal ada dua fungsi terhadap masyarakat dan fungsi
terhadap individu. Menurut Lasswell dan Wright ada empat fungsi sosial, yaitu:
1) Pengawasan lingkungan.
2) Korelasi antarbagian dalam masyarakat terhadap lingkungannya.
3) Sosialisasi.
4) Hiburan.

2. Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang merupakan isyarat dan bukan berupa kata-
kata. Penyampaian isyarat tersebut dapat melewati indera lain seperti mata, alis, tangan,
dagu, dll. Menurut Mark L. Knapp (1972: 9-12), komunikasi non verbal memiliki lima fungsi.
1) Fungsi repetisi, yaitu fungsi mengulang pesan yang telah disampaikan oleh pesan
verbal. Contohnya adalah saat mengatakan “ya” lalu kepala mengangguk.
2) Fungsi subtitusi, yaitu fungsi menggantikan lambing-lambang verbal. Sebagai contoh,
melambaikan tangan untuk mengatakan “tidak”.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

3) Fungsi kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain
terhadap pesan verbal. Contohnya adalah saat seseorang mengatakan bagus terhadap
baju yang dipakai temannya padahal sebenarnya tidak, sambal memainkan handphone.
4) Fungsi komplemen, yaitu fungsi yang melengkapi dan memperkaya makna nonverbal.
Sebagai contoh, seseorang melambaikan tangan saat mengatakan “selamat jalan”.
5) Fungsi aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Sebagai
contoh, melihat jam tangan sebagai tanda waktu telah habis sehingga orang lain sadar
bahwa waktu telah habis.

Duncan mengklasifikasikan non verbal menjadi enam jenis, yaitu:


a. kinesthetic atau gerak tubuh
b. paralinguistic atau suara
c. proksemik atau penggunaan jarak dan ruangan social
d. olfaksi atau penciuman
e. sensitivitas kulit
f. artifaktural seperti pakaian dan kosmetik.

Sedangan Leather membagi pesan non-verbal dalam tiga kategori utama yang saling
berhubungan yaitu:
a. pesan nonverbal visual yang meliputi kinesik, proksemik, dan artifaktual,
b. pesan nonverbal auditif yaitu paralinguistic
c. pesan nonverbal nonvisual dan nonauditif yaitu sentuhan, penciuman, dan telepatik.

10) Hambatan dalam Komunikasi


Hambatan dalam berkomunikasi seringkali terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur
yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Menurut
Shannon dan Weaver (1949) gangguan dalam berkomunikasi terjadi jika terdapat
intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi
tidak dapat berlangsung secara efektif. Hambatan dalam komunikasi dapat berupa :
a. Hambatan Fisik
Hambatan fisik adalah hambatan yang berupa gangguan fisik, biasanya terjadi pada
penderita tuna rungu, tuna wicara, atau tuna netra. Dalam hal ini, komunikan dan
komunikator harus memaksimalkan penggunaan panca inderanya agar tidak terjadi
miskomunikasi. Misalnya,seorang penderita tuna rungu bisa menggunakan gerakan
tangan dan gerakan mulut untuk berkomunikasi.
b. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis adalah hambatan yang berhubungan dengan psikis manusia.
Hambatan ini dibagi menjadi empat, yaitu:
1) Prasangka:
prasangka dalam komuniksai berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap orang
lain, adanya prasangka ini dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi.
2) Perbedaan kepentingan atau interest:
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

perbedaan ini dapat menyebabkan seseorang selektif terhadap pesan yang


diperhatikan.
3) Motivasi:
Motivasi melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan
dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan sesuatu (why doing
something). Semakin sesuai sebuah isi pesan komuniksai massa dengan motivasi
komunikan, maka semakin besar pesan dapat diterima komunikan, dan sebaliknya.
(Gerungan, 1983)
4) Stereotip :
memberikan label kepada seseorang mengenai watak orang tersebut berdasarkan
keterangan-keterangan yang kurang lengkap, bersifat negatif, dan subjektif.

c. Hambatan Teknis
Hambatan teknis merupakan hambatan yang disebabkan oleh lingkungan yang memberi
dampak pencegahan terhadap kelancaran proses komunikasi. Contohnya adalah saat
kita berada di lingkungan yang berisik atau bising, hal ini dapat menyebabkan orang
tidak mendengar jelas perkataan komunikator. Jadi sebagai komunikator kita harus
memiliki kejelasan artikulasi dan pengucapan, dan memilih tempat yang tepat untuk
memulai suatu komunikasi.
d. Hambatan Sosiologis
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai golongan dan lapisan dengan perbedaan
yang banyak. Perbedaan tersebut dapat berupa yang menimbulkan perbedaan dalam
statu sosial, agama, ideologi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, yang kesemuanya
dapat menjadi hambatan sosioliogis.
e. Hambatan Antropologis
Hambatan ini terjadi karena perbedaan pada diri manusia seperti dalam postur, warna
kulit, dan kebudayaan. Perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh
pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
f. Hambatan Bahasa
Bahasa yang digunakan biasanya memberikan petunjuk tentang perasaan-perasaan dan
motif yang terselebung. Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila
pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang
berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan.
Faktor bahasa yang digunakan seseorang secara verbal maupun nonverbal (bahasa
tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunkasi antara lain; perbedaan arti kata,
penggunaan istilah atau bahasa tertentu, dan penggunaan bahasa tubuh (nonverbal).
g. Hambatan Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses internal yang memungkinkan kita memilih atau
menilai sesuatu dan proses tersebut dapat mempengaruhi pikiran atau pandangan kita
terhadap sesuatu. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda. Oleh karena
perbedaan persepsi inilah komunikasi efektif antar individu akan terhambat. Perbedaan
persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam
berkomunikasi salah satu faktor yang menghambat komunikasi.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

h. Hambatan Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari
komunikator kepada khalayak. Media komunikasi didefinisikan sebagai alat perantara
yang sengaja dipilih komunikator untuk menghantarkan pesannya kepada komunikan.
Contoh hambatan media antara lain; Saat menulis surat, tulisannya luntur tidak terbaca,
atau selaku komunikan yang menonton televisi, namun gambarnya rusak tidak terlihat.
Hal itu menunjukkan gangguan pada saluran atau media yang digunakan.

Hambatan ditinjau dari komponennya dibagi menjadi :


1. Hambatan yang berasal dari pengirim
Hambatan yang berasal dari pengirim biasanya terjadi akibat adanya permasalah dari
individu yang akan menyampaikan pesan, seperti :
a. Kurang kepercayaan diri
Tidak adanya percaya diri menimbulkan keraguan dan terkadang menyebabkan
sesorang menjadi kehilangan ide pesan yang ingin disampaikannya. Jika pemberi
pesan ragu dalam menyampaikan komunikasinya, maka si penerima informasi juga
akan menjadi lebih ragu lagi dalam menerima informasi tersebut.
b. Tidak terampil menyampaikan pesan
Dalam menyampaikan komunikasi sesorang harus pandai dalam menyampaikan
pesannya. Komunikator harus menyampaikan informasi secara logis, sistematis dan
tidak membingungkan. Komunikator juga harus pandai memilih kata-kata yang
mudah dipahami dalam berkomunikasi.
c. Komunikator cenderung menyampaikan pesan untuk satu orang
Dalam berkomunikasi dengan banyak orang, perlu diperhatikan bahwa
komunikator tidak boleh terlihat hanya meyampaikan pesan untuk satu orang. Hal
ini bisa terlihat dari gestur, tatapan mata dan bahasa tubuh komunikator
2. Hambatan yang berasal dari penerima
Hambatan disini lebih kepada hambatan dari penerimaan. Ada beberapa hambatan
yang terjadi pada si penerima pesan sehingga komunikasi tidak berjalan dengan lancar.
Hambatan yang berasal dari penerima dapat berupa :
a. Selective attention
Selective attention merupakan fenomena di mana seseorang menempatkan
perhatiannya bukan pada yang seharusnya dia perhatikan saat itu. Hal ini karena
biasanya seseorang hanya menaruh perhatian atau mau mendengar apa yang
disukainya atau dikehendakinya saja.
b. Selective perception
Selective perception merupakan tindakan sesorang yang cenderung selalu
memandang masalah atau informasi seperti pengalamannya. Seseorang cenderung
menafsirkan sesuatu sesuai dengan pengalaman pribadi yang mungkin pernah
dihadapinya
c. Selective retention
Selective retention maksudnya adalah bahwa komunikan tidak mengingat informasi
yang telah diberikan kepadanya, padahal sebenarnya ia telah mengerti dan
memahami apa isi dari informasi yang diberikan kepadanya. Pendengar cenderung
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

mengingat apa yang memang mereka inginkan untuk diingat, walaupun sebenarnya
ia memahami isi pesan yang diterimanya.

3. Hambatan yang berasal dari pesan


Hambatan dalam berkomunikasi juga dapat timbul dari informasi atau pesan yang ingin
disampaikan. Dalam hal ini, Hambatan tersebut dapat timbul dari faktor seperti :
a. Isi pesan yang sangat kompleks Jumlah pesan yang terlalu banyak dan
membingungkan dapat menjadi hambatan dalam komunikasi. Dalam
menyampaikan komunikasi yang kompleks, sebaiknya tidak dilakukan hanya
dengan berbicara, tapi harus juga disampaikan melalui penyampaian visual, seperti
gambar atau rekaman.
b. Isi pesan yang berisi berita duka atau mengecewakan
Dalam kasus ini, komunikator harus tetap menyampaikan informasi yang berisi
berita duka atau mengecewakan dengan penyampaian yang menunjukkan rasa
empati. Sebab pesan yang berisi berita duka merupakan informasi yang sensitif dan
tidak mudah untuk diterima oleh pendengar.

11) Komunikasi Interpersonal dan Pada Situasi Khusus


Komunikasi terdiri dari berbagai macam, yakni: komunikasi intrapersonal, komunikasi
interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan
komunikasi intercultural.
1. Komunikasi Interpersonal
Dalam kehidupan sehari-hari semua aspek tidak lepas dari komunikasi untuk
memenuhi tujuannya. Begitu pula dalam bidang kesehatan. Agar mendapatkan hasil
yang maksimal komunikasi harus dijalankan dengan baik.
Dalam buku Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal karangan Agus M.
Hardjana, komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antar dua atau
beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung, dan
penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula. Sedangkan
dalam buku Health Communication karya Renata Schiavo, komunikasi interpersonal
adalah proses dimana informasi, makna, dan perasaan dibagikan oleh orang-orang
melalui pesan verbal dan non-verbal. Menurut R. Wayne Pace (1979), komunikasi
antar pribadi atau communication interpersonal merupakan proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka dimana pengirim dapat
menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan
menanggapi secara langsung. Studi tentang komunikasi interpersonal memiliki sejarah
yang panjang. Seperti yang tercatat oleh Hargie dan Dickson, esai tertua yang
ditemukan (ditulis ekitar 3000 tahun sebelum masehi) terdiri dari saran untuk
berbicara secara efektif di depan publik.
Untuk menyesuaikan dengan definisinya, agar komunikasi interpersonal dapat
dilakukan perlu ada beberapa hal yang harus ada, yaitu:
a. Adanya dua orang atau lebih (contoh sumber dan penerima);
b. Pesan (konten dari komunikasi);
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

c. Medium atau cara tertentu untu menyampaikan pesan, dengan tiga tipe utama
yaitu presentasional (contoh: suara, tubuh), representasional (contoh: buku, foto),
dan teknologikal (contoh: televisi). Yang menjadi sumbu dalam komunikasi
interpersonal adalah presentasional;
d. Channel (contoh : yang menghubungkan komunikator dan medium);
e. Kode (contoh: sistem makna tertentu yang dimiliki oleh kelompok);
f. Timbal balik.
Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi ada beberapa langkah yang harus dilalui agar
komunikasi interpersonal terjadi, yaitu:
a. Penentuan waktu bicara;
b. Mendengarkan;
c. Berbicara sesuai dengan konteks dan apa adanya.

2. Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal


adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator
sendiri antara diri sendiri dengan suatu subyek yang tidak tampak (misalkan Tuhan).
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu
dalam proses simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal
yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk
komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses
psikologis, seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya
komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika
orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri
dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada
dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu
ungkapan ataupun objek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam
upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri
dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan
kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan
siapa diri kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana
kita membangun pemahaman diri pribadi ini
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu
pada identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri
adalah konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita
yang berbeda beda (multiple selves).
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

13) Konseling
Konseling berasal dari kata counsel yang artinya memberikan saran, melakukan diskusi dan
pertukaran pendapat. Konseling adalah suatu kegiatan bertemu dan berdiskusinya
seseorang yang membutuhkan (klien) dan seseorang yang memberikan (konselor)
dukungan dan dorongan sedemikian rupa sehingga klien memperoleh keyakinan akan
kemampuannya dalam pemecahan masalah.
Konseling pasien merupakan bagian tidak terpisahkan dan elemen kunci
dari pelayanan kefarmasian, karena Apoteker sekarang ini tidak hanya melakukan kegiatan
compounding dan dispensing saja, tetapi juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga
kesehatan lainnya dimana dijelaskan dalam konsep Pharmaceutical Care Dapat
disimpulkan bahwa pelayanan konseling pasien adalah suatu pelayanan farmasi yang
mempunyai tanggung jawab etikal serta medikasi legal untuk memberikan informasi dan
edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat.
Kegiatan konseling dapat diberikan atas inisiatif langsung dari apoteker mengingat
perlunya pemberian konseling karena pemakaian obat-obat dengan cara penggunaan
khusus, obat-obat yang membutuhkan terapi jangka panjang sehingga perlu memastikan
untuk kepatuhan pasien meminum obat. Konseling yang diberikan atas inisiatif langsung
dari apoteker disebut konseling aktif. Selain konseling aktif dapat juga konseling terjadi jika
pasien datang untuk berkonsultasi kepada apoteker untuk mendapatkan penjelasan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan obat dan pengobatan, bentuk konseling
seperti ini disebut konseling pasif .
a. Tujuan dan Manfaat Konseling
- Tujuan Konseling
1) Meningkatkan keberhasilan terapi.
2) Memaksimalkan efek terapi.
3) Meminimalkan resiko efek samping.
4) Meningkatkan cost effectiveness.
5) Menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi
- Tujuan Khusus
1) Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dengan pasien.
2) Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien.
3) Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obatnya.
4) Membantu pasien untuk mengatur dan menyesuaikan dengan penyakitnya.
5) Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan.
6) Mencegah atau meminimalkan Drug Related Problem.
7) Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendir dalam
hal terapi.
8) Mengerti permasalahan dalam pengambilan keputusan.
9) Membimbing dan mendidik pasien dalam menggunakan obat sehingga dapat
mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu pengobatan pasien.
b. Manfaat Konseling bagi pasien yaitu:
menjamin keamanan dan efektifitas pengobatan, Mendapatkan penjelasan tambahan
mengenai penyakitnya, Membantu dalam merawat atau perawatan kesehatan sendiri,
Membantu pemecahan masalah terapi dalam situasi tertentu. Menurunkan kesalahan
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

penggunaan obat, Meningkatkan kepatuhan dalam menjalankan terapi, Menghindari


reaksi obat yang tidak diinginkan, Meningkatkan efektivitas & efisiensi biaya
kesehatan.
c. Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan
apoteker sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan
Apoteker dalam pelayanan konseling mengalami perubahan model pendekatan dari
pendekatan “Medical Model” menjadi Pendekatan “Helping model”

Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien
rawat inap. Konseling dapat diberikan kepada pasien langsung atau melalui perantara.
Perantara yang dimaksud disini adalah keluarga pasien, pendamping pasien,
perawat pasien, atau siapa saja yang bertanggung jawab dalam perawatan pasien.
Pemberian konseling melalui perantara diberikan jika pasien tidak mampu mengenali obat-
obatan dan terapinya, pasien pediatrik, pasien geriatrik.
Pemberian konseling untuk pasien rawat jalan dapat diberikan pada saat pasien
mengambil obat di apotik, puskesmas dan di sarana kesehatan lain. Kegiatan ini bisa dilakukan di
counter pada saat penyerahan obat tetapi lebih efektif bila dilakukan di ruang khusus yang
disediakan untuk konseling. Pemilihan tempat konseling tergantung dari kebutuhan dan
tingkat kerahasian / kerumitan akan hal-hal yang perlu dikonselingkan ke pasien. Konseling
pasien rawat jalan diutamakan pada pasien yang :
1. Menjalani terapi untuk penyakit kronis, dan pengobatan jangka panjang. (Diabetes,
TBC, epilepsi, HIV/AIDS, dll )
2. Mendapatkan obat dengan bentuk sediaan tertentu dan dengan cara pemakaian yang
khusus Misal : suppositoria, enema, inhaler, injeksi insulin
3. Mendapatkan obat dengan cara penyimpanan yg khusus. Misal : insulin
4. Mendapatkan obat-obatan dengan aturan pakai yang rumit, misalnya : pemakaian
kortikosteroid dengan tapering down
5. Golongan pasien yang tingkat kepatuhannya rendah, misalnya : geriatrik, pediatric
6. Mendapatkan obat dengan indeks terapi sempit (digoxin, phenytoin, dll
7. Mendapatkan terapi obat-obatan dengan kombinasi yang banyak (polifarmasi).
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

Konseling pada pasien rawat inap, diberikan pada saat pasien akan melanjutkan
terapi dirumah. Pemberian konseling harus lengkap seperti pemberian konseling pada
rawat jalan, karena setelah pulang dari rumah sakit pasien harus mengelola sendiri terapi
obat dirumah.
Beberapa penyebab dari ketidak patuhan pasien dalam penggunaan obat dapat
disebabkan karena faktor pasien sendiri maupun faktor-faktor yang lain:
1. Faktor Penyakit Keparahan atau stadium penyakit
2. Faktor Terapi Regimen pengobatan yang kompleks baik jumlah obat maupun jadwal
penggunaan obat.
3. Faktor Pasien Merasa kurang pemahaman mengenai keseriusan dari penyakit dan hasil
yang didapat jika tidak diobati.
Cara pendekatan dalam meningkatkan kepatuhan:
1. Berkomunikasi dengan pasien
2. Informasi yang tepat
3. Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan Berkomunikasi dengan pasien:
a. Kepuasaan pasien dalam berkomunikasi cara berkomunikasi yang baik
(menumbuhkan pengertian betapa pentingnya pengobatan ini) Berkomunikasi
secara alamiah (ikut melibatkan pasien/ikut berpartisipasi) dalam berinteraksi dan
keputusan atau pemecahan masalah dibuat oleh pasien sendiri.
b. Komunikasi yang terbuka dan intensif Metode dalam berkomunikasi: verbal dan
non verbal Informasi yang tepat: Informasi berkaitan obat: kebenaran, instruksi
yang lengkap termasuk berapa banyak, kapan, berapa lama penggunaan obatnya
dan bagaimana jika obat lupa diminum.

Tahapan Konseling
1. Pembukaan konseling yang baik antara apoteker dan pasien dapat menciptakan
hubungan yang baik, sehingga pasien akan merasa percaya untuk memberikan
informasi kepada Apoteker. Apoteker harus memperkenalkan diri terlebih dahulu
sebelum memulai sesi konseling. Selain itu apoteker harus mengetahui identitas pasien
(terutama nama) sehingga pasien merasa lebih dihargai. Hubungan yang baik antara
apoteker dan pasien dapat menghasilkan pembicaraan yang menyenangkan dan tidak
kaku.
2. Diskusi untuk mengumpulkan informasi dan identifikasi masalah Pada sesi ini Apoteker
dapat mengetahui berbagai informasi dari pasien tentang masalah potensial yang
mungkin terjadi selama pengobatan. Pasien bisa merupakan pasien baru ataupun
pasien yang meneruskan pengobatan.
a. Diskusi dengan pasien baru Jika pasien masih baru maka Apoteker harus
mengumpulkan informasi dasar tentang pasien dan tentang sejarah pengobatan
yang pernah diterima oleh pasien tersebut.
b. Diskusi dengan pasien yang meneruskan pengobatan Pasien yang sudah pernah
mendapatkan konseling sebelumnya, sehingga Apoteker hanya bertugas untuk
memastikan bahwa tidak ada perubahan kondisi maupun pengobatan baru yang
diterima oleh pasien baik yang diresepkan maupun yang tidak diresepkan.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

c. Mendiskusikan Resep yang baru diterima dan mendiskusikan perulangan obat dan
pengobatan.
3. Diskusi untuk mencegah atau memecahkan masalah dan mempelajarinya.
4. Memastikan pasien telah memahami informasi yang diperoleh.
5. Menutup diskusi, dengan mengulang pernyataan dan mempertegasnya merupakan hal
yang sangat penting sebelum penutupkan sesi diskusi.
6. Follow-up diskusi

Aspek konseling yang harus disampaikan kepada pasien


1. Deskripsi dan kekuatan obat Apoteker harus memberikan informasi kepada pasien
mengenai:
a. Bentuk sedian dan cara pemakaiannya.
b. Nama dan zat aktif yang terkandung didalamnya.
c. Kekuatan obat (mg/g).
2. Jadwal dan cara penggunaan Penekanan dilakukan untuk obat dengan instruksi khusus
seperti ”minum obat sebelum makan”, ”jangan diminum bersama susu” dan lain
sebagainya. Kepatuhan pasien tergantung pada pemahaman dan perilaku sosial
ekomoninya.
3. Mekanisme kerja obat Apoteker harus mengetahui indikasi obat, penyakit/gejala yang
sedang diobati sehingga Apoteker dapat memilih mekanisme mana yang harus
dijelaskan, ini disebabkan karena banyak obat yang multi-indikasi. Penjelasan harus
sederhana dan ringkas agar mudah dipahami oleh pasien
4. Dampak gaya hidup Banyak regimen obat yang memaksa pasien untuk mengubah gaya
hidup. Apoteker harus dapat menanamkan kepercayaan pada pasien mengenai
manfaat perubahan gaya hidup untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
5. Penyimpanan Pasien harus diberitahukan tentang cara penyimpanan obat terutama
obat-obat yang harus disimpan pada temperatur kamar, adanya cahaya dan lain
sebagainya. Tempat penyimpanan sebaiknya jauh dari jangkauan anak-anak.
6. Efek potensial yang tidak diinginkan Apoteker sebaiknya menjelaskan mekanisme atau
alasan terjadinya toksisitas secara sederhana. Penekanan penjelasan dilakukan
terutama untuk obat yang menyebabkan perubahan warna urin, yang menyebabkan
kekeringan pada mukosa mulut, dan lain sebagainya. Pasien juga diberitahukan
tentang tanda dan gejala keracunan.

Evaluasi kegiatan pelayanan kefarmasian ditujukan untuk mengukur kemampuan dalam


pelayanan dan mencari upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan. Evaluasi dalam
konseling obat terdiri dari dua kegiatan, yaitu:
1. Evaluasi Kegiatan Pelayanan Bertujuan untuk melihat kapasitas pelayanan dan
meningkatkan kinerja petugas yang memberikan konseling (konselor).
2. Evaluasi Kepatuhan Pasien Dalam Pengobatan. Kegiatan ini lebih bersifat pengamatan
pada masing-masing pasien.
BAHAN MATA KULIAH KOMUNIKASI

KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan mengenai komunikasi kesehatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. komunikasi merupakan penyampaian informasi yang berisi ide, perasaan, perhatian, makna,
serta pikiran yang diberikan oleh pengirim informasi kepada penerima informasi dengan
harapan si penerima pesan menggunakan informasi tersebut untuk mengubah sikap dan
perilakunya.
2. Komunikasi terdiri dari komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal yang paling baik
miliki setiap individu adalah sikap asertif yaitu tidak menang sendiri dan tidak terlalu
menahan diri terhadap intervensi orang lain.
3. Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif harus memerhatikan syarat-syarat dalam
berkomunikasi antara lain: saling menghormati, empati, penyampaian jelas, dan rendah hati.
4. Dalam kehidupan tidak mungkin akan berkomunikasi dengan diri sendiri, tetapi juga perlu
berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi terdiri dari komunikasi intrapersonal,
komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,
dan komunikasi interkultural.
5. Komunikasi yang dilakukan dengan juga pasti tidak akan selalu berjalan lancar, terdapat
berbagai hambatan yang mengharuskan pihak yang berkomunikasi mengondisikannya.
Hambatan dalam berkomunikasi dapat berasal dari pengirim pesan, penerima pesan,
lingkungan sekitar, maupun dari pesan itu sendiri.
6. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut
konselor/pembimbing) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli)
yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.
7. Prinsip dasar konseling adalah terjadinya kemitraan atau korelasi antara pasien dengan apoteker
sehingga terjadi perubahan perilaku pasien secara sukarela. Pendekatan Apoteker dalam pelayanan
konseling mengalami perubahan model pendekatan dari pendekatan “Medical Model” menjadi
Pendekatan “Helping model”
8. Pemberian konseling ditujukan baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap.
Konseling dapat diberikan kepada pasien langsung atau melalui perantara.
9. Konseling dilakukan dengan seorang pasein harus ada dilandasi komunikasi verbal dan non
verbal.

Anda mungkin juga menyukai