Anda di halaman 1dari 11

BAB IV.

HASIL KEGIATAN USAHA

A. Kondisi Umum Kegiatan Usaha


Usaha budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang (Betta sp.) yang
dilakukan di kostan sebagai tambahan income bagi siswa SMK, khususnya siswa
jurusan Agribisnis Perikanan SMKN 4 Metro berawal pada bulan Desember tahun
2017 dimana pertama kali siswa melakukan praktik tentang pemijahan ikan hias
cupang (Betta sp.) yang dilakukan di Ruang Praktik Siswa (RPS) jurusan
Agribisnis Perikanan SMKN 4 Metro, yang beralamatkan di Jl. Letjend. R.
Soeprapto, Kelurahan Margodadi, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro, Kode
Pos 34121, Provinsi Lampung.
Pemilihan ikan hias cupang (Betta sp.) sebagai materi praktik dilakukan
karena ikan hias cupang sendiri cukup banyak diminati oleh masyarakat yang
berada di Provinsi Lampung maupun masyarakat Luar Provinsi Lampung, bahkan
seluruh masyarakat di Indonesia sehingga dirasakan memiliki peluang pasar yang
cukup menjanjikan.
Pada saat itu, wadah yang digunakan untuk budidaya ikan hias cupang
(Betta sp.) hanya berupa baskom plastik sebagai tempat pemijahan ikan dan
akuarium sebagai wadah atau tempat pembesaran. Pemeliharaan induk dilakukan
menggunakan wadah soliter yang berupa botol kaca atau akuarium kecil dengan
kapasitas satu soliter berisikan satu individu (ikan cupang).
Selain membudidayakan dan memproduksi sendiri ikan hias cupang (Betta
sp.), Sementara ini jurusan Agribisnis Perikanan SMKN 4 Metro juga menjalin
kerja sama dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) “BETTA 13”
yang beralamatkan di Kampong Totokaton, Jalan Raya Punggur – Metro, Km 9,
Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung dalam hal
memperoleh indukan ikan hias cupang ataupun saat terjadi kekurangan stok ikan
hias cupang yang siap jual, dimana permintaan pasar sedang meningkat.

20
B. Sistem Penjualan
Ikan hias cupang (Betta sp.) yang sudah siap jual atau dipasarkan
biasanya dipasarkan dengan cara Offline dan Online.

1. Pemasaran Sistem Off Line


Pemasaran Sistem Off Line adalah sistem pemasaran yang selama ini
sering digunakan oleh para penjual dan pembeli pada umumnya, yaitu dengan
cara calon pembeli datang langsung ketempat penjual untuk melakukan proses
transaksi jual beli.

Gambar 6. Pemasaran / Penjualan Sistem Offline

Umumnya calon pembeli dapat langsung melihat dan memilih ikan yang
diinginkan, kemudian penjual melakukan pelayanan dengan cara dibungkus
(packing) secara sederhana menggunakan plastik packing. Sehingga
memudahkan pembeli untuk membawa pulang ikan yang telah dibeli.
Calon pembeli untuk Sistem Pemasaran Off Line kebanyakan adalah
pedagang pengecer maupun penghobi ikan hias yang bertempat tinggal di provinsi
Lampung, sehingga pemasarannya pun hanya terbatas di satu wilayah saja.

21
2. Pemasaran Sistem On Line
Pemasaran Sistem On Line adalah sistem pemasaran yang selama ini
jarang digunakan oleh para penjual dan pembeli pada umumnya, yaitu dengan
cara calon pembeli dapat memesan barang yang akan dibeli tanpa harus datang
langsung ketempat penjual untuk melakukan proses transaksi jual beli.

Gambar 7. Pemasaran / Penjualan Sistem Online

Seperti namanya, On Line. Sistem pemasaran atau transaksi jual beli


dilakukan secara On Line, yaitu calon pembeli dapat memesan barang (dalam hal
ini ikan hias cupang) hanya dengan melihat dan memilih gambar atau foto yang
telah diunggah oleh penjual di pasar On Line, sebagai contoh seperti group –
group jual beli atau pecinta ikan hias cupang yang ada di Facebook dengan alamat
link (https://www.facebook.com/groups/KomunitasCupangHias/), yang hingga
saat ini tercatat memiliki 118.430 anggota dan tidak menutup kemungkinan akan
terus bertambah disetiap waktunya.

22
Gambar 8. Tampilan salah satu group jual beli atau pecinta ikan hias cupang
yang ada di Facebook

Setelah melihat dan memilih gambar atau foto, calon pembeli akan segera
menghubungi sang penjual melalui inbox di akun Facebook ataupun no telepon
yang dicantumkan pada foto yang diunggah untuk melalukan proses transaksi.
Transaksi dilakukan dengan sistem transfer tunai melalui no. rekening bank. Dan
setelah uang sudah dipastikan masuk, maka penjual harus segera melakukan
proses pengiriman ikan. Sebelum dikirim, ikan harus dipacking terlebih dahulu
sesuai standarisasi pengiriman jarak jauh.
Standar pokok pengiriman ikan jarak jauh, khususnya ikan hias cupang
adalah dengan cara ikan dibungkus menggunakan plastik packing yang
dirangkap 2 (dua) kali dan ditutup menggunakan kertas, kemudian disusun
kedalam box yang terbuat dari sterofom dan dilapisi kertas kardus. Standar
pokok ini wajib diperlukan untuk meminimalisir kematian ikan selama proses
pengiriman.

23
Gambar 9. Standar packing pengirimanan sistem Online

Setelah ikan selesai dipacking, barulah ikan siap untuk dikirim. Untuk
pengiriman di wilayah Indonesia umumnya dapat menggunakan jasa pengiriman
seperi POS, TIKI, JNE, dan sebagainnya yaitu dengan cara paket yang berisi
ikan hias cupang diantarkan ke kantor jasa pengiriman, atau pegawai jasa
pengiriman diminta untuk menjemput paket yang akan dikirimkan.
Cakupan pemasaran dengan sistem online pun tidak terbatas hanya di
lampung saja, akan tetapi dapat mencakup seluruh wilayah di Indonesia bahkan
hingga keluar negeri. Untuk pengiriman ke luar negeri dapat menggunakan jasa
transhipper. Banyak transhipper untuk pengiriman ikan hias keluar negeri, salah
satunya adalah Joty Betta Gallery dan dikelola oleh Joty Atmadjaja yang lebih
dikenal sebagai bapak cupang Indonesia.

24
C. Analisa Usaha
“Kegiatan Budidaya dan Pemasaran Online Ikan Hias Cupang (Betta sp.)”

1. Asumsi Usaha
Asumsi yang digunakan dalam kegiatan usaha budidaya dan pemasaran
online ikan hias cupang (Betta sp.) adalah sebagai berikut:
a. Modal 10 Pasang Induk Ikan Cupang
b. Lahan/tempat milik sendiri, atau lahan mes/kostan yang bukan merupakan
lahan yang harus dibayarkan perbulan untuk kegiatan usaha
c. Jumlah tenaga kerja 1 atau paling banyak 2 orang
d. Satu kali periode produksi berlangsung selama 2 bulan
e. Indukan ikan cupang bisa dipijahkan hingga 5 kali proses pemijahan
f. Umur teknis sarana produksi bisa digunakan hingga 3 tahun

2. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada saat dimulainya
kegiatan produksi (Alma, 2000). Rincian biaya yang dikeluarkan dalam usaha
budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang (Betta sp.) dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 1. Biaya investasi usaha budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang
(Betta sp.)

Uraian Umur Satuan Harga Jumlah Biaya


Teknis (Unit) Satuan Harga Penyusutan
(Bulan) (Rp) (Rp) Perbulan
(Rp)
Induk Ikan Cupang 36 10 50.000 500.000 13.900
Kolam 36 5 50.000 250.000 6.950
Pendederan/Pembesaran
Baskom Pemijahan dan 36 10 5.000 50.000 1.400
Penetasan
Bak Plastik 36 2 15.000 30.000 850
Ember Plastik 36 2 10.000 20.000 550
Akuarium Besar/Tendon Air 36 2 75.000 150.000 4.150
Botol Soliter (Kaca) 36 100 5.000 500.000 13.900
Botol Soliter (Plastik) 36 500 100 50.000 1.400
Akuarium Soliter 36 20 10.000 200.000 5.550
Serokan/Skopnet 36 5 10.000 50.000 1.400
Aerator 36 1 50.000 50.000 1.400
Total 1.850.000 51.450

25
3. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan pada setiap periode dan
jumlahnya tidak berubah - ubah baik pada saat aktivitas produksi berjalan maupun
pada saat aktivitas produksi sedang terhenti. Biaya tetap pula disebutkan sebagai
penyusutan per periode (Alma, 2000).

Tabel 2. Biaya tetap usaha budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang
(Betta sp.) dalam satu siklus budidaya.

Uraian Jumlah Harga Satuan Periode Produksi Jumlah Biaya


(Rp) (Bulan) (Rp)
Biaya Penyusutan 51.450 2 102.900
Gaji Pegawai 2 orang 200.000 2 800.000
Biaya Listrik 1 unit 50.000 2 100.000
Total 1.002.900

4. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan selama satu periode/siklus
produksi yang diperuntukkan dalam proses pelaksanaan suatu kegiatan usaha
budidaya (Alma, 2000).

Tabel 3. Biaya variabel usaha budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang
(Betta sp.) dalam satu siklus budidaya

Harga Satuan Jumlah Harga


Uraian Jumlah
(Rp) (Rp)
Pakan Udang / Fengli 1 kg 20.000 20.000
Pakan PF 500 1 kg 20.000 20.000
Artemia 2 sendok makan 35.000 70.000
Cacing sutra 2 gayang 50.000 100.000
Plastik packing 7 x 20 1 pack 35.000 35.000
Plastik packing 30 x 50 1 pack 35.000 35.000
Total 280.000

5. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah total semua biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
produksi suatu usaha (Alma, 2000). Biaya produksi usaha budidaya dan
pemasaran online ikan hias cupang (Betta sp.) diketahui dengan menjumlahkan
biaya tetap dengan biaya variabel.

26
Biaya produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 1.002.900 + Rp. 280.000
= Rp. 1.282.900

6. Pendapatan
Asumsi Hasil Produksi dan Penjualan:
 1 (satu) pasang indukan ikan cupang yang baik dan cukup umur
biasanya dapat menghasilkan anakan hingga 300 ekor per periode
produksi.
 Asumsi tingkat kematian (mortalitas) 40%, sehingga rata - rata
anakan yang dihasilkan untuk 1 (satu) pasang indukan cupang per
periode produksi adalah 180 ekor. Maka untuk 10 (sepuluh) pasang
induk cupang yang dipijahkan per periode produksi akan
menghasilkan anakan ikan cupang sebanyak 1.800 ekor.
 Asumsi nisbah kelamin anakan cupang adalah jantan (55%) dan
betina (50%), maka jumlah anakan ikan cupang jantan adalah 990
ekor. Sedangkan jumlah anakan ikan cupang betina adalah 810 ekor.
 Dari jumlah anakan ikan cupang jantan dan betina diambil masing –
masing 10% yang memiliki kualitas baik (bentuk tubuh, keindahan
warna) untuk dijual dengan sistem penjualan online, baru sisanya
dijual secara offline.
 Jumlah anakan jantan berkualitas online sebanyak 99 ekor dan
jumlah anakan betina berkualitas online sebanyak 81 ekor.
Sedangkan jumlah anakan jantan kualitas standar offline sebanyak
891 ekor dan jumlah anakan betina kualitas standar offline sebanyak
ekor 729.
 Harga jual anakan ikan cupang
 Sistem penjualan online
 Jantan Rp. 20.000/ekor
 Betina Rp. 10.000/ekor

27
 Sistem penjualan offline
 Jantan Rp. 2.000/ekor
 Betina Rp. 1.000/ekor
 Pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan sistem online dan
offline untuk satu kali periode produksi adalah sebagai berikut:
 Sistem penjualan online
 Jantan Rp. 20.000 x 99 = Rp. 1.980.000
 Betina Rp. 10.000 x 81 = Rp. 810.000
 Pendapatan = Rp. 2.790.000
 Sistem penjualan offline
 Jantan Rp. 2.000 x 891 = Rp. 1.782.000
 Betina Rp. 1.000 x 729 = Rp. 729.000
 Pendapatan = Rp. 2.511.000

Total pendapatan yang diperoleh dari usaha budidaya dan


pemasaran online ikan hias cupang (Betta sp.) diketahui dengan
menjumlahkan pendaapatan penjualan sistem online dengan pendapatan
penjualan sistem offline, yaitu:

Total pendapatan = sistem online + sistem offline


= Rp. 2.790.000 + Rp. 2.511.000
= Rp. 5.301.000

7. Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya
produksi yang dikeluarkan (Alma, 2000).

Keuntungan = Pendapatan hasil penjualan – Biaya produksi


= Rp. 5.301.000 – Rp. 1.282.900
= Rp. 4.018.100

28
8. Benefit cash ratio (B/C ratio)
Benefit cash ratio adalah perbandingan antara penerimaan yang diperoleh
dengan biaya produksi yang dikeluarkan (Alma, 2000).

B/C = Keuntungan hasil penjualan / Biaya produksi


= Rp. 4.018.100 / Rp. 1.282.900
= 3,13

Artinya, setiap Rp. 1 yang dikeluarkan untuk biaya produksi akan


menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 3,13. Sehingga usaha budidaya dan
pemasaran online ikan hias cupang (Betta sp.) ini sangat layak untuk diusahakan.

9. Analisis titik impas / Break Event Point (BEP)


Analisis titik impas adalah jumlah unit produksi atau jumlah penerimaan
pada saat modal usaha yang dikeluarkan telah terbayar (Alma, 2000). Nilai titik
impas dari suatu usaha budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang (Betta
sp.) selama 1 siklus produksi untuk penjualan produk berupa anakan ikan hias
cupang.

 BEP harga anakan cupang:


= Total biaya produksi / jumlah anakan cupang yang dijual
= Rp. 1.282.900 / 1.800 ekor.
= Rp. 713

 BEP produksi anakan cupang:


= Total biaya produksi / rata - rata harga jual anakan cupang
= Rp. 1.282.900 / Rp. 8250
= 156 ekor

29
Artinya usaha budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang (Betta sp.)
dengan produk penjualan berupa anakan ikan hias cupang akan mencapai titik
impas pada saat menjual larva dengan harga Rp. 713/ekor atau pada saat
memproduksi anakan sebanyak 156 ekor.

10. Payback Period (PP)


Payback periode (PP) merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan modal yang telah dikeluarkan (Alma, 2000).

PP = Biaya Investasi / Keuntungan


= 1.850.000 / Rp. 4.018.100
= 0,5

Artinya usaha budidaya dan pemasaran online ikan hias cupang (Betta sp.)
akan kembali modalnya dalam jangka waktu 0,5 siklus atau kurang lebih setelah 1
bulan dari waktu pertama kali melakukan penjualan hasil produksi.

30

Anda mungkin juga menyukai